Penerapan Strategi Pembelajaran dalam Pembinaan Mental siswa SLB Negeri Pembina Tingkat Nasional Malang

2. Penerapan Strategi Pembelajaran dalam Pembinaan Mental siswa SLB Negeri Pembina Tingkat Nasional Malang

Berhasil tidaknya tujuan pembelajaran tergantung bagaimana cara seorang guru menerapkan strategi membelajaran kepada anak didik dengan tepat. Maka dalam hal penerapan strategi pembelajaran, guru Pendidikan Agama Islam di SLB Negeri Pembina Tingkat Nasional Malang menerapkan berbagai macam komponen Strategi pembelajaran.

Berdasarkan hasil wawancara yang berkaitan dengan strategi pembelajaran, ibu Aminah selaku guru Agama di SLB Negeri Pembina Malang memaparkan bahwa:

“ eee…, bagi seorang guru itu, kemampuan menyusun strategi pembelajaran merupakan modal utama dalam merencanakan kegiatan pembelajaran secara sistematis. Apa yang akan diajarkannya bukan saja relevan dengan kebutuhan peserta didik dan tujuan pembelajaran. Melainkan juga harus dapat dikuasai, “ eee…, bagi seorang guru itu, kemampuan menyusun strategi pembelajaran merupakan modal utama dalam merencanakan kegiatan pembelajaran secara sistematis. Apa yang akan diajarkannya bukan saja relevan dengan kebutuhan peserta didik dan tujuan pembelajaran. Melainkan juga harus dapat dikuasai,

dan bervariasi, ya…lebih-lebih di SLB mbak…. 66

Hal ini senada dengan yang dipaparkan oleh pak Teguh selaku kepala sekolah: “Bagi seorang pengelola program pendidikan, kemampuan

menyusun strategi pembelajaran sangat bermanfaat dalam menetapkan materi pembelajaran, media dan fasilitas yang dibutuhkan serta menyarankan penggunaan metode pembelajaran yang lebih tepat kepada guru. Sedangkan bagi guru sebagai pengembang pembelajaran, kemampuan tersebut ibaratnya itu sebagai tulang punggung dalam menyusun bahan ajar atau

membuat model pembelajaran” 67

Seperti yang dikatakan oleh informan bahwasannya strategi pembelajaran itu mempunyai beberapa komponen, hal ini dimaksudkan agar pembelajaran itu bisa berlangsung secara efektif dan efisien. Urutan kegiatan pembelajaran dalam menyampaikan materi, pemilihan metode dan media yang tepat itu berpengaruh terhadap tercapainya tujuan pembelajaran, berdasarkan apa yang dikatakan oleh ibu Aminah:

“…dalam strategi pembelajaran itu terkandung beberapa komponen utama. komponen utama yang pertama, yaitu urutan kegiatan pembelajaran, maksutnya urutan kegiatan guru dalam menyampaikan isi pelajaran kepada peserta didik, nah…dalam komponen ini terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir. Komponen Utama yang Kedua, yaitu metode pembelajaran, yang biasanya terdiri atas berbagai macam metode yang dapat digunakan dalam setiap langkah pada urutan kegiatan pembelajaran. Setiap langkah tersebut mungkin tidak hanya menggunakan satu atau beberapa metode saja, tetapi biasanya sering menggunakan lebih dari satu metode. Sebab gini mbak...metode pembelajaran itu harus mampu mengantarkan peserta didik mencapai tujuan pembelajaran dengan cara-cara yang tepat sehingga memberi kemudahan peserta didik dalam

66 Ibid 66 Ibid

cetak dan non cetak..sedangkan yang terakhir adalah waktu” 68

a. Urutan kegiatan pembelajaran Berdasarkan hasil dari penjelasan informan dapat diketahui bahwa komponen urutan pembelajaran yang dilakukan oleh guru Pendidikan Agama Islam di SLB Negeri Pembina Malang terdiri dari pendahuluan, inti dan penutup pembelajaran. Seperti kegiatan pembelajaran pada umumnya

b. Memilih dan Menetapkan Metoda pembelajaran Sebagai strategi atau cara yang digunakan oleh guru untuk mencapai tujuan pembelajaran, salah satunya dengan memilih dan menetapkan metode yang tepat. Metode pembelajaran yang digunakan oleh guru agama islam di SLB Negeri Pembina Malang terdiri dari berbagai jenis. Setiap metode pembelajaran mempunyai kelebihan dan kekurangan, sehingga tidak ada satu metodepun yang dapat dikatakan lebih baik dari metode lainnya.sebagaimana yang diungkapkan oleh bapak teguh:

“ …satu hal yang harus diingat sehubungan dengan penggunaan metode pembelajaran, bahwa tidak satupun metode yang efektif untuk semua mata pelajaran. Setiap metode pada dasarnya akan efektif hanya untuk materi atau tujuan tertentu, oleh karena itu dalam kegiatan pembelajaran, pemilihan metode menjadi sangat “ …satu hal yang harus diingat sehubungan dengan penggunaan metode pembelajaran, bahwa tidak satupun metode yang efektif untuk semua mata pelajaran. Setiap metode pada dasarnya akan efektif hanya untuk materi atau tujuan tertentu, oleh karena itu dalam kegiatan pembelajaran, pemilihan metode menjadi sangat

Dalam memilih suatu metode yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran, terlebih dahulu harus mengetahui kelebihan dan kekurangan masing-masing metode, selain itu juga harus mengetahui tujuan yang akan dicapai, jenis materi, dan kondisi dari masing-masing anak didik. Seperti yang diungkapkan oleh bu Aminah:

“Penerapannya ya seperti apa yang biasa dilakukan oleh guru- guru lain mbak…, biasanya saya sebelum melakukan kegiatan pembelajaran itu yang harus kita ketahui terlebih dahulu adalah memilih metode dan media yang tepat mbak,sesuai dengan materi yang akan saya berikan, soalnya gini mbak….,kalau metodenya itu-itu aja pasti anak-anak itu cepet bosan, lha wong di sekolah umum aja kalau dikasih ceramah tok.., wah…bisa-bisa gurunya yang ngomong sendiri mbak, apalagi kalau di sekolah SLB, pasti guruny ndak direken, mengingat memang kondisi siswa di SLB itu kan lain ya

mbak…, 70

Bu Aminah sebagai guru PAI menjabarkan dalam menetapkan langkah-langkah utamanya dalam mengajar dan membimbing siswa dalam pembinaan mental, menggunakan berbagai macam metode, seperti:

1) Metode Ceramah Metode ceramah juga digunakan oleh guru Pendidikan Agama Islam di SLB Negeri Pembina Malang, tapi disertai dengan langsung praktek. Hal ini dimaksudkan agar kegiatan pembelajaran bisa berjalan dengan efektif. Berdasarkan hasil pengamatan

dikelas,

penggunaan

metode ceramah

69 Ibid 69 Ibid

“….kalau saya menggunakan ceramah tok, anak-anak kan ndak bisa, ya..ada pendekatan.., misalnya dibawa kelapangan

ditunjukkan, langsung dipraktekkan, biasanya setelah diterangkan kita coba dulu baru setelah itu langsung dipraktekkan misalnya anak dibawah ke musholah sana. Jadi saya

langsung

menggunakan metodenya campuran mbak…” 71

2) Metode keteladanan Menurut Bu Aminah bahwa seorang pendidik dianggap sebagai contoh yang terbaik menurut pandangan anak-anak bahkan terkadang anak itu menjadikan figure guru untuk ditirunya dalam segala tindak tanduknya. penanaman nilai keagamaan dengan keteladanan berari pendidikan dengan memberikan contoh, baik itu berupa tingkah laku, tuturkata dan cara berfikir. Oleh sebab itu seorang pendidik memang dijadikan contoh atau teladan yang baik kepada anak didik, agar ditiru dan di laksanakan,

“…...kemudian saya juga menggunakan metode pemberian contoh atau teladan, nah…guru itu kan digugu dan ditiru, maka dari itu apa yang saya lakukan nanti pastinya akan ditiru oleh anak-anak, misalnya dalam bertutur kata, perbuatan, dll. Oleh sebab itu guru agama itu mempunyai kepribadian yang dapat mencerminkan ajaran agama, seperti apa yang diajarkan kepada anak didiknya.”

3) Metode Pembiasaan

Upaya penanaman pembiasaan ini sangat baik erat kaitannya dengan pembentukan moral dan perkembangan jiwa keagamaan anak didik, oleh sebab itu untuk membina agar anak didik mempunyai sifat terpuji tidaklah mungkin dengan penjelasan saja, akan tetapi perlu membiasakannya untuk melakukan hal-hal yang baik dengan harapan nantinya anak didik akan mempunyai sifat-sifat yang terpuji dan menjauhi sifat-sifat yang tercela. Kebiasaan yang dilakukan terus menerus itulah yang membuat anak cenderung melakukan perbuatan yang baik dan meninggalkan yang kurang bai, oleh sebab itu guru PAI di SLB negeri Pembina malang menerapkan pembiasaan secara continue dalam artian melatih dan membimbing siswa secara terus menerus sampai tujuannya bisa tercapai.

“…Kalau pembiasaan misalnya saja setiap kali awal pelajaran selaku membaca bismilah, jadi bukan hanya waktunya agama saja, kita biasakan setiap kali mulai pelajaran itu anak dibiasakan membaca bismilah nah seperti ini dipapan ada tulisannya bismilah, nah.. hal seperti itu sangat membantu sekali, jadi setiap hari anak dibiasakan membaca agar bisa terlati terutama pada

kelas B. Jadi latihan-latihan keagamaan yang menyangkut tentang ibadah seperti sholat, berdoa mengaji, sopan santun, semuanya itu harus dibiasakan mulai sejak dini, sehingga lama kelamaan akan tumbuh rasa senang atau terbiasa dengan aktifitas tersebut tanpa

ada rasa terbebani sedikitpun….” 72

Hal ini senada dengan yang dipaparkan oleh bapak Teguh:

“Kepercayaan kepada Allah SWT dan agama pada umumnya tumbuh melalui latihan dan pembiasaan sejak dini, dengan kata lain pembiasaan dalam pendidikan pada anak sangat penting, terutama pembentukan pribadi akhlak daa agama pada umumnya, karena pembiasaan- pembiasaan akan memasukkan unsure-unsur positif dalam pribadi anak yang sedang tumbuh, semakin “Kepercayaan kepada Allah SWT dan agama pada umumnya tumbuh melalui latihan dan pembiasaan sejak dini, dengan kata lain pembiasaan dalam pendidikan pada anak sangat penting, terutama pembentukan pribadi akhlak daa agama pada umumnya, karena pembiasaan- pembiasaan akan memasukkan unsure-unsur positif dalam pribadi anak yang sedang tumbuh, semakin

keagamaan anak” 73

4) Metode Nasehat dan cerita Menurut bu Aminah bahwa metode bercerita dengan menunjukkan fakta-fakta kebenaran itu merupakan sebuah metode yang mempunyai daya tarik yang menyentuh perasaan.

“…..kan anak-anak itu gini mbak.., cenderung kalau pada kelas B cenderung anaknya mungkin lo mbak selama ini yang saya lihat, mengambil barang punya temannya, nah..yang seperti ini penanganannya saya agak kesulitan, terus biasanya kalau yang besar-besar, seperti yang SMP-SMP e……e..,kasarannya pacaran itu lho mbak, kan anak yang seperti itu juga punya keinginan sama seperti anak normal, memang kan masanya SMP-SMA seperti itu jadi walaupun dikasih tahu, dinasehati, tapi sulitnya minta ampun. Jadi nasehat itu walaupun anak-anak jarang ngreken ya mbak.. tapi selalu saya lakukan, nanti lama kelamaan mereka akan nurut mbak.., memang anak SLB itu lama mbak..kalau dalam menerima reaksi. Sebab gini…ya, nasehat itu jika disampaikan secara baik akan besar pengaruhnya pada perkembangan psikologi anak. Biasanya saya kalau memberikan nasehat itu saya masukkan cerita-cerita yang ada hubungannya dengan nasehat yang saya berikan pada anak-anak, kan banyak sekali mbak cerita- cerita yang mengandung nasehat, pelajaran yang dapat diambil hikmahnya. metode nasehat itu dapat mendorong anak-anak agar nantinya bisa menuju akhlak yang baik, bisa tau o….kalau melakukan hal-hal yang jelek itu nantinya begini…kalau melakukan hal-hal yang baik itu nantinya begini…,jadi anak-anak itu kita bimbing agar mereka mengambil hikmah dari apa yang diperbuatnya.kita juga ndak langsung nglpas gitu aja “…..kan anak-anak itu gini mbak.., cenderung kalau pada kelas B cenderung anaknya mungkin lo mbak selama ini yang saya lihat, mengambil barang punya temannya, nah..yang seperti ini penanganannya saya agak kesulitan, terus biasanya kalau yang besar-besar, seperti yang SMP-SMP e……e..,kasarannya pacaran itu lho mbak, kan anak yang seperti itu juga punya keinginan sama seperti anak normal, memang kan masanya SMP-SMA seperti itu jadi walaupun dikasih tahu, dinasehati, tapi sulitnya minta ampun. Jadi nasehat itu walaupun anak-anak jarang ngreken ya mbak.. tapi selalu saya lakukan, nanti lama kelamaan mereka akan nurut mbak.., memang anak SLB itu lama mbak..kalau dalam menerima reaksi. Sebab gini…ya, nasehat itu jika disampaikan secara baik akan besar pengaruhnya pada perkembangan psikologi anak. Biasanya saya kalau memberikan nasehat itu saya masukkan cerita-cerita yang ada hubungannya dengan nasehat yang saya berikan pada anak-anak, kan banyak sekali mbak cerita- cerita yang mengandung nasehat, pelajaran yang dapat diambil hikmahnya. metode nasehat itu dapat mendorong anak-anak agar nantinya bisa menuju akhlak yang baik, bisa tau o….kalau melakukan hal-hal yang jelek itu nantinya begini…kalau melakukan hal-hal yang baik itu nantinya begini…,jadi anak-anak itu kita bimbing agar mereka mengambil hikmah dari apa yang diperbuatnya.kita juga ndak langsung nglpas gitu aja

perlu bimbingan secara khusus.” 74

5) Metode yang menitik beratkan perasaan kasih sayang Metode dengan cara pendidik atau guru memberikan perasaan sayangnya kepada para murid dengan cara membimbing dan mengasihi, sehingga anak didik lebih dapat belajar dengan inisiatif sesuai dengan kemampuan individual mereka tanpa ada perasaan tertekan dari pendidik. Mengingat bahwa untuk mendidik dan membina anak Tuna grahita itu membutuhkan kasih sayang yang tulus dari guru. Guru di SLB Negeri Pembina Tingkat Nasional malang, dalam mendidik siswa selalu menggunakan bahasa yang lembut, bersikap sabar, rela berkorban dan memberi contoh perilaku yang baik, ramah dan supel sehingga siswa tertarik dan timbul kepercayaan, yang pada akhirnya bersemangat untuk melakukan saran-saran dari guru.

6) Metode Unjuk Kerja Metode unjuk kerja digunakan untuk mengetahui apakah pembelajaran yang sudah dijelaskan oleh guru bisa diserap oleh anak didik, menurut penuturan ibu Aminah bahwa unjuk kerja biasanya diterapkan sesudah guru menerangkan materi. Seperti yang diungkapkan ibu Aminah: “….Jadi saya menggunakan metodenya campuran mbak seperti ceramah,

unjuk kerja, praktek pembiasaan, nasehat”. 75

7) Metode Praktek

74 Op.Cit

Metode praktek sangat ditekankan di SLB negeri Pembina Malang, sebab dengan adanya praktek langsung, maka materi yang diberikan oleh guru akan lebih mengena pada anak didik, khususnya bagi anak yang mengalami keterbelakangan mental (Tuna Grahita).

“…Strateginya itu saya menggunakan ada berbagai macam metode, kalau saya mengghunakan ceramah tok, anak-anak kan ndak bisa, ya..ada pendekatan.., misalnya dibawa kelapangan langsung ditunjukkan, langsung dipraktekkan, biasanya setelah diterangkan kita coba dulu baru setelah itu langsung dipraktekkan misalnya

anak dibawah ke musholah sana…..” 76

c. Penggunaan media pembelajaran Penggunaan media sangat diperlukan dalam mencapai tujuan pembelajaran, oleh sebab itu guru dituntut dapat menggunakan media yang tepat sesuai dengan materi pembelajaran agar dapat memudahkan siswa dalam menerima materi. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti dapat disimpulkan bahwa kelemahan pada anak Tuna grahita adalah dalam hal kemampuan berfikir abstrak, mereka sulit membayangkan sesuatu. Dengan segala keterbatasan itu, siswa Tuna grahita lebih tertarik perhatiannya apabila kegiatan belajar mengajar menggunakan benda-benda yang konkrit, maupun berbagai alat peraga yang sesuai. Oleh sebab itu guru SLB negeri Pembina tingkat nasional malang selalu menggunakan media atau alat peraga dalam proses pembelajaran siswa, serta mereka juga selalu mengaitkan relevansinya dengan kehidupan nyata sehari-hari.

Hal ini Diperkuat dengan penjelasan guru PAI SLB negeri Pembina Tingkat Nasional Malang: ”Kalau media biasanya saya sering

menggunakan gambar, misalnya gambar orang sholat, wudhu, dsb.” 77

Stretegi pembelajaran dalam membina mental siswa akan mencapai tujuan yang diharapkan, tentunya tergantung dari seorang pendidik, Dari hasil pemaparan informan, dapat disimpulkan bahwa upaya yang dilakukan dalam mengefektifkan Strategi dalam pembinaan mental siswa adalah:

1) Melaksanakan sistem pengajaran secara individual kepada siswa sesuai dengan kemampuan masing-masing siswa

2) Menerapkan kurikulum sesuai dengan kemampuan

3) Lebih banyak melakukan pembelajaran dengan praktek langsung

4) Memberikan soal-soal evaluasi dngan tingkat kesulitan yang berbeda tiap kelas sesuai dengan tingkat kecerdasan anak

5) Materi diberikan secara berulang-ulang

6) Sering mengadakan evaluasi untuk mengetahu tingkat pemahaman siswa.

Menurut hasil dari beberapa pemaparan para informan, dapat diketahui bahwa Pelaksanaan strategi pembelajaran dalam pembinaan mental siswa di SLB Negeri Pembina Malang, tidak menutup kemungkinan terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya proses pembinaan mental siswa tersebut. Faktor lingkungan merupakan Menurut hasil dari beberapa pemaparan para informan, dapat diketahui bahwa Pelaksanaan strategi pembelajaran dalam pembinaan mental siswa di SLB Negeri Pembina Malang, tidak menutup kemungkinan terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya proses pembinaan mental siswa tersebut. Faktor lingkungan merupakan

“Seperti gini ya mbak ya, factor teman, misalnya anak ini sudah bisa dikatakan baik, kemudian yang satunya tengah-tengah, misalnya kebiasaan yang dilakukan dirumah dibawah kesekolah, anak ini sudah saya terangkan bahwa mencuri itu tidak baik, dosa, tapi karena kebawa teman jadi mereka ikut-ikut. Jadi factor

lingkungan yang paling pengaruh dalam mental itu. “ 78

Selain factor lingkungan, factor yang dapat menghambat proses pembinaan mental siswa adalah dari factor intern yang ada pada diri anak didik itu sendiri seperti keterbatasan yang mereka alami, seperti yang diungkapkan oleh bapak Teguh: “…kalau factor penghambatnya adalah jadi..sudah barang tentu dari sisi ketunaan anak-anak, yang mengingat bahwa di SLB itu adalah memang sebuah sekolah yang khusus untuk

anak-anak yang mempunyai kebutuhan khusus….” 79 Lebih lanjut ditambahkan lagi oleh bapak Teguh dalam mengatasi kondisi siwa yang mengalami keterbatasan tersebut, maka kita disini perlu lebih pekah lagi terhadap kondisi siswa:

“Kita harus menyesuaikan sesuai dengan kondisi ketunaan mereka, sebab gini…, rata-rata buku yang ada itu diterbitkan untuk umum, jadi untuk mengatasi itu kita harus menyesuaikan terutama bahasa dari buku itu lebih disederhanakan, tapi yang perlu digarisbawahi memang dalam menyederhanakan materi itu harus disesuaikan dengan kondisi aketunaan anak, tapi itu tidak

mengurangi strandar kompetensi yang ada.” 80

78 Ibid 79 Wawancara dengan Bapak Teguh, Kepala Sekolah, Tanggal 04 Pebruari 2009

Factor yang dapat mendorong agar proses pembinaan mental siswa di SLB negeri Pembina Malang dapat berjalan dengan lancar, yaitu dengan adanya SDM yang memadai, adanya sarana dan prasarana yang mendukung dan adanya kerjasama dengan orang tua wali murid yang vsangat baik, lebih lanjut diterangkan oleh bapak Teguh:

“…Faktor SDM, kita disini punya guru agama yang kompetensi dalam bidang itu, jadi dalam hal ini bukan guru PKN yang berperan, tapi guru PKN karena latar belakang kualifikasinya dari pendidikan Agama. Kemudian sarana dan prasarana, misalnya buku-buku yang digunakan disesuaikan dengan kebutuhan apa yang diminta guru tersebut, untuk mencapai tujuan yang diinginkan.dan yang tidak kalah pentingnya lagi adalah kerja sama

yang baik dengan orang tua wali…” 81