Penerapan Strategi Pembelajaran dalam Pembinaan Mental Siswa di SLB Negeri Pembina Malang

B. Penerapan Strategi Pembelajaran dalam Pembinaan Mental Siswa di SLB Negeri Pembina Malang

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam merupakan kegiatan yang berusaha untuk menolong anak SLB menuju kedewasaan. Hal ini memerlukan rangkaian pemikiran yang cermat agar kegiatan yang dipilih dan ditetapkan dapat memberikan hasil yang sesuai. Kegiatan guru yang berkaitan dengan penelusuran, pemilihan dan prosedur kegiatan pembelajaran yang disebut dengan pemilihan strategi pembelajaran.

Dalam proses pendidikan diperlukan suatu strategi atau perhitungan tentang kondisi dan situasi dimana proses tersebut berlangsung dalam jangka panjang. Karena strategi itu merupakan bagian dari suatu garis-garis besar haluan yang bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang ditentukan. Apabila dihubungkan dengan strategi belajar mengajar maka strategi diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan guru-anak didik dalam mewujudkan kegiatan belajar mengajar demi tercapainya tujuan yang telah digariskan.

Strategi pembelajaran berkenaan dengan pendekatan guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran untuk menyampaikan materi atau isi pelajaran secara sistimatis, sehingga kemampuan yang diharapkan dapat dikuasai oleh peserta didik dan dapat berlangsung secara efektif dan efesien. Setiap guru mempunyai cara sendiri untuk menentukan urutan kegiatan pembelajarannya. Setiap cara dipilih atas dasar keyakinan akan berhasil menggunakannya dalam mengajar. Pemilihan cara mengajar mungkin Strategi pembelajaran berkenaan dengan pendekatan guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran untuk menyampaikan materi atau isi pelajaran secara sistimatis, sehingga kemampuan yang diharapkan dapat dikuasai oleh peserta didik dan dapat berlangsung secara efektif dan efesien. Setiap guru mempunyai cara sendiri untuk menentukan urutan kegiatan pembelajarannya. Setiap cara dipilih atas dasar keyakinan akan berhasil menggunakannya dalam mengajar. Pemilihan cara mengajar mungkin

Istilah strategi sering digunakan dalam bentuk konteks dengan maknayang tidak selalu sama dengan konteks pengajaran. Nana Sujana mengatakan strategi mengajar adalah taktik yang digunakan guru dlam melaksanakan proses belajar menbgajar (pembelajaran) adar dapat mempengaruhi sisswa (peserta didik) untuk mencapai tujuan pengajaran (TIK)

secara efektif dan efisien. 84 Mc.Leod mengutarakan secara harfiah dalam bahasa inggris kata : “strategi” dapat diartikan sebagai seni (art) melaksanakan

stragment yakni siasat/rencana. 85

Sedangkan strategi pembelajaran Pendidikan Agama Islam mengandung pengertian rangkaian perilaku pendidikan yang tersusun secara sistematis

mentransformasikan dan menginternalisasikan nilai-nilai islam agar dapat membentuk kepribadian

untuk

menginformasikan,

muslim seutuhnya. 86

Bagi seorang guru, kemampuan menyusun strategi pembelajaran merupakan modal utama dalam merencanakan kegiatan pembelajaran secara sistematis. Apa yang akan diajarkannya bukan saja harus relevan dengan kebutuhan peserta didik dan tujuan pembelajaran. Melainkan juga harus dapat dikuasai, dimiliki dengan baik oleh peserta didik yang dibimbingnya. Di samping itu, kegiatan pembelajaran juga harus menarik dan bervariasi.

84 Ahmad Rohani &Abu Ahmad, Pengelolaan pengajaran (Jakarta: rineka cipta)hal.33 85 Muhibbin syah, Psikologi pendidikan dengan pendekatan baru (Bandung: PT.Remaja

Rosda Karya.2003)hal214.

Strategi pembelajaran dalam pendidikan jenisnya beraneka ragam, namun tidak semua strategi pembelajaran tersebut dapat diterapkan dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam, terutama dalam pembinaan mental siswa.

Berdasarkan paparan data, dalam kegiatan Belajar Mengajar, pemilihan metode pembelajaran yang sesuai dengan kondisi jiwa peserta didik harus benar-benar diperhatikan. Menurut zakiyah darajat dalam pendidikan Agama dalampembinaan mental, bahwa penyajian pendidikan agama hendaknya memperhatikan keadaan jiwa anak yang dihadapi, jadi guru Pendidikan Agama Islam yang bijaksana dapat memilih materi dan metode pendidikan agama islam yang cocok bagi anak didik yang dihadapinya dan menyadari bahwa pendidikan agama islam bertujuan untuk membina mental

anak didik. 87 Dalam penerapan strategi pembelajaran, guru Pendidikan Agama Islam di SLB Negeri Pembina Tingkat Nasional Malang melakukan berbagai macam komponen,yaitu:

1. Urutan kegiatan pembelajaran, maksutnya urutan kegiatan guru dalam menyampaikan isi pelajaran kepada peserta didik, dalam hal ini terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir.

2. Metode pembelajaran, yang biasanya terdiri atas berbagai macam metode yang dapat digunakan dalam setiap langkah pada urutan kegiatan pembelajaran. Setiap langkah tersebut mungkin tidak hanya menggunakan 2. Metode pembelajaran, yang biasanya terdiri atas berbagai macam metode yang dapat digunakan dalam setiap langkah pada urutan kegiatan pembelajaran. Setiap langkah tersebut mungkin tidak hanya menggunakan

a. Metode Ceramah Metode ceramah bermakna merupakan bentuk cara penyampaian materi pelajaran dengan memberi penjelasan atau deskripsi secara sepihak oleh seorang guru yang bertujuan agar siswa memahami kesatuan bahan pelajaran tersebut. Apabila penggunaannya disertai dengan metode yang lain misalnya metode tanya jawab, maka metode

ini disebut metode ceramah bervariasi. Metode ini juga sering dipakai dalam kegiatan belajar mengajar di SLB Negeri pembina Malang.

b. Metode keteladanan keteladanan merupakan suatu metode yang paling meyakinkan keberhasilannya dalam mempersiapkan dan membentuk anak dalam b. Metode keteladanan keteladanan merupakan suatu metode yang paling meyakinkan keberhasilannya dalam mempersiapkan dan membentuk anak dalam

perkembangan. 88

c. Metode Pembiasaan penanaman pembiasaan ini sangat baik erat kaitannya dengan pembentukan moral dan perkembangan jiwa keagamaan anak didik, oleh sebab itu untuk membina agar anak didik mempunyai sifat terpuji tidaklah mungkin dengan penjelasan saja, akan tetapi perlu membiasakannya untuk melakukan hal-hal yang baik dengan harapan nantinya anak didik akan mempunyai sifat-sifat yang terpuji dan menjauhi sifat-sifat yang tercela. Kebiasaan yang dilakukan terus menerus itulah yang membuat anak cenderung melakukan perbuatan yang baik dan meninggalkan yang kurang bai, oleh sebab itu guru PAI di SLB negeri Pembina malang menerapkan pembiasaan secara continue

88 Hadari Nawawi. Pendidikan Dalam Islam,(Surabaya:Al Ikhlas,1993), hlm 213 88 Hadari Nawawi. Pendidikan Dalam Islam,(Surabaya:Al Ikhlas,1993), hlm 213

kaitannya dengan perkembangan jiwa keagamaan seseorang. 89

d. Metode Nasehat dan cerita Metode bercerita dengan menunjukkan fakta-fakta kebenaran itu

merupakan sebuah metode yang mempunyai daya tarik yang menyentuh perasaan. Hal ini dilakukan dengan cara menasehati siswa disertai dengan cerita-erita yang dapat diambil hikmahnya, sebab banyak cerita yang mengandung naseha, pelajaran yang dapat diambil hikmahnya serta petunjuk yang sungguh-sungguh efektif yang dipergunbakan dalam interaksi pendidikan

e. Metode yang menitik beratkan perasaan kasih sayang Mengingat bahwa untuk mendidik dan membina anak Tuna grahita itu membutuhkan kasih sayang yang tulus dari guru. Guru di SLB Negeri Pembina Tingkat Nasional malang, dalam mendidik siswa selalu menggunakan bahasa yang lembut, bersikap sabar, rela berkorban dan memberi contoh perilaku yang baik, ramah dan supel sehingga siswa e. Metode yang menitik beratkan perasaan kasih sayang Mengingat bahwa untuk mendidik dan membina anak Tuna grahita itu membutuhkan kasih sayang yang tulus dari guru. Guru di SLB Negeri Pembina Tingkat Nasional malang, dalam mendidik siswa selalu menggunakan bahasa yang lembut, bersikap sabar, rela berkorban dan memberi contoh perilaku yang baik, ramah dan supel sehingga siswa

f. Metode Unjuk Kerja Metode unjuk kerja merupakan metode yang dapat memberikan

kesempatan poada siswa untuk melaksanakan tugas berdasarkan petunjuk langsung dari guru, dalam pemberian tugas guru juga melihat tingkat kemampuan siswa masing-masing.

g. Metode Praktek Metode praktek sangat ditekankan di SLB negeri Pembina Malang, sebab dengan adanya praktek langsung, maka materi yang diberikan oleh guru akan lebih mengena pada anak didik, khususnya bagi anak yang mengalami keterbelakangan mental (Tuna Grahita).

3. Media pembelajaran Guru SLB Negeri Pembina Tingkat Nasional Malang selalu menggunakan media atau alat peraga dalam proses pembelajaran siswa, serta mereka juga selalu mengaitkan relevansinya dengan kehidupan nyata 3. Media pembelajaran Guru SLB Negeri Pembina Tingkat Nasional Malang selalu menggunakan media atau alat peraga dalam proses pembelajaran siswa, serta mereka juga selalu mengaitkan relevansinya dengan kehidupan nyata

Dengan demikian, strategi pembelajaran merupakan perpaduan dari urutan kegiatan, metode, media pembelajaran yang digunakan dalam proses

pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Dengan perkataan lain, strategi pembelajaran dapat pula disebut sebagai cara sistimatis dalam mengkomunikasikan isi pelajaran kepada peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu..

Dalam uapaya mengefektifkan strategi pembelajaran yang dilakukan dalam pembinaan mental siswa, maka guru PAI di SLB Negeri Pembina malang melakukan hal-hal beriku:

1. Melaksanakan sistem pengajaran secara individual kepada siswa sesuai dengan kemampuan masing-masing siswa

2. Menerapkan kurikulum sesuai dengan kemampuan

3. Lebih banyak melakukan pembelajaran dengan praktek langsung

4. Memberikan soal-soal evaluasi dngan tingkat kesulitan yang berbeda tiap kelas sesuai dengan tingkat kecerdasan anak

5. Materi diberikan secara berulang-ulang

6. Sering mengadakan evaluasi untuk mengetahu tingkat pemahaman siswa.

Berdasarkan paparan data, dapat diketahui bahwa Pelaksanaan strategi pembelajaran dalam pembinaan mental siswa di SLB Negeri Pembina Malang, tidak menutup kemungkinan terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya proses pembinaan mental siswa tersebut, yaitu:

1. Faktor Intern Faktor intern merupakan faktor yang terdapat pada diri sendiri. Ketidak sempurnaan yang dimiliki peserta didik dapat menimbulkan hambatan dalam proses pembinaan mental siswa. Dalam hal ini yang menjadi hambatannya adalah dilihat dari ketunaan siswa di SLB Negeri Pembina Malang, yang mana mereka menyandang tuna grahita dan tuna rungu.

Kelainan atau kekuranga yang dimiliki oleh mereka seperti ketidak sempurnaan dalam segi fisik, psikis, sosial dan moral. Kelainan dari segi fisik misalnya anak tidak bisa mendengar dan bicara, yang biasa disebut tuna rungu wicara. Kelainan dalam segi psikis atau kejiwaan (psikologis), misalnya anak didik menderita keterbelakangan mental akibat dari inteligensi yang dimiliki dibawah normal. Kelainan dari segi sosial, misalnya anak didik atidak dapat melakukan interaksi dan komunikasi dengan lingkungan sosial, sehingga menyebabkan kurang bergaul, minder, rendah diri.. kelainan dari segi moral dapat berupa ketidak mampuan anak didik dalam mengendalikan emosi sehingga mereka berbuat amoral dilingkungan sekitarnya.

2. Faktor ekstern Faktor ekstern merupakan faktor yang disebabkan oleh pengaruh lingkungan dimana seorang anak tumbuh dan dibesarkan. Faktor lingkungan merupakan pengaruh yang kuat dalam proses pembinaan mental siswa, baik itu sebagai pendorong maupun penghambat. Menurut zakiyah darajat dalam ilmu jiiwa agama, bahwa anak mengenal Tuhan pertama kali melalui bahasa, dari kata-kata orang yang ada dalam lingkungannya, yang awalnya

diterima secara acuh. 90 Lingkungan dalam hal ini baik keluarga, sekolah maupun masyarakat.

Keluarga merupakan lembaga pendidikan yang pertama dan utama, karena dalam keluarga pertama kali mendapatkan pendidikan. Disamping itu faktor yang pendukung adalah adanya SDM yang memadai, adanya sarana dan prasarana yang mendukung dan adanya kerjasama dengan orang tua wali murid yang sangat baik