PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN

STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN MENTAL SISWA DI SEKOLAH LUAR BIASA (SLB) NEGERI PEMBINA TINGKAT NASIONAL MALANG SKRIPSI

Oleh Amien Indrawati

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MALANG April, 2009

STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN MENTAL SISWA DI SEKOLAH LUAR BIASA (SLB) NEGERI PEMBINA TINGKAT NASIONAL MALANG SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Malang untuk

Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Strata Satu Sarjan Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Oleh Amien Indrawati

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MALANG April, 2009

LEMBAR PERSETUJUAN STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN MENTAL SISWA DI SEKOLAH LUAR BIASA (SLB) NEGERI PEMBINA TINGKAT NASIONAL MALANG SKRIPSI

Oleh Amien Indrawati 04120031

Telah disetujui oleh Dosen pembimbing,

Dr.M Zainuddin, MA NIP. 150275502

Mengetahui Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam

Drs. H. Moh. Padil M.Pd. I NIP. 150 267 235

HALAMAN PENGESAHAN STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN MENTAL SISWA DI SLB NEGERI PEMBINA TINGKAT NASIONAL MALANG SKRIPSI

Dipersiapkan dan disusun oleh Amien Indrawati (04120031) telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal 13 April 2009 dengan nilai B+ dan telah dinyatakan diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar strata satu Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) pada tanggal, 13 April 2009

Panitia Ujian

Tanda Tangan

Ketua Sidang

Dr. M. Zainuddin, MA

NIP. 150 275 502

Sekretaris Sidang

Drs. H. Asmaun Sahlan, M.Ag

NIP. 150 215 372

Pembimbing,

Dr. M. Zainuddin, MA

NIP. 150 275 502

Penguji Utama

Dr. H. M. Samsul Hady, M.Ag

NIP. 150 267 254

Mengesahkan Dekan Fakultas Tarbiyah

Prof. Dr. H. M Djunaidi Ghony NIP. 150 042 031

MOTTO

!# #θà)−G‹ù=ù öΝÎγøŠ=æ #θèù%{ $¸ ≈èÅÊ Zπ−ƒÍh‘èŒ óΟÎγÏ ù=z ôÏΒ #θä.? öθ9 Ï © # ÷‚‹ø9ρ ∩∪ #´‰ƒÏ‰™ Zωöθ% #θä9θà)‹ø9ρ

Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan Perkataan yang benar.

(Q.S. An-Nisa’:9)

Alhamdulillahi Rabbil ‘alamin, tiada kata yang layak untuk senantiasa terucap melainkan pujin dan Syukur yang tak terputus sebagaimana semesta bertahmid, bertasbih pada Nya, sebagaimana ni’mat yang senantiasa dicurahkan Nya bagi hamba yang sedikit syukur ini.

Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan atas Nabiyyuna wa Syafi’una Muhammad SAW dengan segenap rasa rindu yang senantiasa bersemayam. semoga kita memperoleh Syafaat kelak.

“tak ada langit yang berawan, tak ada gading yang tak retak, tak ada mawar yang berduri, tak ada manusia yang sempurna. Semuanya berjalan mengalir dan bergulir saling melengkapi. Begitu pula karya tulis ini tak dapat terselesaikan dengan lancer +tanpa bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu selain ucapan syukron katsit, karya kecil ini selayaknya saya persembahkan pada orang-orang yang tercinta yang andil dalam penyelesaian karya tulis ini”:

Ibunda tercinta yang dengan kemuliaannya, kesabarannya, kasihnya yang tulus, beserta doa-doanya yang suci, Ibunda terkasih yang dengan mencintainya, aku menjadi tau jalan yang lurus untuk menggapai ridho Nya, Ibunda tersayang yang dengan dukungannya baik materiil maupun moril sangat besar pengaruhnya terhadapku.

Ayahanda tercinta yang dengan ketabahannya, bercucuran keringat bersimbah peluh selalu berusaha melakukan yang terbaik demi keberhasilan dan kebahagiaan anaknya yang sedikit pengertiannya ini.

Bapak/Ibu guru yang telah menyampaikan ilmu padaku, semoga ilmu yang disampaikan padaku dapat bermanfaat pada diriku dan orang lain di dunia sampai akherat kelak.

Adik-Q tersayang (M. Syuhadak) keceriannmu selau menjadi inspirasi buat-Q.

Sahabat-sahabatku, gank’Songolikur’ (Bu nyai ite, Ragunan, Ratemi, Two Yin & mbak-H), sahabat-sahaabatku Cost Joyosuko (Yu2n, Dina, Ri2n, hapy, Lis) dan teman-teman yang lain tanpa terkecuali, kalianlah yang senantiasa mengangkatku ketika kuterjatuh, merangkulku ketika aku lemah beserta doa- doany, serta “seseorang” yang selalu menemaniku dalam suka dan duka, Sahabat-sahabatku, gank’Songolikur’ (Bu nyai ite, Ragunan, Ratemi, Two Yin & mbak-H), sahabat-sahaabatku Cost Joyosuko (Yu2n, Dina, Ri2n, hapy, Lis) dan teman-teman yang lain tanpa terkecuali, kalianlah yang senantiasa mengangkatku ketika kuterjatuh, merangkulku ketika aku lemah beserta doa- doany, serta “seseorang” yang selalu menemaniku dalam suka dan duka,

Dr. M. Zainuddin, MA Dosen Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri (UIN) Malang

NOTA DINAS PEMBIMBING

Hal : Skripsi Malang, 04 April 2009 Lamp : 4 (Satu) Eksemplar

Kepada Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Malang di

Malang

Assalamu'alaikum Wr. Wb Sesudah melakukan beberapa kali bimbingan, baik dari segi isi, bahasa, maupun tehnik penulisan, dan setelah membaca skripsi mahasiswa tersebut di bawah ini:

Nama

: Amien Indrawati

: Pendidikan Agama Islam

Judul Skripsi : Strategi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dalam Pembinaan Mental siswa di Sekolah Luar Biasa (SLB) negeri Pembina Tingkat Nasional Malang

maka selaku pembimbing, kami berpendapat bahwa skripsi tersebut sudah layak diajukan untuk diujikan. Demikian, mohon dimaklumi adanya. Wassalamu'alikum Wr. Wb

Pembimbing,

Dr. M.Zainuddin, MA 150275502

SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan, bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada suatu perguruan tinggi, dan sepankang pengetahuan saya, juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau atau diterbitkan orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Malang, 04 April 2009

Amien Indrawati

KATA PENGANTAR

Assalmu’alikum Wr. Wb. Puji syukur penulis panjatkan kepada Ilahi Robbi Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufiq, hidayahnya serta inayahnya kepada kita semua. Dengan seizin-Mu, penulis dapat menyelesaikan tugas akhir perkuliahan (skripsi) ini yang berjudul Strategi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dalam pembinaan mental siswa SLB Pembina Tingkat Nasional Malang. Sholawat dan salam semoga tetap terlimpahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW, Rosul yang membawa kita dari zaman yang penuh dengan kebiadaban, menuju zaman yang penuh dengan peradaban dan semoga kita mendapatkan syafaatnya di hari kiamat nanti. Amin

Dalam penulisan skripsi ini, banyak pihak yang telah berjasa dan senantiasa memberikan dukungan, bimbingan, arahan, dan motivasi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ayah dan bunda tercinta yang telah mendukung dengan penuh rasa ketulusan yang tak kenal batas dan waktu.

2. Bapak Prof. Dr. H. Imam Suprayogo selaku rektor UIN Malang yang telah memberikan wadah belajar bagi keilmuan kita.

3. Bapak Prof. Dr. HM. Djunaidi Ghoni selaku dekan Fakultas Tarbiyah

4. Bapak Drs. Moh. Padil, M.PdI selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam

5. Bapak Dr. M. Zainuddin, MA selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan yang berharga

6. Seluruh dosen Fakultas Tarbiyah Jurusan Pendidikan Agama Islam yang telah banyak memberikan waktunya untuk saling berbagi pengalaman dalam proses perkuliahan

7. Bapak Drs. H. Teguh. Santoso, SH. M.M, selaku kepala sekolah SLB Negeri Pembina Tingkat Nasional Malang, yang telah memberikan izin untuk mengadakan penelitian, serta berbagi pengalaman dan ilmu yang sangat berharga

8. Semua Teman-temanku dan saudara-saudaraku, motivasi dan dukungan kalian sangat membantu dalam penyelesaian skripsi ini

9. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu Maka dengan iringan doa semoga Allah SWT akan membalas semua amalan mereka dengan pahala berlipat ganda, di dunia dan akhirat. Penulis menyadari walaupun telah berusaha dengan maksimal, akan tetapi masih terdapat banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, para pembaca dapat memperbaiki dan melanjutkan sebagai pengembangan dan perbaikan yang lebih lanjut.

Akhirnya, penulis berharap apa yang dipersembahkan dalam bentuk karya llmiah ini dapt bermanfaat bagi penulis khususnya, dan bagi para pembaca umumnya. Amin.

Malang, 04 April 2009

Penulis

DAFTAR ISI

Cover Halaman judul Halaman persetujuan Halaman pengajuan Halaman pengesahan Halaman persembahan Halaman Motto Kata pengantar Daftar isi Abstrak BAB I

: PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan Penelitian

D. Manfaat Penelitian

E. Ruang Lingkup

F. Definisi operasional

G. Metode Penelitian

H. Sistematika Pembahasan

BAB II : KAJIAN TEORI

A. Penelitian Terdahulu

B. Konsep strategi pengajaran Pendidikan Agama Islam

1. Pengertian strategi pengajaran

2. Ragam strategi pengajara

3. Fungsi

4. Faktor pendukung strategi pengajaran PAI

5. Faktor penghambat strategi pengajaran PAI

C. Konsep pembinaan Mental agama islam

1. Pengertian kesehatan mental

2. Faktor pengaruh pembinaan mental agama islam

3. Hambatan-hambatan pembinaan mental BAB III

: METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan jenis penelitian

B. Kehadiran Penelii

C. Lokasi Penelitian

D. Sumber data

E. Prosedur pengumpulan data

F. Analisis data

G. Pengecekan keabsahan data

H. Tahap-tahap penelitian

BAB IV : HASIL PENELITIAN

A. Latar belakang obyek

1. sejarah berdirinya SLB Negeri Pembina Malang

2. Visi, Misi dan tujuan lembaga

3. Kebijakan mutu

4. Profil lembaga

B. Paparan dan Analisis Data

BAB V : PEMBAHASAN

A. Kondisi Mental Siswa SLB Negeeri Pembina Malang

B. Penerapan strategi pembelajaran Pendidikan Agama Islam dalam pembinaan mental siswa di SLB Negeri Pembina Tingkat Nasional Lawang

BAB VI : PENUTUP

1. Kesimpulan

2. Saran

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

ABSTRAK

Indrawati, Amien. Strategi Pembelajaran pendidikan Agama Islam dalam Pembinaan Mental Siswa di SLB Negeri Pembina Tingkat Nasional Malang. Skripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah, Universitas Islam Negeri (UIN) Malang. Dr M. Zainuddin, MA.

Strategi merupakan komponen yang sangat berpengaruh dalam dunia pendidikan, terlebih terkait erat dengan proses pembinaan mental siswa. Dalam proses pembinaan mental siswa, seorang guru agama Islam dalam menyampaikan materi harus memiliki strategi yang tepat karena dengan adanya strategi maka proses pembinaan mental siswa dapat berjalan dengan baik dan maksimal. Dengan begitu siswa dapat mengerti dan memahami tentang semua materi keagamaan. Jiwa atau mentral manusia perlu di bina guna menanamkan nilai-nilai agama pada dirinya. Tujuan pembinaan mental melalui pendidikan Agama Islam adalah berusaha membina akhlak, mengembangkan akal dan mengadakan perilaku- perilaku pada pribadi siswa sehingga mempunyai kepribadian yang sesuai dengan ajaran Agama Islam. Pendidikan akhlak mampu menjadi tolak ukur bagi perkembangan mental seorang anak. Anak merupakan salah suatu anugerah dan amanah dari Allah SWT, kepada kedua orang tuanya, Allah SWT menciptakan manusia dengan berbagai bentuk, ada yang normal jasmani dan rohani, ada pula yang diciptakan dengan segala kekurangan seperti kecacatan fisik. Akan tetapi dalam hal ini, Allah SWT tidak membatasi umat-Nya menggunakan segala kemampuannya untuk mengembangkan akal dan nalar pikirnya. Oleh karena itu, meskipun seorang anak itu memiliki kelainan fisik, maka anak itu berhak untuk mendapatkan pengajaran. Dengan adanya Sekolah Luar Biasa sangatlah membantu bagi orang yang mempunyai kelainan fisik atau mental, karena SLB merupakan salah satu bentuk pelayanan pendidikan khusus bagi anak yang berkebutuhan khusus, seperti cacat netra, cacat rungu, cacat grahita dan cacat daksa.

Berdasarkan permasalahan diatas maka penulis melakukan penelitian di SLB Negeri Pembina Tingkat Nasional Madang dengan mengambil rumusan masalah: (1) bagaimana kondisi mental siswa SLB Negeri Pembina Tingkat Nasional Madang? (2) Bagaimana Penerapan Strategi Pembelajara Pendidikan Agama Islam dalam pembinaan mental siswa di SLB Negeri Pembina Malang? Sebagai rumusan masah penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengetahui kondisi mental siswa SLB negeri Negeri Pembina Tingkat Nasional madang. (2) Mengetahui Strategi Pembelajara Pendidikan Agama Islam yang diterapkan guru di SLB Negeri Pembina Malang dalam pembinaan mental siswa.

Metode penelitian yang dipakai adalah deskriptif kualitatif. Sedangkan yang menjadi sumber data adalah kepala sekolah, waka kurikulum dan guru Pendidikan Agama Islam. Dalam mengumpulkan data yang dibutuhkan, penulis menggunakan metode observasi, interview, dan dokumentasi. Sedangkan data mentah yang diperoleh, dianalisis kemudian dilakukan pengecekan keabsahan Metode penelitian yang dipakai adalah deskriptif kualitatif. Sedangkan yang menjadi sumber data adalah kepala sekolah, waka kurikulum dan guru Pendidikan Agama Islam. Dalam mengumpulkan data yang dibutuhkan, penulis menggunakan metode observasi, interview, dan dokumentasi. Sedangkan data mentah yang diperoleh, dianalisis kemudian dilakukan pengecekan keabsahan

Dari hasil yang diperoleh dapat penulis simpulkan bahwa kondisi mental siswa SLB Negeri Pembina Malang selain mengalami keterbelakangan mental, mereka juga mengalami keterbelakangan dalam beradaptasi dengan lingkungan. Mereka kurang cakap dalam memikirkan hal-hal yang abstrak, yang sulit-sulit dan yang berbelit-belit. Disamping itu tidak sedikit yang mengalami gangguan kejiwaan atau disebut dengan gangguan mental, tapi masih belum sampai pada gangguan sakit jiwa. Gangguan mental tersebut dapat dikatakan sebagai perilaku yang berkebutuhan khusus, hal ini ditandai dengan tidak sedikit siswa yang mengalami kegagalan dalam beradaptasi dengan lingkungan, masih sulit bergaul, minder, rendah diri, sulit untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya, dan tertutup. Oleh karena itu, pribadi yang abnormal tersebut dikatakan memiliki mental yang tidak sehat. Dalam hal ini guru agama islam memegang peran yang pertama dan utama dalam proses pembinaan mental siswa. Untuk keberhasilan proses pembinaan tersebut, maka seorang guru agama Islam harus menggunakan beberapa strategi dalam penyampaian materi. Oleh karena itu guru Pendidikan Agama Islam di SLB Negeri Pembina Malang perlu melakukan Dalam penerapan strategi pembelajaran, guru Pendidikan Agama Islam di SLB Negeri Pembina Tingkat Nasional Malang melakukan berbagai macam komponen seperti : memilih metode dan media pembelajaran yang tepat dan bervariasi. Agar proses pembinaan mental siswa bisa mencapai tujuan yang diharapkan yaitu mencapai kemandirian anak.

Kata kunci: Strategi Pembelajaran , pembinaan mental

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah

Pendidikan dan pembelajaran merupakan faktor yang sangat penting dalam kehidupan manusia dan bahkan pendidikan itu sendiri tidak dapat dipisahkan dari kehidupan, baik kehidupan keluarga, diri sendiri maupun kehidupan dalam masyarakat dan negara. Dalam buku pengantar dasar-dasar kependidikan, dijelaskan bahwa pendidikan adalah suatu aktifitas dan usaha manusia untuk meningkatkan kepribadian anak dengan jalan membina potensi- potensi pribadinya yaitu rohani (pikir, cipta, rasa dan budi nurani) dan jasmani (panca indra dan ketrampilan). Sedangkan dalam buku paradigma pendidikan islam disebutkan bahwa pendidikan adalah pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau

pelatihan bagi peranannya dimasa yang akan datang. 1 Dari sini dapat dipahami bahwa dalam kegiatan bimbingan, pengajaran, dan pelatihan terkandung makna pendidikan.

Pendidikan mempunyai peranan penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan merupakan salah satu modal dasar pembangunan suatu bangsa. Setiap manusia dalam perjalanan hidupnya selalu membutuhkan orang lain. Untuk dapat melangsungkan hidupnya, manusia senantiasa berusaha untuk mengembangkan akal dan segala kemampuannya. Oleh Pendidikan mempunyai peranan penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan merupakan salah satu modal dasar pembangunan suatu bangsa. Setiap manusia dalam perjalanan hidupnya selalu membutuhkan orang lain. Untuk dapat melangsungkan hidupnya, manusia senantiasa berusaha untuk mengembangkan akal dan segala kemampuannya. Oleh

maupun kehidupannya secara mental dan segala kegiatannya di bumi ini2. 2 Pembelajaran sendiri merupakan bagian dari pendidikan yang berusaha

memberikan pengetahuan dengan binaan dari segi kognitif dan psikomotor pada anak, agar mereka lebih banyak pengetahuan, lebih cakap berfikir kritis, sistematis dan obyektif serta terampil dalam mengerjakan sesuatu, misalnya terampil menulis dan menjadi manusia yang berkualitas.

Dalam pembentukan manusia yang berkualitas memang tidak lepas dari peran pendidikan dan pembelajaran, karena dengan pendidikan dan pembelajaran itulah manusia dapat meningkatkan kualitas hidupnya dan sekaligus untuk meningkatkan kemajuan bangsa dan negara. Hal itulah kemudian Drs. Amin Daim Indrakusuma dalam bukunya pengantar ilmu pendidikan dengan tegas menyatakan maju mundurnya suatu bangsa dan negara sebagian besar ditentukan oleh maju mundurnya pendidikan itu sendiri.

2 Tirtonirmolo, urgensi pendidikan islam dalam membina mental anak tuna Grahita. (ttp://alimanjogja.blogspot.com/2008/01/urgensi-pendidikan-islam-bagi.html, diakses hari

rabu, 19-11-2008)

Pendidikan agama islam adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik dalam menyakini, memahami, menghayati dan mengamalkan agama islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau latihan dengan memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan antara umat

beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional. 3 Oleh karena itu, dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan mental spiritual, maka anak didik

perlu mendapatkan penyelenggaraan pendidikan agama sebagai pegangan hidup yang akan membawanya pada kehidupan yang lurus, sebab dalam fitrahnya

manusia itu adalah makhluk homo religius (makhluk beragama), sehingga kemampuan dasar yang menyebabkan manusia menjadi makhluk berketuhanan atau beragama adalah karena di dalam jiwa manusia itu sudah terdapat sesuatu instik religius atau naturaliter religius.

Melihat realita sekarang ini, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak selalu membawa dampak positif bagi kehidupan manusia. Namun sebaliknya dalam realita kehidupan sehari-hari manusia banyak dihadapkan pada perubahan dan dinamika sosial cultural. Perkembangan Iptek ini mempengaruhi anak untuk cenderung mengikuti arus perkembangan tanpa memperhatikan dampak negatifnya bagi kehidupan sehari-hari yang mempengaruhi pengembangan mental anak, Meskipun ilmu pengetahuan dan teknologi sangat diperlukan bagi kehidupan manusia, tapi ia bukanlah satu-satunya dan bukan pula segala-galanya. Ilmu pengetahuan dan teknologi akan dapat berkembang dan

3 Muhaimin, Strategi Belajar mengajar penerapannya dalam pembelajaran Pendidikan 3 Muhaimin, Strategi Belajar mengajar penerapannya dalam pembelajaran Pendidikan

Pendidikan Islam mempunyai peranan penting dalam mengembangkan mental anak, hal ini dikarenakan pendidikan Islam memiliki nilai-nilai Islam yang bersumber langsung dari kitab suci Al-Quran dan Aal-hadits. Pada dasarnya pendidikan Islam itu sendiri memiliki peran yang kongkrit dalam pembentukan kepribadian anak, terlebih lagi dengan pendidikan akhlak. Pendidikan akhlak mampu menjadi tolak ukur bagi perkembangan mental seorang anak. Melihat fenomena yang ada akibat berkembangnya Ilmu Pengetahuan dan teknologi bagi perkembangan mental anak, pendidikan Islam memiliki peran yang

kongkrit dalam pembentukan kepribadian anak. 4

Pada dasarnya pendidikan Islam harus diasaskan atas dasar pokok yaitu bahwa manusia itu adalah makhluk Allah dan diamanati tugas untuk memikul amanah. Dalam permasalahan pendidikan, kita tidak boleh membedakan antara anak yang normal perkembangan jasmani dan rohaninya, dengan anak yang mengalami kecacatan baik fisik maupun mental. Pendidikan dan pengajaran adalah hak bagi seluruh masyarakat baik yang normal maupun yang cacat Lebih lanjut dari hal-hal yang fundamental seperti yang tercantum dalam batang tubuh UUD 1945 Bab XIII tentang pendidikan pasal 31 Ayat 1 menyatakan bahwa tiap-

tiap Warga Negara berhak mendapatkan pengajaran. 5 Oleh sebab itu, Kesempatan untuk menjadi manusia mulia sebagai orang yang bertaqwa diberikan kepada

4 Op.cit

5 UUD 1945 beserta Amandemennya (Surabaya: sentral Jaya prees) hlm 28 5 UUD 1945 beserta Amandemennya (Surabaya: sentral Jaya prees) hlm 28

Sebagai warga negara, seseorang yang mengalami kelainan cacat fisik maupun mental (abnormal), tidak didiskriminasikan untuk memperoleh pendidikan. Kelainan ini menjadi penting untuk diperhatikan dalam pemberian layanan pendidikan dan pengajarannya, oleh karena itu sangat dibutuhkan pelayanan pendidikan secara khusus yaitu sekolah luar biasa (SLB) yang disesuaikan dengan kondisi objektivitasnya. Disamping hak-hak yang di miliki oleh seseorang yang memiliki kecenderungan abnormal dalam memperoleh layanan pendidikan dan pengajaran, juga sebagai anggota masyarakat yang hidup dan berinteraksi dengan lingkungan, keluarga dan sosial kemasyarakatan. Untuk itu sangat diperlukan adanya adaptasi sosial sebagai konsekuensi logis dari masing-masing individu sebagai makhluk sosial.

Oleh karena itu orang-orang yang menderita cacat atau kelainan juga mendapatkan perlindungan hak seperti yang tertuang pada UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 pasal 5 ayat 2 menyebutkan bahwa Warga Negara yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, intelektual dan/atau social berhak memperoleh

pendidikan khusus. 6 Pendidikan khusus dalam hal ini biasa disebut dengan Pendidikan Luar Biasa. Oleh karena itu, meskipun seorang anak itu memiliki

kelainan fisik, maka anak itu berhak untuk mendapatkan pengajaran. Dengan adanya Sekolah Luar Biasa sangatlah membantu bagi orang yang mempunyai kelainan fisik atau mental, karena SLB merupakan salah satu bentuk pelayanan

pendidikan khusus bagi anak abnormal, seperti cacat netra, cacat rungu, cacat grahita dan cacat daksa. Dalam kurikulum SLB komponen-komponen Mata pelajaran yang diajarkan adalah sama seperti yang terdapat dalam kurikulum pendidikan pada umumnya termasuk didalamnya adalah pendidikan agama. Dengan demikian kehadiran Sekolah Luar Biasa (SLB) secara esensial merupakan salah satu lembaga pendidikan yang mengelola dan mendidik siswa jasmani dan rohani, yang saat ini berkembang dan meningkat sesuai dengan perubahan dan perkembangan masyarakat, layaknya disambut agar program pendidikan nasional dapat tercapai. Namun dalam kenyataannya prosentase anak cacat yang mendapatkan layanan pendidikan jumlahnya amat sedikit. Hal ini dikarenakan masih adanya hambatan pada pola pikir masyarakat kita yang mengabaikan potensi anak cacat. Pada umumnya masyarakat memandang kecacatan sebagai penghalang untuk berbuat sesuatu, telah banyak bukti bahwa orang cacat mampu melakukan sesuatu dengan berhasil. Karena banyak orang yang tidak memiliki tangan namun mereka dapat menghasilkan lukisan dengan baik. Ada orang yang tidak bisa berjalan tetapi dapat menjadi ahli fisika seperti Stephen Hopkins dan lain sebagainya.

Pembelajaran agama sebagai kegiatan untuk mencapai tujuan instruksional, jenis dan prosedur kegiatannya harus membutuhkan rangkaian yang cermat, agar jenis prosedur kegiatan yang dipilih dan ditetapkan nantinya mempunyai nilai fungsional yang tinggi sebagai alat pencapaian tujuan. Kegiatan guru yang berkenaan denga penelusuran, pemilihan jenis dan prosedur kegiatan serta hal-hal lain yang dapat mendukung kegiatan pembelajaran tersebut, Pembelajaran agama sebagai kegiatan untuk mencapai tujuan instruksional, jenis dan prosedur kegiatannya harus membutuhkan rangkaian yang cermat, agar jenis prosedur kegiatan yang dipilih dan ditetapkan nantinya mempunyai nilai fungsional yang tinggi sebagai alat pencapaian tujuan. Kegiatan guru yang berkenaan denga penelusuran, pemilihan jenis dan prosedur kegiatan serta hal-hal lain yang dapat mendukung kegiatan pembelajaran tersebut,

seluruh proses yang ditempuh. 7

Strategi pembelajaran secara substansial berwujud jenis dan prosedur kegiatan yang merupakan implikasi dari jenis dan prosedur yang menyertainya. Dalam hal ini makna strategi tidak diletakkan pada jenis dan prosedur kegiatan itu sendiri, tetapi pada nilai strategis-fungsional, berkenaan dengan fungsinya sebagai alat pencapai tujuan pembelajaran. Nilai strategis fungsional yang dimaksud, diukur atas dasar kadar keefektifan dan keeksistensinya sebagai alat untuk mencapai tujuan pembelajaran. Jenis dan prosedur kegiatan yang tidak bernilai strategis-fungsional untuk mencapai tujuan tidak dinamakan fundamental.

Dalam pengelolaan pendidikan dan pembelajaran menyangkut kegiatan perencanaan pembelajaran (termasuk strategi pembelajaran) sangat diperlukan dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan. Terlebih pada pembelajaran

7 Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar (jakarta: PT. Sinar Baru Algensindo, 1989)hlm.191 7 Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar (jakarta: PT. Sinar Baru Algensindo, 1989)hlm.191

Sesuai dengan tujuan pendidikan bahwasannya strategi pembelajaran merupakan prosedur yang sangat penting untuk tercapainya tujuan pendidikan dan merupakan salah satu unit yang tidak dapat dipisahkan dari unit-unit pendidikan yang lain. Sementara itu, apabila kita perhatikan masih banyak guru agama yang kurang memperhatikan bahkan kurang terampil dalam menerapkan strategi, pembelajaran sehingga tujuan pendidikan agama islam jauh yang diharapkan. Sesuai dengan permasalahan tersebut maka peneliti tertarik untuk meneliti strategi pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang diterapkan oleh guru agama di SLB Pembina tingkat Nasional Lawang yang menyangkut pembinaan mental siswa. Peneliti mengambil judul sebagai berikut: STRATEGI PEMBELAJARAN

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN MENTAL SISWA DI SEKOLAH LUAR BIASA (SLB) NEGERI PEMBINA TINGKAT NASIONAL MALANG

B. Rumusan Masalah

Merujuk dari pemaparan yang dikemukakan sebelumnnya maka rumusan masalah yang dikemukakan penulis adalah Sbb:

1. Bagaimana kondisi mental siswa di SLB Negeri Pembina Tingkat Nasional Malang?

2. Bagaimana penerapan strategi pembelajaran Pendidikan Agama Islam dalam pembinaan mental siswa di SLB Negeri Pembina Tingkat Nasional Malang ?

C. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sbb:

1. Mengetahui kondisi mental siswa di SLB Negeri Pembina Tingkat Nasional Malang

2. Mengetahui strategi pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang diterapkan oleh guru di SLB Negeri Pembina Tingkat Nasional Malang

D. Manfaat

Berdasarkan tujuan penelitian diatas, diharapkan penelitian ini mempunyai kegunaan sebagai berikut:

a. Bagi peneliti

1. Menambah pengalaman dan wawasan mengenai strategi pembelajaran Pendidikan Agama Islam dalam pembinaan mental siswa SLB Negeri Pembina Tingkat Nasional Malang

2. Mengetahui upaya-upaya guru Agama Islam dalam mengefektifkan strategi pembelajaran khususnya pelajaran Agama Islam untuk membina mental siswa di SLB Negeri Pembina Tingkat Nasional Malang

b. Bagi lembaga

1. Untuk mengetahui dan menilai kemampuan mahasiswa dalam menerapkan ilmu dan teori yang didapat di bangku kuliah

2. Sebagai bahan referensi bagi penelitian yang sejenis pada masa yang akan datang

c. Bagi pihak sekolah

1. Untuk menjadikan bahan pertimbangan dalam penerapan Strategi yang tepat untuk pembinaan mental siswa di SLB Negeri Pembina di Malang

2. Untuk mengevaluasi kembali berhasil tidaknya strategi pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang diterapkan oleh guru agama dalam pembinaan mental siswa di SLB Lawang selama ini

E. Ruang lingkup

Dari rumusan masalah yang sudah dikemukakan, peneliti membatasi permasalahan pada penerapan strategi yang digunakan guru agama islam dalam pembinaan mental siswa di SLB pembina Tinigkat Nasional Lawang, upaya guru pendidikan Agama islam dalam mengefektifkan strategi pembelajaran tersebut.

F. Definisi Operasional

Banyak kalangan yang memberikan makna yang sama terhadap kata strategi, taktik dan metode, agar pengertian judul dapat dipahami maka penulis jelaskan istilah kata-kata dalam judul sbb:

Strategi pembelajaran :Tindakan guru dalam melaksanakan rencana mengajar. 8

Pendidikan Agama Islam : Upaya mendidik Agama Islam atau ajaran islam dan nilai-nilainya agar menjadi Way of life ( pandangan dan sikap hidup seseorang). 9

Pembinaan Mental : Perhatian dan pengarahan terhadap perkembangan kejiwaan seseorang.

Siswa SLB : Peserta didik Sekolah Luar Biasa

8 Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar(jakarta: PT. Sinar Baru Algensindo,1989). hlm. 147

9 Muhaimin , dkk. Paradigma pendidikan Islam ,upaya mengefektifkan pendidikan agama islam di sekolah (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2001)Hlm. 75

BAB II KAJIAN TEORI

A. Penelitian Terdahulu

Satu diantara penelitan yang bisa disebutkan disini adalah penelitian yang dilakukan oleh Mamnunah tentang Penggunaan Media Pembelajaran PAI Bagi Anak Tuna Rungu Di SDLB Tuna Rungu Yayasan Pendidikan Tunas Bangsa Malang. penelitian yang penulis lakukan adalah termasuk penelitian kualitatif deskriptif. Dalam pengumpulan data penulis menggunakan metode dokumentasi, observasi dan interview. Responden dalam penelitian ini berjumlah 7orang yang terdiri dari 6 guru dari kelas 1-6 dan 1 kepala sekolah. Sedangkan untuk analisis datanya, penulis menggunakan analisis deskriptif kualitatif yaitu berupa data-data yang tertulis ataupun lisan dari orang yang diamati secara menyeluruh tentang keadaan sebenarnya.

Dari hasil penelitian penulis bahwa media-media yang paling banyak digunakan oleh pendidik antara lain: Media cetak, media gambar/foto dan media papan. Namun, mereka terkadang menunjukkan tentang benda sesungguhnya. Disamping media-media tersebut, pendidik juga menitik beratkan pada praktek, sehingga lebih memudahkan bagi siswa untuk memahami isi materi tersebut. Di samping itu pula terdapat beberapa kesulitan/hambatan dalam kegiatan belajar mengajar, antara lain: keterbatasan keadaan siswa, terbatasnya media, dan juga perbedaan kultural seperti Dari hasil penelitian penulis bahwa media-media yang paling banyak digunakan oleh pendidik antara lain: Media cetak, media gambar/foto dan media papan. Namun, mereka terkadang menunjukkan tentang benda sesungguhnya. Disamping media-media tersebut, pendidik juga menitik beratkan pada praktek, sehingga lebih memudahkan bagi siswa untuk memahami isi materi tersebut. Di samping itu pula terdapat beberapa kesulitan/hambatan dalam kegiatan belajar mengajar, antara lain: keterbatasan keadaan siswa, terbatasnya media, dan juga perbedaan kultural seperti

Selanjunya adalah penelitian yang dilakukan oleh Pipin Puri Prasasti tentang strategi Guru Agama Islam dalam pembinaan Akhlakul karimah siswa MTs. Hidayatussalihin Turus Gurah Kediri. Metode yang digunakan peneliti adalah metode kualitatif deskriptif. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti dapat diketahui bahwa pembinaan akhlakul karimah siswamenggunakan berbagai macam metode, diantaranya: metode keteladanan, ceramah, diskusi, pemberian tugas, kisah-kisah dan anjuran. Disamping itu ada beberapa kegiatan yang dilakukan oleh guru Agama Islam dalam pembinaan Aklakul Karimah adalah seperti dengan cara melakukan kegiatan baca doa bersama sebelum dan berakhirnya pelajaran, sholat Dhuha pada jam oistirahat, Sholat Dhuhur berjamaah, serta melakukan kegiatan hari besar islam (PHBI). Dalam pelaksanaan pembinaan akhlakul karimah siswa tidak menutup kemungkinan terdapat beberapa faktor-faktor yang mendukung dan menghambat, dalam hal ini faktor yang mendukung adalah adanya kerjasama guru antar lembaga, adanya kesadaran para siswa, adanya motivasi dan dukungan dari orang tua. Sedangkan yang menjadi hambatannya adalah latar

mendukung, lingkungan masyarakat/pergaulan yang minus, kurangnya sarana dan prasarana serta adanya pengaruh negatif dari tayangan Televisi dan media cetak. Dari hal

10 Mamnunah, Penggunaan Media Pembelajaran Pai Bagi Anak Tuna Rungu Di Sdlb

Tuna Rungu Yayasan Pendidikan Tunas Bangsa Malang (Skripsi program Studi Pendidikan Agama Islam. Universitas Islam Negeri Malang, 2007) Tuna Rungu Yayasan Pendidikan Tunas Bangsa Malang (Skripsi program Studi Pendidikan Agama Islam. Universitas Islam Negeri Malang, 2007)

pembinaan akhlakul karimah siswa. 11 Dengan demikian jelas adanya bahwa guru Agama islam merupakan barometer siswa dalam suksesnya pendidikan.

Agar pelaksanaan pembinaan Akhlakul karimah siswa bisa berjalan dan terwujud dengan baik, maka kuncinya terletak pada kesiapan, kemauan dan

kemampuan guru serta hal tersebut juga dapat didukung dengan adanya strategi yang lebih terfokus pada pemberian materi dan kegiatan yang lebih menitik beratkan pada pembinaan.

Penelitian yang dilakukan oleh Nur Azizah Perwitasari tentang Strategi pembelajaran dalam pengembangan jiwa keagamaan Anak di TK Aisyiyah 5 Gedeg Mojokerto menggunakan metode kualitatif deskriptif. Untuk mendapatkan data tersebut maka peneliti menggunakan beberapa metode yaitu wawancara, observasi, serta dokumentasi. Obyek wawancaranya adalah kepala Sekolah dan guru di TK tersebut. Sedangkan hasil penelitiannya dapat disimpulkan sebagai berikut: penerapan strategi pembelajaran pengembangan jiwa keagamaan anak sangatlah dibutuhkan supaya hasil yang diinginkan bisa tercapai dengan maksimal. Problem yang biasanya dihadapi oleh guru khususny guru TK tersebut adalah anak didiknya memiliki sifat seperti: keras

11 Pipin puri Prasasti, Strategi Guru Agama dalam Pembinaan Akhlakul Karimah Siswa

MTs Hidayatus Shalihin Turus Gurah Kediri (Skripsi program Studi Pendidikan Agama Islam. Universitas Islam Negeri Malang, 2007) MTs Hidayatus Shalihin Turus Gurah Kediri (Skripsi program Studi Pendidikan Agama Islam. Universitas Islam Negeri Malang, 2007)

dan certia serta bisa juga pemeliharaan dan juga pengawasan. 12 Penelitian yang dilakukan oleh Pipin Puri Prasasti dan Nur Azizah

Perwita Sari adalah senada dengan fokus ini, sebagaimana dikaitkan dengan konteks pembinaan mental, dengan demikian tidak semua individu yang

berkenaan dengan perasaan dan perilaku sebagai akibat dari apa yang didapatkan individu tersebut. Berhubungan dengan masalah siswa (anak didik), walaupun mereka mempunyai perbedaan dengan yang lain yaitu mempunya kecenderungan cacat mental ataupun tuna rungu bukan berarti seorang pendidik tidak bisa memberikan kasih-sayang dan bimbingan untuk mencapai masa depan yang baik bagi mereka. Penting bagi seorang pendidik untuk menyadari bahwa segala usaha yang mereka lakukan adalah untuk memperbaiki kondisi anak didik mereka. Dengan demikian posisi peneliti adalah untuk melengkapi penelitian tentang penyesuaian diri dan memberikan sumbangan pemikiran untuk penelitian selanjutnya.

12 Nur Azizah Perwitasari, Strategi pembelajaran dalam pengembangan jiwa keagamaan

Anak di TK Aisyiyah 5 Gedeg Mojokerto (Skripsi program Studi Pendidikan Agama Islam. Universitas Islam Negeri Malang, 2007)

B. Konsep Strategi Pembelajaran

1. Pengertian Strategi Pembelajaran Dalam proses pelaksanaaan suatu kegiatan baik yang bersifat operasional maupun non operasional harus disertai dengan perencanaan yang memiliki strategi yang baik dan sesuai dengan sasaran. Sedangkan peran strategi dalam mengembangkan jiwa keagamaan peserta didik ini sangat diperlukan. Oleh karena itu dalam menyampaikan strategi yang baik dan mengena pada sasaran.

Sebelum lebih jauh kita mengartikan strategi Strategi pembelajaran, terlebih dahulu akan menjelaskan tentang trategi. Kata “strategi” dalam kamus bahasa Indonesia mempunyai arti, antara lain:

a. Rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran

b. Ilmu dan seni memimpin bala tentara untuk menghadapai musuh dalam kondisi yang menguntungkan

c. Ilmu dan seni mengembangkan semua sumber daya bangsa untuk melaksanakan kebijaksanaan tertentu dalam perang dan damai.

d. 13 Tempat yang baik menurut siasat perang. Dalam bahasa inggris, “strategi “ berarti ilmu siasat. 14 Secara

sederhana strategi merupakan hasil buah pikiran seseoramg terhadap analisis obyek disebabkan ada sesuatu yang ingin dicapai.

13 Tim penyisun kamus Besar, Kamus Besar Bahasa Indonesia(Jakarta: Balai Pustaka. 1990)hlm 859

14 John M.Echol dan Hasan Sadily. Kamus Inggris-Indonesia(Jakarta:PT.

Secara umum, kata “Strategi” mengandung makna rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus. Dan pengertian lain dari kata strategi adalah suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam mencapai sasaran yang telah ditentuakan. Untuk memahami makna “strategi” atau “teknik” secara mantap, maka penjelasannya biasanya

dikaitkan dengan istilah “pendekatan” dan “metode”. 15 Secara singkat dapatlah kita katakana bahwa “Strategi atau teknik”

merupakan prosedur-prosedur yang digunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan 16 . Mc.Leod mengutarakan bahwa “secara harfiah dalam

bahasa Inggris, kata strategi dapat diartikan sebagai seni (art) melaksanakan

stratagem yakni siasat atu rencana”. 17

Istilah strategi sering digunakan dalam banyak konteks pembelajaran, seperti yang diungkapkan oleh Nana Sudjana sebagai berikut: “strategi mengajar adalah taktik yang digunakan guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar agar dapat mempengaruhi pesereta didik untuk mencapai

tujuan pengajaran secara efektif dan efisien”. 18 Secara umum strategi mempunyai pengertian sebagai suatu garis besar

haluan dalam bertindak untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan. Bila dengan belajar mengajar, strategi bisa diartikan sebagai pola umum kegiatan

15 Henry Guntur Tarigan, Strategi pengajaran dan pembelajaran (bandung:Angkasa.1993)hlm2 16

Ibid, hlm 4 17 Muhibbin Syah, M.Ed. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru (Bandung:

PT.Remaja Rosda Karya.2003)hlm 214 18 Drs. Ahmad Rohani dan Drs. H. Abu Ahmadi, Pengelolaan pengajaran (Jakarta: Rineka PT.Remaja Rosda Karya.2003)hlm 214 18 Drs. Ahmad Rohani dan Drs. H. Abu Ahmadi, Pengelolaan pengajaran (Jakarta: Rineka

Strategi digunakan sebagai teknik penyajian yang dikuasai guru untuk mengajar atau menyajikan bahan pelajaran kepada siswa di dalam kelas, agar pelajaran tersebut dapat ditangkap, dipahami dan digunakan oleh siswa dengan baik.

Strategi adalah sebuah istilah popular dalam istilah psikologi kognitif, yang berarti prosedur mental y berbentuk tatanan tahapan yang memerlukan

alokasi berupa upaya yang bersifat kognitif dan selalu dipengaruhi oleh pilihan kognitif atau pilihan kebiasaan belajar (kognitif preferences) siswa. 19 Sedangkan pembelajaran merupakan suatu proses membelajarkan anak didik agar dapat mempelajari sesuatu yang rekevan dan bermakna bagi diri mereka, disamping itu, juga untuk mengembangkan pengalaman belajar dimana anak didik dapat secara aktif menciptakan apa yang sudah diketahuinya dengan pengalaman yang diperoleh.

Pembelajaran dalam arti lain adalah upaya membelajarkan siswa untuk belajar. Dan kegiatan ini akan mengakibatkan siswa mempelajari

sesuatu dengan cara lebih efektif dan efisien. 20 Secara umum dapat dikatakan bahwa strategi pembelajaran adalah

proses penambahan informasi dan kemampuan baru. 21 Istilah pembelajaran

19 Muhibbin Syah, Op.cit. hlm 50 20 Muhaimin, dkk, Strategi Belajar mengajar, (Surabaya: Citra Media, 1996)hlm 157 21 Wina Sanjaya, Strategi pembelajaran berorientasi Standar proses Pendidikan.

lebih tepat digunakan karena dapat menggambarkan upaya untuk membangkitkan prakarsa belajar siswa.

Dengan demikian, strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didisain untuk

mencapai tujuan pendidikan tertentu. 22 Oleh karena itu sebelum menentukan strategi perlu dirumuskannya sebuah tujuan yang jelas yang dapat diukur

keberhasilannya, sebab tujuan adalah masalah penting dalam implementasi sebuah strategi.

Dari beberapa penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa strategi pembelajaran adalah siasat, cara yang dilakukan guru dalam menyederhansakan kajian yang akan diajarkan dalam kelas, atau dengan kata lain cara yang dilakukan oleh guru dalam menetapkan langkah-langkah utama mengajar sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

Strategi belajar mengajar dalam setiap setiap usaha meliputi:

a. mengindentifikasikan dan menetapkan kekhususan perubahan perilaku peserta didik yang diharapkan.

b. Memilih system pendekatan belajar mengajar berdasarkan cita-cita dan pandangan hidup masyarakat.

c. Memilih dan menetapkan metode belajar mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif sehingga dapat dijadikan pegangan oleh pendidik dalam menunaikan tuganya.

d. Memilih dan menetapkan ukuran keberhasilan kegiatan belajar mengajar sehingga dapat dijadikan pedoman oleh guru untuk

melakukan evaluasi (penilaian). 23 Keempat dasar strategi tersebut merupakan satu kesatuan yang utuh,

antara dasar yang satu dengan dasar yang lain saling menopang dan tidak bisa dipisahkan.

2. Ragam strategi pembelajaran Strategi pembelajaran adalah siasat, cara yang dilakukan guru dalam

menyederhanakan materi yang akan diajarkan di dalam kelas, atau dengan kata lain, suatu cara yang dilakukan oleh guru dalam menetapkan langkah- langkah utama mengajar sehingga hasil dari proses belajar-mengajar itu dapat benar-benar sesuai tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

Dalam usaha untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh pendidik,antara lain:

a. seorang guru perlu bersifat cermat dalam mengajarkan dan mengembangkan materi serta metode yang telah dirancang. Kurangnya kreativitas guru dapat menyebabkan penyampaian materi menjadi kurang menarik dan kurang berkembang sehingga tujuan penguasaan materi pembelajaran dan metode kurang berhasil.

b. Seorang guru dengan yakin dan mantap melaksanakan langkah- langkah pembelajaran yang sudah ditetapkan. Namun demikian, tidak

23 Abu Ahmadi, Joko Tri Prasetyo, strategi belajar mengajar, (Bandung: Pustaka Setia, 23 Abu Ahmadi, Joko Tri Prasetyo, strategi belajar mengajar, (Bandung: Pustaka Setia,

c. Seorang guru dikelas perlu memberikan dan membangun suasana pembelajaran

suasana keterbukaan, kesejajaranenghargai pendapat, rasa keingin tahuan yang tinggi, serta suasana yang menyenangkan dan bersahabat antara guru dan murid. Suasana seperti ini mutlak diperlukan untukmengembangkan semangat belajar dan membangun rasa keingin tahuan siswa secara mendalam tentang keterkaitan antara kedua materi tersebut, disamping akan menciptakan rasa semangat dan keberanian siswa untuk bertanya dan

memberikan tanggapan secara aktif terhadap penjelasanguru. 24 Selain strategi pembelajaran di dalam kelas yang lebih menekankan

pada upaya mengaktifkan dan menghidupkan suasana didalam melas sesuai dengan langkah-langkah yang ditetapkan, seorang guru juga perlu mengembangkan berbagai keadaan yang mendukung kelancaran dan terwujudnya kompetensi yang ditetapkan. Keadaan yang dituntut

24 Abdul Rachman Shaleh, Pendidikan agama dan pembangunan watak bangsa,(Jakarta: 24 Abdul Rachman Shaleh, Pendidikan agama dan pembangunan watak bangsa,(Jakarta:

1) metode keteladanan kurikulum pendidikan yang disempurnakan telah dibuat dengan rancangan yang jelas bagi perkembangan manusia melalui sistematisasi bakat, psikologis, emosi, mental dan potensi manusia. Namun, tidak dapat dipungkiri jika timbul masalah bahwa kurikulum seperti itu masih tetap memerlukan pola pendidikan realistis yang dicontohkan oleh seorang pendidik melalui perilaku dan metode pendidikan yang diberikan kepada anak didiknya sambil sambil tetap berpegang pada landasan, metode, dan tujuan kurikulum

pendidikan. 25 Keteladanan atau percontohan merupakan suatu upaya memberikan contoh perilaku yang baik dan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Pemberian contoh atau teladan harus dilakukan oleh seluruh pegawai yang terkait dengan pelaksana pendidikan, yang meliputi guru, kepala sekolah. Dalam hal ini guru merupakan orang yang paling utama dan pertama yang berhubungan langsung dengan siswa. Dengan demikian, peran guru agama dengan segenap pola perilaku kesehariannya menjadi bernilai sangat penting dalam pembentukan kepribadian anak itu sendiri.

25 Abdurrahman An Nahlawi, pendidikan Islam di rumah sekolah dan masyarakat, 25 Abdurrahman An Nahlawi, pendidikan Islam di rumah sekolah dan masyarakat,

Rasulullah saw adalah seorang rasul yang telah diutus Allah untuk menyebarkan dan memperbaiki risalah-Nya ketika banyak umatNya yang telah menyimpang dari ajaran tauhid yang sebenarnya. Beliau adalah seorang yang memiliki sifat-sifat yang lihur baik spiritual, moral maupun keintelektualan sehingga umat manusia memandang rasul sebagai panutan dan teladan dalam segala aspek kehidupannya. Oleh karena itu Allah mengutus sebagai teladan bagi umat khususnya umat muslim.

Pendidikan keagamaan pada anak khususnya usia SMP kebawah lebih bersifat teladan dan peragaan hidup secara riil, karena anak belajar dengan cara melihat, mendengar dan meniru-niru, menyesuaikan dan mengintegrasikan dalam suatu suasana. Keteladanan pendidik yang diikuti dengan latihan-latihan keagamaan Pendidikan keagamaan pada anak khususnya usia SMP kebawah lebih bersifat teladan dan peragaan hidup secara riil, karena anak belajar dengan cara melihat, mendengar dan meniru-niru, menyesuaikan dan mengintegrasikan dalam suatu suasana. Keteladanan pendidik yang diikuti dengan latihan-latihan keagamaan

anak-anak, sehingga sangat besar pengaruhnya bagi perkembangan. 26 Dalam pemberian keteladanan tersebut dapat bersifat langsung

maupun tidak langsung. Yang bersifat langsung misalnya: pendidik memberikan contoh bagaimana sikap membaca Al-Quran yang baik, sikap sholat yang benar, dan lain sebagainya. Sedangkan yang bersifat tidak langsung misalnya: tampilan fisik dan pribadi pendidik dan tenaga lainnya yang sesuai dengan suasana agamis. Pendidik hendaknya harus memiliki sikap yang penuh sopan santun, disiplin serta selalu menyambut anak didiknya ketika masuk dengan sambutan yang ramah.