Tabel 3.11 Variabel yang Dianalisis
Step Tolerance
Sig. of F to Remove
Min. D Squared Between Groups
1 X3
1.000 .004
2 X3
.952 .004
.001 Cukup Baik and Baik
X2 .952
.029 .030
Tidak Baik and Cukup Baik 3
X3 .918
.001 .003
Tidak Baik and Baik X2
.827 .639
.030 Tidak Baik and Cukup Baik
X1 .810
.001 .046
Tidak Baik and Cukup Baik 4
X3 .933
.001 .001
Tidak Baik and Baik X1
.933 .000
.030 Tidak Baik and Cukup Baik
Pada tabel 3.11 menunjukkan kondisi urutan-urutan variabel bebas yang dianalisis. Pada tahap 1 satu, variabel X
3
Kreativitas guru yang pertama masuk ke dalam fungsi diskriminan karena variabel ini mempunyaI angka sig. of F to
remove ≤ 0,05 paling kecil 0,004. Kemudian pada tahap 2 dua, variabel X
2
juga masuk karena nilai sig. of F to remove ≤ 0,05 juga yaitu 0,029. Sedangkan
variabel lainnya dikeluarkan semua. Pada Step ketiga, variabel X
1
masuk juga karena karena nilai p
≤ 0,05 juga yaitu 0,001. tetapi pada langkah ini variabel X
2
di buang karena nilai sig. of F to remove 0,05. Setelah variabel X
2
dibuang kemudian dianalisis kembali seperti tabel 3.9 pada step 4 empat.
3.6.1 Nilai Korelasi Kanonikal Eigenvalue
Dari nilai eigen terlihat bahwa fungsi 1 dengan eigenvalue sebesar 0,197 dapat menjelaskan 69,5 varians. Sedangkan fungsi 2 dengan eigenvalue sebesar dapat
menjelaskan 39,5 varians Perhatikan angka Canonical Correlation pada tabel 3.10, angka ini akan mengukur keeratan hubungan antara discriminant score
dengan kelompok. Nilai sebesar 0,406 menunjukkan keeratan yang cukup tinggi dengan ukuran skala asosiasi antara 0 sampai 1. Begitu juga dengan angka
Canonical untuk fungsi kedua.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.12 Nilai Korelasi Kanonikal Eigenvalue
Function Eigenvalue of Variance Cumulative Canonical Correlation
1 .197
a
69.5 69.5
.406 2
.086
a
30.5 100.0
.282 a. Fungsi diskriminan kanonik pertama yang digunakan dalam analisis
3.6.2 Uji Signifikansi
Dari tabel Wilk’ Lambda, pada kolom test of function s, 1 through 2 menguji hipotesa:
H : Tidak ada perbedaan rata-rata centroid dari kedua fungsi diskriminan
H
1
: Ada perbedaan rata-rata centroid dari kedua fungsi diskriminan Untuk menguji hipotesa, angka wilks’Lambda ditransformasikan ke angka
Chi-square , dengan ketentuan: Angka Sig 0,05, maka H
diterima dan sebaliknya Angka Sig
≤ 0,05, maka H ditolak.
Tabel 3.13 Wilks Lambda
Test of Functions Wilks Lambda Chi-square
df Sig.
1 through 2 .769
42.120 8
.000 2
.921 13.287
3 .004
Pada tabel 3.13, pada baris ke-1 satu terlihat bahwa angka Chi Square hitung adalah 42,120 dengan angka sig. 0,000 yang jauh dibawah 0,05. Karena itu
tolak H atau memang ada perbedaan yang nyata signifikan antara rata-rata
centroid dari kedua fungsi diskriminan yang telah terbentuk. Pada baris ke-2 dua, interpretasikan sama seperti baris 1, hanya saja pada baris kedua ini fungsi
diskriminan pertama dikeluarkan.
Universitas Sumatera Utara
3.6.3 Struktur Matriks
Secara relatif, prediktor yang memiliki Standardized Coefficient yang lebih besar menyumbangkan kekuatan diskriminan discriminant power yang lebih besar
terhadap fungsi dibandingkan prediktor yang memiliki Standardized Coefficient lebih kecil. Dapat juga dilihat dalam struktur matriks yang disebut canonical
loading dan discriminan loading.
Tabel 3.14 Struktur Matrik
Function 1
2 X1
.815 .579
X3 -.348
.937 X4
a
.033 .329
X2
a
.256 .328
Tabel 3.14 menunjukkan adanya korelasi antara variabel-variabel bebas dengan fungsi diskriminan yang terbentuk. Berdasarkan tabel 3.12 pada fungsi
pertama, maka variabel bebas X
3
dengan korelasi sebesar 0,815 merupakan variabel yang paling tinggi korelasinya, kemudian diikuti variabel X
2
sebesar 0,256, X
4
sebesar 0,033 dan X
3
sebesar -0,348. Begitu juga dengan fungsi yang kedua. Adanya tanda “a” pada kedua variabel terakhir menunjukkan bahwa kedua
variabel tersebut tidak diikutkan dalam proses analisis diskriminan.
3.5.4 Koefisien Fungsi Diskriminan Kanonik