Data Dan Informasi Hasil Pembangunan

38 Profil Bappeda 2015 BAB IV Data dan Informasi Pembangunan

4.1. Data Dan Informasi Hasil Pembangunan

4.1.1. Hasil Kegiatan SKPD

4.1.1.1 Bidang Statistik, Penelitian, dan Perencanaan A.

Subbidang Statistik, Data, dan Informasi 1. Updating Data SIPD Bangda SIPD merupakan sebuah sistem informasi yang berfungsi untuk mengumpulkan data data secara terpadu dari SKPD dan instansi vertical di lingkungan Kabupaten Sleman yang mampu mendukung perencanaan dan evaluasi pembangunan di Kabupaten Sleman. Selain itu juga sebagai sarana pemantauan dan evaluasi penyelenggaraan pemerintahan di daerah dapat dilaksanakan dengan lebih mudah. Data SIPD memiliki peran diantaranya untuk : sebagai dasar pedoman acuan dan dukungan perencanaan pembangunan, sebagai dasar pembanding dalam pemantauan pembangunan, dasar pertimbangan dalam pelaksanaan pembangunan, dan sebagai alat indicator untuk evaluasi pembangunan. Tujuan : a. Menyediakan dukungan data dan informasi bagi pengambilan keputusan dan kebijakan baik di daerah maupun di pusat; b. Meningkatkan komitmen pemerintah daerah untuk membangun pola kerja berbasis data dan informasi; c. Membangun database pembangunan daerah Provinsi dan KabupatenKota yang menggambarkan seluruh potensi dan sumberdaya yang dimiliki oleh daerah tersebut dalam aplikasi web SIPD. Sasaran : a. Tersedianya data dan informasi serta analisis data secara cepat dan mudah bagi pengambilan keputusan dan penyusunan kebijakan di daerah; 39 Profil Bappeda 2015 b. Terbangunnya Sistem Informasi Database Profil Daerah secara online berbasis web; c. Terlaksananya manajemen pengelolaan database profil daerah yang baik dan akurat. Penyusunan SIPD di Kab. Sleman melibatkan SKPD yang ada di Kab.Sleman – Kecamatan yang terdiri : 31 SKPD dan Instansi Vertikal seperti : BPS, BPN, serta dukungan data dari Polres, Pengadilan dan Kemenag dll. Pelaksanaan kegiatan pengembangan dan pengisian Sistem Informasi Pembangunan Daerah SIPD di Kabupaten Sleman pada terdiri dari dua tahap yaitu : a. Tahap pertama : Merupakan tahap pengumpulan data dalam rangka penyusunan basis data ke dalam 8 kelompok data yang disusun berdasarkan data dari Dinas, Instansi dan Lembaga terkait. Hasil penyusunan basis data ini dirangkum dalam Himpunan Delapan Kelompok Data. Pada tahap pertama, metode pengumpulan data dilaksanakan melalui pembentukan tim pengumpul data dari dinas instansi terkait yang bertanggungjawab mengumpulkan data primer dan sekunder. Tim data ini bertugas mengumpulkan data dari masing – masing SKPD untuk dilaporkan ke Bappeda. Tim pokja data ini secara bekala 3 bulan sekali mengadakan rapat koordinasi pengisian data dan validasi data. b. Tahap kedua : Merupakan tahap entri data secara on line untuk menjadi basis data. Entri data ini dilakukan oleh tim data di Bappeda. Entri data dilakukan selama 2 kali semester I yakni data pertengahan tahun dan semester data data sampai Bulan Desember. Sampai dengan Nopember tahun 2015, perkembangan data SIPD di Kabupaten Sleman sbb : Jumlah elemen Data : 2691 Jumlah Data tesedia : 2629 Jumlah Data tidak tersedia : 62 Jumlah data terisi : 757 Prosentase keterisian data : 28,79 Data yang diisikan terbagi dalam 8 kelompok data yakni : 40 Profil Bappeda 2015 DATA UMUM 1. Geografi 2. Pemerintahan 3. Demografi SOSIALBUDAYA 4. Kesehatan 5. Pendidikan, Kebudayaan Nasional Pemuda Olah Raga 6. Kesejahteraan Sosial 7. Agama SUMBERDAYA ALAM 8. Pertanian, Kehutanan, Kelautan, Perikanan, Peternakan Perke- bunan 9. Pertambangan Energi 10. Lingkungan Hidup, Tata Ruang Pertanahan INFRASTRUKTUR 11. Perumahan Pemukiman 12. Pekerjaan Umum 13. Pariwisata, Pos, Telekomunikasi Informatika 14. Perhubungan Transportai EKONOMI 15. Industri, Perdagangan, Pengem- bangan Usaha Nasional, Lembaga Keuangan dan Koperasi 16. BUMN dan Perbankan Daerah Lembaga Keuangan Daerah KEUANGAN DAERAH 17. Pengelolaan Aset atau Barang Daerah 18. PDRB 19. Ringkasan APBD 20. Dana Perimbangan 41 Profil Bappeda 2015 21. Pinjaman Daerah 22. Pajak Daerah 23. Retribusi Daerah POLITIK, HUKUM DAN KEAMANAN 24. Politik Dalam Negeri Pengawasan 25. Hukum 26. Keamanan Ketertiban Masyarakat INSIDENSIAL 27. Bencana Alam 28. Penyakit Menular 29. Pencurian Ikan 30. Kebakaran Hutan 31. Pencurian dan Penyelundupan Kayu

2. Buku Indeks Kesejahteraan Rakyat

Penyusunan Buku Inkesra merupakan salah satu bentuk publikasi statistik bidang sosial yang rutin dilaksanakan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah. Maksud dan tujuan penyusunan buku Indeks Kesejahteraan Rakyat adalah sebagai bahan pertimbangan perencanaan makro untuk menentukan sasaran pembangunan. Salah satu wujud pemantauan yang dilaksanakan adalah dengan mengukur kesejahteraan masyarakat sesuai indikator yang relevan. Hasil pencapaian kesejahteraan masyarakat juga dapat mengindikasikan keberhasilan pembangunan sebagai cerminan akuntabilitas publik untuk mengevaluasi kinerja pemerintahan yang dituangkan dalam Buku Indikator Kesejahteraan Rakyat Tahun 2014. Buku Inkesra menyajikan beberapa aspek kehidupan masyarakat yang meliputi antara lain kependudukan, kesehatan, pendidikan, ketenagakerjaan, perumahan dan lingkungan hidup, serta pengeluaran konsumsi rumah tangga yang datanya diambil dari hasil Sensus Penduduk, Survei Sosial Ekonomi Nasional dan Survei Angkatan Kerja Nasional Tahun 2014. Informasi dari publikasi ini yang dapat digunakan sebagai bahan kajian mengenai permasalahan kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Sleman. 42 Profil Bappeda 2015

a Maksud dan Tujuan

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Sleman Tahun 2014 disajikan dengan maksud untuk memberikan gambaran mengenai kesejahteraan masyarakatKabupaten Sleman dan perubahan sosial yang terjadi. Tujuan khusus yang ingin dicapai adalah menyajikan indikator kesejahteraan rakyat yang meliputi bidang kependudukan, kesehatan, pendidikan, ketenagakerjaan, perumahan dan lingkungan hidup serta pengeluaran konsumsi rumah tangga sebagai tolok ukur keberhasilan pembangunan. b Ruang Lingkup Dimensi kesejahteraan rakyat disadari sangat luas dan kompleks, sehingga suatu taraf kesejahteraan rakyat tidak hanya dapat dilihat dari suatu aspek tertentu. Dalam publikasi ini kesejahteraan rakyat diamati dari beberapa aspek yang spesifik, yaitu kependudukan, kesehatan, pendidikan, ketenagakerjaan, perumahan dan lingkungan hidup serta pengeluaran konsumsi rumah tangga.

c Sumber Data

Dari survei-survei yang dilaksanakan BPS yakni Susesnas yang meliputi komponen, Kesehatan, Pendidikan, Perumahan dan Lingkungan Hidup, Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga.

d Sistematika Penulisan

Penyajian Indikator Kesejahteraan Rakyat Tahun 2014 diuraikan dalam empat bab., yakni bab I berisi Pendahuluan yang menguraikan latar belakang, maksud dan tujuan, ruang lingkup, sumber data, dan sistematika penulisan. Bab II mengulas konsep dan definisi yang digunakan dalam publikasi ini. Bab III berisi pembahasan mengenai indikator kesejahteraan rakyat yang meliputi kependudukan, kesehatan, pendidikan, ketenagakerjaan, perumahan dan lingkungan hidup, pengeluaran konsumsi rumah tangga dan garis kemiskinan, dan bab IV berisi Kesimpulan. Secara ringkas isi buku Inkesra 2014 adalah : 1 Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk Jumlah penduduk Kabupaten Sleman tahun 2014 berdasarkan Hasil Proyeksi Penduduk SP2010 sebesar 1.163.970 jiwa terdiri dari laki-laki 583.195 jiwa, perempuan 580.775 jiwa. Dalam kurun waktu 20 tahun terakhir, jumlah penduduk Kabupaten Sleman mengalami kenaikan sekitar 300.000 jiwa. Jumlah 43 Profil Bappeda 2015 penduduk Kabupaten Sleman terus mengalami peningkatan dengan komposisi jenis kelamin yang hampir seimbang. Laju pertumbuhan penduduk periode 2000- 2010 sebesar 1,92 persen. Tingkat kepadatan penduduk Kabupaten Sleman pada tahun 2014 tercatat sebesar 2.025 jiwa per km 2. Rasio ketergantungan anak Child Dependency Ratio Kabupaten Sleman tahun 2014 sebesar 31. Rasio ketergantungan lanjut usia Old Dependency Ratio Kabupaten Sleman tahun 2014 sebesar 10. Secara total rasio ketergantungan di Kabupaten Sleman sebesar 41. Ini berarti setiap 100 orang penduduk usia produktif di Kabupaten Sleman harus menanggung sekitar 41 orang usia non produktif. Sebanyak 53,26 persen perempuan di Kabupaten Sleman melakukan perkawinan pertamanya pada usia 19-24 tahun.

b. Kesehatan