Kesehatan Pendidikan BAB I SAMPAI DENGAN BAB BAB I BAB V

43 Profil Bappeda 2015 penduduk Kabupaten Sleman terus mengalami peningkatan dengan komposisi jenis kelamin yang hampir seimbang. Laju pertumbuhan penduduk periode 2000- 2010 sebesar 1,92 persen. Tingkat kepadatan penduduk Kabupaten Sleman pada tahun 2014 tercatat sebesar 2.025 jiwa per km 2. Rasio ketergantungan anak Child Dependency Ratio Kabupaten Sleman tahun 2014 sebesar 31. Rasio ketergantungan lanjut usia Old Dependency Ratio Kabupaten Sleman tahun 2014 sebesar 10. Secara total rasio ketergantungan di Kabupaten Sleman sebesar 41. Ini berarti setiap 100 orang penduduk usia produktif di Kabupaten Sleman harus menanggung sekitar 41 orang usia non produktif. Sebanyak 53,26 persen perempuan di Kabupaten Sleman melakukan perkawinan pertamanya pada usia 19-24 tahun.

b. Kesehatan

Keadaan kesehatan penduduk Kabupaten Sleman pada tahun 2014, dari hasil Susenas menunjukkan angka kesakitan penduduk antara lain disebabkan oleh batuk dan pilek dengan angka kesakitan masing-masing 191 dan 176, yang artinya dalam setiap 1.000 penduduk yang mempunyai keluhan kesehatan terdapat 191 orang yang mengeluh sakit batuk dan sebanyak 176 orang sakit pilek. Keluhan kesehatan lainnya yang relatif besar adalah panas dengan angka kesakitan sebesar 107 orangdari 1000 penduduk . Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa gangguan kesehatan yang paling sering dialami oleh penduduk di Kabupaten Sleman adalah penyakit yang bersifat musiman seperti batuk, pilek, dan panas. Umumnya penyakit-penyakit tersebut disebabkan oleh perubahan cuaca serta kondisi lingkungan yang kurang memadai. Indikator Persentase Persalinan Ditolong Tenaga Terdidik sebesar 100 persen dari jumlah balita sebanyak 89.688 anak. Angka tersebut meliputi 44,97 persen persalinan yang ditolong oleh dokter,55,03 persen ditolong oleh bidan. Pada tahun 2014 kesadaran masyarakat Sleman akan pentingnya ASI Ekslusif bagi anak ternyata cukup tinggi, yang diperlihatkan dengan cukup tingginya persentase anak yang memperoleh ASI Ekslusif 42 persen.

c. Pendidikan

Persentase melek huruf penduduk Kabupaten Sleman, menurut hasil Susenas tahun 2014 tercatat 95,11 persen. Secara umum, kemampuan baca-tulis 44 Profil Bappeda 2015 penduduk laki-laki lebih besar daripada penduduk perempuan. Angka melek huruf penduduk laki-laki sebesar 98,62 persen, sedangkan bagi penduduk perempuan sekitar 92,02 persen. Kecenderungan orang tua untuk memasukkan anaknya bersekolah di SDMI sebelum mereka berumur 7 tahun menyebabkan nilai APK SDMImencapai 116,78 persen pada tahun 2014. Nilai APK tersebut lebih tinggi dibandingkan kondisi tahun 2013 yang mencapai114,77 persen. APK SMPMTsdi Kabupaten Sleman pada tahun 2014 mencapai 111,41 persen. APK SMASMKMA sekitar 86,39 persen. APM SDMI KabupatenSleman pada tahun 2014 mencapai 102,07persen, APM SMPMTs adalah 81,63persen, APM SMASMKMA pada tahun 2014 adalah 57,73 persen. Tingginya nilai APK maupun APM Kabupaten Sleman tahun 2014 merupakan cerminan tingkat kesadaran masyarakat yang sudah cukup tinggi untuk menyekolahkan anaknya. Angka Putus Sekolah dihitung dari jumlah anak usia sekolah yang sudah mengenyam suatu jenjang sekolah tetapi tidak berhasil menamatkan jenjang sekolah tersebut. Angka putus sekolah juga dapat dibedakan menurut jenjang pendidikan menjadi SDMI, SMPMTs dan SMASMKMA. Jumlah anak putus sekolah pada usia SDMI 7-12 tahun di Kabupaten Sleman pada tahun 2014 tercatat sebanyak 42 anak. Angka tersebut mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan keadaan tahun 2013 yang berjumlah 29 orang. Jenjang SMPMTs 18 orang . Pada jenjangSMASMKMA, jumlah putus sekolah tercatat paling besar dibandingkan jenjang pendidikan lainnya, baik pada tahun 2014 maupun tahun 2013. Pada tahun 2014 jumlah anak putus sekolah jenjang SMASMKMA sebanyak 58 orang atau meningkat jika dibandingkan dengan tahun 2013 yang hanya41 orang. Penduduk Kabupaten Sleman yang telah menyelesaikan pendidikan SDMI sederajat ke atas mencapai lebih dari 93 persen. Sebagian besar penduduk Kabupaten Sleman yang berumur 15 tahun ke atas, mempunyai ijazah tertinggi SMAMA, disusul ijazah SMPMTs dan SMK. Sedangkan hanya sekitar 19,19 persen penduduk yang mempunyai ijazah D1 ke atas. 45 Profil Bappeda 2015

d. Ketenagakerjaan