Visual : Belajar dengan mengamati dan menggambarkan.

3. Visual : Belajar dengan mengamati dan menggambarkan.

Belajar visual adalah belajar dengan melibatkan kemampuan visual (penglihatan), dengan alasan bahwa di dalam otak terdapat lebih banyak perangkat memproses informasi visual daripada indera yang lain. Dalam merancang pembelajaran yang menarik kemampuan visual, seoarng gur dapat melakukan tindakan seperti meminta siswa menerangkan kembali materi yang sudah diajarakan.

4. Intelektual : Belajar dengan memecahkan masalah dan merenung.

Belajar intelektual berarti menunjukkan apa yang dilakukan siswa dalam pikiran mereka secara internal ketika mereka menggunakan kecerdasan untuk merenungkan suatu pengalaman dan menciptakan hubungan makna, rencana, dan nilai dari pangalaman tersebut. Belajar intelektuan adalah bagian untuk merenung, mencipta, memecahkan masalah dan membangun makna. dalam membangun proses belajar intelektual, siswa diminta mengerjakan soal-soal dari materi yang sudah diajarkan dan dijelaskan oleh guru.

C. Pendekatan Induktif

Pendekatan induktif adalah salah satu pembelajaran yang bersifat langsung tapi sangat efektif untuk membantu siswa mengembangkan ketrampilan berfikir tingkat tinggi, berfikir kreatif, dan kritis. Pada pendekatan induktif guru langsung memberikan presentasi informasi-informasi yang akan memberikan ilustrasi-ilustrasi tentang topik yang akan dipelajari siswa, selanjutnya guru membimbing siswa untuk merumuskan pola-pola tertentu dari ilustrasi-ilustrasi yang diberikan tadi.

Pada pendekatan induktif guru harus terampil dalam memberikan pertanyaan (questioning), membimbing dan mengarahkan siswa dapat memahami materi pelajaran yang disampaikan, dan mampu menumbuhkan dan membangun ide-ide kreatif kreatif siswa. Bagi siswa diberikan keluasan bertanya tanpa takut salah dan malu saat memberikan pendapat, bertanya, bersikap kritis, atau membuat konklusi dan jawaban.

288 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika STKIP Siliwangi Bandung

Volume 1, Tahun 2011. ISBN 978-602-19541-0-2

Pendekatan induktif dikembangkan atas dasar:

1. Kemampuan berfikir dapat dikembangkan.

2. Berfikir merupakan transaksi aktif antara individu dengan data. Siswa belajar mengorganisasikan fakta kedalan suatu system konsep, yaitu:

a. Saling menghubung-hubungkan data yang diperoleh satu sama lain kemudian membuat kesimpulan berdasarkan hubungan-hubungan tersebut.

b. Menarik kesimpulan berdasarkan fakta-fakta yang telah diketahuinya dlam rangka membangun hipotesis.

c. Memprediksi dan menjelaskan suatu fenomena tertentu .

3. Proses berfikir merupakan suatu urutan tahapan yang beraturan.

D. Berfikir Kreatif

Johnson (2007:214) mengatakan, ‖Bagian dari berfikir kreatif−berlawanan dengan berfikir merusak −adalah mencari kesempatan untuk mengubah sesuatu menjadi lebih baik. Pemikir kreatif melihat diri mereka tinggal di sebuah konteks, konteks keluarga, sekolah, kota, atau ekosistem, dan mereka mencoba untuk memperbaiki kon teks ini.‖

Menurut saya berfikir kreatif adalah suatu proses berfikir untuk menemukan sesuatu yang bisa mengubah atau memperbaiki kondisi apapun sehingga menjadi lebih baik. Lebih lanjut Johnson (2007: 214) mengemukakan,‖Berfikir kreatif adalah sebuah kebiasaan dari pikiran yang dilatih dengan memperhatikan intuisi, menghidupkan imajinasi, mengungkapkan kemungkinan- kemungkinan baru, membuka sudut pandang yang menakjubkan, dan membangkitkan ide-ide yang tidak terduga.‖

Berfikir kreatif dapat menumbuhkan siswa sikap rasa ingin tahu dan banyak bertanya, mendorong siswa untuk mengkaji dan meneliti masalah-masalah dan berusaha mencari solusinya. Mampu menemukan pola tertentu yaitu menghubungkan satu hal dengan hal lainnya untuk menemukan makna.

Ciri-ciri kreativitas yang aptitude adalah:

a. Keterampilan Berfikir Lancar (fluency)

 Definisi  Mencetuskan banyak gagasan, jawaban, penyelesaian masalah, atau pertanyaan.  Memberikan banyak cara atau saran untuk melakukan bebagai hal.  Selalu memikirkan lebih dari satu jawaban.

 Perilaku siswa  Mengajukan banyak pertanyaan.  Menjawab dengan sejumlah jawaban jika ada pertanyaan.  Mempunyai banyak gagasan mengenai suatu masalah.  Lancar mengungkapkan gagasan-gagasannya.  Bekerja lebih cepat dan melakukan lebih banyak daripada anak-anak

yang lainnya.  Dapat dengan cepat melihat kesalahan atau kekurangan pada suatu obyek atau situasi.

b. Keterampilan Berfikir Luwes (Flexibility)

 Definisi  Menghasilkan gagasan, jawaban, atau pertanyaan yang bervariasi.  Dapat melihat suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda-beda.  Mencari banyak alternatif atau arah yang berbeda-beda.  Mampu mengubah cara pendekatan atau cara pemikiran.

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika STKIP Siliwangi Bandung 289

Volume 1, Tahun 2011. ISBN 978-602-19541-0-2

 Perilaku Siswa  Memberikan aneka ragam penggunaan yang tidak lazim terhadap suatu obyek.  Memberikan macam-macam penafsiran terhadap suatu gambar, cerita, atau masalah.  Menerapkan suatu konsep atau asas dengan cara yang berbeda-beda.  Memberikan pertimbangan terhadap situasi yang berbeda dari yang diberikan orang

lain.  Dalam membahas atau mendiskusikan suatu situasi mempunyai posisi yang berbeda atau bertentangan dari mayoritas kelompok.  Jika diberikan suatu masalah biasanya memikirkan macam-macam cara yang berbeda-beda untuk menyelesaikannya.  Menggolongkan hal-hal menurut pembagian (kategori) yang berbeda-beda.  Mampu mengubah arah piker secara spontan.

c. Keterampilan Berfikir Orisinal (Originality)

 Definisi  Mempu melahirkan ungkapan yang baru dan unik.  Memikirkan cara yang tidak lazim untuk mengungkapkan diri.  Mampu membuat kombinasi-kombinasi yang tidak lazim dari bagian-bagian atau

unsur-unsur.  Prilaku Siswa  Memikirkan masalah-masalah atau hal-hal yang tidak pernah terpikirkan oleh orang lain.  Mempertanyakan cara-cara yang lama dan berusaha memikirkan cara-cara yang baru.  Memilih a-simetris dalam menggambar dan membuat desain.  Lebih senang mensintetis daripada menganalisa situasi.

d. Keterampilan Memperinci (Elaboration)

 Definisi  Mampu memperkaya dan mengembangkan suatu gagasan atau produk.  Menambah atau memperinci secara detail dari suatu objek, gagasan, atau situasi

sehingga menjadi lebih menarik.  Perilaku Siswa  Mencari arti yang lebih mendalam terhadap jawaban atau pemecahan masalah dengan melakukan langkah-langkah terperinci.  Mengembangkan dan memperkaya gagasan orang lain.  Mencoba atau menguji secara detail untuk melihat arah yang akan ditempuh.  Mempunyai rasa keindahan yang kuat sehingga tidak puas dengan penampilan yang

kosong atau sederhana.  Menambah garis-garis,warna-warna, dan detail-detail, atau bagian –bagian terhadap gambarnya sendiri atau gambarnya orang lain.

e. Keterampilan Menilai (Evaluation)

 Definisi  Menentukan patokan penilaian sendiri dan menentukan suatu

 pernyataan benar atu tidak.  Mampu mangambil keputusan terhadap situasi yang terbuka.  Tidak hanya mencetuskan gagasn tetapi juga melaksanakannya.

 Perilaku Siswa  Memberi pertimbangan atas dasar sudut pandangnya sendiri.  Menentukan pendapat sendiri mengenai suatu hal.  Menganalisis masalah atau penyelesaian secara kritis.

290 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika STKIP Siliwangi Bandung

Volume 1, Tahun 2011. ISBN 978-602-19541-0-2

 Mampu mempunyai alasan atau rasional yang dapat dipertanggungjawabkan untuk mencapai suatu keputusan.  Merancang suatu rencana kerja dari gagasan-gagasan yang tercetus.  Pada waktu tertentu tidak menghasilkan gagasan-gagasan tetapi

menjadi peneliti atau penilai yang kritis.  Menentukan pendapat dan bertahan terhadapnya.

E. Hasil Dan Pembahasan

Metode pembelajaran SAVI dengan pendekatan induktif belum dikemukakan hasil penelitiannya karena masih merupakan Proposal Skripsi yang sedang diajukan untuk diadakan penelitian lebih lanjut. Tapi paling tidak telah memberikan gambaran yang baik sebagai masukan dan saran bagi proses pembelajaran yang baik yang dapat meningkatkan berfikir kreatif matematis.

F. Kesimpulan

Metode pembelajaran SAVI dengan pendekatan induktif merupakan metode yang mungkin bisa digunakan untuk meningkatkan berfikir kreatif matematis. Membiasakan berfikir kreatif akan menumbuhkan rasa keingintahuan dan banyak pertanyaan serta akan memberikan warna yang baru dan bermakna bagi kehidupannya.

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika STKIP Siliwangi Bandung 291

Volume 1, Tahun 2011. ISBN 978-602-19541-0-2