Analisis Data dan Pembahasan

H. Analisis Data dan Pembahasan

1. Kemampuan Analogi Matematis Siswa

Berdasarkan skor pretest dan posttest kemampuan analogi matematis siswa diperoleh skor minimun (x min ), skor maksimum (x maks ), skor rerata ( 𝑥 ), persentase (%), dan standar deviasi (s) seperti pada tabel berikut.

Tabel H.1. Rekapitulasi Skor Pretest dan Posttest Kemampuan Analogi Matematis Siswa

Posttest Kelas

Ideal x min x maks 𝒙

s x min x maks 𝒙

Eksperime 36 16 3 8 5,56 34,72 1,18 9

n Kontrol

Berdasarkan Tabel H.1 terlihat bahwa rerata skor pretest kelas eksperimen dan kontrol berturut- turut 5,56 dan 5,58. Hal ini menjukkant tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara skor pretest kelas eksperimen dan kontrol. Sedangkan rerata skor posttest kelas eksperimen dan kontrol berturut-turut 13,11 dan 11,47. Secara kasat mata, rerata skor posttest kelas eksperimen meningkat sebesar 7,55 sedangkan kelas kontrol meningkat sebesar 5,59 dari skor pretest. Selisih perbedaan rerata skor posttest kelas eksperimen dan kontrol sebesar 1,64. Selanjutnya diuji apakah perbedaan rerata tersebut signifikan menggunakan uji-t. Hasil pengujiannya menunjukkan bahwa rerata kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kemampuan analogi matematis siswa yang memperoleh pembelajaran menggunakan pendekatan SAVI berbantuan Wingeom lebih baik daripada siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional. Hal ini disebabkan karena pembelajaran dengan pendekatan SAVI membuat siswa aktif dalam belajar. Selain daripada itu, dengan berbantuan program Wingeom siswa menjadi lebih mudah memahami konsep matematika dengan mencari keserupaan dari bangun segiempat yang ditampilkan pada layar komputer.

2. Skala Sikap Siswa

Analisis sikap siswa meliputi sikap siswa terhadap pelajaran matematika, pembelajaran dengan pendekatan SAVI, dan pembelajaran berbantuan Wingeom. Skor netral siswa adalah 3,00.

Berdasarkan Tabel H.2 di bawah ini, terlihat bahwa sikap siswa terhadap pelajaran matematika menunjukkan rerata yang positif, karena skor sikap siswa berada diatas skor netralnya. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa mempunyai sikap yang positif terhadap pelajaran matematika.

Begitu juga dengan sikap siswa terhadap pembelajaran dengan pendekatan SAVI menunjukkan rerata yang positif, karena skor sikap siswa berada diatas skor netralnya. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa mempunyai sikap yang positif terhadap pembelajaran dengan pendekatan SAVI.

Sama halnya dengan sikap siswa terhadap pembelajaran berbantuan Wingeom juga menunjukkan rerata yang positif, karena skor sikap siswa berada diatas skor netralnya. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa mempunyai sikap yang positif terhadap pelajaran matematika, pembelajaran dengan pendekatan SAVI, dan pembelajaran berbantuan Wingeom.

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika STKIP Siliwangi Bandung 299

Volume 1, Tahun 2011. ISBN 978-602-19541-0-2

Tabel H.2. Rerata Sikap Siswa

Rerata/ Aspek

Minat siswa terhadap pelajaran matematika

Sikap siswa terhadap 85,93% pelajaran matematika

Manfaat pelajaran matematika

Minat siswa terhadap pembelajaran dengan

81,39% Sikap siswa terhadap 4,38 pembelajaran dengan

pendekatan SAVI.

Manfaat pembelajaran dengan pendekatan SAVI. 87,59% pendekatan SAVI. 4,17

Penggunaan LKS dalam pembelajaran.

83,33% Sikap siswa terhadap

4,14 pembelajaran

Kesenangan dan kesanggupan siswa

82,78% berbantuan program

menggunakan program Wingeom.

3,82 Wingeom.

Manfaat pembelajaran berbantuan program

Wingeom.

3. Aktivitas Guru dan Siswa

Aktivitas guru dan siswa diperoleh melalui pengamatan yang dilakukan oleh peneliti dan seorang guru matematika pada setiap pertemuan. Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis yang dilakukan terhadap kegiatan siswa selama pembelajaran dengan pendekatan SAVI, menunjukkan peningkatan rerata aktivitas dari pertemuan ke-1 s.d ke-6. Hal ini disebabkan karena pembelajaran dengan pendekatan SAVI membuat siswa aktif dalam belajar. Keempat aspek SAVI dilakukan siswa dengan baik. Siswa mendengarkan penjelasan guru (Auditori), siswa melihat dengan jelas konsep bangun segiempat dengan jelas melalui program Wingeom (Visual), siswa berdiskusi dalam kelompoknya membahas permasalahan dalam LKS dengan program Wingeom (Somatis), dan siswa mengerjakan latihan untuk menguji pemahamannya (Intelektual).

Hasil pengamatan juga menunjukkan siswa menjadi lebih kreatif memanipulasi bangun segiempat yang ada pada komputer mereka. Siswa bersemangat berdiskusi dengan temannya mencari solusi dari permasalahan dalam LKS. Peran guru mulai berkurang dalam pembelajaran. Guru hanya sebagai fasilitator, motivator, dan moderator bagi siswa. Pembelajaran tidak lagi terpusat pada guru, siswa yang lebih aktif, keberhasilan siswa ditentukan oleh dirinya sendiri. Berikut ini disajikan grafik peningkatan aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran dengan pendekatan SAVI berbantuan Wingeom.

Aktivitas Guru Pada Setiap Pertemuan Aktivitas Siswa Pada Setiap Pertemuan

Gambar H.1. Perkembangan Aktifitas Guru dan Siswa Pada Pembelajaran dengan Pendekatan SAVI berbantuan Wingeom

300 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika STKIP Siliwangi Bandung

Volume 1, Tahun 2011. ISBN 978-602-19541-0-2