BAB 3 HASIL DAN PEMBAHASAN
3. 1 Model Transshipment
Model transshipment adalah perluasan dari model transportasi. Perbedaannya adalah pada model transshipment semua simpul berpotensi menjadi tempat
persinggahan barang atau titik transshipment, sedang pada model transportasi pengiriman barang langsung dari gudang yang kelebihan barang ke gudang yang
membutuhkan barang. Masalah transshipment merupakan suatu problema transportasi di mana
sebagian atau seluruh barang diangkut dari tempat asal tidak langsung dikirim ke tempat tujuan tetapi melalui tempat transit. Hal ini sering terjadi dalam dunia
nyata. Jadi, sebelum didistribusikan ke tempat tujuan akhir disimpan dahulu di suatu lokasi tempat penyimpanan sementara. Dengan demikian tujuan utama
masalah transshipment adalah untuk menentukan jumlah unit barang yang akan dikirim dari tempat asal ke tempat tujuan akhir meskipun melalui tempat transit
dengan ketentuan bahwa seluruh permintaan di tempat akhir dapat dipenuhi dengan total biaya angkutan yang dikeluarkan seminimal mungkin Parlin Sitorus
,1997. Dalam bukunya, Erik B. Bajalinov 2003 menggambarkan skema permasalahan transshipment:
Gambar 3. 1 Permasalahan Transshipment
Transshipment 2 Sumber 2
Tujuan n Transshipment k
Sumber m Tujuan 2
Tujuan 1 Transshipment 1
Sumber 1
Universitas Sumatera Utara
Dalam transshipment pengiriman tidak harus dilakukan secara langsung tetapi boleh melalui satu atau beberapa perantara Hamdy A Taha , 1992. Pada
gambar di atas dapat dilihat bahwa titik transshipment dapat bertindak sebagai sumber maupun tujuan.
Dalam masalah transshipment, barang dari sumber sebagian atau seluruhnya akan berhenti di tempat transit kemudian dilanjutkan ke tempat tujuan.
Pernyelesaian awal akan diselesaikan menggunakan metode North West Corner dan kemudian akan dioptimalkan menggunakan metode Stepping Stone.
3. 2 Aplikasi Masalah Transshipment
PT. Hakasima merupakan perusahaan penjualan peralatan rumah tangga yang telah memiliki banyak cabang di Indonesia. Dalam kasus ini, data yang diambil
adalah distribusi barang pada PT. Hakasima cabang Bukittinggi Sumatera Barat. Pada permasalahan ini, produk yang diteliti adalah distribusi panci.
Perusahaan ini melakukan pengiriman dari dua gudang yang terletak di Jakarta Pusat dan Jakarta Barat yang akan didistribusikan ke tempat di daerah
Bukittinggi dan sekitarnya yaitu Sinarmas Bukittinggi, Payakumbuh, Stainlist Bukittinggi dan Batu Sangkar. Sebelum sampai di tempat tujuan, barang tersebut
singgah transit di Padang Utara, Padang Barat dan Padang Timur. Hubungan antara jumlah pemasokan dari tempat asal dan jumlah
permintaan di tempat tujuan akhir sebagai berikut : Tabel 3. 1 Jumlah Unit yang akan Dikirim dari Tempat Asal
NO Lokasi gudang
Jumlah yang akan dikirim 1
Jakarta Pusat 3012 unit
2 Jakarta Selatan
2012 unit
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3. 2 Jumlah Permintaan di Tempat Tujuan
Tabel 3. 3 Biaya Angkut Per Unit dalam rupiah Ke
Dari Tempat transit
Tujuan Padang
Utara Padang
Barat Padang
Timur Sinarmas
Bukittinggi Payakumbuh
Stainlist Bukittinggi
Batu Sangkar
Jakarta Pusat
9.400 9.250
9.350 -
- -
- Jakarta
Barat 9.750
9.400 9.550
- -
- -
Padang Utara
- -
- 2.150
2.300 2.250
2.850 Padang
Barat -
- -
2.500 2.700
2.550 2.900
Padang Timur
2.250 2.500
2.350 2.850
NO Lokasi Tujuan
Jumlah Permintaan 1
Sinarmas Bukittinggi 1256 unit
2 Payakumbuh
1256 unit 3
Stainlist Bukittinggi
1000 unit 4
Batu Sangkar 1512 unit
Universitas Sumatera Utara
Sumber Titik Transshipment Tujuan
Gambar 3. 2 Jalur Transportasi
Dari gambar 3. 2 dapat dibuat tabel pendistribusian barang dengan dua sumber, tiga tempat transit dan empat lokasi tujuan. Jumlah persediaan dari masing-masing
sumber adalah sebagai berikut: Jakarta Pusat = 3012 unit
Jakarta Selatan = 2012 unit Total
= 5024 unit
Jumlah permintaan dari masing-masing lokasi adalah sebagai berikut: Sinarmas Bukittinggi = 1256 unit
6
3 7
1
4
2 8
5
9
Universitas Sumatera Utara
Payakumbuh = 1256 unit Stainlist
Bukittinggi = 1000 unit Batu Sangkar = 1512 unit
Total = 5024 unit Terlihat bahwa jumlah persediaan = jumlah permintaan. Masalah transshipment di
atas adalah masalah transshipment seimbang. Selanjutnya dapat dibuat tabel transportasi yang sesuai untuk contoh
masalah transshipment di mana x
1
dan x
2
merupakan sumber, x
3
, x
4
dan x
5
merupakan titik transshipment dan x
6
, x
7
, x
8
dan x
9
merupakan tujuan. Jika tidak ada jalur langsung misal dari x
1
ke x
6
maka biaya transportasinya sebesar M M=100000 atau bilangan positif terbesar artinya biaya transportasi bisa melebihi
dari perkiraan, sedangkan biaya transportasi ke titik itu sendiri misal x
3
ke x
3
adalah 0.
3. 2. 1 Penyelesaian Awal dengan Metode North West Corner