Bagi Gus Dur, yang paling penting dalam proses perdamaian di Timur Tengah adalah kesatuan tekad untuk sama-sama membangun kehidupan bernegara
dan kemanusiaan yang berdiri kokoh dengan keadilan sebagai pilar penyanggahnya. Wahid tidak begitu saja mendukung Palestina, atas dasar
kesamaan keyakinan, begitu pula dengan Israel, putra pahlawan nasional K.H. Abdul Wahid Hasyim ini, juga mempunyai catatan tersendiri.
Dalam salah satu tulisannya, Gus Dur menyeru kepada pemimpin Palestina-Israel, untuk berdamai dengan kesungguhan yang tinggi. Jangan sampai
publik internasional kembali dikecewakan dengan prosesi pseudo-rekonsiliasi yang ujung-ujungnya kembali menelan korban.
11
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Dari uraian diatas maka timbullah berbagai masalah yang perlu dijawab. Mengingat keterbatasan ruang lingkup pembahasan, maka kami batasi dengan dua
hal, yaitu; -
Ketidaksetujuan Abdurrahman Wahid dengan sebagian besar garis perjuangan PLO dalam memperjuangkan cita-cita rakyat Palestina.
- Bergabungnya Abdurrahman Wahid dengan Yayasan Simon Perez.
Dari pembatasan tersebut, dapat dirumuskan menjadi beberapa pertanyaan sebagai berikut:
1. Mengapa Abdurrahman Wahid tidak setuju dengan ideologi perjuangan
PLO dalam membebaskan Palestina?
11
Abdurrahman Wahid , “Arafat, Israel, dan Palestina, “ Kompas, , 07-04-2002.
2. Apa yang melatarbelakangi Abdurrahman Wahid bergabung dengan
Yayasan Simon Perez?
C. Tujuan dan Kegunaan Penulisan
1. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan yang hendak dicapai dari penulisan skripsi ini adalah: a.
Mengetahui sejarah Konflik Palestina-Israel. b.
Memahami secara lebih dalam logika berpikir Abdurrahman Wahid terhadap penyelesaian konflik Palestina-Israel.
c. Dalam skala yang lebih global, memperkaya opsi praksis bagi
pemecahan konflik Palestina-Israel. 2.
Kegunaan Penulisan a.
Penulisan skripsi ini diharapkan berguna bagi pengembangan pengetahuan terkait dengan historisitas konflik Palestina-Israel dilihat
dari sudut pandang Abdurrahman Wahid. b.
Menambah khazanah kesejarahan dan pengetahuan tentang akar problematika internasional yang bersumber dari konflik Palestina-
Israel.
D. Metodologi Penelitian
Dalam karya ilmiah ini, penulis menggunakan metode deskriptif-analisis guna memaparkan temuan baru yang berkaitan dengan topik yang diangkat. Selain
itu, dibawah ini terdapat beberapa poin yang menjadi instrumen penting dalam suatu penelitian, antara lain;
1. Pendekatan
Penelitian ini menggunakan pendekatan sejarah psiko-inteletual yang berusaha menarik satu kesimpulan dari sudut pandang seseorang. Karena
penulisan ini berupa re-interpretasi terhadap suatu ide seorang intelektual Abdurrahman Wahid maka penggunaan opini-opininya merupakan salah satu
sumber primer yang wajib ada. Selain itu, penulis juga menggunakan sumber- sumber sekunder yang mempunyai relasi dan relevansi dengan kajian materi
pembahasan. Kemudian diadakan kritik sumber, baik ekstern maupun intern, yakni dengan memilah dari beberapa sumber yang terkumpul, guna mendapatkan
sumber yang otoritatif dan otentik . Pada tahap selanjutnya, diadakan interpretasi. Setelah itu beranjak ke tahapan berikutnya berupa penyajian karya sejarah dalam
bentuk buku.
2. Sumber data
Data ataupun sumber penelitian dapat dikategorikan menjadi dua; data primer dan data sekunder. Data primer, adalah beberapa data yang merupakan
data rujukan utama yang menjadi rujukan keilmiahan. Bentuknya bisa lisan maupun tulisan. Data yang berasal dari jalur tulisan berupa dokomen-dokumen
maupun buku yang ditulis oleh Abdurrahman Wahid sebagai pelaku sejarah. Wahid menulis satu artikel berjudul Perdamaian Belum Terwujud di Timur
Tengah Dalam buku Islamku, Islam Anda, Islam Kita 2006, yang lain, dalam harian Kompas 742004 Wahid menulis artikel lainnya berjudul Arafat, Israel,
dan Palestina. Sedangkan data lisan berupa hasil wawancara. Sedangkan data Sekunder bentuknya sama seperti data primer. Namun,
yang membedakannya dengan data primer, adalah bahwa data sekunder ditulis oleh orang lain yang berhubungan dengan tokoh yang diteliti.
3. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan studi pustaka library research. Studi pustaka dilakukan dengan menelusuri fakta sejarah secara tertulis, kemudian
mengumpulan dokumen-dokumen, baik berupa karya tokoh yang diteliti atau manuskrip-manuskrip yang berhubungan dengan tokoh yang ditelaah. .
Penulis mendapatkan sumber primer berupa tulisan Abdurrahman Wahid, dari kepunyaan sendiri dan ada pula yang didapat dari teman maupun orang lain.
Dalam perburuan sumber primer lainnya, penulis sempat mendatangi Pusat Informasi Kompas PIK yang berada di kawasan Pal Merah, Jakarta, guna
mendapatkan tulisan Wahid yang bertemakan konflik palestina-Israel. Selain itu, guna mendapatkan sumber yang otentik, penulis juga
mengunjungi perpustakaan PBNU dan perpustakaan The Wahid Institute. Dua lembaga tersebut mempunyai kaitan yang erat dengan tokoh yang diteliti,
sehingga kebutuhan akan sumber otentik penulis, dapat terpenuhi di dua tempat itu.
Sedangkan untuk sumber lainnya, terutama untuk sumber sekunder, penulis mendapatkannya lewat hasil penjelajahan di Perpustakaan Utama UIN
Syarif Hidayatullah. Selain itu, penulis juga mendapatkannya di Perpustakaan
Fakultas Adab dan Humaniora. Beberapa sumber liannya yang didapat, juga berasal dari pribadi, dan dari teman penulis.
4. Analisa Data
Data-data yang sudah terkumpul kemudian masuk pada tahap analisa untuk mendapat sumber yang otentik dan otoritatif. Data tulisan diklasifikasi
untuk menentukan waktu penulisan dan isi dari dokumen tersebut. Sedangkan data hasil wawancara akan dilakukan transkrip dalam bentuk kertas kerja yang
disadur dalam bentuk tulisan. Selain proses analisis di atas, data-data tersebut akan masuk ke fase kritik
sumber. Pada tahap inilah, sumber itu mulai terlihat layak atau tidaknya data itu disebut otentik, sehingga karya sejarah ini dapat diuji secara ilmiah. . Kemudian
fakta sejarah yang telah dianalisis dengan metode kritik sumber akan diadakan interpretasi dengan menggunakan pendekatan multidesipliner dalam ilmu-ilmu
sosial.
E. Tinjauan Pustaka