28 c. Orientasi Seksual
Dalam rangka mempertahankan jenis, ternyata kaum homoseksual cenderung lebih memiliki perilaku prososial dari pada orang-orang
yang heteroseksual. 6. Perkembangan Kognisi
Menurut Lourenco dalam Sarlito Wirawan Sarwono 1999, tingkat
perkembangan kognitif dari Piaget akan berpengaruh pada perilaku prososial. Pada anak-anak perilaku prososial lebih didasarkan kepada
perkembangan hasil gain. Semaikn dewasa anak itu, semakin tinggi kemampuannya untuk berpikir abstrak, semakin mampu ia untuk
mempertimbangkan usaha atau biaya yang harus ia korbankan untuk perilaku itu.
2.3.5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prilaku Prososial
Menurut Sears, dkk 1994 terdapat beberapa faktor yang lebih spesifik yang mendasari seseorang berperilaku prososial yaitu :
1. Situasi Penelitian yang telah membuktikan makna penting beberapa faktor situasional
yang meliputi: a. Kehadiran orang lain, semakin banyak orang yang hadir, semakin kecil
kemungkinan seseorang benar-benar memberikan pertolongan, dan semakin besar rata-rata waktu yang bantuan. Darley, dan Latane
menamkannya efek penonton bystander effect. sebagai contoh salah satu
29 yang mngejutkan tentnag pembunuhan Kitty Genovese adalah begitu
banyak orang yang mendengar jeritan wanita muda itu tetapi tidak ada seorang pun yang menghubungi polisi. Para pengamat sosial
menginterpretasikan hal ini sebagai tanda meluasnya kemerosotan moral dan alienasi dalam masyarakat. Hipotesis yang lain yang diajukan psikolog
sosial Bibb Latane dan John Darley dalam Sears 1994, mereka mengemukaan bahwa kehadiran penonton yang begitu banyak mungkin
telah menjadi alas an bagi tiadanya usaha untuk memberikan pertolongan. Orang yang menyaksikan pembunuhan itu mungkin menduga bahwa orang
lain sudah menghubungi polisi, sehingga kurang mempunyai tanggung jawab pribadi untuk turun tangan.
b. Kondisi lingkungan, keadaan fisik juga mempengaruhi kesediaan untuk membantu. Sebagai contoh efek cuaca terhadap pemberian bantuan di teliti
dalam dua penelitian lapangan yang dilakukan oleh Cunninghan dalam Sears 1994. Dalam penelitian pertama, para pejalan kaki dihampiri di
luar rumah dan diminta untuk membantu peneliti dengan melengkapi kuesioner. Orang lebih cenderung membantu bila hari cerah dan bila suhu
udara cukup menyentangkan relatif hangat di musim dingin dan relative sejuk di musim panas. Dalam penelitian ke dua yang mengamati bahwa
para pelanggan memberikan tip yang lebih banyak bila hari cukup cerah. Penelitian lain menyatakan bahwa orang lebih cenderung menolong
pengendara motor yang mogok dalam cuaca cerah dari pada dalam cuaca
30 mendung Ahmed dalam Sears 1994, dan pada siang hari dibandingkan
malam hari. c. Tekanan keterbatasan waktu.
2. Karakteristik penolong a. Faktor Kepribadian.
b. Suasana Hati c. Rasa Bersalah
3. Karakteristik Orang yang Membutuhkan Pertolongan a. Menolong orang yang kita sukai.
Awal suka terhadap orang lain dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti daya tarik fisik dan kesamaan. Penelitian tentang perilaku prososial
menyimpulkan bahwa karakteristik yang sama juga mempengaruhi bantuan.
b. Menolong orang yang pantas di tolong
Sedangkan menurut Sarlito 2002 ada banyak faktor yang mempengaruhi perilaku prososial, dan faktor-faktor ini bisa dipicu oleh faktor dari luar dan dari
dalam diri seseorang 1. Faktor Luar Pengaruh siluasi
a. Bystanders Menurut penelitian psikologi sosial yang berpengaruh pada perilaku
menolong atau tidak menolong adalah adanya orang lain yang kebetulan bersama kita di tempat kejadian bystanders. Semakin banyak orang lain
31 semakin kecil kemungkinan untuk menoiong dan sebaliknya orang yang
sendirian cenderung untuk menolong. b. Menolong jika orang lain juga menolong
Sesuai dengan prinsip timbal balik dalam teori norma sosial, adanya seseorang yang sedang menolong orang lain akan memicu kita untuk juga
ikut menolong. c. Desakan waktu
Biasanya orang yang sibuk dan tergesa-gesa cenderung untuk tidak menoiong,
sedangkan orang yang santai lebih besar kemungkinan untuk memberikan pertolongan pada orang yang memerlukannya.
d. Kemampuan yang dimiliki Kalau orang merasa mampu, ia akan cenderung menolong. sedangkan
kalau merasa tidak mampu ia tidak menolong. 2. Faktor Dalam atau Pengaruh Dari dalam Diri
a. Perasaan Perasaan dalam diri seseorang dapat mempengaruhi perilaku menolong.
Kurang ada konsistensi dalam hal pengaruh perasaan yang negatif sedih, murung, kecewa dan sebagainya terhadap perilaku menolong. Perasaan
negatif pada anak akan menghambatnya melakukan perilaku menolong tetapi pada orang dewasa akan mendorongnya melakukan perilaku
menolong karena pada orang dewasa sudah merasakan manfaat dari perilaku menolong untuk mengurangi perasaan negatif itu, sedangkan pada
anak-anak belum ada kemampuan seperti itu. Akan tetapi jika perasaan
32 negatif itu terlalu mendalam misalnya, karena kematian anggota
keluarga, dampaknya pada orang dewasa adalah juga menghambat perilaku menolong. Orang dalam keadaan depresi akut seperti itu biasanya
terlalu tercekam dengan diri sendiri sehingga tidak mau memikirkan orang lain. Di pihak lain, perasaan positif gembira, senang, bahagia
menunujkkan hubungan yang lebih konsisten dengan perilaku menolong. b. Faktor sifat trait
Menurut Guagono dalam Sarlito 2002 Orang menolong karena pada diri seseorang ada sifat menolong yang sudah tertanam dalam kepribadiannya.
c. Agama Menurut Gallup dalam Sarlito 2002 faktor agama ternyata juga dapat
mempengaruhi perilaku menolong, 12 dari orang Amerika Serikat tergolong taat beragama dan di antara mereka 45 membantu dalam
pekerja-pekerja sosial, seperti membantu anak miskin, rumah sakit, orang jompo, sementara kalangan yang tidak beragama persentase yang
membantu hanya 22. Temuan Gallup ini di dukung oleh penelitian lain yang menyatakan bahwa kadar keberagamaan dapat meramalkan perilaku
menolong untuk proyek-proyek berjangka panjang d. Tahapan moral
Menurut Boedihargo dalam Sarlito 2002 secara teoritis ada hubungan anatara tahapan perkembangan moral dan perilaku prososial, dalam
penelitian hal ini belum di temukan bukti-bukti yang mendukung. e. Jenis kelamin
33 Menurut Goldberg dalam Sarlito 2002 dari pangamatan terhadap lebih
dari 6300 orang penjalan kaki di Batson dan Cambridge, Amerika serikat, ternyata 1.6 menyumbang kepada peminta-minta jalanan. Di antara para
penyumbang itu, laki-laki lebih banyak dari pada perempuan. Baron Byrne 2005, juga menjelaskan tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi seseorang untuk melakukan perilaku prososial, yaitu: 1. Faktor situasional
a. Daya tarik menolong mereka yang anda sukai Yang paling penting dari hal-hal ini adalah sejauh mana individu
mengevaluasi korban secara positif daya tarik. b. Atribusi
Atribusi yang dibuat oleh individu mengenai apakah korban bertanggung jawab atau tidak terhadap hal yang menimpanya.
c. Model-model prososial Pengalaman individu terhadap model-model prososial di masa sekarang
maupun di masa lampau. 2. Faktor Motivasi
Orang-orang yang dapat dibedakan sesuai motivasi utama mereka dalam situasi yang melibatkan pilihan moral, yaitu:
a. Kepentingan pribadi self-interest Orang-orang yang memiliki motif ini sebagian motif utama tidak
dipusingkan oleh pertanyaan benar dan salah atau adil dan tidak adil, mereka hanya melakukan yang terbaik bagi diri mereka sendiri.
34 b. Integritas moral moral integrity
Bagi mereka yang termotivasi dengan integritas moral, pertimbangan akan kebajikan dan keadilan seringkali membutuhkan sejumlah pengorbanan
self-interest untuk melakukan “hal yang benar”
c. Hiprokisi Moral moral hyprocisy Individu pada katagori ini didorong oleh interest tetapi juga
mempertimbangkan penampilan luar mereka. Kombinasi ini bararti bahwa penting bagi mereka untuk terlihat peduli dalam melakukan hal yang
benar, sementara mereka sebenarnya tetap mengutamakan kepentingan- kepentingan mereka pribadi.
3. Faktor Keadaan Emosional Secara kasar, kondisi hati yang baik akan meningkatkan peluang terjadinya
tingkah laku menolong orang lain, sedangkan kondisi suasana hati yang tidak baik akan menghambat pertolongan. Terdapat banyak bukti yang mendukung
asumsi ini Forgas dalam Baron Byrne, 2005. 4. Empati
Banyak perbedaan pada minat seseorang untuk menolong bersumber pada motif altruistic yang berdasarkan pada empati Clary Orenstein, Grusec
dalam Baron,2005.
Berdasarkan uraian di atas, faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku prososial yaitu pertama, adalah faktor situasi meliputi kehadiran orang lain,
desakan waktu, kemampuan yang dimiliki dan kondisi lingkungan. Kedua, faktor
35 dari dalam diri si penolong meliputi perasaan, sifat, agama dan orientasi seksual.
Ketiga, faktor dalam diri si penolong meliputi jenis kelamin, daya tarik, kesamaan dan atribusi.
2.3.6. Dimensi Perilaku Prososial