Kerangka Berpikir KAJIAN TEORI

36 4. Menolong Kecenderungan untuk menolong orang lain. Dimensi-dimensi inilah yang dijadikan dasar untuk membuat alat ukur dalam penelitian ini.

2.3.6. Pengukuran Perilaku Prososial

Perilaku prososial adalah variabel konstan yang mana variabel ini tidak bisa diteliti dengan observasi secara langsung akan tetapi dengan mengunakan alat ukur atau skala yang sudah baku. Prosocial Personality Battery PSB adalah alat yang digunakan dalam mempelajari perilaku prososial. Peneliti akan menggunakan Prosocial Personality Battery PSB sebagai salah satu alat ukur dalam penelitian ini, dengan alasan: Prosocial Personality Battery PSB dirancang untuk menilai seberapa baik individu dalam berperilaku prososial, alat ukur ini sesuai dengan variabel yang diteliti yaitu perilaku prososial.

2.4. Kerangka Berpikir

Mahasiswa LDK adalah mahasiswa yang mengikuti organisasi kemahasiswaan intra kampus yang terdapat di tiap-tiap perguruan tinggi di Indonesia. LDK merupakan lembaga dakwah yang bergerak di dalam kampus melalui dakwah Islam, dakwah Islam yang ditanamkan kepada para mahasiswa diharapkan agar dapat menciptakan insan-insan dakwah yang memiliki kekokohan spriritualitas, intelektualitas, solidaritas dengan etos profesionalisme menuju kampus yang Islami dalam rangka mewujudkan khairu ummah dan religiusitas yang bagus. 37 Mahasiswa pengurus LDK adalah salah satu kelompok yang dinilai memiliki religiusitas yang bagus. Sejak mahasiwa mengikuti organisasi LDK, maka saat itu juga individu memasuki sistem yang berbeda, yakni sebuah kehidupan yang tidak mementingkan kehidupan pribadi daripada kepentingan bersama. Lembaga Dakwah Kampus menjadi suatu media pembalajaran untuk berbagi seperti perilaku menolong orang yang membutuhkan.. Perilaku prososial dipengaruhi beberapa aspek dalam diri individu baik secara internal maupun external. Faktor yang mempengaruhi perilaku prososial salah satunya tingkat keberagamaan seseorang. Menurut Batson dan Brown 2005 berpendapat bahwa orang yang beragama memiliki kecenderungan yang lebih besar untuk membantu orang lain, dibanding orang yang tidak mengenal agama. Individu yang aktif melaksanakan ibadah hampir selalu melalukan tindakan menolong orang lain disebabkan individu tersebut merasakan dorongan yang kuat untuk membantu orang yang membutuhkan. Religiusitas yang terkait dengan perilaku membantu ada sebelas dimensi yaitu 1, seberapa kuat individu penganut agama merasakan pengalaman beragama sehari-hari daily spiritual experience, 2 mengalami kebermaknaan hidup dengan beragama religion meaning, 3 mengekspresikan keagamaan sebagai sebuah nilai value, 4 meyakini ajaran agamanya belief, 5 memaafkan forgiveness, 6 melakukan praktek beragama ibadah secara menyendiri private religious practice, 7 mendapat dukungan penganut sesama agama religious support, 8 mengalami sejarah keberagamaan 38 religiousspiritual history, 9 komitmen beragama commitment, 10 mengikuti organisasikegiatan keagamaan organizational religiusness dan 11 meyakini pilihan agamanya religious preference. Selain itu, ada beberapa faktor lain yang berpengaruh pada tingkat keberagamaan dan perilaku prososial yang dilihat melalui jenis kelamin, tingkat semester. Namun tentu saja asumsi tersebut memerlukan penelitian lebih lanjut. Secara singkat kerangka berpikir dari penelitian ini dapat dipresentasikan sebagai berikut: Gambar Kerangka Berpikir RELIGIUSITAS a. Daily Spiritual Experiences b. Meaning c. Value d. Belief e. Forgiveness f. Private religious practice g. g.Religious support h. h.Religious spiritual history i. Commitment j. Organizationalreligiousness k. Religious preference Mahasiswa Pengurus LDK Jenis kelamin Tingkat semester Perilaku prososial a. Tanggung jawab social b. Empati c. Pemahaman moral d. menolong 39

2.5. Hipotesis