Dimensi-dimensi Religiusitas Religiusitas 1. Pengertian Religiusitas

16 Dari istilah agama dan religi munculah istilah keberagamaan atau religiusitas. Menurut Fetzer 1999 religiusitas adalah seberapa kuat individu penganut agama merasakan pengalaman beragama sehari-hari daily spiritual experience, mengalami kebermaknaan hidup dengan beragama religion meaning, mengekspresikan keagamaan sebagai sebuah nilai value, meyakini ajaran agamanya belief, memaafkan forgiveness, melakukan praktek beragama ibadah secara menyendiri private religious practice, menggunakan agama sebagai coping religiousspiritual coping, mendapat dukungan penganut sesama agama religious support, mengalami sejarah keberagamaan religiousspiritual history, komitmen beragama commitment, mengikuti organisasikegiatan keagamaan organizational religiusness dan meyakini pilihan agamanya religious preference, Berdasarkan definisi-definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa religiusitas adalah kekokohan keyakinan seseorang dalam menjalankan ibadah terhadap agama yang dianutnya dalam kehidupan sehari-hari.

2.2.2. Dimensi-dimensi Religiusitas

Menurut Fetzer 1999 dalam sebuah penelitian yang berjudul Multidimensional Measurement of Religiousness, Spirituality for Use in Health Research menjelaskan dua belas dimensi religiusitas antara lain yaitu: 1. Daily Spiritual Experiences merupakan dimensi yang memandang dampak agama dan spiritual dalam kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini Daily 17 Experience merupakan persepsi individu terhadap sesuatu yang berkaitan dengan transenden dalam kehidupan sehari-hari dan persepsi terhadap interaksinya dalam kehidupan tersebut, sehingga Daily Experience lebih kepada pengalaman dibanding kognitif. 2. Meaning adalah mencari makna dari kehidupan dan berbicara mengenai pentingnya makna atau tujuan hidup sebagai bagian dari rasa koherensi fungsi penting untuk mengatasi hidup atau unsur kesejahteraan psikologis. Pencarian makna juga didefinisikan sebagai salah satu fungsi kritis agama. 3. Value adalah pengaruh keimanan terhadap nilai-nilai hidup, seperti mengajarkan tentang nilai cinta, saling menolong, saling melindungi, dan sebagainya. 4. Belief merupakan sentral dari religiusitas. Dalam bahasa Indonesia belief disebut keimanan. Yakni kebenaran yang diyakini dengan nilai dan diamalkan dengan perbuatan. 5. Forgiveness adalah memaafkan, yaitu suatu tindakan memaafkan dan bertujuan untuk memaafkan bagi orang yang melakukan kesalahan dan berusaha keras untuk melihat orang itu dengan belas kasihan, kebajikan dan cinta. 6. Private religious practice merupakan perilaku beragama dalam mempelajari agama meliputi ibadah, mempelajari kitab, dan kegiatan-kegiatan lain untuk meningkatkan religiusitasnya. 18 7. Religious support adalah aspek hubungan sosial antaran individu dengan pemeluk agama sesamanya. Dalam Islam hal semacam ini sering disebut dengan al-ukhuwah al-Islamiyah. 8. Religious Spiritual history seberapa jauh individu berpartisipasi untuk agama dalam hidupnya dan seberapa jauh agama mempengaruhi perjalanan hidupnya. 9. Commitment adalah seberapa jauh individu mementingkan agamanya, komitmen serta berkontribusi kepada agamanya. 10. Organizational religiousness merupakan konsep yang mengukur seberapa jauh individu ikut serta dalam lembaga keagamaan yang ada di masyarakat dan beraktivitas di dalamnya. 11. Religious preference yaitu memandang sejauhmana individu membuat pilihan dan memastikan agamanya. Dimensi inilah yang dijadikan dasar untuk membuat alat ukur dalam penelitian ini. 2.3. Perilaku Prososial 2.3.1. Pengertian Perilaku Prososial