Penelitian Terdahulu TINJAUAN PUSTAKA
Mary Handoko. W dan Izzatul Ummah 2009, melakukan penelitian mengenai kinerja keuangan perusahaan. Hasil penelitiannya menyebutkan bahwa
kinerja keuangan perusahaan dan analisis kebijakannya dengan menggunakan system dynamics dapat digunakan sebagai alat simulasi dan pembelajaran untuk
memudahkan pengguna model mempelajari sistem keuangan dan analisisnya, serta mensimulasikan keputusan yang diambil dalam permasalahan keuangan dan
melihat bagaimana efek keputusan tersebut terhadap kinerja keuangan. Dan juga hasil rancangan ini dapat digunakan untuk mempelajari dan meningkatkan
pemahaman atas perilaku sistem nyata, serta untuk melakukan simulasi percobaan sebelum menerapkan kebijakan pada sistem nyata. Namun model ini masih
memerlukan validasi, reformulasi model dan pengembangan lebih lanjut, misalnya dengan menambahkan subsektor-subsektor selain keuangan agar lebih
mendekati dunia nyata. Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Abdillah dengan judul “Strategi
perusahaan dengan pendekatan sistem dinamik, studi kasus PT Bank Muamalat Indonesia tbk.” Penelitian ini menghasilkan model sistem strategi perusahaan
dengan mempertimbangkan faktor ekternal dan faktor internal dengan pendekatan sistem dinamik, berdasarkan keempat hasil skenario, menghasilkan skenario
terbaik yaitu skenario kebijakan dengan melakukan treathment terhadap faktor eksternal dan faktor internal sehingga menghasilkan titik koordinat pada posisi
Internal Factor Evaluation FE berada pada 5,08 dan posisi External Factor Evaluation EFE pada nilai 4,45. Dilihat dengan matriks General Electric, angka
ini menunjukkan posisi perusahaan pada set 1, yaitu set yang paling optimal.
Tabel 2.3 Penelitian Terdahulu
No Judul
Penulis Variabel
Dependen dan Independen
Metode Analisis
Hasil
1. Dampak
Kebijakan Moneter
Terhadap Performance
Makro Ekonomi
Indonesia Sebelum dan
Pasca
krisis Ekonomi
Sutikno 2007
Instrumen kebijakan
moneter, Uang
primer, Suku
bunga SBI, Suku bunga deposito 1
bulan, Inflasi,
PDB, dan Nilai tukar.
VAR
bahwa inflasi
merupakan cerminan konsistensi
dan kredibilitas kebijakan
otoritas moneter.
Hasil dari estimasi VAR
menunjukkan bahwa inflasi mampu
dijelaskan oleh inflasi itu
sendiri, pertumbuan
uang dalam
arti sempit,
pertumbuhan GDP
riil, pertumbuhan nilai tukar riil, fluktuasi
suku bunga SBI, dan output gap.
2. Analisis
Empiris Efektivitas
Mekanisme Transmisi
Kebijakan Moneter
di Indonesia
Melalui Jalur Ekspektasi
Inflasi Periode 1990:2-2007:1
M. Natsir
2008 Inflasi,
Suku bunga
SBI, Output
Gap, Ekspektasi
Inflasi, dan Kurs VAR
bahwa respon
variabel-variabel pada jalur ekspektasi inflasi
terhadap shock
instrumen kebijakan moneter rSBI dan
variabel lainnya
relatif tidak kuat, hal ini
terlihat dari
kemampuan variabel utama jalur ini yaitu
ekspektasi inflasi
eINF dan kurs yang tidak
mampu menjelaskan
secara signifikan
variasi sasaran
akhir kebijakan
moneter inflasi.
3. Pengaruh
Kebijakan Bonus SWBI
dan Penjamin T.Rifqy
Thantawi 2008
PUAS, SWBI,
dan PUAB Regresi
bahwa tingkat indikasi bonus
SWBI dan penentuan tingkat
Pemerintah Terhadap
Tingkat Imbalan Pasar
Uang
Antar Bank
Berdasarkan Prinsip Syariah
di Indonesia suku bunga PUAB
mempengaruhi secara signifikan
dan positif terhadap tingkat
pengembalian indikasi PUAS.
4. Analisis SWBI
sebagai Instrumen
Kebijakan Moneter
Khomaidi Hambali
2004 Bonus
SWBI, Bunga SBI, lelang
SWBI, Bonus
PUAS, dan
Jumlah Permintaan SWBI
OLS bahwa
dalam menjalankan
fungsinya sebagai
otoritas moneter
Bank Indonesia
telah menggunakan SWBI
untuk menangulangi
kelebihan likuiditas pada
perbankan syariah.
Faktor- faktor
yang mempengaruhi
jumlah permintaan SWBI yaitu bonus
SWBI, lelang
SWBI bulan lalu, bunga
sertifikat Bank Indonesia, dan
bonus PUAS.
Faktor utama
penentu jumlah
permintaan SWBI
adalah tingkat suku bunga,
faktor penentu selanjutnya
adalah tingkat bonus SWBI yang lebih
berpengaruh terhadap
jumlah permintaan SWBI
jika dibandingkan
dengan faktor-faktor lainnya.
5. Kebijakan
Moneter dan
Bank Sentral
di Yordania Samar
Maziad 2009
Sertifikat pasar
deposito, dan
Instrumen kebijakan
moneter VAR dan
ECM bahwa
stabilitas makroekonomi
diukur dengan
rendahnya inflasi
dan stabilitas nilai tukar, pertumbuhan
yang berkelanjutan dan
penyempitan keseimbangan
fiskal, yang telah tertanam
dalam pengelompokan
ekonomi regional
yang telah mapan dan
pengaturan serikat moneter
6. Perancangan
Model Sistem Analisis
Kinerja Keuangan
Perusahaan Pendekatan
Sistem Dinamik
Mary Handoko
W. Dan
Izzatul Ummah
2009 Kinerja Keuangan
Investasi, Income, Assets,
Liabilities, dan
Equities System
Dynamics Bahwa model hasil
rancangan ini dapat digunakan
untuk mempelajari
dan meningkatkan
pemahaman atas
perilaku sistem
nyata, serta untuk melakukan simulasi
percobaan sebelum menerapkan
kebijakan
pada sistem nyata.
7. Strategi
perusahaan dengan
pendekatan sistem
dinamik, studi kasus PT Bank
Muamalat Indonesia tbk
Abdillah 2006
Sistem strategi
perusahaan dengan
mempertimbangk an
Internal Factor Evaluation
FE dan External Factor Evaluation
EFE System
Dynamics menghasilkan
skenario terbaik yaitu skenario
kebijakan dengan melakukan
treathment terhadap faktor eksternal dan
faktor internal sehingga
menghasilkan titik koordinat pada
posisi Internal Faktor Evaluation
FE beradapada 5,08 dan posisi
External Factor
Evaluation EFE pada nilai 4,45.
Dilihat dengn matriks General
Electric, angka ini menunjukkan posisi
perusahaan pada set 1, yaitu set yang
paling optimal.