Fungsi dan Tujuan Kebijakan Moneter
adalah kewajiban bank dalam rangka mendukung pelaksanaan prinsip- prinsip kehati-hatian perbankan prudential banking serta juga
mempunyai peran sebagai instrumen moneter yang berfungsi
mengendalikan jumlah uang beredar.
Menurut Adiwarman A. Karim 2006, instrumen moneter yang diaplikasikan di Indonesia berdasarkan prinsip syariah terdapat tiga instrumen, di
antaranya Giro Wajib Minimum, Sertifikat Investasi Mudharabah Antar Bank Syariah yang sekarang diubah menjadi Pasar Uang Antar Bank Syariah, dan
Sertifikat Wadiah Bank Indonesia yang sekarang diubah menjadi Sertifikat Bank Indonesia Syariah.
a. Sertifikat Bank Indonesia Syariah SBIS Sejak diberlakukannya Undang-undang No. 23 tahun 1999 tentang
Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang No. 3 tahun 2004, Bank Indonesia memiliki tujuan untuk mencapai dan
memelihara kestabilan nilai rupiah. Untuk mencapai tujuan tersebut, Bank Indonesia memiliki tugas antara lain menetapkan dan melaksanakan
kebijakan moneter. Dalam rangka mendukung tugas dalam menetapkan dan
melaksanakan kebijakan
moneter, Bank
Indonesia melakukan
pengendalian moneter melalui Operasi Pasar Terbuka OPT yang dapat dilakukan berdasarkan pinsip syariah. Untuk melaksanakan kegiatan OPT
yang dilakukan berdasarkan prinsip syariah, Bank Indonesia berwenang menetapkan instrumen OPT yang digunakan. Sejalan dengan hal tersebut,
Bank Indonesia perlu menerbitkan Sertifikat Bank Indonesia Syariah sebagai salah satu instrumen operasi pasar terbuka yang dilakukan
berdasarkan prinsip syariah. 1. Pengertian
Sertifikat Bank Indonesia Syariah SBIS adalah surat berharga berdasarkan prinsip syariah berjangka waktu pendek dalam mata uang
rupiah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia. 2. Ketentuan Umum SBIS
Dalam peraturan Bank Indonesia ini yang dimaksud dengan: a Bank Umum Syariah yang selanjutnya disebut BUS adalah Bank
Umum sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang No. 7 tahun 1992 tentang perbankan sebagaimana telah diubah dengan
Undang-undang No. 10 tahun 1998, yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah.
b Unit Usaha Syariah, yang selanjutnya disebut UUS adalah: Unit kerja di kantor pusat bank konvensional yang
berfungsi sebagai kantor induk dari kantor cabang syariah dan atau unit syariah; atau
Unit kerja di kantor cabang dari suatu bank konvenional yang berkedudukan di luar negeri yang berfungsi sebagai
kantor induk dari kantor cabang pembantu syariah dan atau unit syariah.
3. Tujuan penerbitan SBIS SBIS diterbitkan oleh Bank Indonesia sebagai salah satu instrumen
operasi pasar terbuka dalam rangka pengendalian moneter yang dilakukan berdasarkan prinsip syariah.
4. Akad dan Karakteristik SBIS SBIS yang diterbitkan oleh Bank Indonesia menggunakan akad Ju’alah
yaitu janji atau komitmen iltizam untuk memberikan imbalan tertentu ‘iwadhju’l atas pencapaian hasil natijah yang ditentukan dari suatu
pekerjaan. Dan juga SBIS memiliki karakteristik sebagai berikut: a Satuan unit sebesar Rp 1.000.000,- satu juta rupiah
b Berjangka waktu paling kurang 1 satu bulan dan paling lama 12 dua belas bulan
c Diterbitkan tanpa warkat scripless d Dapat diagunkan kepada Bank Indonesia
e Tidak dapat diperdagangkan di pasar sekunder 5. Mekanisme Penerbitan
a Bank Indonesia menerbitkan SBIS melalui mekanisme lelang. b Penerbitan SBIS menggunakan BI-SSSS.
c Pihak yang dapat memiliki SBIS adalah BUS atau UUS. d BUS atau UUS dapat memiliki SBIS melalui pengajuan pembelian
SBIS secara langsung dan atau malalui perusahaan pialang pasar uang rupiah dan valuta asing.
b. Pasar Uang Antar bank Berdasarkan Prinsip Syariah, yang selanjutnya disebut PUAS, adalah kegiatan investasi jangka pendek dalam rupiah antar
peserta pasar berdasarkan prinsip mudharabah. 1. Tingkat Indikasi Imbalan PUAS adalah rata-rata tertimbang tingkat
indikasi imbalan sertifikat investasi mudharabah antar bank yang terjadi di PUAS, yang tercatat pada PIPU.
2. Piranti yang digunakan transaksi dalam PUAS adalah Sertifikat Investasi Mudharabah Antar Bank Syariah SIMA. Sertifikat ini
merupakan sertifikat yang digunakan sebagai sarana investasi bagi bank yang kelebihan dana untuk mendapatkan keuntungan, dan di
pihak lain SIMA juga sebagai sarana bagi bank syariah yang mengalami kekurangan dana untuk mendapatkan dana jangka pendek
dengan prinsip mudharabah. Di Indonesia masalah ini telah diatur oleh Bank Indonesia dengan PBI No.28PBI2000. dan fatwa DSN Nomor:
38DSNMUIX.2002. 3. Sertifikat Investasi Mudharabah antar Bank, yang selanjutnya disebut
Sertifikat IMA, adalah sertifikat yang digunakan sebagai sarana untuk mendapatkan dana dengan prinsip mudharabah.
c. Giro Wajib Minimum 1. Pengertian
Giro Wajib Minimum adalah kebijakan yang mewajibkan setiap bank mencadangkan sejumlah aktiva lancar yang besarnya adalah presentasi
tertentu dari kewajiban segeranya. Atau dengan kata lain Giro Wajib