Instrumen Moneter Syariah TINJAUAN PUSTAKA

b. Pasar Uang Antar bank Berdasarkan Prinsip Syariah, yang selanjutnya disebut PUAS, adalah kegiatan investasi jangka pendek dalam rupiah antar peserta pasar berdasarkan prinsip mudharabah. 1. Tingkat Indikasi Imbalan PUAS adalah rata-rata tertimbang tingkat indikasi imbalan sertifikat investasi mudharabah antar bank yang terjadi di PUAS, yang tercatat pada PIPU. 2. Piranti yang digunakan transaksi dalam PUAS adalah Sertifikat Investasi Mudharabah Antar Bank Syariah SIMA. Sertifikat ini merupakan sertifikat yang digunakan sebagai sarana investasi bagi bank yang kelebihan dana untuk mendapatkan keuntungan, dan di pihak lain SIMA juga sebagai sarana bagi bank syariah yang mengalami kekurangan dana untuk mendapatkan dana jangka pendek dengan prinsip mudharabah. Di Indonesia masalah ini telah diatur oleh Bank Indonesia dengan PBI No.28PBI2000. dan fatwa DSN Nomor: 38DSNMUIX.2002. 3. Sertifikat Investasi Mudharabah antar Bank, yang selanjutnya disebut Sertifikat IMA, adalah sertifikat yang digunakan sebagai sarana untuk mendapatkan dana dengan prinsip mudharabah. c. Giro Wajib Minimum 1. Pengertian Giro Wajib Minimum adalah kebijakan yang mewajibkan setiap bank mencadangkan sejumlah aktiva lancar yang besarnya adalah presentasi tertentu dari kewajiban segeranya. Atau dengan kata lain Giro Wajib Minimum statutory reserve, adalah simpanan minimum yang harus dipelihara oleh bank dalam bentuk saldo rekening giro pada Bank Indonesia yang besarnya ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar presentase tertentu dari DPK. Setiap bank wajib memelihara GWM dalam rupiah. Sedangkan Bank Devisa selain wajib memenuhi ketentuan juga wajib memelihara GWM dalam valuta asing. Kewajiban pemeliharaan GWM bagi setiap bank merupakan salah satu cara pengendalian uang beredar dalam rangka melaksanakan tugas Bank Indonesia untuk mencapai dan memelihara stabilitas moneter. GWM dalam rupiah wajib dipenuhi oleh setiap bank yang besarnya ditetapkan sebesar 5 lima perseratus dari DPK dalam rupiah. Sedangkan GWM dalam valuta asing ditetapkan sebesar 3 tiga perseratus dari DPK dalam valuta asing. Peresentase GWM dapat disesuaikan dari waktu ke waktu dengan mempertimbangkan kondisi perekonomian dan arah kebijakan Bank Indonesia.

D. Jumlah Uang Beredar

1. Pengertian Uang Uang dalam ilmu ekonomi tradisional didefinisikan sebagai setiap alat tukar yang dapat diterima secara umum. Alat tukar itu dapat berupa benda apapun yang dapat diterima oleh setiap orang di masyarakat dalam proses pertukaran barang dan jasa. Dalam ilmu ekonomi modern, uang didefinisikan sebagai sesuatu yang tersedia dan secara umum diterima sebagai alat pembayaran bagi pembelian barang-barang dan jasa-jasa serta kekayaan berharga lainnya serta untuk pembayaran utang. Beberapa ahli juga menyebutkan fungsi uang sebagai alat penunda pembayaran. Pada awalnya di Indonesia, uang dalam hal ini uang kartal diterbitkan oleh pemerintah Republik Indonesia. Namun sejak dikeluarkannya UU No. 13 tahun 1968 pasal 26 ayat 1, hak pemerintah untuk mencetak uang dicabut. Pemerintah kemudian menetapkan Bank sentral, Bank Indonesia sebagai satu-satunya lembaga yang berhak menciptakan uang kartal. Hak untuk menciptakan uang itu disebut dengan hak oktroi. a. Jenis Uang 1. Uang kartal Uang kartal terdiri dari uang kertas dan uang logam. Uang kartal adalah alat bayar yang sah dan wajib diterima oleh masyarakat dalam melakukan transaksi jual beli sehari-hari. Menurut Undang-undang Bank Sentral No. 13 tahun 1986 pasal 26 ayat 1, bank Indonesia mempunyai hak tunggal untuk mengeluarkan uang logam dan uang kertas. Hak tunggal untuk mengeluarkan uang yang dimiliki Bank Indonesia tersebut disebut hak oktroi. 2. Uang Giral Uang giral tercipta akibat semakin mendesaknya kebutuhan masyarakat akan adanya sebuah alat tukar yang lebih mudah, praktis dan aman. Di Indonesia, bank yang berhak menciptakan uang giral adalah bank umum selain Bank Indonesia. Menurut UU No. 7 tentang Perbankan tahun 1992, definisi uang giral adalah tagihan yang ada pada bank umum, yang dapat digunakan sewaktu-waktu sebagai alat pembayaran. Bentuk uang giral dapat berupa cek, giro atau telegrafic transfer. Uang giral bukan merupakan alat pembayaran yang sah. Artinya, masyarakat boleh menolak dibayar dengan uang giral. 3. Uang Kuasi Uang kuasi adalah surat-surat berharga yang dapat dijadikan sebagai alat pembayaran. Biasanya uang kuasi ini terdiri atas deposito berjangka dan tabungan serta rekening valuta asing milik swasta domestik. 2. Pengertian Jumlah Uang Beredar Sebagian ekonom klasik mendefinisikan uang beredar sebagai uang kertas dan uang logam yang ada di tangan masyarakat disebut juga uang kartal atau currency karena hanya uang inilah yang benar-benar merupakan daya beli yang langsung bisa digunakan atau dibelanjakan serta mempengaruhi harga barang-barang. Bahkan kaum klasik menyempitkan lagi tentang apa yang dianggap uang beredar yaitu hanya uang kertas dan logam yang ada di tangan masyarakat, dan tidak termasuk uang yang disimpan di bank dan di kantor kas negara. Dengan makin berkembangnya peranan bank dalam perekonomian, maka pengertian uang beredar hanya sebagai uang kartal sudah makin ditinggalkan. Hal ini dikarenakan semakin banyak masyarakat umum yang menyimpan uang tunainya di bank dalam bentuk rekening koran dan giro uang giral atau demand deposits demi keselamatan atau kemudahan transaksi. Karena masyarakat dengan mudah sewaktu-waktu mengambil kembali rekening koran dan gironya untuk dibelanjakan, maka seharusnya rekening koran dan giro memepunyai status yang sama dengan currency sebagai uang beredar. a. Jumlah Uang Beredar JUB dalam Pengertian Sempit dan Luas  Dalam arti sempit Narrow Money ket: M 1 = Uang dalam arti sempit C = Uang kartal DD = Demand deposit Jumlah uang beredar merupakan seluruh uang kartal uang tunai yang dipegang anggota masyarakat dan uang giral demand deposit yang dimiliki oleh perseorangan pada bank-bank umum. Uang giral dalam pengertian ini hanya uang giral yang dapat dipergunakan untuk transaksi secara langsung oleh pemiliknya, sehingga uang giral yang disimpan dalam lemari besi bank umum dan bank sentral atau milik bank yang ada di bank lain tidak termasuk sebagai uang giral dalam pengertian sempit ini. M 1 = C + DD M 2 = M 1 + TD + SD  Dalam arti luas Broad Money ket: M 2 = Uang dalam arti luas M 1 = Uang dalam arti sempit SD = Saving deposit saldo tabungan TD = Time deposit deposito berjangka Dalam pengertian luas ini, uang beredar selain uang kartal dan giro yang dipegang masyarakat, juga termasuk deposito berjangka dan tabungan masyarakat uang kuasi, karena tabungan dan deposito berjangka ini dapat diubah menjadi uang tunai sama dengan uang kartal, bahkan pada perekonomian yang semakin maju banyak transaksi yang dilakukan melalui bank. Penurunan M 2 atau jumlah uang beredar dalam arti luas, dapat disebabkan oleh menurunnya jumlah uang kuasi, selain itu perlambatan pertumbuhan M 2 bersumber dari beberapa faktor antara lain lambatnya penciptaan uang akibat belum optimalnya fungsi intermediasi perbankan, berkembangnya alternatif penyimpangan dana lain dalam bentuk reksadana yang menghasilkan tingkat keuntungan yang lebih baik, dan menurunnya kapitalisasi bunga seiring dengan terus menurunnya tingkat suku bunga sedangkan komponen yang memberi kontribusi pada