Pengertian Keluarga Muslim ANAK DAN KELUARGA MUSLIM

32 “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda- tanda bagi kaum yang berfikir”. QS. Ar-Rum : 21 50 Keluarga dalam dimensi hubungan sosial ini mencakup keluarga psikologis dan keluarga pendagogis, keluarga psikologis merupakan sekumpulan orang yang hidup bersama dalam tempat tinggal bersama dan masing-masing anggota memiliki pertautan batin sehingga terjadi saling mempengaruhi, saling memperhatikan, dan saling menyerahkan diri. Sedangkan keluarga pendagogis adalah suatu persekutuan hidup yang dijalin oleh kasih sayang antara pasangan dua jenis manusia yang dikukuhkan dengan pernikahan, dengan maksud untuk saling menyempurnakan diri. Menurut Ali Turkamani keluarga adalah “unit dasar dan unsur fundamental masyarakat, yang dengan itu kekuatan-kekuatan yang tertip dalam komunitas sosial dirancang dalam masyarakat”. 51 Pada pengertian keluarga di atas bila dikaitkan dengan muslim, bahwa muslim itu adalah penganut agama Islam, maka keluarga muslim dapat diartikan sebagai suatu kesatuan yang didalamnya terdapat ayah, ibu, dan anak yang menganut agama Islam. Keluarga memiliki tempat yang strategis dalam menanamkan nilai keagamaan ke dalam pribadi anak, baik melalui interaksi mendidik antara orang tua dengan anak-anaknya melalui proses sosialisasi yang berlangsung setiap waktu. Keluarga merupakan lingkungan pendidikan primer bagi anak, yaitu lingkungan yang pertama dan utama bagi perkembangan kepribadian anak.. Dalam Undang-Undang sistem pendidikan nasional No 20 Tahun 2003 menegasakan bahwa keluarga masuk dalam katagori pendidikan informal yang diakui oleh Negara, yaitu pasal II, “Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan”. Keluarga merupakan tempat sosialisasi 50 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya., h. 644 51 Ali Turkamani, Bimbingan Kekuarga dan Wanita Islam, Jakarta : Pustaka Hidayah 1992. Cet ke-1 h. 30 33 yang paling dasar bagi anak dalam mengarahkan jiwa dan kehidupannya kepada pematangan pribadi sebagai muslim. Oleh karena itu pendidikan keluarga muslim dilakukan berdasarkan pada ajaran Islam. Pendidikan agama Islam dalam keluarga tidak terikat oleh kurikulum sebagaimana lazimnya dalam pendidikan formal, tetapi berlangsung secara praktis dalam kehidupan sehari-hari. Melalui proses bimbingan orang tua, sosialisasi dan internalisasi nilai-nilai kehidupan sehingga setiap orang mendapatkannya sejak lahir hingga meninggal dunia. Upaya orang tua menciptakan situasi dan kondisi bermuatan nilai moral, pada dasarnya adalah mengupayakan agar anak mempunyai kesadaran dan berprilaku taat moral yang sesungguhnya secara otonom berada di dalam dirinya sendiri. Dasar nilai otonom pada anak-anak adalah identifikasi dan orientasi diri. Oleh karena itu, pola hidup keluarga ayah dan ibu merupakan model ideal bagi peniruan dan pengidentifikasian perilaku dirinya. Pada anak usia sekolah dasar, diperlukan bantuan dan kontrol untuk mengorganisasikan aktivitas-aktivitasnya. Sehubungna dengan hal itu, Prof. Dr. Zakiah Darajat menyatakan bahwa : “Hubungan orang tua sesama mereka sangat mempengaruhi pertumbuhan jiwa anak. Hubungan yang serasi, penuh pengertian dan kasih sayang akan membawa kepada pembinaan pribadi yang tenang, terbuka, dan mudah dididik, karena ia mendapatkan kesempatan yang cukup baik untuk tumbuh dan berkembang”. 52 Dari beberapa penjelasan diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa keluarga muslim adalah lingkungan pertama dalam pendidikan karena dalam keluarga inilah anak pertama kalinya mendapatkan pendidikan dan bimbingan. Dan keluarga disebut sebagai lingkungan pendidikan yang utama karena sebagian besar hidup anak berada dalam keluarga, maka pendidikan yang paling banyak diterima oleh anak adalah dalam keluarga. Dengan demikian bentuk pertama dari pendidikan terdapat dalam kehidupan keluarga. Dalam hal ini faktor penting yang memegang peranan 52 Zakiah Darajat. Ilmu Jiwa Agama, Jakarta : Bulan Bintang 1996. Cet. Ke-15, h. 56 34 dalam menentukan kehidupan anak selain pendidikan, yang selanjutnya digabungkan menjadi pendidikan agama. Karena sangat pentingnya pendidikan agama, maka para orang tua harus berusaha memberikan pendidikan agama kepada anak-anak mereka.

L. Fungsi dan Tanggung Jawab Keluarga

Dalam kehidupan manusia, keperluan dan hak kewajiban, perasaan dan keinginan adalah hak yang komplek Pengetahuan dan kecakapan yang diperoleh dari keluarga sangat mendukung pertumbuhan dan perkembangan diri seseorang, dan akan binasalah pergaulan seseorang bila orang tua tidak menjalankan tugasnya sebagai pendidik. Secara sosiologis keluarga dituntut berperan dan berfungsi untuk menciptakan suatu masyarakat yang aman, tenteram, bahagia dan sejahtera, yang semua itu harus dijalankan oleh keluarga sebagai lembaga sosial terkecil. Dalam buku Keluarga Muslim dalam Masyarakat Moderen, dijelaskan bahwa berdasarkan pendekatan budaya keluarga sekurangnya mempunyai tujuh fungsi. yaitu, fungsi biologis, edukatif, religius, protektif, sosialisasi, rekreatif dan ekonomis. 53 1. Fungsi biologis, perkawinan dilakukan antara lain bertujuan agar memperoleh keturunan, dapat memelihara kehormatan serta martabat manusia sebagai makhluk yang berakal dan beradab. Fungsi biologis inilah yang membedakan perkawinan manusia dengan binatang. 2. Fungsi edukatif, keluarga merupakan tempat pendidikan bagi semua anggotanya dimana orang tua memiliki peran yang cukup penting untuk membawa anak menuju kedewasaan jasmani dan rohani dalam dimensi kognisi, afektif maupun skill, dengan tujuan untuk mengembangkan aspek mental, spiritual, moral, intelektual, dan profesioanl. 3. Fungsi relegius, keluarga merupakan tempat penanaman nilai moral agama melalui pemahaman, penyadaran dan praktek dalam kehidupan sehari-hari 53 Mufidah, Psikologi Keularga Islam Berwawasan Gender. Malang : UIN Press, 2008. Cet. Ke-1, h. 43 35 sehingga mencipta iklim keagamaan didalamnya dengan demikian keluarga merupakan awal mula seseorang mengenal siapa dirinya dan siapa Tuhannya. 4. Fungsi protektif, adalah dimana keluarga menjadi tempat yang aman dari gangguan internal maupun eksternal keluarga dan untuk menangkal segala pengaruh negatif yang masuk didalamnya. Gangguan internal dapat terjadi dalam kaitannya dengan keragaman kepribadian anggota keluarga, perbedaan pendapat dan kepentingan, dapat menjadi pemicu lahirnya konflik bahkan juga kekerasan. Adapun gangguan eksternal keluarga biasanya lebih mudah dikenali oleh masyarakat karena berada pada wilayah publik. 5. Fungsi sosialisasi, adalah mempersiapkan anak menjadi anggota masyarakat yang baik, mampu memegang norma-norma kehidupan secara universal baik interrelasi dalam keluarga itu sendiri maupun dalam menyikapi masyarakat yang pluralistic lintas suku, bangsa, ras, golongan, agama, budaya, bahasa maupun jenis kelaminnya. 6. Fungsi rekreatif, bahwa keluarga merupakan tempat yang dapat memberikan kesejukan dan melepas lelah dari seluruh aktifitas masing- masing anggota keluarga. Fungsi rekreatif ini dapat mewujudkan suasana keluarga yang menyenangkan, saling menghargai, menghormati, dan menghibur masing-masing anggota keluarga sehingga tercipta hubungan harmonis, damai, kasih sayang dan setiap anggota keluarga merasa “rumahku adalah surgaku”. 7. Fungsi ekonomis, yaitu keluarga merupakan kesatuan ekonomis dimana keluarga memiliki aktifitas mencari nafkah, pembinaan usaha, perencanaan anggaran, pengelolaan dan bagaimana memanfaatkan sumber-sumber penghasilan dengan baik, mendistibusikan secara adil dan proporsional, serta dapat mempertanggung jawabkan kakayaan dan harta bendanya secara social dan moral Melihat beragamnya fungsi keluarga tersebut, dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah institusi sentral penerus nilai-nilai budaya dan agama.