Tipologi Pendidikan Menurut Luqman al-Hakim

47 yang selain Allah adalah makhluk Allah, tidak berserikat di dalam menciptakan alam ini. 64 Ketika menafsirkan ayat diatas, Ibnu Katsir mengatakan, “Sebagai orang yang sangat mengasihi dan mencintai putranya. Luqman berwasiat kepada putranya supaya menyembah Allah yang Esa dan tidak menyekutukannya dengan sesuatu apapun. Sesungguhnya mempersekutukan itu benar-benar merupakan kezaliman yang besar. 65 Kewajiban seorang pendidik menumbuhkan anak atas dasar pemahaman dan dasar-dasar pendidikan iman dan ajaran Islam sejak masa pertumbuhannya. Sehingga anak akan terikat dengan Islam, baik aqidah maupun ibadah, disamping menerapkan metode maupun peraturan. Setelah petunjuk dan pendidikan ini ia pahami dan diamalkan, maka ia hanya akan mengenal Islam sebagai Din-nya, Al-quran sebagai imannya dan Rasulullah SAW, sebagai pemimpin dan teladannyaa. Orang yang mempersekutukan Allah adalah suatu aniaya yang besar, bahkan doa yang paling besar yang tidak ada ampunan dari Allah walaupun ia bertaubat, karena pada dasarnya Allah mengajak manusia agar membebaskan jiwa dan keyakinannya dari segala sesuatu selain Allah. Jiwa manusia adalah mulia, sebab itu hubungan manusia haruslah langsung kepada Allah SWT. Jiwa yang di penuhi tauhid adalah jiwa yang merdeka, tidak ada yang mengikat jiwa ini kecuali hanya dengan Allah, bila manusia telah mempertuhankan yang lain, padahal yang lain itu hanyalah makhluk belaka, maka manusia sendirilah yang membawa jiwanya menjadi budak oleh makhluk yang lain Ayat ini mendidik manusia bahwa keyakinan pertama dan utama yang perlu di tanamkan dan di resapkan kepada anak peserta didik adalah tauhid. Kewajiban ini di pikul di pundak orang tua rumah tangga sebagai 64 Armai Arief, Reformulasi Pendidikan Islam, Jakarta: Pres Group 2007. Cet ke- 2, h. 185 65 Muhammad Nasib Ar-rifa’i, Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir, Jakarta, Gema Insani, 2000. Cet. Ke-3, h. 789 48 pendidik awal di dalam pendidikan informal. Demikian juga yang harus dilaksanakan oleh pendidikan formal. Tujuannya agar anak peserta didik terbebas dari perbudakan materi dan duniawi, sehingga keyakinannya mantap dan aqidahnya kokoh, serta keyakinan itu perlu di resapkan sedini mungkin di saat anak telah mulai banyak bertanya kepada orang tuanya. Sedangkan perintah bersyukur dijelaskan ayat yang berbunyi : uΖøŠ¢¹uρuρ z≈|¡ΣM} Ï=÷ƒy‰Ï9≡uθÎ ç=÷Fn=uΗxq …ç=•Βé —Ζ÷δuρ 4’n?tã 9÷δuρ …ç=è=≈|ÁÏùuρ ’Îû È÷tΒtæ Èβr öà6ô© ’Í y7÷ƒy‰Ï9≡uθÎ9uρ ¥’nΠ玍ÅÁyϑø9 ∩⊇⊆∪ “Dan kami perintahkan kepada manusia berbuat baik kepada ibu- bapanya, ibunya Telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaku dan kepada ibu bapakmu, Hanya kepada-Kulah kembalimu”. QS. Luqman: 14 66 Pada ayat ini Tuhan memerintahkan kepada manusia agar mereka menghormati, memuliakan dan berbuat baik kepada ibu bapaknya, sebab karena keduanyalah manusia dilahirkan kemuka bumi. Oleh sebab itu sudah sewajarnyalah jika keduanya dihormati dan dimuliakan. Apalagi terhadap ibu yang sudah bersusah payah mengandung, susah bertambah payahnya, mulai bulan pertama, tiap bertambah bulan bertambah pula susah payahnya, sampai di puncak kepayahan sewaktu melahirkan. Lemah sekujur tubuh kita menghejan anak keluar, kadang diikuti dengan raungan, malah ada yang mengakibatkan kematian ibu karena melahirkan 67 . Setelah anak lahir kewajiban orang tua khususnya ibu ialah, menyusui, mengasuh, memomong, menjaga, memelihara sakit senangnya sampai bisa tegak dan jatuh sampai bisa berjalan dalam masa dua tahun. Ayat ini mendidik manusia agar seorang anak harus memuliakan, menghormati, dan berbakti kepada ibu bapaknya, apalagi ibu bapaknya 66 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya., h 654 67 Armai Arief, Reformulasi Pendidikan Islam,….h. 186-187 49 yang sudah renta. Bahkan setelah meninggalpun dianjurkan untuk mendoakan keampunan ibu bapak terutama yang Islam Pembinaan aqidah harus dilakukan secara bertahap tidak sekaligus sesuai dengan kapasitas Intelektual yang mereka miliki. Sebab bagaimanapun IQ mereka tidak sama. Disamping itu, juga diperlukan pendidikan dengan melalui pendekatan keteladanan, sehingga mereka tumbuh dalam rasa cinta kepada Allah Dalam membina aqidah pada anak yang perlu diperhatikan adalah harus dengan cara yang lembut dan penuh kasih sayang, karena sesungguhnya Allah Maha lembut dan kasih. Selain itu kita juga harus memahami tingkat usia mereka. Apabila hal yang kita ajarkan pada hari ini belum dapat dimengerti maka kita harus bersabar dengan mengulanginya pada waktu yang lain. . Pendidikan Ibadah Pendidikan ibadah mencakup segala tindakan dalam kehidupan sehari-hari, baik berhubangan dengan Allah seperti shalat, maupun dengan sesama manusia. Pembinaan Ibadah merupakan penyempurnaan dari pembinaan aqidah. Sebab ibadah memberikan santapan bagi aqidah dengan ruhnya. Ia juga memberikan cerminan dari aqidah. Ketika seorang anak memenuhi panggilan Rabbnya dan melaksanakan perintah- perintahnya, maka hal itu berarti ia menyambut kecendrungan fitrah yang ada dalam jiwanya sehingga ia akan menyiraminya. Membentuk kesadaran beribadah akan lebih sempurna setelah membangun dasar aqidah. Aqidah tetap kokoh maka perlu dipupuk dan disiram dengan ibadah. Jadi ibadah dan aqidah merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Hubungan kepada Allah swt, dalam bentuk shalat ini dinyatakan oleh QS Luqman ayat 17: 50 ¢o_ç6≈tƒ ÉΟÏr nο4θn=¢Á9 öãΒùuρ Å∃ρã÷èyϑø9Î t=÷Ρuρ Çtã ̍s3Ζßϑø9 ÷ŽÉ9ô¹uρ 4’n?tã tΒ y7t|¹r ¨βÎ y7Ï9≡sŒ ôÏΒ ÇΠ÷“tã Í‘θãΒW{ ∩⊇∠∪ “Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah manusia mengerjakan yang baik dan cegahlah mereka dari perbuatan yang mungkar, dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesunggunya yang demikian itu termaksud hal-hal yang diwajibkan oleh Allah”. QS; Luqman: 17 68 Pada ayat ini Allah mengabadikan empat bentuk nasihat Luqman untuk menetapkan jiwa anaknya, yaitu dirikanlah shalat, menyuruh berbuat yang baik,ma’ruf, mencegah berbuat munkar,dan bersabarlah atas segala musibah. Inilah empat modal hidup yang diberikan Lukman kepada anaknya dan diharapkan menjadi modal hidup bagi kita semua yang disampaikan Muhammad kepada umatnya. Ibnu Kasir menjelaskan, yang dimaksud dengan mendirikan shalat adalah melaksanakan shalat sesuai dengan syarat dan rukunnya serta menjaga waktu waktunya”. Menegakan shalat juga berarti mengamalkan nilai-nilai yang terkandung dibalik simbol gerakan dan bacaan dalam shalat, seperti keikhlasan, disiplin dan tawadhu. Inilah yang perlu ditegakan dalam kehidupan sehari-hari. 69 Perbuatan yang makruf adalah perbuatan baik menurut garis agama syara dan akal serta diterima baik oleh masyarakat. Sedangkan perbuatan munkar adalah perbuatan maksiat yang diharamkan menurut agama syara, tercela menurut penilaian akal, dimarahi Allah, tidak diterima baik oleh masyarakat, serta diancam dengan siksaan neraka. 70 Pembinaan ketaatan beribadah pada anak di mulai dari dalam keluarga. Anak yang masih kecil kegiatan ibadah yang lebih menarik baginya adalah yang mengandung gerak. Anak-anak suka melakukan shalat, meniru orang tuanya, kendatipun ia tidak mengerti apa yang 68 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya., h 655 69 Muhammad Nasib Ar-rifa’i, Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir…, h. 792 70 Armai Arief, Reformulasi Pendidikan Islam…h. 190 51 dilakukannya itu. Pengalaman keagamaan yang menarik bagi anak di antaranya shalat berjamaah, lebih-lebih lagi bila ia ikut shalat di dalam shaf bersama orang dewasa. Di samping itu anak senang melihat dan berada di dalam tempat ibadah masjid, mushalla,surau dan sebagainya yang bagus rapi dan di hiasi dengan lukisan atau tulisan yang indah. 71 Pengalaman yang tidak mudah lupa dilupakan oleh anak, suasana shalat tarawih pada bulan ramadhan di masjid tempat tinggal dan shalat hari raya, dimana ia berpakaian baru bersama teman-temannya, orang tuanya dan orang banyak yang tampak bergembira. Pada bulan Ramadhan anak-anak senang ikut berpuasa dengan orang tuanya, walaupun ia belum kuat untuk melaksanakan ibadah puasa itu seharian penuh, kegembiraan yang dirasakannya karena dapat berbuka bersama dengan ibu bapak dan seluruh anggota keluarga. Semua pengalaman keagamaan tersebut merupakan unsur-unsur positif di dalam pembentukan kepribadiannya yang sedang tumbuh dan berkembang. Masa kanak-kanak bukan merupakan suatu masa pembebanan atau pemberian kewajiban, akan tetapi merupakan suatu masa persiapan, latihan dan pembiasaan untuk menyambut masa pembebanan kewajiban ketika ia telah baligh nanti. Dengan demikian pelaksanaan kewajiban nantinya akan terasa mudah dan ringan, disamping juga sudah memiliki kesiapan yang matang dalam mengarungi kehidupan dengan penuh keyakinan. Rasulullah SAW memberikan kabar gembira yang besar kepada anak-anak yang tumbuh dalam beribadah kepada Allah. Imam Thabrani meriwayatkan dari Abu Umammah ra. Bahwa ia berkata, Rasulullah SAW bersabda: ﻦﺑ  ﺮﹶ ﻔ ﻌ ﺟ ﺎ  ﻨ ﹶ ﺛ  ﺪ ﺣ ، ﻲﹺ ﻧ ﺎ  ﻤ ﳊﺍ  ﻲ ﺤ ﻳ ﺎ  ﻨ ﹶ ﺛ  ﺪ ﺣ ، ﻱ ﹺ ﺮ ﺘ ﺴ ﺘ ﻟ ﺍ  ﻕﺎ  ﺤ  ﺳﺇ ﻦﺑ  ﻦ ﻴ  ﺴﹸ ﳊﺍ ﺎ  ﻨ ﹶ ﺛ  ﺪ ﺣ ﹶ ﻝﺎ ﹶ ﻗ ،ﺔ ﻣﺎ  ﻣﺃ ﰊﺃ ﻦﻋ ،ﹴ ﻝ ﻮ ﺤﹾ ﻜ ﻣ  ﻦ ﻋ ،ّ ﹺ ﻲﻣﺎ  ﺸﻟ ﺍ  ﻥﺎ  ﻨ  ﺳ ﰊﺃ  ﻦ ﻋ ،ﹶ ﻥﺎ  ﻤﻴ ﹶ ﻠ  ﺳ : ﹸ ﻝﻮ ﺳ ﺭ ﹶ ﻝﺎ ﹶ ﻗ 71 Zakiah Daradjat, Pendidikan Islam dalam Keluarga dan Sekolah, h. 61 52  ﻢﱠ ﻠ  ﺳ ﻭ  ﻪ ﻴ ﹶ ﻠ  ﻋ ُ ﷲﺍ ﻰﱠ ﻠ  ﺻ ِ ﷲﺍ :  ﺊ ﺷﺎ  ﻧ ﺎ  ﻤ ﻳ ﺃ  ﻩ ﺎ ﻄ ﻋﺃ  ﺕ ﻮ ﻤ ﻳ  ﱴ ﺣ ِ ﷲﺍ  ﺓ ﺩﺎ  ﺒ  ﻋ ﻰﹶ ﻠ  ﻋ ﺄ  ﺸ ﻧ ﺎ ﻘﻳ  ﺪﺻ  ﻦ ﻴ  ﻌ ﺴ ﺗ  ﻭ  ﺔ ﻌ ﺴ ﺗ  ﺮﺟﺃ ُ ﷲﺍ . “Tidaklah seorang anak yang tumbuh dalam ibadah sampai ajal menyemputnya melainkan Allah akan memberikan pahala kepadanya serta dengan sembilan puluh sembilan Shiddiq orang yang benarjujur”. Oleh karena itu orang tua harus memiliki peran yang utama dan dominan terhadap anak dalam persiapan memasuki usia baligh dengan bekal pengetahuan yang cukup tentang ibadah sebagai tujuan penciptaan manusia. . Pendidikan Akhlak Pembinaan akhlak merupakan tumpuan perhatian pertama dalam Islam. Hal ini dapat dilihat dari salah-satu misi kerasulan Nabi Muhammad saw, yang utama adalah untuk menyempurnakan akhlak yang mulia. Dalam salah-satu haditsnya beliau menegaskan: ﹶ ﺄ  ﻤ ﻧ  ﺍ  ﺖ ْ ـ ﹾ ﺜ  ﻌ ﺑ ﹸ ﺄ  ﻟ  ﻢ ﻤ ﺗ ﺎ ﹶ ﻜ ﻣ ﹺ ﺭ  ﻡ ﺍ ﹶ ﺎ ﹾ ﻟ ﹶ ﻼ ﺧ ﹺ ﻕ “Hanya saja aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia” Perhatian Islam yang demikian terhadap pembinaan akhlak ini dapat pula dilihat dari perhatian Islam terhadap pembinaan jiwa yang harus didahulukan dari pada pembinaan fisik, karena dari jiwa yang baik inilah akan lahir perbuatan-perbuatan yang baik yang pada tahap selanjutnya akan mempermudah menghasilkan kebaikan dan kebahagiaan pada seluruh kehidupan manusia, lahir dan bathin. Cara yang dapat ditempuh untuk pembinaan akhlak adalah dengan pembiasaan yang dilakukan sejak kecil dan berlangsung secara kontinyu. Berkenaan dengan itu pada dasarnya manusia dapat menerima segala usaha pembentukan melalui pembiasaan dan melalui keteladanan. 53 Prof. Dr. Jalaludin mengaitkan akhlak dengan kepribadian Muslim, Menurutnya, kepribadian dalam konteks ini dapat diartikan sebagai identitas yang dimiliki seseorang sebagai ciri khas dari keseluruhan tingkah laku sebagai muslim, baik yang ditampilkan dalam tingkah laku lahiriah maupun batiniah. Tingkah laku lahiriah seperti cara berkata-kata, berjalan, makan, minum, berhadapan dengan teman, orang tua, teman sejawat, sanak family dan lain-lainnya. Sedangkan sikap batin seperti sabar, tekun, disiplin, jujur, amanat, ikhlas, toleran, dan berbagai sikap terpuji lainnya sebagai cermin dari akhlaqul al-karimah. 72 Akhlak yang baik tidak dapat dibentuk hanya dengan pelajaran, instruksi, dan larangan, sebab tabi’at jiwa untuk menerima keutamaan itu tidak cukup dengan hanya mengatakan jangan kerjakan ini dan jangan kerjakan itu. Menanamkan sopan-santun memerlukan pendidikan yang panjang dan harus ada pendekatan yang lestari. Pendekatan itu tidak akan sukses, melainkan jika disertai dengan pemberian contoh teladan yang baik dan nyata. 73 Tujuan pendidikan akhlak dalam Islam itu untuk membentuk orang-orang yang bermoral baik, keras kemauan, sopan dalam berbicara dan perbuatan, mulia dalam tingkah laku dan perangai, bersifat bijaksana, sempurna, sopan dan beradab, ikhlas, jujur dan suci. 74 Tujuan akhlak hendak menciptakan manusia sebagai mahluk yang tinggi dan sempurna dan membedakannya dari mahluk-mahluk lainnya. Akhlak hendak menjadikan orang berakhlak baik terhadap manusia, sesama makhluk dan terhadap Tuhan. Dari penjelasan di atas dapat dipahami bahwa pendidikan akhlak adalah pendidikan yang terpenting dalam Islam. Karena dengan akhlak yang baik akan menjadikan kehidupan seseorang menjadi lebih baik. Dan pendidikan akhlak sebaiknya dilakukan sejak kecil dengan cara 72 Jalaludin, Teologi Pendidikan , Jakarta: Raja Grapindo Persada, 2002, cet. Ke-2, h. 194-195 73 Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006, cet. ke-6, h. 165 74 Muhammad ‘Athiyah al-Abrasyi, Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam,… h.109 54 pembiasaan dan pemberian teladan secara berkesinambungan agar dapat melekat pada diri anak hingga dewasa. Akhlak adalah implementasi dari iman dalam bentuk perilaku. Diantara contoh akhlak yang diajarkan oleh Luqman kepada anaknya adalah: a. Akhlak terhadap kedua ibu-bapak. Dengan berbuat baik kepada keduanya, dan diingatkan Allah bagaimana susah dan payahnya ibu mengandung dan menyusukan anak sampai umur dua tahun. Hal ini dijelaskan dalam firman Allah SWT. Qs. Al-Luqman:14. uΖøŠ¢¹uρuρ z≈|¡ΣM} Ï=÷ƒy‰Ï9≡uθÎ ç=÷Fn=uΗxq …ç=•Βé —Ζ÷δuρ 4’n?tã 9÷δuρ …ç=è=≈|ÁÏùuρ ’Îû È÷tΒtæ Èβr öà6ô© ’Í y7÷ƒy‰Ï9≡uθÎ9uρ ¥’nΠ玍ÅÁyϑø9 ∩⊇⊆∪ “Dan kami perintahkan kepada manusia berbuat baik kepada dua orang ibu- bapanya; ibunya Telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, Hanya kepada-Kulah kembalimu”. QS. Luqman: 14 75 Bahkan anak harus tetap hormat dan memperlakukan kedua orang tuanya dengan baik, kendatipun mereka mempersekutukan Tuhan, hanya dilarang adalah mengikuti ajakan mereka untuk meninggalkan iman- tauhid. Hal ini dijelaskan dalam firman Allah swt, Qs. Al-Luqman:15. βÎuρ š‚y‰yγ≈y_ ’n?tã βr š‚͍ô±è ’Î1 tΒ }§øŠs9 y7s9 Ï=Î ÖΝù=Ïæ Ÿξsù yϑßγ÷èÏÜè? yϑßγö6Ïm|¹uρ ’Îû u‹÷Ρ‘‰9 ]ùρã÷ètΒ ôìÎ7¨?uρ Ÿ≅‹Î6y™ ôtΒ ztΡr ¥’nÎ 4 ¢ΟèO ¥’nÎ öΝä3ãèÅ_ötΒ Νà6ã∞Îm;tΡésù yϑÎ óΟçFΖä. tβθè=yϑ÷ès? ∩⊇∈∪ “Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, Maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di 75 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya., h 654 55 dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada- Ku, Kemudian Hanya kepada-Kulah kembalimu, Maka Kuberitakan kepadamu apa yang Telah kamu kerjakan”. QS. Luqman: 15 76 Dari uraian tersebut jelas dipahami bahwa seburuk apapun tingkah laku yang diperbuat oleh orang tua, sebagai anak harus tetap menghormati orang tua. Karena beliaulah yang telah melahirkan dan mendidik anak- anaknya. Beberapa hal pula yang harus dilakukan oleh orang tua guna pelaksanaan pendidikan akhlak dalam keluarga, yaitu diantaranya: 1 Menanamkan akidah yang sehat 2 Latihan beribadah 3 Mengajarkan kepada anak sesuatu yang halal dan yang haram 4 Belajar 5 Hukuman 6 Persahabatan orang tua dan anak 7 Membiasakan anak meminta izin 8 Adil terhadap anak-anak 9 Saling menopang keluarga 10 Membantu anak yatim. 77 Dengan pembiasaan dan keteladanan sikap-sikap tersebut akan membentuk akhlak anak menjadi akhlak al-karimah. Sehingga sifat dan sikap yang telah tertanam sejak kecil akan terus melekat dalam dirinya dan akan terus menjadi kebiasan yang akan ia lakukan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu agar pelaksanaan pendidikan dilingkungan keluarga dapat berhasil sebagaimana yang diharapkan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh orang tua: 76 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya., h 654 77 Syaikh M. Jamaluddin Mahfuzh, Psikologi Anak dan Remaja Muslim, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2007, cet. ke-2, h. 125-148. 56 1 Usahakan terciptanya suasana yang baik dan harmonis dalam lingkungan keluarga, yaitu suasana kasih sayang, tolong menolong antara anggota keluarga sehingga tercipta suasana rasa tentram dan bahagia penuh kegembiraan. 2 Tiap-tiap anggota keluarga harus berpegang pada hak dan tugas kewajibannya masing-masing. 3 Orang tua dan orang dewasa lain dalam keluarga harus mengetahui dan memahami tabiat dan sifat-sifat anak. 4 Hindarkan segala sesuatu yang dapat merusak pertumbuhan atau perkembangan jiwa si anak. 5 Biarkan anak bermain dan bergaul dengan teman-teman sebayanya di lingkungan keluarga. 78 Dengan memperhatikan beberapa hal yang telah di uraikan di atas, orang tua dapat memetik dari hasil pembinaan akhlak, yakni terhindarnya anak-anak dari tabiat-tabiat tercela dan sebagai langkah penanggulangan terhadap timbulnya kenakalan remaja. Dengan demikian pembinaan akhlak menurut Ibnu Maskawih dapat memberi sumbangan positif bagi ketentraman dan keamanan masyarakat dari kejahatan pada umumnya, terutama gangguan kenakalan remaja. Sebab pada hakikatnya penjahat yang sudah dewasa merupakan perkembangan lebih lanjut dari kebiasaan melakukan kejahatan di waktu kecil. 79 Dengan pembinaan akhlak dari kecil yang ditanamkan oleh orang tua, akan menjadikan anak berbudi- pekerti luhur yang tidak hanya ditujukan kepada orang tuanya saja, melainkan juga kepada orang tua lainnya. b. Akhlak terhadap orang lain. 78 Alisuf Sabri, Pengantar Ilmu Pendidikan, Jakarta: UIN Press, 2005, h.26. 79 Sudarsono, Etika Islam Tentang Kenakalan Remaja, Jakarta: Rineka Cipta, 1991, cet. ke-2, h. 149. 57 Selain penanaman akhlak terhadap kedua orang tua, pendidikan akhlak dalam keluarga juga perlu menanamkan akhlak terhadap orang lain. Akhlak terhadap orang lain, mencakup adab, sopan santun dalam bergaul, tidak sombong dan tidak angkuh, serta berjalan sederhana dan bersuara lembut. 80 Hal ini dijelaskan dalam firman Allah swt, Qs. Al-Luqman: - Ÿωuρ öÏiè|Áè? š‚£‰s{ Ĩ¨Ζ=Ï9 Ÿωuρ ÄCôϑs? ’Îû ÇÚö‘F{ —mttΒ ¨βÎ © Ÿω =Ïtä† ¨≅ä. 5ΑtFøƒèΧ 9‘θã‚sù ∩⊇∇∪ ô‰ÅÁøuρ ’Îû šÍ‹ô±tΒ ôÙàÒøîuρ ÏΒ y7Ï?öθ|¹ 4 ¨βÎ ts3Ρr ÏN≡uθô¹F{ ßNöθ|Ás9 ΎÏϑptø: ∩⊇∪ “Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia karena sombong dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk- buruk suara ialah suara keledai”. QS. Luqman: 18-19 81 Pendidikan akhlak di dalam keluarga dilaksanakan dengan contoh dan teladan dari orang tua. Perilaku dan sopan santun orang dalam berhubungan dan pergaulan antara ibu dan bapak, perlakuan orang tua terhadap anak-anak mereka, dan perlakuan orang tua terhadap orang lain di dalam lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat akan menjadi teladan bagi anak-anak. 82 Bila kedua orang tuanya memiliki hubungan yang baik dengan orang lain, niscaya anak-anaknya pun akan memiliki hubungan yang baik pula. Hal ini dikarenakan anak-anak pada masa-masa tertentu masih mengikuti ataupun mengimitasi hal-hal yang dilakukan oleh kedua orang tuanya. Oleh karena itulah, orang tua hendaknya menjadi teladan yang baik bagi anak-anaknya. 80 Zakiah Daradjat, Pendidikan Islam dalam Keluarga dan Sekolah, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995, cet. Ke-2, h. 59. 81 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya., h 655 82 Zakiah Daradjat, Pendidikan Islam dalam Keluarga dan Sekolah, h. 59-60. 58 c. Akhlak dalam penampilan diri. Selain harus memperhatikan pembinaan akhlak terhadap orang tua dan orang lain, orang tua juga tidak boleh mengabaikan pembinaan akhlak yang harus dilakukan oleh seorang anak terhadap penampilan dirinya sendiri. Hendaknya orang tua memberikan contoh dalam berpakaian yang sesuai dengan aturan agama, yaitu menutup aurat dan tidak berlebih- lebihan dalam berpakaian maupun berpenampilan. Karena sesuatu yang berlebih-lebihan itu di larang dalam agama, pernyataan ini dijelaskan dalam firman Allah swt, Qs. Al-Isra: . ÏNuuρ sŒ 4’n1öàø9 …ç=¤ym tÅ3ó¡Ïϑø9uρ tø⌠uρ È≅‹Î6¡¡9 Ÿωuρ ö‘Éj‹t7è? —ƒÉ‹ö7s? ∩⊄∉∪ “ Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan hartamu secara boros”. QS. Luqman: 26 83 Dalam ayat di atas telah dijelaskan bahwa janganlah menghambur- hamburkan harta untuk hal-hal yang tidak terlalu dibutuhkan. Dari ayat tersebut pula orang tua dapat menerangkan kepada anak-anak agar tidak berlebih-lebihan dalam berpenampilan. Dan sebaiknya uang yang berlebih dapat disumbangkan kepada saudara-saudara seiman yang lebih membutuhkan, hal ini juga dapat menanamkan sifat dermawan dan pembiasaan beramal kepada diri anak. Pendidikan akhlak dengan cara mempergunakan petunjuk, tuntunan, nasehat, menyebutkan manfaat dan bahaya-bahayanya sesuatu, menjelaskan hal-hal yang manfaat dan yang tidak, menuntun yang tinggi dan menghindari hal-hal yang tercela. Dapat lebih efektif dilakukan oleh orang tua terhadap anaknya sejak usia dini, dikarenakan anak-anak pada 83 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya., h 654 59 usia tersebut masih sangat mengidolakan kedua orang tuanya. Sehingga mereka masih mengikuti dan menirukan apa yang dikatakan dan diperbuat oleh kedua orang tuanya. Selain itu, wasiat-wasiat yang baik dalam bidang pendidikan akhlak anak-anak dapat disebutkan sebagai berikut: 1 Sopan-santun adalah warisan yang terbaik 2 Budi-pekerti yang baik adalah teman yang sejati 3 Mencapai kata mufakat adalah pimpinan yang terbaik 4 Ijtihad adalah perdagangan yang menguntungkan 5 Akal adalah harta yang paling bermanfaat 6 Tidak ada bencana yang lebih besar dari kejahilan 7 Tidak ada kawan yang lebih buruk dari mengagungkan diri sendiri. 84 Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa pendidikan akhlak dalam keluarga harus dimulai sejak kecil, dikarenakan anak masih menirukan dan mengikuti apa yang dilakukan oleh kedua orang tuanya, oleh sebab itulah orang tua hendaknya menjadi teladan yang baik bagi anak-anaknya. Oleh karenanya pendidikan dan pembinaan akhlak yang dilakukan sejak dini lebih efektif jika dibandingkan melakukan pendidikan dan pembinaan akhlak ketika anak sudah memasuki usia remaja. Keluarga juga perlu menciptakan suasana yang nyaman dan tentram bagi anak-anaknya agar pembinaan akhlak dapat terlaksana dan terwujud dengan baik. Pendidikan akhlak dalam keluargapun tidak hanya mencakup akhlak anak terhadap orang tua, akhlak anak terhadap orang 84 Moh. Athiyah Al-Abrasyi, Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 1970, h. 111 60 lain, melainkan pula akhlak terhadap penampilan dirinya sendiri. Dengan tiga pendidikan akhlak yang ditanamkan oleh keluarga inilah, diharapkan agar terwujudnya anak-anak yang berakhlak mulia hingga mereka dewasa, tidak hanya dilingkungan keluarganya saja juga di lingkungan masyarakat tempat mereka bergaul dan berkehidupan.

C. Upaya-upaya Keluarga Muslim Dalam Menumbuhkan Pendidikan

Agama Islam Pada Anak Sebagaimana dikatakan Hj. Mufidah tentang keluarga yaitu “sebuah institusi terkecil di dalam masyarakat yang berfungsi sebagai wahana untuk mewujudkan kehidupan yang tentram, aman, damai, dan sejahtera dalam suasana cinta dan kasih sayang diantara anggotanya”. 85 Jadi keluarga disini berfungsi sebagai wadah pembinaan anak-anak. Karena masa kanak-kanak manusia berlangsung lebih lama di bandingkan makhluk lainnya. Itu karena fase kanak-kanak manusia merupakan tahapan persiapan, pembinaan dan penggemblengan agar mereka sanggup memainkan peran yang di bebankan kepadanya dalam fase berikutnya, karena itu kebutuhan kanak-kanak akan kedekatan kepada orang tuanya adalah lebih besar dibandingkan dengan kebutuhan anak-anak binatang. Keluarga yang mapan, tenang, dan nyaman merupakan sarana pembinaan terbaik. Kaluarga yang demikian telah mampu membesarkan manusia yang sanggup memainkan perannya dalam kehidupan ini. Pendidikan dan Pembinaan anak dalam keluarga berbeda dengan pendidikan diluar keluarga. Diluar keluarga bisa-bisa si anak malah tersesat pada lingkungan yang tidak kondusif dan tidak patut pembinaan dan penyiapan mereka. Islam membangun system keluarga diatas asas yang kuat, cermat dan berangkat dari realitas kehidupan. Aturan yang ditawarkannya menjamin terbinanya keluarga bahagia, lantaran nilai kebenaran yang di kandungnya serta keserasiannya yang dalam dengan fitrah manusia. Kita dapat dengan mudah menemukan ayat-ayat Al-Quran yang berisi aturan-aturan dan 85 Mufidah, Psikologi Keluarga Islam Berwawasan Gender…, h. 37 61 sendi-sendi yang merupakan pilar penopang bagi terbinanya sebuah keluarga ideal. Al-quran membangun sebuah keluarga yang kuat untuk membentuk suatu tatanan masyarakat yang sanggup memelihara aturan-aturan Allah dalam kehidupan seorang muslim harus mempersiapkan pengabdiaanya ditengah masyarakat dalam lingkunagn keluarga. Didalamnya dia dipersiapkan dan di gembleng sedemikan rupa agar sanggup mengurangi kehidupan di lingkungan masyarakat yang lebih luas. Oleh karena itu Islam lebih intens memperhatikan keluarga membinanya diatas asas yang kokoh sejalan dengan tuntunan fitrah dasar, serta menjaganya agar tidak ternoda oleh kekejian dan kecendrungan untuk meremehkan hal-hal yang di larang agama. Adapun upaya-upaya yang dilakukan keluarga dalam hal menanamkan pendidikan keagamaan bagi anak, penulis membatasi dalam hal sebagai berikut: . Menanamkan Nilai-Nilai Aqidah Pada Anak. Anak yang baik merupakan harapan bagi setiap orang tuanya. Untuk menjadi anak yang baik, Islam memiliki tuntunan tersendiri dengan berdasarkan Al-Quran, Hadits, atau Sunnah Rasulullah SAW, dan kebijakan para ulama: Diantara tuntunan yang ada penulis hanya memilih beberapa hal yang paling esensi, antara lain: a. Nilai Tauhid Nilai tauhid merupakan nilai yang sangat utama dalam pendidikan Islam, nilai ini mutlak di miliki oleh setiap umat Islam dan di jadiakan landasan keimanan untuk mengakui keesaan sang maha pencipta, karena utamanya Allah menurunkan ayat nya dalam surat Al-Ikhlas untuk melihat keberadaan Allah SWT. Rasulullah SAW menganjurkan agar setiap anak yang baru saja dilahirkan, hendaklah di perdengarkan kalimat tauhid dengan suara azan dan