BAB 2 DAMPAK MEROKOK TERHADAP PERIODONSIUM
Kebiasaan merokok sejak lama telah diasosiasikan sebagai penyebab berbagai macam perubahan dalam rongga mulut, seperti kaitannya dengan kanker mulut dan
penyakit periodontal. Zat dalam asap rokok seperti; nikotin, tar, karbon monoksida
CO, dan ratusan zat-zat kimia berbahaya lainnya, dapat terabsorbsi melalui jaringan lunak rongga mulut dan mengikuti aliran darah. Hal ini dapat menyebabkan
perubahan pejamu dan kesehatan periodonsium.
1
Analisa berdasarkan survei NHANES 1 menunjukkan bahwa perokok termasuk kelompok dengan indeks plak dan kalkulus serta level penyakit periodontal
yang tinggi dibandingkan bukan perokok. Hal inilah yang menyebabkan merokok sering dikaitkan sebagai faktor sekunder atau faktor pendorong dalam menimbulkan
kehilangan gigi dan tulang alveolar pada penyakit periodontal.
1,2
2.1 Perubahan vaskularisasi
Perubahan vaskularisasi pada perokok, disebabkan terjadinya iritasi kronis dan perubahan panas pada mukosa dan gingiva. Zat dalam asap rokok yang
terabsorbsi melalui mukosa mulut dapat mengikuti aliran darah sehingga menyebabkan terganggunya mikrosirkulasi periodonsium.
1
Bergstrom,dkk dalam penelitiannya melaporkan bahwa terjadinya pendarahan gingiva yang sedikit pada perokok dibandingkan bukan perokok. Pada probing tidak
Universitas Sumatera Utara
dijumpainya perdarahan gingiva pada perokok, namun tidak diikuti dengan penurunan indeks plak dan gingiva serta penyakit periodontal lainnya.
3
Nikotin yang ada didalam darah dapat merangsang ganglia simpatik untuk memproduksi neurotransmitter dan katekolamin. Sehingga dapat mempengaruhi
α-reseptor pada pembuluh darah dan mengakibatkan terjadinya vasokontriksi pembuluh darah pada periodonsium. Hal ini dapat menyebabkan menurunya pasokan
darah ke gingiva sehingga mempengaruhi revaskularisasi dan aktifitas sel-sel pada periodonsium.
1,2
2.2 Perubahan fungsi netrofil
Sel netrofil adalah pertahanan utama apabila terjadi respon infeksi yang disebabkan bakteri. Kandungan nikotin pada rokok dapat menurunkan fungsi netrofil
dalam proses kemotaksis serta fagositosis sel melawan respon inflamasi. Nikotin dalam asap rokok dapat menghalangi produksi superoxide dan hidrogen peroksida
dalam menguatkan sel netrofil terhadap respon inflamasi yang disebabkan bakteri.
1,2
Alani, dkk dalam penelitiannya menyatakan terjadinya penurunan komposisi antibodi saliva serta netrofil pada rongga mulut perokok dengan penyakit
periodontitis. Studi mereka menunjukkan bahwa tingginya infeksi penyakit periodontal pada perokok dikarenakan penurunan fungsi netrofil.
3
2.3 Berkurangnya produktifitas serum Imunnologi G
Serum imunnoglobulin G pada saliva diproduksi untuk memperkuat respon imun terhadap serotype-karbohidrat spesifik yang disekresikan oleh bakteri yang
dapat menyebabkan penyakit periodonsium. Kandungan nikotin pada rokok, dapat
Universitas Sumatera Utara
menurunkan respon antibodi dalam memproduksi sistem imun. Pada seorang perokok terlihat berkurangnya level produktifitas IgG terutama level subklas serum IgG
2
saliva. Serum inilah yang memegang peran penting dalam memperkuat respon imun dalam melawan serotype-karbohidrat yang spesifik yang disekresikan oleh sel
bakteri, terutama Prevotella intermedia, Fusobacterium nucleatum dan Actinobacilus actinomycetecomitans.
2,4
2.4 Berkurangnya proliferasi limfosit