Studitahun Perawatan
Interfal follow up
Hasil Kesimpulan
Stavropoulos, dkk 2004
Bedah pada cacat
ver- tikal dengan
membran bioresorbs-
able. 12 bulan
Rata-rata pengurangan KS pada perokok sekitar 4,5mm; mean
CAL 3,2mm. Sedangkan bukan perokok mean pengurangan KS
5,5mm; mean CAL 4,3mm. Ini menunjukkan bahwa pengaruh
dari merokok dapat menghambat penyembuhan cacat infraboni
yang dirawat dengan terapi regenerasi jaringan terarah.
KS=kedalaman saku, PI=plak indeks, CAL=level perlekatan klinis
Dari tabel 1 terlihat bahwa pengaruh merokok dapat mempengaruhi proses penyembuhan pasca perawatan periodonsium. Berdasarkan data studi epidemiologi
secara kuat menyarankan bahwa, pengaruh merokok dapat menyebabkan berkurangnya aliran darah ke gingiva, menurunnya sekresi cairan krevikular gingiva,
kenaikan indeks plak dan kalkulus, serta buruknya kebersihan rongga mulut perokok, yang merupakan faktor penting dalam proses kesembuhan pasca perawatan
periodonsium terhadap pasien.
6
3.2 Evaluasi terhadap hasil perawatan bedah mukogingiva pada
perawatan akar gigi yang tersingkap
Merokok dapat mempengaruhi hasil perlekatan pada perawatan resesi gingiva dengan teknik bedah mukogingiva. Pada prosedur bedah mukogingiva, stabilitas
jangka panjang perlekatan klinis pada bagian marginal gingiva adalah parameter yang
Universitas Sumatera Utara
paling penting dalam mengevaluasi proses penyembuhan dari teknik bedah pada perawatan akar gigi yang tersingkap. Hasil perawatan resesi gingiva klas I Miller
dengan teknik bedah flep posisi koronal mengindikasikan terdapat keterbatasan stabilitas perlekatan jangka panjang, terutama pada perokok.
7
Gambar 1. Resesi multipel gingival klas I Miller pada A rahang atas dan B rahang bawah. Tozum TF, Keceli HG, Guncu GN, Hatipoglu H, Sengun D. J Periodontol 2005; 76: 912
Untuk lebih jelas akan dikutip penelitian Cleverson O. Silva, dkk dalam mengevaluasi pengaruh merokok terhadap hasil perawatan jangka panjang perawatan
resesi gingiva klas I Miller dengan prosedur bedah flep posisi koronal. Subjek penelitian terdiri dari 20 pasien yang secara sistematis sehat 11 laki-laki dan 9
wanita, dengan umur antara 22 hingga 53 tahun dengan derajat kerusakan resesi yakni klas I Miller kedalaman resesi 2 hingga 3mm termasuk kaninus dan premolar
maksila. Dari 20 subjek tersebut, 10 subjek yang mengikuti perawatan adalah perokok merokok lebih dari 10 batang per hari selama lebih dari 5 tahun sebelum
penelitian dimulai, dan 10 lainnya bukan perokok tidak pernah merokok.
Universitas Sumatera Utara
Tahap awal dan sepanjang penelitian, keseluruhan perdarahan gingiva dan indeks plak yang terlihat digunakan untuk mengevaluasi kebersihan rongga mulut dan
kondisi kesehatan gingiva. Parameter selanjutnya diukur dengan menggunakan prob tekanan elektrik standar dan stent biasa untuk memposisikan prob seditail mungkin.
Adapun pengukuran parameter klinis meliputi : •
Kedalaman resesi, diukur dari pertemuan sementum dan enamel sampai batas tepi gingiva.
• Kedalaman probing, diukur dari tepi gingiva ke bawah sulkus gingiva.
• Level perlekatan klinis, diukur dari pertemuan sementum dan enamel ke dasar
sulkus gingiva. •
Lebar dari jaringan berkeratin, diukur dari tepi gingiva ke batas mukogingiva. Perawatan dilakukan selama 24 bulan, dan dilakukan evaluasi proses
penyembuhan meliputi parameter klinis tiap 6, 12, dan 24 bulan. Selama 24 bulan dari penelitian, status merokok dari subjek perokok diperiksa; seluruh perokok tetap
melanjutkan kebiasaan merokok, dan tidak satu pun bukan perokok yang mulai merokok selama penelitian.
Hasil akhir dari penelitian didapat; sebanyak 20 pasien yang mengikuti penelitian selama 6 bulan evaluasi juga diikuti pemantauan selama 24 bulan.
Indeks perdarahan gingiva dan indeks plak yang terlihat pada keseluruhan gigi dipertahankan 20. Gigi yang akan terlibat harus bebas plak dan inflamasi gingiva
sebelum pembedahan, selama dan akhir dari penelitian.
Universitas Sumatera Utara
Pada tabel 2 akan disajikan lebih jelas statistik deskriptif untuk parameter klinis perokok dan bukan perokok selama 6, 12, 24 bulan setelah operasi berdasarkan
penelitian Silva, dkk.
Tabel 2. Parameter Klinis rata-rata ± SD mulai dari awal perawatan sampai 6, 12, 24 bulan setelah perawatan bedah flep posisi koronal. Wennstron and Zucchelli and Zucchelli and De
Sanctis. J Periodontol 2007; 78: 1704
Parameter Perokok
Bukan perokok
Kedalaman Resesi Keadaan awal
6 bulan perawatan 12 bulan perawatan
24 bulan perawatan 2.74 ± 0.28
0.84 ± 0.49 1.10 ± 0.59†‡
1.28 ± 0.58†‡ 2.54 ± 0.52
0.22 ± 0.29 0.34 ± 0.40†
0.50 ± 0.41† Kedalaman Probing
Keadaan awal 6 bulan perawatan
12 bulan perawatan 24 bulan perawatan
1.28 ± 0.75 0.74 ± 0.58
0.70 ± 0.43 0.72 ± 0.40
0.86 ± 0.28 0.88 ± 0.36
0.90 ± 0.34 0.92 ± 0.37
Level Perlekatan klinis Keadaan awal
6 bulan perawatan 12 bulan perawatan
24 bulan perawatan 4.02 ± 0.89
1.58 ± 0.75 1.80 ± 0.71†‡
2.00 ± 0.75†‡ 3.40 ± 0.46
1.10 ± 0.59 1.24 ± 0.61†
1.42 ± 0.66† Lebar Jaringan Berkeratin
Keadaan awal 6 bulan perawatan
12 bulan perawatan 24 bulan perawatan
2.88 ± 0.90 2.16 ± 1.06
2.12 ± 1.06‡ 2.00 ± 1.06†
2.78 ± 0.62 2.92 ± 0.48
2.80 ± 0.44† 2.64 ± 0.53†
Data yang didapat dari awal perawatan sampai 6 bulan perawatan † Perbedaan signifikan dalam 6 bulan perawatan P0.05
‡ Perbedaan segnifikan pada kelompok non-perokok P0.05
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan tabel 2, adanya perbedaan signifikan †‡ pada 12 dan 24 bulan perawatan pada level perlekatan klinis antara perokok dan bukan perokok. Dimana
perokok kurang merespon proses pembentukan level perlekatan klinis baru setelah perawatan. Hal ini dapat mempengaruhi kedalaman resesi serta lebar jaringan
berkeratin yang didapat setelah perawatan bedah flep posisi koronal terhadap perokok. Pada gambar 2 dapat dilihat hasil bedah flep posisi koronal pada perokok,
dimana
Gambar 2. Perawatan resesi gingival pada perokok dengan terapi bedah flap posisi koronal. A Awal resesi gingival. B Akhir dari pembedahan. C Hasil setelah 6 bulan perawatan. D
Hasil setelah 2 tahun perawatan. Wennstron and Zucchelli and Zucchelli and De Sanctis J Periodontol 2007; 78: 1705
Pada gambar 2 tampak hasil perawatan resesi gingiva pada perokok, dimana hasil 6 bulan setelah perawatan bedah flep posisi koronal menunjukan keberhasilan
penyembuhan. Namun evaluasi setelah 24 bulan terhadap hasil perawatan bedah pada perokok tampak terjadi kehilangan perlekatan gingiva pada gigi yang sama.
7
Universitas Sumatera Utara
Hasil penelitian Silva, dkk juga menunjukkan terjadinya penurunan persentase penutupan akar gigi yang tersingkap pada perokok, antara 12 dan 24 bulan. Table 3
akan menyajikan persentase perbandingan hasil penutupan akar gigi pada perokok dan bukan perokok dalam evaluasi selama 24 bulan setelah perawatan bedah flep
posisi koronal.
Tabel 3. Persentasi penutupan akar gigi yang tersingkap pada perokok dan bukan perokok selama 24 bulan evaluasi setelah perawatan bedah flep posisi koronal. Wennstron and Zucchelli
and Zucchelli and De Sanctis J Periodontol 2007; 78: 1705
Perokok† Bukan perokok†
6 bulan 63 29-85
91.3 64-100 12 bulan
60.6‡S 21-85 85.4‡ 55-100
24 bulan 53.8‡S 21-83
78.7‡ 45-100
† nilai rata-rata akar gigi yang tersingkap dalam persentasi ‡ perbedaan signifikan dalam 6 bulan perawatan P0.05
S perbedaan signifikan pada kelompok bukan perokok P0.05
Dari tabel 3 terlihat persentase penutupan akar lebih sedikit pada perokok 53.8 daripada bukan perokok 78.7. Perokok kebanyakan mengalami
kehilangan penutupan akar dua kali lebih banyak pada tahap awal perawatan dibandingkan bukan perokok. Meskipun 50 dari perokok kehilangan 0.5mm dari
penutupan akar dibandingkan bukan perokok, perbedaan distribusi antara kedua kelompok sangat signifikan.
Dari penelitian Silva, dkk menunjukan bahwa perawatan akar gigi yang tersingkap pada perokok kurang mendapat respon dalam evaluasi hasil setelah
Universitas Sumatera Utara
perawatan. Hal ini disebabkan merokok memiliki dampak yang kuat terhadap hasil perawatan bedah yang memilik proses penyembuhan jangka panjang. Pengaruh
merokok menyebabkan proses perlekatan kembali jaringan subepitel pada perawatan resesi gingiva terganggu. Saat penelitian di coba untuk dievaluasi selama lebih dari
24 bulan, persentase penutupan akar dan prevalensi penutupan akar lengkap menurun secara konsisten.
6,7
.
----------000----------
Universitas Sumatera Utara
BAB 4 PENGARUH PENGHENTIAN MEROKOK TERHADAP KONDISI