4.1 Evaluasi penghentian merokok terhadap kondisi jaringan periodonsium
Evaluasi terhadap jaringan periodonsium mantan perokok, menunjukkan terjadinya peningkatan perdarahan gingiva pada saat probing. Umumnya perdarahan
gingiva sering dikaitkan dengan adanya plak yang persisten pada gigi dan memperlihatkan adanya tanda-tanda respon inflamasi pada gingiva. Namun pada
mantan perokok yang dilakukan probing, menunjukkan adanya peningkatan perdarahan. Ini disebabkan pada saat merokok terjadinya vasokontriksi pembuluh
darah ke gingiva, sehingga pada saat perokok berhenti merokok , terjadi vasodilatasi pembuluh darah ke gingiva yang menyebabkan perdarahan pada saat probing. Hal ini
merupakan normalitas perdarahan pada gingiva yang mengalami proses penyembuhan jaringan.
9
Untuk lebih jelas, pada tabel 4 dikutip penelitian Neir. P, dkk tentang hubungan peningkatan perdarahan gingiva saat probing setelah berhenti merokok.
Subjek diambil terdiri dari 27 orang yang mengikuti program berhenti merokok, serta dievaluasi perubahan kedalaman probing, rata-rata jumlah lokasi probing, perdarahan
saat uji probing serta skor plak yang terdapat pada gigi mantan perokok dalam rentang waktu 4-6 minggu dalam 2 kali kunjungan.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4. Rata-rata kedalaman probing, rata-rata jumlah lokasi probing dan proporsi lokasi yang memperlihatkan pendarahan saat probing dan skor plak saat awal kunjungan 1 dan saat
4-6 minggu setelah berhenti merokok kunjungan 2. Nair. P, dkk. J Clin Periodontol 2003; 436
Kunjungan 1 Rata-rata SD
Kunjungan 2 Rata-rataSD
p-value
Rata-rata kedalaman probing
mm 2.5 0.3
2.5 0.3 0.676
Jumlah lokasi probing 2mm
20.6 5.7 19.7 7.4
0.415 Rata-rata proporsi
lokasi pendarahan saat probing
15.7 7.7 31.9 8.7
0.001 Rata-rata proporsi
lokasi yang terdapat plak skor
plak 38.9 18.2
28.1 12.2 0.001
Dari tabel 4 terlihat kenaikan dua kali lipat perdarahan gingiva pada probing terhadap mantan perokok, bukan dikarenakan skor plak persisten yang meningkat
kunjungan 2. Perdarahan saat uji probing yang terjadi pada gingiva dihalangi oleh faktor merokok. Dari tabel, selain penurunan skor plak yang mungkin disebabkan
oleh menurunnya inflamasi namun tidak diikuti dengan menurunnya perdarahan gingiva pasca berhenti merokok. Mekanisme berhenti merokok dapat menekan
terjadinya vasokontriksi pembuluh darah pada mantan perokok yang dijadikan subjek penelitian.
9
Pengaruh dari berhenti merokok juga dapat meningkatkan aktifitas seluler dan humoral pada sekresi cairan sulkus gingiva. Kenaikan cairan sulkus gingiva
normalnya hampir sama dengan kenaikan perdarahan gingiva pada saat probing yaitu sebagai ciri klinis awal terjadinya inflamasi pada gingiva. Namun pada mantan
Universitas Sumatera Utara
perokok, ditemukan kenaikkan sekresi cairan sulkus gingiva. Kenaikan cairan sulkus gingiva menandakan kembali aktifnya mekanisme pertahanan gingiva dalam
periodonsium yang sehat.
6,10
Tabel 5 menyajikan data beberapa penelitian tentang pengaruh berhenti merokok terhadap aktifitas seluler dan humoral dalam cairan sulkus gingiva serta
keadaan periodonsium dan respon imuninflamasi.
Tabel 5. Pengaruh berhenti merokok terhadap aktifitas seluler dan humoral dalam cairan sulkus gingiva serta keadaan periodonsium dan respon imun-inflamasi. Haesman, dkk. J Clin
Periodontol 2006; 33: 249-50
Penulistahun Efek potensial dari berhenti merokok
Bostorm dkk 1999 Penghancuran TNF-
α yang diprodukasi dalam cairan sulkus gingival lebih cepat, sehingga kontribusi TNF-
α dalam merusak jaringan ikat termasuk tulang dan stabilitas
jaringan periodonsium berkurang.
Soder dkk 2002 Terjadi restorasi fungsi neutrofil sehingga lebih efektif
terhadap respon perubahan bakteri.
Mavropoulos dkk 2003
Terjadi peningkatan sirkulasi darah serta cairan krevikular ke gingiva hanya dalam beberapa hari berhenti merokok dan
prevalensi perdarahan probing pada pasien periodontitis kronis menigkat, selain perbaikan level kontrol plak.
Morozumi dkk 2004
Berhenti merokok pada 11 orang perokok dalam 8 minggu menunjukan perbaikan signifikan dari matriks
metalloproteinase-8 RNA merupakan tanda perbaikan metabolisme dan kelangsungan hidup netrofil.
Universitas Sumatera Utara
Penulistahun Efek potensial dari berhenti merokok
Lie dkk 2001 Hasil peningkatan glandula sistatin dan aktivitas sistatin akan
berkontribusi terhadap proteksi host melawan inflamasi dengan menghambat enzim proteolitik tertentu seperti
proteinase.
Cuff, dkk 1989, Giannopoulou, dkk
1999, James, dkk 1999,
Gamal dan Bayomy 2002
Peningkatan perlekatan jaringan fibroblast ke permukaan akar serta integritas penyembuhan yang lebih baik pada
perawatan jaringan periodonsium. Tujuan dari penyerutan permukaan akar dapat menghilangkan deposit nikotin serta
menjaga respon penyembuhan. Deposit ini menyebakan perokok sukar dalam perawatan penyakit periodontal.
Rawlison, dkk 2003 Restorasi respon imunoinflamasi akan memicu konsentrasi
lebih besar dari IL-8 β dalam cairan sulkus gingiva. Ini akan
menghadirkan kembali peningkatan respon imun serta pengurangan ikatan IL-
8β dalam sulkus gingiva. Kirsti. E, dkk 1999,
Baljoon, dkk 2004, Jahnson Lavstedt
2002, Paulander, dkk
2004, Bergstrom 2004,
Berhenti merokok menurunkan aktifitas berlebihan dari proteolitik serta jumlah kolagenase 2 atau matriks
metelloproteinase-8 MMP-8 yang dapat meningkatkan angka kerusakan jaringan periodonsium serta kehilangan
tulang pada mantan perokok seperti yang terlihat pada bukan perokok.
Subjek mantan perokok mengalami pengurangan resiko kehilangan tulang hampir sama dibandingkan yang tidak
pernah merokok.
Dari tabel 5 tentang beberapa studi klinis diatas memperlihatkan aktifitas sel dan humoral dalam cairan sulkus gingiva yang meningkat dan kembali normal hanya
dalam 5 hari berhenti merokok. Data terakhir yang diterima, kerusakan dan kehilangan tulang alveolar dapat ditekan dengan melakukan penghentian kebiasaan
merokok. Hal ini menunjukkan bahwa penghentian kebiasaan merokok memberikan
Universitas Sumatera Utara
pengaruh positif terhadap kesehatan dan keberhasilan perawatan periodonsium serta mengurangi prevalensi penyakit periodontal.
6,9,10,11
4.2 Evaluasi penghentian merokok terhadap keberhasilan perawatan
periodontal
Berhenti merokok dapat memberikan kontribusi dalam keberhasilan perawatan periodontal. Beberapa penelitian telah melaporkan bahwa proses
penyembuhan sempurna yang terjadi pada pasien bukan perokok, juga terdapat pada mantan perokok. Studi menunjukkan tentang respon kesembuhan dalam perawatan
bedah dan non-bedah periodontal serta memberikan efektifitas yang tinggi dalam proses penyembuhan pada mantan perokok dan bukan perokok.
11
Tabel 6 menyajikan tinjauan studi efektifitas perawatan periodontal pasca berhenti merokok.
Tabel 6. Tinjauan studi efektifitas perawatan periodontal pasca berhenti merokok. Haesman, dkk. J Clin Periodontol 2006; 33: 243-8
Penelititahun Perawatan
Respon klinis perawatan periodonsium pasca berhenti merokok
Bollin, dkk 1993
Pantauan radiograpi
terhadap tulang alveolar
Melaporkan hasil studi selama 10 tahun pantauan radiografis terhadap kehilangan tulang alveolar
menemukan bahwa progresi kehilangan tulang secara signifikan dapat dihalangi oleh orang yang
berhenti merokok. Studi ini juga dibandingkan dengan orang yang melanjutkan merokok.
6
Kaldahl, dkk 1996
Terapi periodontal
diikuti perawatan
suportif periodontal
Perawatan yang dilakukan dalam interval 4,10 minggu; setiap tahun dalam 7 tahun menunjukkan
pengurangan kedalam saku lebih dibanding bukan perokok selama perawatan suporatif periodontal.
Universitas Sumatera Utara
Penelititahun Perawatan
Respon klinis perawatan periodonsium pasca berhenti merokok
Ryder,dkk 1999
Non-bedah atau dengan
doksisiklin subgingiva
Perawatan yang dilakukan dalam interval 9 bulan menunjukkan mean perlekatan klinis didapat
pasca perawatan hampir mendekati kelompok pasien bukan perokok. Dimana terdapat proses
perbaikan yang lebih besar antara perokok dan mantan perokok. Namun mantan perokok dapat
merespon penyembuhan perawatan doksisiklin dengan level perlekatan yang didapat 0,88mm,
0,69mm pada bukan perokok, dan 0,83mm pada perokok.
Grossi, dkk 1997
Non-bedah Perawatan yang dilakukan dalam interval 3 bulan
menunjukkan rata-rata pengurangan indeks plak 0.69, mean pengurangan PBI 0.38, mean
pengurangan kedalaman saku 0.49mm 1.7mm pada saku
≥ 5mm. Mean perlekatan saku 0.43 dan 1.6mm. Mean individu P. Gingivalis 0.7, mean
individu B. Forsythus 1,6. P. gingivalis musnah pada 92 pasien. Respon penyembuhan dan
mikrobial pada mantan perokok sebanding dengan bukan perokok yang mengikuti perawatan.
Berhenti merokok mengembalikan respon penyembuhan periodontal menjadi normal.
Preshaw,dkk 1999
Non-bedah Perawatan yang dilakukan dalam interval 6 bulan
setelah fase 6 bulan perawatan didapat kedalaman saku berkurang selama perawatan. Kelanjutan
penyakit periodontal tidak teridentifikasi selama periode 6 bulan. Perbaikan signifikan diobservasi
setelah skeling dan penyerutan akar serta kehilangan tulang terikat. Menjaga kebersihan
rongga mulut dan kunjungan perawatan yang teratur sangatlah penting. Perokok, bukan perokok
serta mantan perokok tidak ada perbedaan secara signifikan dalam indeks plak, perdarahan pada
probing, radiografi, atau parameter biokemis.
Universitas Sumatera Utara
Penelititahun Perawatan
Respon klinis perawatan periodonsium pasca berhenti merokok
Bergstrom, dkk 2000
Non-bedah Perawatan yang dilakukan dalam interval 10 tahun
menyarankan berhenti merokok memberikan manfaat terhadap kesehatan periodonsium. Indeks
plak menunjukkan kemiripan terhadap bukan perokok. Penelitian ini menyimpulkan hanya
dampak mematikan kesehatan periodontal yang terdeteksi selama merokok.
Meinberg, dkk 2001
Non-bedah Perawatan yang dilakukan dalam interval 1 tahun
menunjukkan jumlah kehilangan tulang pasca berhenti merokok mendekati bukan perokok,
yakni 4,89mm pada mantan perokok dan 4,64mm pada bukan perokok. Sedangkan perokok 5,75mm
jumlah kehilangan tulang. Ini menunjukkan berhenti merokok mengurangi insiden kehilangan
tulang.
Berdasarkan tabel 6 tentang studi efektifitas penghentian merokok terhadap
perawatan periodontal dapat ditarik kesimpulan bahwa berhenti merokok dapat menyebabkan aktifitas respon pejamu kembali normal serta mempercepat proses
penyembuhan. Data dari studi epidemilogi, cross-sectional, dan case-control menyarankan bahwa berhenti merokok memberikan keuntungan walaupun hanya
terdapat data yang terbatas pada percobaan klinis longitudinal jangka panjang. Namun studi ini juga menunjukkan ketidakpastian pengaruh berhenti merokok
terhadap prevalensi penyakit periodontal apabila tidak diikuti dengan menjaga kebersihan rongga mulut.
6,10
Universitas Sumatera Utara
Pada penelitiannya, Palmer RM, dkk menyimpulkan pentingnya intervensi berhenti merokok sebagai tahap awal dalam perawatan periodonsium. Dimana studi
ini membandingkan hasil dari studi lainnya pada literatur yang sangat spesifik bertujuan untuk mensukseskan program berhenti merokok tarhadap keberhasilan
perawatan periodonsium.
11
----------000----------
Universitas Sumatera Utara
BAB 5 DISKUSI DAN KESIMPULAN