Penentuan Daya Pompa 1. Alat Penggerak Pompa

35 3.4. Penentuan Daya Pompa 3.4.1. Alat Penggerak Pompa Jenis penggerak mula yang umumnya digunakan sebagai penggerak pompa adalah: • Motor Listrik • Motor Bakar Pompa yang dirancang adalah pompa sumur dalam submersible pump dimana dalam konstruksinya penggerak mula dan unit pompa merupakan suatu kesatuan yang digantung didalam sumur sejauh 45 meter dari permukaan air maksimum didalam reservoar yaitu berada di kedalaman air dalam sumur. Hal utama yang diinginkan untuk kondisi diatas dari konstruksi pompa ini adaiah : 1. Pertimbangan keterbatasan ruang tempat pompa 2. Motor dan pompa tidak membutuhkan pemcliharaan yang rutinitas 3. Dapat bekerja secara efisien Maka dari pertimbangan diatas sehingga dipilih penggerak mula motor listrik yang kcdap air, dimana keunggulan yang diperoleh dari motor listrik ini adalah: • Motor listrik dapat dikopel langsung dengan pompa sehingga kerugian transmisi hampir tidak ada dan konstruksi menjadi sederhana • Putaran yang dihasilkan konstan • Biaya perawatan rendah • Tidak menimbulkan polusi udara dan suara. Universitas Sumatera Utara 36 Putaran motor listrik yang akan dipakai dapat dianalisa dari persamaan : p f n m . 120 = Dimana: n m = put aran motor listrik f = frekwensi listrik = 50 Hz untuk Indonesia p = jumlah kutub motor listrik = 2 Jumlah kutub ini yang menentukan putaran motor yang ada dipasaran. Putaran dipasaran dapat ditabelkan sebagai berikut: Tabel. 3.3. Harga Putaran dan Jumlah Kutub Jumlah Kutub Putaran rpm 2 4 6 8 10 12 3000 1500 1000 750 600 500 Sumber ; Pompa dan kompresor, sularso Pada perencanaan ini dipilih jumlah kutub 2 buah untuk mendapatkan putaran yang tertinggi yaitu 3000 rpm seperti dibuktikan dalam rumus : pm x nm 3000 2 50 120 = = Universitas Sumatera Utara 37 Adapun alasan pemilihan putaran ini karena: • Putaran motor tertinggi akan menghasilkan putaran pompa yang tinggi, sehingga dapat menaikkan putaran spesifik pompa. Dengan putaran spesifik yang tinggi dimensi impeler pompa akan semakin kecil • Untuk motor listrik yang jumlah kutub lebih sedikit maka ukuran motornya semakin kecil. Motor yang digunakan adalah motor induksi dimana putaran motor yang akan ditransmisikan ke pompa akan berkurang 1 sampai 2 karena adanya faktor slip Lit 2, hal 50, maka dalam perencanaan ini diambil 1 sehingga putaran motor adalah : n m = 3000 - 3000 x 0,01 n m = 2970 rpm Pompa dikopel langsung dengan motor listrik sehingga putaran out put motor listrik tersebut jadi putaran pompa np = 2970 rpm.

3.4.2. Penentuan Putaran Spesifik dan Type Impeler

Dalam menentukan type impeler dan jumlah tingkat yang digunakan pada pompa, terlebih dahulu harus diketahui putaran spesifik n s pompa itu. Putaran spesifik adalah putaran dimana pompa pada putaran tersebut akan menghasilkan head sebesar 1 m dengan kapasitas 1 m 3 s. Men unit literatur Lit 1, hal 49, putaran spesifik dapat ditentukan : 4 3 H Q n n s ρ = Universitas Sumatera Utara 38 Dimana : n p = putaran pompa = 2970 rpm Q = kapasitas pompa = 0,00611 m 3 s H = head pompa = 55 m Sehingga : n s = 4 3 55 00611 , 2970 64 , 51 n s = 637,58 Dari tabel jenis impeler, maka jenis impeler yang digunakan adalah type radial. Harga kecepatan spesifik berpengaruh terhadap dimensi impeler. Dari harga diatas kecepatan spesifiknya kecil sehingga mengakibatkan dimensi impeler yang besar dan tidak dapat dimasukkan kedalam sumur bor. Tabel 3.4 Klasifikasi Jenis Impeler No Jenis Impeler Putaran 1 2 3 4 Radial Francis Mixed Axial 500-1500 1500-4500 4500 - 8000 8000 - 20000 Sumber;: Igor J, Krasik Pump Hand Book Untuk mengatasi hal ini pompa yang digunakan adalah pompa jenis bertingkat multi stage. Untuk memperoleh ukuran impeler yang sesuai dengan ukuran sumur, maka direncanakan putaran spesiflk sementara 1500, sehingga diperoleh head pertingkat sementara adalah : Universitas Sumatera Utara 39 1500 = 4 3 85 , 96 2970 H H 34 = 19,48 ft H i = 4 3 48 , 19 H i = 52,43 ft = 16,16 m Sehingga jumlah pompa adalah : i H H p i = tingkat i 4 4 , 3 16 , 16 55 = = = Dengan jumlah tingkat = 4 tingkat, maka head pertingkat H i menjadi : Hi = Hp i Hi = 554 =13,75m = 44,58 ft Maka putaran spesifik yang sebenarnya adalah : n si = H n i p Q 4 3 n si = 4 3 58 , 44 85 , 96 2970 n si = 1694 Berdasarkan tabel Klasifikasi Jenis Impeler diatas, untuk n si = 1694, maka impeler yang sesuai adalah jenis Francis. Universitas Sumatera Utara 40

3.4.3 Efisiensi Pompa

Dari segi prestasi, efisiensi pompa tergantung kapasitas, head, putaran spesifik pompa. Efisiensi pompa dapat ditentukan dengan mempergunakan grafik putaran spesifik vs kapasitas pompa • kapasitas pompa = 0.00611 m3s = 96,85 GPM • putaran spesifik = 1694 Dari grafik dibawah maka efisiensi pompa untuk putaran spesifik 1694 dan kapasitas 96,85 GPM adalah sebesar r|p - 0,7 = 70 Gambar 3.2 Grafik Efisiensi Pompa Universitas Sumatera Utara 41

3.4.4. Daya Poros Pompa

Daya poros pompa merupakan daya yang dibutuhkan untuk menggerakkan impeler agar didapat hasil kerja berupa head dan kapasitas yang diinginkan. Besarnya daya yang dibutuhkan : N p = η γ p p p H Q . . ..................... Lit. 2, hal53 Dimana : γ = berat jenis air = 9,778 KNm 3 Q p = kapasitas pompa = 0,00611 m 3 s H p = head pompa = 55m η p = 0,7 Sehingga: N p = 7 , 55 00611 , 778 , 9 x x N p = 4,69 Kw N p = 4,7 Kw Universitas Sumatera Utara 42

3.4.5. Daya Motor Penggerak

Besarnya daya motor penggerak dapat dihitung dengan persamaan N m = N p N t 1 α + ........................ Lit 2, hat 58 Dimana : N p = daya pompa = 4,7 kW α = faktor koreksi cadangan daya 0,1 •- 0,2 η t = efisiensi transmisi = 1 untuk yang dikopel langsung Sehingga daya motor penggerak adalah : N m = 1 15 , 1 7 , 4 + N m = 5,4 Kw Universitas Sumatera Utara 43

3.5. Spesifikasi Pompa