3 volume yang dihasilkan sedikit karena biaya pengadaan instalasi pendistribusian
air dari lokasi cukup tinggi dan dihasilkan sedikit.
3. Air Tanah
Air tanah berasal dari perembesan air hujan melalui pori-pori tanah dan berkumpul pada lapisan tanah. Kondisi air yang diambil dari dalam tanah
umumnya masih bercampur dengan senyawa zat besi yang cukup berbahaya bagi kesehatan, oleh karena itu air yang diambil dari dalam tanah hendaknya terlebih
dahulu dilakukan penyaringan sehingga kandungan zat besi dibawah batas aman sesuai standart yang diberikan Perusahaan Daerah Air Minum PDAM. Air tanah
ini dapat diambil sebagai sumber air dengan cara membuat sumur-sumur dimana dapat dibagi atas tiga jenis sumur yaitu :
a. Sumur dangkal
Yaitu air yang diambil dari lapisan tanah permukaan. Kapasitas air sumur dangkal ini sangat terbatas apalagi sewaktu musim kemarau. Air ini mudah
tercemar karena lapisan tanah yang menjadi penyaring alami sangat sedikit.
b. Sumur dalam
Sumur dalam adalah air yang terdapat minimal dibawah satu lapisan kedap air, sehingga terjadi proses penyaringan alamiah walaupun pencemaran
masih mungkin terjadi melalaui rekahan-rekahan pada lapisan kedap air. Debit air sumur dalam lebih besar dan konstan dibandingkan sumur
dangkal.
Universitas Sumatera Utara
4
c. Sumur Arthesis
Sumur ini sama halnya dengan sumur dalam, hanya saja untuk sumur ini air yang keluar dari dalam tanah bertekanan karena terdapat perbedaan
tinggi antara permukaan air tanah dengan air sumur. Air sumur ini biasanya terdapat didaerah perbukitan.
Dalam hal pemanfaatan air tanah harus ditunjang oleh data dan pengujian potensi air tanah didaerah tersebut. Hal ini diperlukan untuk mendapatkan operasi
pompa yang efisien, dan kesinambungan operasi pompa air dikemudian hari, Selain dari air bawaan yang tertahan dalam celah-celah batuan endapan pada saat
pengendapan dan air yang berasal dari magma gunung merapi, air tanah merupakan suatu bagian yang utama dari daur ulang hidrologi. Suatu bentuk daur
ulang hidrologi yang sederhana seperti diperkenalkan oleh Linsley dan Fanizini, seperti pada gambar 1.1 dibawah ini :
Gambar. 1.1. Daur Hidrologi
Pori-pori tanah dekat permukaan bumi dikenal sebagai daerah aerasi yang pada umumnya berisi udara dan air dalam berbagai jumlah, lebih jauh kedalam
perut bumi adalah daerah yang jenuh saturation zone dimana seluruh celah-
Universitas Sumatera Utara
5 celah dipenuhi air. Daerah ini dapat dibatasi dengan bagian atasnya dengan suatu
permukaan terbatas yang jenuh serta suatu lapisan yang kedap air atau batuan. Permukaan bebas air tanah dikatakan tidak terkekang confided jika
dibatasi pada bagian atasnya oleh suatu lapisan yang kedap air. Formasi geologi yang mempunyai bangunan yang dapat menampung air cukup besar dan
gerakannya melalui formasi tersebut disebut aquifer. Aquifer dapat terkekang dan
tidak terkekang. Pada gambar 1.2 dibawah dapat dilihat posisi aquifer terkekang
yang memiliki air resapan dari permukaan resapan air hujan, sehingga kualitasnya lebih baik.
a. Aquifer terkekang b. Aquifer tidak terkekang
Gambar. 1.2. Posisi Aquifer Terkekang dan Tidak Terkekang
Untuk dapat menaikkan air tanah, maka dibuat sumur dalam untuk tempat peletakan pompa. Namun untuk efisiensi kerja, maka sebelumnya dilakukan
pengkajian-pengkajian untuk mengetahui posisi air air tanah. Adapun tahap pengujian itu adalah :
Universitas Sumatera Utara
6 1.
Penentuan struktur tanahbatuan daerah yang akan di bor 2.
Penentuan batuan yang mengandung air 3.
Penentuan muka air tanahkondisi air tanah, dari pengujian ini juga didapat informasi tebal dan letak aquifer
4. Penentuan peletakan pompa yang paling efektif dan menjamin
kesinambungan operasi pompa, sehingga dapat ditentukan peletakan pipa saringan dan panjang pipa saringan.
Selanjutnya dilakukan uji pemompaan sumur well pumping test untuk mengetahui tinggi muka air, sehingga dapat diketahui peletakan pompa. Pada
mctode ini dilakukan pemompaan air secara terus menerus pada sebuali sumur yang menembus sampai kedasar lapisan tanah tanah keras. Pada daerah yang
berdekatan dengan sumur tersebut dilakukan pengamatan terhadap tinggi muka air, dengan menggali beberapa lubang bor. Pemompaan ini dilakukan sampai
tercapai kondisi rembesan yang stedi steady seepage. Rembesan terjadi pada sumur-sumur dan lubang-lubang secara radial. Untuk menetukan suatu jalur radial
dari pusat sumur diperlukan paling sedikit dua lubang. Selama pumping test dapat diketahui perubahan tinggi muka air, biasanya bila air cepat habis maka ada dua
kemungkinan yang dilakukan yaitu : • Memperdalam sumur bor
• Mengganti pompa dengan kapasitas yang lebih kecil.
Universitas Sumatera Utara
7
Gambar. 1.3. Pumping Test
Selama pumping test, dilakukan pengujian perubahan tinggi muka air dalam sumur. Alat yang digunakan adalah alat pencatat otomatis yaitu Modern
Data Logger. Alat ini dapat mencatat penurunan muka air selama pumping test, sekaligus mencatat laju pengisian sumur kembali, setelah didapat tinggi muka air
permanen untuk kapasitas pemompaan yang akan dipasang maka pumping test dapat dihentikan.
1.3. Instalasi Pengolahan