BAB 3 KERANGKA KONSEP
3.1. Kerangka Konsep
Dari teori dan beberapa penelitian terdahulu di susun kerangka teori yang merupakan alur pikir peneliti, faktor-faktor yang berhubungan dengan kelengkapan
pemeriksaan kehamilan seperti terlihat di bawah ini :
Variabel independent : Variabel dependent :
Tidak diuji 3.2. Definisi operasional
3.2.1. Responden adalah ibu yang memiliki balita yang berdomisili di Kelurahan
Tanjung Rejo Kecamatan Medan Sunggal. 3.2.2.
Kelengkapan Pemeriksaan Kehamilan adalah jumlah kunjungan ibu hamil ke pelayanan pemeriksaan kehamilan dengan jumlah kunjungan minimal 4 kali
selama hamil, 1 kali pada trisemester 1, 1 kali pada trisemester 2 dan 2 kali pada trisemester 3.
1. Sosiodemografi
Umur Ibu Agama
Suku Pendidikan ibu
Pekerjaan ibu Paritas
2. Pengetahuan ibu 3. Dukungan keluarga
4. Faktor keterjangkauan
Kelengkapan pemeriksaan kehamilan
Universitas Sumatera Utara
Kelengkapan pemeriksaan kehamilan dibedakan atas : 1.
Tidak lengkap, jika responden tidak memeriksakan kehamilan sesuai standar minimal.
2. Lengkap, jika responden jumlah kunjungan minimal 4 kali selama
hamil, 1 kali pada trisemester 1, 1 kali pada trisemester 2 dan 2 kali pada trisemester 3.
3.2.3. Umur ibu adalah usia ibu pada saat kehamilan balita termuda, dikategorikan
menjadi : 1.
20 tahun. 2.
20-35 tahun. 3.
35 tahun. Umur ibu diukur dengan menggunakan skala ordinal yang dibedakan atas :
1. Risiko tinggi : 20 tahun dan 35 tahun
2. Risiko rendah : 20-35 tahun
3.2.4. Agama adalah kepercayaan yang dianut oleh responden pada saat wawancara
dilakukan, diketegorikan menjadi : 1.
Islam 2.
Protestan 3.
Katolik 4.
Budha 5.
Hindu
3.2.5. Suku adalah keterangan mengenai etnis responden, dikategorikan menjadi :
1. Jawa
2. Batak
3. Melayu
4. Tionghoa
5. Lainnya
3.2.6. Pendidikan ibu adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang telah dicapai
oleh ibu yang terbagi atas tingkatan :
Universitas Sumatera Utara
1. Tidak sekolahtidak tamat SD
2. SD
3. SMP
4. SMA
5. AkademikPT
Tingkat pendidikan diukur dengan menggunakan skala ordinal yang dibedakan atas :
1. Rendah : Tidak sekolah , SD dan SLTP.
2. Tinggi : SLTA dan AkademikPerguruan Tinggi.
3.2.7. Pekerjaan adalah aktivitaskegiatan rutin yang dilakukan sehari-hari oleh ibu
pada saat dilakukan wawancara, yang dibagi atas : 1.
PNS 2.
Wiraswasta 3.
Buruh, karyawan, pegawai 4.
Pedagang 5.
Ibu rumah tangga
Tingkat pendidikan diukur dengan menggunakan skala ordinal yang dibedakan atas :
1. Bekerja :PNS, wiraswasta, buruh, karyawan, pegawai, pedagang
2. Tidak bekerja :Ibu rumah tangga
3.2.8. Paritas adalah jumlah kelahiran hidup baik tunggal maupun kembar yang pernah dialami ibu sampai persalinan saat penelitian dilakukan, dikategorikan menjadi:
1. ≥ 3 orang
2. ≤ 2 orang
Universitas Sumatera Utara
3.2.9. Pengetahuan adalah tingkat pemahaman responden mengenai kehamilan.
Untuk mengukur pengetahuan responden maka skala pengukuran digunakan sistem skoring dan pembobotan. Jumlah pertanyaan sebanyak 8 yang akan di
jawab responden dengan memberikan skor jawaban sebagai berikut : 1.
Tahu diberi skor 1. 2.
Tidak tahu diberi skor 0.
Berdasarkan jumlah pertanyaan maka skor tertinggi adalah 8 dan terendah 0. Berdasarkan skoring maka pengetahuan responden di bedakan atas :
1. Kurang, jika responden mendapatkan skor 4.
2. Baik, jika responden mendapatkan skor
≥ 4.
3.2.10. Dukungan keluarga adalah keikutsertaan keluarga khususnya suami dalam
mendorong ibu untuk memeriksakan kehamilan. Untuk mengukur dukungan keluarga responden maka skala pengukuran
digunakan sistem skoring dan pembobotan. Jumlah pertanyaan sebanyak 2 buah yang akan dijawab responden yaitu sebagai berikut :
a. Jika jawaban A diberi skor 2.
b. Jika jawaban B diberi skor 1.
c. Jika jawaban C diberi skor 0.
Berdasarkan jumlah pertanyaan maka skor tertinggi adalah 4 dan terendah 0. Berdasarkan skoring maka dukungan keluarga dibedakan atas :
1. Tidak mendukung, jika responden mendapatkan skor 2.
2. Mendukung, jika responden mendapat skor
≥ 2.
Universitas Sumatera Utara
3.2.11. Faktor keterjangkauan adalah jangkauankemampuan yang dimiliki responden
untuk memperoleh layanan kesehatan baik secara waktu dan biaya. a.
Segi waktu, adalah waktu yang diperlukan ibu untuk pergi ke tempat pemeriksaan kehamilan, dibagi menjadi :
A. ≤ 15 menit
B. 15 menit
b. Segi biaya, didasarkan pada pengeluaran dari responden untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan, dibagi menjadi : A.
≤ Rp 4000 B.
Rp 4000 Untuk mengukur keterjangkauan maka skala pengukuran digunakan sistem
skoring dan pembobotan. Jumlah pertanyaan sebanyak 2 buah yang akan dijawab responden sebagai berikut :
a. Jika jawaban A diberi skor 2.
b. Jika jawaban B diberi skor 1.
Berdasarkan jumlah pertanyaan maka skor tertinggi adalah 4 dan terendah 2. Berdasarkan skoring maka dukungan keluarga dibedakan atas :
1. Tidak terjangkau, jika responden mendapatkan skor 3.
2. Terjangkau, jika responden mendapat skor
≥3.
Universitas Sumatera Utara
BAB 4 METODE PENELITIAN