Manajer Pembelian Sistem Pelaporan Pusat Pertanggungjawaban Biaya

5 Pekerja Mengolah latex dari kebun menjadi latex pekat dan skim block dan menjaga mutu proses produksi agar sesuai dengan standar dan keinginan pelanggan

5. Manajer Pembelian

a. Bertanggungjawab langsung kepada Manajer umum b. Mengkaji dan membuat anggaran dibagian pembelian berdasarkan target perolehan laba c. Merencanakan sreta mencapai target pembelian bahan baku untuk produksi d. Membuat perencanaan tenaga kerja dibagian pembelian sesuai dengan anggaran yang telah ditetapkan. e. Mengawasi dan memonotoring pengadaan bahan baku f. Mencapai dan menjaga bahan baku sesuai dengan standar 1 Asisten Pembelian Mengkordinir penyediaan bahan baku untuk produksi dan mengkoordinir tenaga kerja pembelian sesuai dengan yang telah ditetapkan 2 Pekerja Melakukan pembelian bahan baku di kebun Universitas Sumatera Utara

6. Manajer AkuntansiAdminitrasi

Dalam aktivitas manajer keuangan membawahi 1 Akuntansipajak Bertanggungjawab langsung kepada manajer akuntansiadminitrasi, melakukan pengawasan terhadap arus perusahaan dan menilai alternatif-alternatif yang dianggap penting dalam pengambilan keputusan dan menyusun dan membuat laporan keuagan guna penyajian tehadap pihak-pihak yang berkepentingan 2 Kasir Melakukan pembayaran gaji, upah, dan lain-lain yang merupakan arus kas masuk dan keluar bagi perusahaan 3 Staf adminitrasi Mengkoordinir dan pengawasan dibidang pelaksanaan tugas sekretariat adminitrasi surat menyurat, pengarsipan, urusan kepegawaian secara umum dan pengadaan perawatan perkantoran 4 Pembantu admnitrasi Membantu stok-stock keluar masuk yang digunakan dalam pabrik dan mengkoordnir pengawasan di bidang pelaksanaan tugas pemeliharaan aktiva tetap.

c. Aktivitas perusahaan

Latex kebun yang telah ditoreh dari pokok karet di kumpulkan dalam satu tempat penampungan sementara, lalu dibubuhkan zat kimia yaitu larutan ammonia yang berguna untuk menjaga agar latex kebun tidak beku. Setelah itu latex kebun diangkut ke pabrik dengan menggunakan truk tangki, setelah sampai dipabrik Universitas Sumatera Utara latex kebun tersebut diambil sampel dari tiap-tiap tangki truk untuk dilakukan testing dilaboratorium. Testing meliputi beberapa parameter seperti : VFA, TSC, DRC, NRS, MG. Kemudian berat latex kebun di timbang. Setelah diketahui hasil testing laboratorium latex kebun dibongkar dan ditampung dalam tangki penerimaan reception tank kemudian diberikan beberapa kimia sesuai standar untuk menjaga kualitas latex kebun sebelum di proses. Latex kebun yang ditampung dalam tangki penerimaan ini sebelum di proses diinapkan selama 8 delapan jam dan diambil sampel tiap-tiap tangki penerimaan. Latex kebun yang telah diinapkan akan diprosesdiolah dengan menggunakan mesin separator dimana mesin separator setelah dijalankan 2.5 jam dilakukan pencucian terhadap separator kemudian dijalankan kembali. Latex kebun yang di prosesdiolah ini akan menjadi latex concentrate latex pekat dan Skim latex. Latex concentrate ditampung dalam suatu tangki penyimpanan untuk dimaturasi selama minimal 21 hari dan selama penyimpanan maturasi latex pekat dikontrol setiap hari dengan mengujitest sampel latex pekat setiap hari. Adapun yang di test setiap hari sampelnya seperti NH3, VFA, TSC, DRC, NRS, MST, MG, KOHNo., Ph dan lain-lain. Setelah mencapai 21 hari dan maturasi cukup maka latex pekat siap untuk di jual baik dalam negeri maupun luar negeri. Pengangkutan latex pekat ini melalui jalan darat dan laut. Universitas Sumatera Utara Skim latex yang keluar dari proses separator akan ditampung dalam suatu bak penampungan yang kemudian di pompa dan dikipasblower untuk menghilangkat zat kimia Ammonia yang ada pada skim latex karena skim latex akan dibekukan. Setelah di pompa dan dikipas selanjutnya skim latex diinapkan selama satu malam sebelum skim latex dibekukan. Setelah skim latex dibekukan maka proses selanjutnya adalah menggiling creping skim latex yang telah beku seterusnya di cincang halus scheredder dan dimasukkan kedalam trolley setelah itu skim latex siap untuk di dryer proses pengeringan skim latex. Selanjutnya skim latex yang telah kering di jadikan block dengan cara press sehingga terbentuklah skim block dengan berat yang diinginkan. Skim block akan dibungkus dengan plastik dan disusun dalam suatu pallet yang terbuat dari kayu atau besi kemudian siap untuk diangkut ke dalam truck atau container untuk di antar ke si pembeli.

2. Pusat Pertangggungjawaban dan Pengawasan Biaya Produksi a. Pusat Pertanggungjawaban

Dari hasil penelitian penulis setelah mempelajari struktur organisasi dan uraian tugas masing-masing unit kerja maka dapat diketahui bahwa pada PT. Madec Nusa Riau memiliki pusat biaya teknis, pusat biaya kebijakan, pusat pendapatan, dan pusat investasi. Pusat biaya teknis pada PT. Mardec Nusa Riau terletak pada departemen produksi dan departemen pembeliaan. Depertemen-departemen tersebut bertanggungjawab atas biaya-biaya yang dikeluarkan mulai dari pengadaan bahan Universitas Sumatera Utara baku utama dan bahan baku pendukung, pengolaan bahan baku utama dan pendukung hingga produ akhir selesai. Pusat biaya kebijakan terletak pada PT. Mardec Nusa Riau terletak pada departemen akuntansiadminitrasi. Digolongkan sebagai pusat biaya kebijakan karena biaya-biaya yang dikeluarkan oleh manajer tersebut hanya berkaitan dengan peleksanaan tugasnya dan tidalk memiliki hbungan dengan output yang dihasilkan. Pusat Pendapatan pada PT. Mardec Nusa Riau terletak pada departemen umum, hal ini disebabkan karena pada PT. Mardec Nusa Riau tidak memiliki departemen pemasaran. Departemen umum bertanggung jawab atas pendapatan yang diperoleh perusahaan dari hasil penjualan produk latex concetrate dan skim bolck yang dilakukan dipasar dalam dan luar negeri Pusat investasi pada PT. Mardec Nusa Riau terletak pada komisaris bertanggung jawab atas investasi yang akan dilakukan perusahaan dan menentukan jumlah yang akan diinvestasikan.

b. Pengawasan Biaya Produksi Pengawasan biaya produksi pada PT. Mardec Nusa Riau meliputi :

1. Pengawasan upah langsung 2. Pengawasan biaya pabrik tidak langsung Sedangkan pengawasan biaya bahan baku berada dalam pengawasan departemen pembelian. Dalam hal ini pengawasan biaya produksi pada PT. Mardec Nusa Riau menggunakan metode pengawasan biaya produksi dengan anggaran. Universitas Sumatera Utara Berkaitan dengan pengawasan biaya produksi, maka penulis hanya akan memfokuskan pada departemen yang mempunyai hubungan dengan produksi. Sebelum menyusun rencana anggaran biaya produksi pada departemennya, terlebih dahulu manajer menyusun rencana program departemen. Manajer departemen menyusun rencana anggaran dengan bedasarkan target perolehan laba sebagai dasar penyusunannya. Dengan begitu manajer departemen mampu memperkirakan jumlah yang akan diproduksi oleh perusahaan sesuai dengan target perolehan laba yang telah ditentukan. Setelah anggaran departemen selesai disusun, manajer departemen kemudian menyusun rencana anggaran biaya produksi yang terdiri dari : 1. Pengawasan bahan baku 2. Pengawasan upah langsung 3. Pengawasan biaya pabrik tidak langsung Setelah rencana anggaran disusun, rencana anggaran tersebut diajukan kepada direktur utama melalui manajer umum.

3. Sistem Pelaporan Pusat Pertanggungjawaban Biaya

Pada dasarnya sistem pelaporan pertanggungjawaban menyajikan laporan informasi untuk pengawasan manajemen yang terdiri dari seperangkat laporan yang saling berhungan yang disediakan bagi para manajer departemen diberbagai pusat pertanggungjawaban di dalam suatu perusahaan. Pada PT. Mardec Nusa Riau seperti yang dikemukakan, terdapat pusat biaya teknis, pusat biaya kebijakan, pusat biaya pendapatan, pusat biaya investasi. Dalam kaitannya dengan skripsi ini, laporan pertangunggjawaban yang akan dibahas adalah laporan Universitas Sumatera Utara pertanggungjawaban biaya teknis. Laporan ini berisikan informasi pertanggungjawaban kepada direktur utama melalui manajer umum. Dengan demikian pada setiap tingkatan manajemen, tingkatan yang lebih tinggi akan menerima laporan pertanggunhjawaban dari tingkat yang lebih rendah. Sesuai dengan prinsip laporan yang baik, maka semakin tinggi tingkat manajemen maka semakin ringkas pula isi laporan yang harus disampaikan. Begitu pula pada PT. Mardec Nusa Riau, sistem pelaporan pertanggungjawaban dimulai dari tingkat manajemen yang paling rendah, dalam hal ini manajer departemen sebagai pelaksana anggaran hingga tingkat manajemen yang lebih tinggi direktur. Pada masing-masing departemen tersebut, laporan pertanggugjawaban manajer departemen disusun setiap bulan dan diasosialisasikan pada saat rapat departemen. Laporan ini terbagi dua, yaitu : a Laporan pertanggungjawaban program Laporan ini merupakan laporan pertangunggungjawaban departemen atas program yang ditanggungjawabi oleh manajer departemen. Pada laporan ini disampaikan program yang telah dikerjakan dan program yang belum terlaksana beserta kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan program tersebut. b Laporan pertanggungjawaban realisasi program Laporan ini merupakan pertanggungjawaban departemen atas anggaran yang telah direalisasikan dalam membiayai program yang ditanggungjawabi manajer departemen. Pada laporan ini dicantumkan dana yang telah Universitas Sumatera Utara dihabiskan untuk menjalankan program tersebut. Apabila terjadi selisih antara anggaran dan penyebab selisih juga dijelaskan pada laporan ini. Pada akhir tahun, manajer departemen menyusun laporan pertanggungjawaban tahunan departemennya dan mempertanggungjawabkan kepada direktur utama melalui manajer umum. Kemudian direktur akan menyusun laporan pertanggungjawaban tahunan perusahaan. Setelah laporan tersebut disusun, direktur utama akan mempertanggungjawabkan laporan tersebut kepada komisaris dan kepada pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham.

4. Sistem Pengawan Manajemen dan Akuntansi Pertanggungjawaban Biaya Poduksi