b. Biaya yang tidak dapat dikendalikan
Menurut Mulyadi 2001:169 ”Biaya tidak terkendalikan dapat diubah menjadi biaya terkendalikan melalui dua cara: 1 dengan mengubah dasar
pembebanan dari alokasi ke pembebanan langsung, 2 dengan mengubah letak tanggung jawab pengambilan keputusan.”
Biaya yang dialokasikan kepada suatu pusat pertanggungjawaban dengan dasar pembebanan yang
sederhana, tidak dapat dimintakan dipertanggungjawabkan kepada manajer pusat pertanggungjawaban yang
bersangkutan, sehingga biaya terseebut merupakan biaya yang tidak terkendalikan, biaya tersebut harus dibebankan kepada pusat pertanggungjawaban
sehingga biaya tersebut dapat dipengaruhi oleh manajer pusat
pertanggungjawaban. Pengubahan biaya tidak terkendalikan menjadi biaya terkendalikan dapat pula dilakukan dengan cara mendelagasikan wewenang untuk
pengambilan keputusan oleh manajer puncak kepada manajer pusat pertanggungjawaban. Dengan demikian, manajer pusat pertanggungjawaban yang
sebelumnya tidak mempunyai wewenang untuk mempengaruhi biaya tertentu, dengan diterimanya wewenang dari manajemen puncak, maka manajer pusat
pertanggungjawaban tersebut akan berada dalam posisi mempengaruhi biaya tersebut secara signifikan. Dalam sistem akuntansi pertanggungjawaban, semua
biaya yang terkendalikan oleh manajer tingkat bawah, dipandang juga dikendalikan oleh manajer pusat pertanggungjawaban yang membawahinya.
Berdasarkan hubungan antara masukan dan keluaran, pusat biaya dapat dibagi atas pusat biaya teknik engineered cost center dan pusat biaya kebijakan
discreationary cost center
Universitas Sumatera Utara
1 Pusat Biaya Teknik
Menurut Supriyono 2003:336:”Pusat biaya teknik adalah pusat biaya yang sebagian besar biayanya adalah biaya teknis sehingga yang seharusnya terjadi
dapat ditentukan dimuka secara teliti relatif tepat dan wajar dalam ukuran biaya standar”.
Salah satu contoh dari pusat baiya teknik adalah departemen biaya produksi dimana jika keluaran dinaikkan jumlahnya, dan menyebabkan bertambahnya
jumlah masukan biaya produksi departemen tersebut. Prestasi manajer pusat biaya teknik diukur berdasarkan kemampuannya mempertahankan efesiensi kerja.
Sehingga alat yang paling tepat untuk menilai efesiensi pusat biaya teknik adalah biaya standar. Manajer pusat biaya ini menyusun anggaran berdasarkan biaya
standar yang telah ditetapkan.
2 Pusat biaya kebijakan
Menurut Anthony Govindajayan 2002;118 mengemukakan bahwa: Biaya kebijakan adalah biaya yang merefleksikan keputusan pihak
manajemen yang berkaitan dengan kebijakan tertentu yang biasanya terdapat pada unit-unit administrative dan pendukung seperti
akuntansi, hukum, hubungan-hubungan industial, hubungan masyarakat, sumber daya manusia operasi-operasi litbang dan hampir
semua aktivitas pemasaran yang outputnya tidak bisa diukur dengan uang.
Pusat biaya kebijakan adalah pusat pertanggungjawaban yang sebagian besar masukannya tidak mempunyai hubungan dengan keluarannya. Misalkan
departemen pemasaran menetapkan biaya iklan sebesar 2 dari hasil penjualan maka biaya ini seolah-olah memiliki hubungan yang erat dengan departemen
pemasaran. Padahal sebenarnya hanya memiliki hubungan yang semu artificial
Universitas Sumatera Utara
dengan keluaran departemen. Ini terbukti bila keluaran yang diinginkan bertambah, maka biaya juga akan bertambah. Tetapi sebaliknya, jika iklan
tersebut dinaikkan jumlahnya, hal ini belum tentu akan menyebabkan bertambahya keluaran departemen tersebut.
Proses pengendalian dari pusat biaya ini dimulai dengan pembuatan anggaran biaya telah disetujui oleh manajemen pucak. Anggaran biaya tersebut
merupakan batas atas pengeluaran yang dapat dilakukan oleh manajer pusat biaya tersebut. Disini anggaran biaya bukan merupakan alat ukur untuk mengukur
efesiensi manajer pusat biaya, tetapi hanya merupakan pedoman agar biaya sesungguhnya tidak melebihi jumlah yang telah disetujui dalam anggaran. Dengan
kata lain; anggaran biaya hanya merupakan suatu komitmen kesanggupan dari manajer pusat biaya kebijakan untuk melaksanakan pekerjaan yang direncanakan
dengan biaya yang tidak melebihi anggaran tanpa persetujuan manajer puncak. Dana yang dianggarkan untuk segmen-segmen tersebut merupakan dana
maksimum yang tersedia untuk digunakan. Tujuan dari pusat biaya kebijakan bukanlah untuk meminimumkan
pengeluaran, tetapi untuk mengusahakan bagaimana menggunakan dana yang dianggarkan dengan cara seefektif mungkin, karena pusat biaya ini tidak dapat
prestasi manajernya dari sudut efesiensi. Adapun contoh dari pusat biaya kebijakan dalah departemen akuntansi, departemen pemasaran dan departemen
personalia.
3. Karakteristik Pusat Pertanggungjawaban