66 pembangunan. Feminisme liberal beranggapan bahwa keterbelakangan perempuan
dari sisi ekonomi, karena perempuan tidak dilibatkan dalam pembangunan. Dari gerakan feminisme inilah lalu melahirkan konsep pembangunan yang melibatkan
perempuan, yang dikenal dengan Women in Development WID, sebagai hasil dari konferensi PBB tahun 1975 yang bertema “Equality, Development and Peace.”
113
Gerakan feminisme liberal pada abad ke-18 menekankan kepada tuntutan agar perempuan mendapatkan hak untuk memperoleh pendidikan yang sama dengan laki-
laki. Salah satu tokohnya di antaranya adalah Marry Wollstonecraft 1759-1799. Pada abad ke-19 gerakan ini lebih menekankan kepada pemberian kesempatan hak
sipil dan ekonomi bagi perempuan dan laki-laki. Tokoh-tokohnya di antaranya adalah John Stuart Mill dan Harriet Taylor. Tokoh lainnya adalah Lucretia Mott dan
Elizabeth Cady Stanton yang mengorganisir pertemuan akbar Konvensi Hak-hak Perempuan di Seneca Falls tahun 1848. Pertemuan tersebut menghasilkan deklarasi
yang menuntut reformasi hukum-hukum perkawinan, perceraian, property dan anak. Dan di dalamnya ditekankan hak perempuan untuk berbicara dan berpendapat di
dunia publik. Tokoh lainnya adalah Sejorner Truth, dari kalangan perempuan kulit hitam yang memperjuangkan penghapusan perbudakan bagi orang-orang berkulit
hitam, terutama kaum perempuan.
114
Di abad ke-20 bermunculan organisasi-organisasi keperempuanan seperti NOW National Organization for Women, NWPC National Women Political
Caucus dan WEAL Womens Equity Action League. Salah seorang feminis yang
terkenal pada saat itu adalah Betty Friedan dari NOW, yang memperjuangkan hak- hak perempuan dalam tulisan-tulisannya yang berjudul The Feminine Mystique, The
Second Stage dan The Fountain Age.
115
2.1.2.2. Feminisme Radikal
113
Faiqoh, Nyai, ………., hal.73. Lihat pula: http:mhs.blog.ui.ac.idharry.surjadi2009 0615 eksklusi-sosial-gender-dan-pembangunan
114
Lihat: Gadis Arivia, Filsafat Berperspektif ……., hal.89-94.
115
Lihat: Gadis Arivia, Filsafat Berperspektif ……., hal. 95-99.
67 Pergerakan feminisme radikal memfokuskan diri pada akar permasalahan
ketertindasan perempuan. Mereka melihat bahwa reformasi sistem melalui jalur hukum telah diupayakan kalangan feminis liberal, tapi menurut pendukung paham
ini, perempuan tetap saja masih tertindas. Kaum feminis radikal kelihatannya mencurigai bahwa justru adanya pemisahan ranah publik dan ranah privat ini yang
menyebabkan perempuan mengalami ketertindasan. Pemisahan ini mengandung pengertian bahwa ranah privat lebih rendah tingkatannya dari ranah publik. Dan dari
sini tumbuh subur sistem patriarki. Kalangan feminis radikal memiliki keyakinan bahwa ada penyebab dasar dari ketertindasan perempuan. Penyebab dasar itu adalah
seksualitas dan sistem jender.
116
Teori feminis radikal ini berkembang pesat di Amerika Serikat AS pada tahun 1960-an sampai 1970-an. Gerakannya mendasarkan perjuangan pada karya-
karya yang ditulis oleh Kate Millet 1970 dan Shulamit Firestone 1972. Mereka lebih memfokuskan pada keberadaan institusi keluarga dan sistem patriarki.
Manifesto feminisme radikal yang diterbitkan dalam Notes from The Second Sex 1970 mengatakan bahwa lembaga perkawinan adalah lembaga formalisasi untuk
menindas perempuan, sehingga tugas utama feminis radikal adalah untuk menolak institusi keluarga. Keluarga dianggapnya sebagai institusi yang melegitimasi
dominasi laki-laki patriarki sehingga perempuan ditindas. Bagi mereka, dasar penindasan perempuan sejak awal adalah dominasi laki-laki sistem patriarki, di
mana penguasaan fisik perempuan oleh laki-laki dianggap sebagai bentuk dasar penindasan. Mereka mereduksi hubungan jender pada perbedaan natural dan biologi.
Adanya perbedaan ini dianggap menimbulkan ketimpangan hubungan dan subordinasi terhadap perempuan. Dan karenanya mereka melawan segala bentuk
kekerasan seksual termasuk pornografi dan sexual tourism.
117
Feminisme radikal cenderung membenci laki-laki.
118
116
Gadis Arivia, Filsafat Berperspektif ……., hal. 100.
117
Sexual Tourism atau Seks pariwisata adalah perjalanan untuk terlibat dalam aktivitas seksual dengan pelacur. Mulai berkembang pada tahun 1979 ketika pariwisata digalakkan. Seks
68 Feminisme radikal memiliki slogan the personal is political yang pribadi
adalah politis. Ini berarti bahwa berbagai penindasan yang terjadi di ruang pribadi ranah privat juga merupakan penindasan yang berlangsung di ruang publik.
Menurut golongan ini, revolusi terjadi pada setiap individu perempuan dan dapat terjadi hanya pada perempuan yang mengambil aksi untuk mengubah gaya hidup,
pengalaman, dan hubungan mereka sendiri. Penindasan perempuan adalah urusan subjektif individual perempuan, suatu hal yang bertentangan dengan kerangka
Marxis yang melihat penindasan perempuan sebagai realitas objektif.
119
Kelompok yang paling ekstrem dari gerakan ini adalah kaum feminis lesbian, yang menyatakan bahwa hubungan heteroseksual dalam sebuah keluarga sebagai
suatu lembaga dan ideologi merupakan benteng utama bagi kekuatan laki-laki. Hubungan inilah yang menjadi ajang penindasan dan pemerkosaan terhadap
perempuan. Sepanjang perempuan meneruskan hubungannya dengan laki-laki, maka akan sulit bahkan tidak mungkin untuk berjuang melawan laki-laki. Hal ini
disebabkan karena ada korelasi negatif antara kebutuhan untuk mendapatkan persamaan dengan kesempatan untuk saling mencintai. Jika keinginan untuk
mendapatkan persamaan meningkat, maka harus diiringi dengan penurunan kesempatan untuk saling mencintai. Jadi, perempuan harus memisahkan
kehidupannya dari laki-laki, atau paling sedikit pemisahan perasaan, dengan jalan mengembangkan kesanggupan untuk berdiri sendiri termasuk dalam hal kepuasan
seksual. Elsa Gidlow 1977 berteori bahwa menjadi lesbian adalah telah terbebas dari dominasi laki-laki, baik internal maupun eksternal. Martha Shelley 1970
mengatakan bahwa perempuan lesbian perlu dijadikan model sebagai perempuan
pariwisata ini dipelopori oleh negara-negara Eropa dan Amerika. Lihat: Gadis Arivia, Filsafat Berperspektif
……., hal. 104. Lihat pula: http:en.wikipedia.orgwikiSex_tourism
118
Lihat: Siti Muslikhati, Feminisme dan………., hal. 34-35.
119
Lihat: Gadis Arivia, Filsafat Berperspektif ……., hal. 101, Siti Muslikhati, Feminisme dan……….
, hal. 36, dan Misiyah, Pengalaman Perempuan; Sumber Pengetahuan yang Membebaskan, salah satu artikel dalam Jurnal Perempuan edisi 48 tahun 2006……, hal. 44.
69 mandiri.
120
Tokoh-tokoh dalam aliran ini adalah Kathleen Barry, Carol Downer, Eve Ensler, MacKinnon, Kate Millet dan Marilyn French.
121
Golongan feminisme radikal ini sering dikatakan sebagai informasi atau pandangan yang buruk black propaganda karena teori-teorinya ini. Namun di
Indonesia sendiri, kelompok ini telah berjasa dalam membongkar kasus-kasus kekerasan dalam rumah tangga, sehingga Indonesia saat ini memiliki Undang-
Undang RI No. 23 tentang penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga UU PKDRT.
122
2.1.2.3. Feminisme Marxis