Latar Belakang Latar Belakang dan Masalah

Emsi Sigian. Strategi percakapan bahasa batak toba dalam acara ‘jou-jou tano batak’. 2007 USU e-Repository©2009

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang dan Masalah

1.1.1 Latar Belakang

Salah satu fungsi bahasa adalah sebagai alat komunikasi yang digunakan manusia untuk menyampaikan buah pikiran, idegagasan dan perasaannya kepada orang lain Lubis, 1993:3. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia terutama dalam berinteraksi dengan manusia lain sehingga tidak mengherankan jika bahasa menjadi sebuah pembahasan yang sangat menarik. Berdasarkan medianya, komunikasi dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu komunikasi lisan dan tulisan Rani dkk. 2004. Kedua bentuk komunikasi ini sama-sama melibatkan dua pihak yaitu pendengar dan pembicara untuk komunikasi lisan dan untuk komunikasi tulisan pihak itu adalah pembaca dan penulis. Pihak yang melakukan komunikasi lisan mempunyai hak dan kewajiban yang sama dalam mendengar atau merespon pembicaraan mitra tuturnya Parera, 2004. Pihak ini akan berbicara secara bergantian sesuai dengan topik yang disepakati atau tanpa disepakati. Ketika seseorang bertindak selaku pembicara, ia dapat menyampaikan informasi, mengajak, memerintah, menyampaikan usul atau saran. Sebaliknya, mitra tutur mendengarkan kemudian bersiap-siap menggantikan peran Emsi Sigian. Strategi percakapan bahasa batak toba dalam acara ‘jou-jou tano batak’. 2007 USU e-Repository©2009 pembicara sebelumnya. Salah satu contoh komunikasi lisan ini adalah percakapan melalui telepon. Acara Jou-Jou Tano Batak selanjutnya disingkat dengan JJTB merupakan salah satu acara radio yang disiarkan oleh stasiun radio Karisma yang terletak di kabupaten Toba Samosir, tepatnya di Balige. Acara ini dipancarluaskan dari gelombang 89,80 FM dan disiarkan setiap hari pada pukul 12.00-14.00 WIB. Acara JJTB yang menggunakan bahasa Batak Toba selanjutnya disingkat dengan BBT, berisikan percakapan antara seorang penyiar yang memandu acara JJTB dengan seorang pendengar yang bergabung melalui sambungan telepon. Pendengar yang bergabung melalui sambungan telepon tersebut akan disebut sebagai peserta saja. Percakapan antara penyiar dan peserta merupakan percakapan yang telah menyepakati topik pembicaraan terlebih dahulu. Hal itu terbukti dari ujaran penyiar ketika memulai acara JJTB. Adapun topik dari percakapan itu adalah perkenalan, meminta lagu request dan menyampaikan salam kepada pendengar lain. Penyiar ingin mengetahui identitas dari peserta dan peserta menginginkan sebuah lagu untuk diputar serta diberi kesempatan untuk menyampaikan salam kepada teman-temannya. Namun, percakapan antara penyiar atau peserta dalam acara JJTB sering mengalami perubahan topik dari yang sudah disepakati. Seorang peserta atau penyiar misalnya bicara terlalu agresif, membicarakan hal-hal pribadi yang seharusnya tidak dibicarakan dalam acara ini. Tujuan peserta dan penyiar sebenarnya untuk mengakrabkan suasana. Namun, lawan bicara yang menghadapi situasi itu tidak Emsi Sigian. Strategi percakapan bahasa batak toba dalam acara ‘jou-jou tano batak’. 2007 USU e-Repository©2009 setuju sehingga pihak yang tidak setuju ini membutuhkan suatu cara untuk mengembalikan topik pembicaraan ke topik yang disepakati. Dalam kondisi seperti inilah dibutuhkan strategi percakapan. Bahkan penyiar dan peserta yang ingin membicarakan topik di luar dari topik yang sudah disepakati, juga memerlukan strategi percakapan agar lawan bicaranya tidak tersinggung atau terkejut ketika topik dialihkan. Contoh: 1. Data Percakapan 25. JJTB, 18 Mei 2007. Penyiar PY adalah Karina dan peserta PR adalah Kevin. PY: “Mangido lagu aha Ito?” Minta lagu apa Ito? ‘Minta lagu apa Ito?’ PR: “Trio Lamtama, Cintaki Holan tu Ho.” Trio lamtama, Cintaki Holan tu Ho. ‘lagu Trio Lamtama, Cintaki Holan tu Ho.’ PY: “Ndang adong, Ito.” Tidak ada, Ito. ‘Lagunya Cintaki Holan tu Ho, tidak ada.’ PR: “Molo ndang Fungsi strategi percakapan bukan hanya mewujudkan tujuan pembicaraan tetapi meliputi cara memulai dan mengakhiri sebuah percakapan. Dalam percakapan bertemu muka, strategi ini mungkin didukung dengan bahasa tubuh dari peserta percakapan. Seseorang yang sering melihat jam tangannya saat berbincang-bincang, , cintaku holan tu Ito pe taho. Boi do Ito?” Kalau tidak, cintaku hanya untuk Ito PK bolehlah. Bisa PA Ito? ‘Kalau tidak, cintaku hanya untuk Ito sajalah. Bisa kan Ito?’ PY: “Adong dope sidohononni Ito?” Ada masih dikatakakan Ito? ‘Ada lagi yang mau disampaikan Ito?’ Emsi Sigian. Strategi percakapan bahasa batak toba dalam acara ‘jou-jou tano batak’. 2007 USU e-Repository©2009 mungkin dapat kita tafsirkan makna dari tindakannya itu, misalnya dia akan segera mengakhiri pembicaraan. Namun, dalam percakapan acara JJTB, hal itu tidak mungkin dijumpai karena peserta percakapan tidak bertemu muka sehingga segala sesuatu yang diperlukan dalam percakapan itu akan dinyatakan secara verbal. JJTB sebagai acara yang menggunakan BBT secara tidak langsung telah membantu perkembangan BBT. Acara ini sangat diminati oleh masyarakat Batak Toba. Hal ini terbukti dari keberadaan acara ini yang telah bertahan selama belasan tahun. Inilah salah satu alasan penulis mengkaji JJTB sebagai bahan penelitian. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui strategi percakapan yang dipergunakan oleh penyiar dan peserta dalam acara JJTB. Strategi percakapan ini membahas proses mengawali dan mengakhiri pembicaraan, cara pengambilan giliran bicara, cara membetulkan ujaran-ujaran yang tidak jelas serta cara mengembalikan serta mengalihkan topik. Selanjutnya, percakapan yang dilakukan oleh penyiar maupun peserta akan dikaji berdasarkan kaidah pertuturan. Penelitian sebelumnya pernah dilakukan Josefino. S 2005 dalam bahasa Minangkabau, dalam jurnalnya yang berjudul Gambit Percakapan Minangkabau dalam ‘Pesona Bapantun’. Beliau membahas strategi percakapan Minangkabau dalam mengawali serta mengakhiri sebuah percakapan. Penelitian yang sama juga pernah dilakukan Keller dalam Richard, 1995. Penelitian ini dilakukan terhadap bahasa Inggris yang membahas strategi percakapan yang dipergunakan oleh seorang pelajar bahasa asing yang meliputi pengambilan giliran bicara, pemilihan topik dan proses mengawali dan mengakhiri percakapan. Antilan Purba 2002, dalam bukunya Emsi Sigian. Strategi percakapan bahasa batak toba dalam acara ‘jou-jou tano batak’. 2007 USU e-Repository©2009 yang berjudul Pragmatik Bahasa Indonesia juga telah meneliti percakapan bahasa Indonesia.

1.1.2 Masalah