Tugas dan Wewenang Kepabeanan

Rendro Masetio : Tinjauan Yuridis Mengenai Prosedur Kepabeanan Dalam Kegiatan Eksport Import Barang Di Pelabuhan Berdasarkan UU NO. 17 Tahun 2006 Tentang Kepabeanan, 2008. USU Repository © 2009 c penyiapan penyusunan rumusan kebijakan, standardisasi dan bimbingan teknis evaluasi dan pelaksanaan perencanaan, penyediaan, pemeliharaan, pengendalian dan pengoperasian sarana otomasi Direktorat Jenderal; d penyiapan penyusunan rumusan kebijakan, standardisasi dan bimbingan teknis evaluasi dan pelaksanaan pengolahan data kepabeanan dan cukai dalam rangka pelayanan informasi dan pelaporan kepabeanan dan cukai; e pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat.

B. Tugas dan Wewenang Kepabeanan

Tugas dan wewenang Kantor Bea dan Cukai dalam Pengawasan Ekspor dan Impor barang di Pelabuhan akan dibahas lebih lanjut. Tugas adalah sesuatu yang wajib dikerjakan atau ditentukan dan untuk dilakukan. 23 Wewenang adalah hak dan kekuasaan untuk melakukan sesuatu; Pengawasan adalah penilikan penjagaan atas ekspor dan impor; dan Kantor Bea dan Cukai adalah salah satu instansi pemerintah yang melaksanakan kegiatan operasional dalam hal pemungutan bea masuk maupun cukai terhadap barang ekspor atau impor. 24 23 Kamus Besar Bahasa Indonesia, Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Balai Pustaka, Jakarta, 1990, Hal. 964. 24 Majalah Warta Bea dan Cukai, Tahun 1990, dapat juga diakses dari situs : http: www.legalitas.org. Tugas Direktorat Bea dan Cukai yang utama adalah melaksanakan sebagian tugas pokok Departemen Keuangan di bidang kepabeanan dan cukai, berdasarkan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Menteri dan mengamankan kebijaksanaan pemerintah yang berkaitan dengan lalu lintas barang yang masuk atau keluar Daerah Pabean dan pemungutan Bea Masuk dan Cukai serta pungutan negara lainnya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Rendro Masetio : Tinjauan Yuridis Mengenai Prosedur Kepabeanan Dalam Kegiatan Eksport Import Barang Di Pelabuhan Berdasarkan UU NO. 17 Tahun 2006 Tentang Kepabeanan, 2008. USU Repository © 2009 Untuk menyelenggarakan tugas pokok tersebut, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai mempunyai fungsi : 25 Sebagai daerah kegiatan ekonomi maka sektor Bea dan Cukai merupakan suatu instansi dari pemerintah yang sangat menunjang dalam kelancaran arus lalu lintas ekspor dan impor barang di daerah pabean. Adapun tujuan pemerintah dalam 1. perumusan kebijaksanaan teknis di bidang kepabeanan dan cukai, sesuai dengan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Menteri dan peraturan perundang-undangan yang berlaku ; 2. perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, evaluasi dan pengamanan teknis operasional kebijaksanaan pemerintah yang berkaitan dengan pengawasan atas lalu lintas barang yang masuk atau keluar daerah pabean, sesuai dengan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Menteri dan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku; 3. perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, evaluasi dan pengamanan teknis operasional di bidang pemungutan bea masuk dan cukai serta pungutan lainnya yang pemungutannya dibebankan kepada Direktorat Jenderal berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku ; 4. perencanaan, pembinaan dan bimbingan di bidang pemberian pelayanan, perijinan, kemudahan, ketatalaksanaan dan pengawasan di bidang kepabeanan dan cukai berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku 5. pencegahan pelanggaran peraturan perundang-undangan kepabeanan dan cukai dan penindakan di bidang kepabeanan dan cukai serta penyidikan tindak pidana kepabeanan dan cukai sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. 25 Amis MS, Ekspor Impor Teori dan Penerapannya, Seri Umum No. 3, PPM, Jakarta, 1986, hal. 9-12. Rendro Masetio : Tinjauan Yuridis Mengenai Prosedur Kepabeanan Dalam Kegiatan Eksport Import Barang Di Pelabuhan Berdasarkan UU NO. 17 Tahun 2006 Tentang Kepabeanan, 2008. USU Repository © 2009 mengadakan pengawasan adalah untuk menambah pendapatan atau devisa negara; sebagai alat untuk melindungi produk-produk dalam negeri proteksi; dan sebagai alat pengawasan agar tidak semua barang dapat keluar masuk dengan bebas di pasaran Indonesia atau daerah pabean penyelundupan. Untuk menghindari hal tersebut, maka untuk keluar masuknya barang melalui suatu pelabuhan harus dilengkapi dengan dokumen-dokumen yang sah melalui kerjasama antara Bea dan Cukai dengan instansi lain pengelola pelabuhan untuk mengelola, memelihara, menjaga keamanan dan kelancaran arus lalu lintas barang yang masuk maupun keluar daerah pabean dengan maksud untuk mencegah tindakan penyelundupan yang merugikan negara. 26 Terhadap barang-barang ekspor dan impor dilakukan pemeriksaan pabean untuk memperoleh data dan penilaian yang tepat mengenai pemberitahuan pabean yang diajukan, terhadap barang ekspor dan impor dilakukan pemeriksaan atas fisik barang dilakukan secara cermat dan terinci dalam arti pemeriksaan barang hanya dilakukan atas importasi yang beresiko tinggi, barang berbahaya bagi masyarakat dan negara serta impor yang dilakukan importir yang mempunyai reputasi atau catatan yang kurang baik. 27 Terhadap barang ekspor dilakukan penelitian dokumen dalam hal tertentu dapat dilakukan pemeriksaan fisik. Dalam rangka usaha meningkatkan daya saing barang ekspor Indonesia di pasar dunia diperlukan suatu kecepatan dan kepastian bagi eksportir, dengan demikian pemeriksaan pabean dalam bentuk pemeriksaan fisik diusahakan seminimal mungkin, sehingga terdapat barang ekspor pada dasarnya hanya dilakukan penelitian dokumen. Namun dalam keadaan tertentu atas Intruksi 26 Ibid. 27 Amir MS, Letter Of Credit : Dalam Bisnis Ekspor Impor, Seri ke -9, PPM, Jakarta, 2001, hal. 33-42 Rendro Masetio : Tinjauan Yuridis Mengenai Prosedur Kepabeanan Dalam Kegiatan Eksport Import Barang Di Pelabuhan Berdasarkan UU NO. 17 Tahun 2006 Tentang Kepabeanan, 2008. USU Repository © 2009 Menteri Keuangan dapat menetapkan ketentuan tentang pemeriksaan fisik atas barang ekspor. Pembayaran bea masuk terhutang diterapkan sistem menghitung sendiri. Pejabat Bea dan Cukai tidak ada kewenangan untuk hal ini. Penetapan tarip dan nilai pabean diberikan sebelum atau sesudah pemberitahuan pabean atas impor diserahkan. Sedangkan penetapan nilai pabean untuk bea masuk hanya dapat diberikan setelah pabean diserahkan. Pemberitahuan penyerahan pemberitahuan melalu media elektronik atau sistim Electronic Data Interchange selanjutnya EDI, Pembukuan dilakukan untuk pihak eksportir dan importir barang yang wajib diserahkan pada pabean. Setelah itu dilaksanakan pemeriksaan fisik barang yang dilakukan hanya untuk importir beresiko tinggi melalui sistim random atau acak jalur merah dan hijau. Sering terjadi hal-hal yang merugikan negara antara lain : 28 Untuk menghindari terjadinya penyelundupan maka Bea dan Cukai dalam tempat dan kedudukannya menetapkan wewenang untuk : a Penyelundupan illegal yang dilakukan di luar pelabuhan tanpa memenuhi formalitas pelabuhan, misalnya saja; menurunkan barang di tengah laut dengan tujuan menghindari pungutan pabean; b Penyelundupan illegal yang dilakukan melalui pelabuhan dengan atau tanpa bantuan instansi-instansi pelabuhan dengan permainan kualitas atau kuantitas dengan tujuan mengurangi bea masuk dengan cara; merendahkan harga barang; mengurangi jumlah barang; mengisi macam-macam barang dalam satu atau dua peti; menggunakan dokumen palsu atau dengan merk yang sama untuk barang yang mahal dan murah. 29 28 Amir MS, Seluk Beluk dan Teknik Perdagangan Luar Negeri, Seri Bisnis Internasional No. 4, PPM, Jakarta, 2000, hal. 7-13. Rendro Masetio : Tinjauan Yuridis Mengenai Prosedur Kepabeanan Dalam Kegiatan Eksport Import Barang Di Pelabuhan Berdasarkan UU NO. 17 Tahun 2006 Tentang Kepabeanan, 2008. USU Repository © 2009 a Memeriksa segala macam kendaraan serta barang yang dimuatnya yang sekiranya mencurigakan; b Memerintahkan kapal-kapal yang dicurigai untuk berhenti berlabuh, mengadakan pemeriksaan guna mencegah penyelundupan kecuali kapal perang dan kapal pemerintah; c Membongkar kendaraan yang mencurigakan atas biaya bersalah; d Memeriksa barang-barang larangan dan pembatasannya; e Pegawai-pegawai yang ditunjuk oleh Kepala Inspektorat Direktorat Bea dan Cukai berwenang memeriksa bangunan yang dicurigai untuk menyimpan barang- barang yang bertentangan melanggar peraturan-peraturan lapangan. Tindakan dari pihak Bea Cukai terhadap penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan di atas adalah; a. Menghentikan dan memeriksa sarana pengangkut barang yang ada di atasnya; b. Memerintahkan agar sarana pengangkut dibawa ke kantor pabean atau ketempat lain yang sesuai untuk pemeriksaan; c. Melakukan penyegelan, penguncian dan pelengketan tanda pengaman yang diperlukan terhadap yang ada di atasnya yang belum sesuai kewajiban pabeannya dan barang lainnya yang harus diawali menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. Apabila hal tersebut dilanggar maka terkena Pasal 102 sampai Pasal 105 UU No. 17 Tahun 2006 tentang Kepabeanan. Instansi-instansi yang terkait dalam pengawasan dan pemeriksaan bea dan cukai terhadap barang-barang adalah : 30 29 Amir MS, Kontrak Dagang Ekspor, Seri ke-2, PPM, Jakarta, 2002, hal 13-16. 30 Herry Gianto, Pengoperasian Pelabuhan, Pelabuhan Indonesia, Jakarta, 1999, hal. 56. 1. Polisi Airud; Rendro Masetio : Tinjauan Yuridis Mengenai Prosedur Kepabeanan Dalam Kegiatan Eksport Import Barang Di Pelabuhan Berdasarkan UU NO. 17 Tahun 2006 Tentang Kepabeanan, 2008. USU Repository © 2009 2. GAMAT Penjagaan dan Penyelamatan; 3. Kesatuan Pelaksanaan Pengamanan Pelabuhan KP3; 4. Kantor Kesehatan Pelabuhan; 5. Kantor Imigrasi; 6. Karantina Hewan dan; 7. Karantina Tumbuhan. Keseluruhan pemaparan di atas adalah prosedur yang harus dipenuhi berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Instansi-instansi dan unit kerja dimaksud antara lain disebutkan : a. Administrator Pelabuhan di pelabuhan-pelabuhan yang diusahakan oleh Badan Usaha Pelabuhan; b. Unit Organik pelabuhan di pelabuhan-pelabuhan yang tidak diusahakan oleh Badan Usaha Pelabuhan; c. Unit-unit pelaksana Badan Usaha Pelabuhan di pelabuhan yang diusahakan oleh Badan Usaha Pelabuhan; d. Instansi-instansi Pemerintah lainnya seperti : a Bea dan Cukai; b Imigrasi; c Pelayanan Kesehatan Pelabuhan; d Karantina Hewan; e Karantina Tumbuh-tumbuhan; f Kesatuan Pelaksanaan Pengamanan Pelabuhan KP3; g Instansi Pemerintah Daerah Melaksanakan tugasnya sesuai dengan yang diamanatkan oleh undang-undang dalam kaitan pelabuhan sebagai tempat transit. Mengawasi keluar masuknya barang Rendro Masetio : Tinjauan Yuridis Mengenai Prosedur Kepabeanan Dalam Kegiatan Eksport Import Barang Di Pelabuhan Berdasarkan UU NO. 17 Tahun 2006 Tentang Kepabeanan, 2008. USU Repository © 2009 apakah telah dilengkapi dokumen-dokumen resmi dan membawa barang-barang yang illegal sesuai dengan yang tertera dalam dokumen barang. Tuntutan globalisasi menuntut pelaksanaan yang cepat, tepat, teratur, efisien dan efektif, karena pelabuhan sebagai tempat transit tidak boleh barang lama menumpuk atau ditimbun, sehingga tuntutan kerja di atas sangat diharapkan dari instansi ini, karena bila tidak akan mengakibatkan kongesti pelabuhan. Untuk mengantisipasi kegiatannya agar cepat, tepat, efektif dan efisien maka Bea dan Cukai dalam melaksanakan tugasnya menggunakan sistim EDI Electronic Data Interchange. Sistim komputerisasi ini telah dilakukan sejak tahun 1990, yaitu sistim CFRS atau system pengeluaran barang cepat Custom Fast Realease System. Efektif dilaksanakan pada 1 April 1997, sejak berlakunya UU 17 Tahun 2006 maka pengajuan barang impor menjadi kewenangan Bea dan Cukai yang tidak perlu lagi dilakukan pengurusan pra pengapalan di luar negeri. Pelaksanaan komputerisasi sebelum EDI berlaku menggunakan sistim disket. Namun ada kelemahannya karena dinilai belum terlalu efisien dan efektif. Walaupun keunggulannya pihak peimpor bisa mencetak langsung Formulir Pengajuan Impor Barang PIB tanpa mengetik secara manual yang dahulu biasa dilakukan. Pihak Bea dan Cukai hanya mendownload. Pelaksanaan hal di atas ada 2 dua fakta, bahwa secara teori EDI yang pelaksanaannya awal tahun 1999 lebih cepat tapi kenyataannya kalau menyerahkan disket menunggu penetapan selanjutnya apakah kena jalur hijau atau merah. Bila ada kesalahan bisa komunikasi langsung untuk dokumennya dan diperbaiki. Sedangkan Rendro Masetio : Tinjauan Yuridis Mengenai Prosedur Kepabeanan Dalam Kegiatan Eksport Import Barang Di Pelabuhan Berdasarkan UU NO. 17 Tahun 2006 Tentang Kepabeanan, 2008. USU Repository © 2009 EDI, dari kantor Importir ke Bea dan Cukai hanya penyampaian data tapi tidak tahu sudah sampai atau belum data tersebut. 31

C. Standar Kepabeanan ASEAN