Keaslian Penulisan. Tinjauan Kepustakaan

Rendro Masetio : Tinjauan Yuridis Mengenai Prosedur Kepabeanan Dalam Kegiatan Eksport Import Barang Di Pelabuhan Berdasarkan UU NO. 17 Tahun 2006 Tentang Kepabeanan, 2008. USU Repository © 2009 Penulis berharap kiranya penulisan skripsi ini dapat bermanfaat untuk dapat memberikan masukan sekaligus menambah khasanah ilmu pengetahuan dan literatur dalam dunia akademis, khususnya tentang hal-hal yang berhubungan dengan Prosedur Ekspor dan Impor barang di Pabean berdasarkan UU No. 17 tahun 2006 tentang Kepabeanan. 2. Manfaat secara praktis Secara praktis penulis berharap agar penulisan skripsi ini dapat memberi pengetahuan tentang tindak pidana asuransi yang dilakukan oleh para pelaku ekspor impor di Indonesia. Seperti diketahui bersama pengetahuan mengenai proses ekspor impor bagi pelaku perdagangan internasional sangat penting. Dengan mengetahui prosedur perdagangan bebas internasional yang baru dan aktual dapat membuat perbedaan signifikan dalam cara berdagang . Semua kemudahan dari pembuatan dokumen ekspor impor, kemudahan dalam proses pengiriman trasportasi barang dagangan, bekerja sama dengan asuransi untuk melindungi aset perdagangan sampai peran serta lembaga perbankan dalam dukungannya terhadap kegiatan ekspor impor Indonesia menjadi hal yang sangat penting. Dalam perdagangan bebas internasional, pengetahuan dibidang bisnis ekspor impor dan perdagangan bebas internasional sangat menentukan daya saing kita . Dengan menggunakan kemudahan atau fasilitas yang ada peraturan perdangan ekspor impor, konsep, cara atau prosedur ekspor impor dapat meningkatkan kepercayaan dan kemampuan aktivitas ekspor impor Indonesia, serta menghapus keraguan untuk melakukan bisnis internasional dalam kerangka perdagangan bebas internasional.

D. Keaslian Penulisan.

Rendro Masetio : Tinjauan Yuridis Mengenai Prosedur Kepabeanan Dalam Kegiatan Eksport Import Barang Di Pelabuhan Berdasarkan UU NO. 17 Tahun 2006 Tentang Kepabeanan, 2008. USU Repository © 2009 Pembahasan skripsi ini dengan judul: “TINJAUAN YURIDIS MENGENAI PROSEDUR KEPABEANAN DALAM KEGIATAN EKSPOR IMPOR BARANG DI PELABUHAN BERDASARKAN UU No. 17 TAHUN 2006 TENTANG KEPABEANAN”, adalah masalah yang sebenarnya sudah sering kita dengar, dimana setiap kegiatan ekspor impor harus sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di suatu Negara. Permasalahan yang dibahas di dalam skripsi ini adalah murni hasil pemikiran dari penulis yang dikaitkan dengan teori-teori hukum yang berlaku maupun dengan doktrin-doktrin yang ada, dalam rangka melengkapi tugas dan memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Hukum di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, dan apabila ternyata di kemudian hari terdapat judul dan permasalahan yang sama, maka penulis akan bertanggung jawab sepenuhnya terhadap skripsi ini.

E. Tinjauan Kepustakaan

Di dalam UU No. 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan memberikan penegasan pengertian Impor secara yuridis, yaitu pada saat barang memasuki Daerah Pabean dan menetapkan saat barang tersebut wajib Bea Masuk serta merupakan dasar yuridis bagi Pejabat Bea dan Cukai untuk melakukan pengawasan. 6 Selanjutnya undang-undang ini juga memberikan penegasan tentang pengertian Ekspor. Secara nyata Ekspor terjadi pada saat barang melintasi Daerah Pabean, namun mengingat dari segi pelayanan dan pengamanan tidak mungkin menempatkan Pejabat Bea dan Cukai di sepanjang garis perbatasan untuk memberikan pelayanan dan melakukan pengawasan ekspor barang, maka secara yuridis ekspor dianggap telah terjadi pada saat barang tersebut sudah dimuat atau akan 6 Penjelasan Pasal 1 ayat 1 UU No. 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan Rendro Masetio : Tinjauan Yuridis Mengenai Prosedur Kepabeanan Dalam Kegiatan Eksport Import Barang Di Pelabuhan Berdasarkan UU NO. 17 Tahun 2006 Tentang Kepabeanan, 2008. USU Repository © 2009 dimuat di sarana pengangkut yang akan berangkat ke luar Daerah Pabean. Yang dimaksud dengan sarana pengangkut adalah setiap kendaraan, pesawat udara, kapal laut, atau sarana lain yang digunakan untuk mengangkut barang atau orang. Akan dimuat dalam ayat ini mengandung pengertian bahwa barang ekspor tersebut telah dapat diketahui untuk tujuan dikirim ke luar Daerah Pabeabn ekspor, karena telah diserahkannya Pemberitahuan Pabean kepada Pejabat Bea dan Cukai. Dapat saja barang tersebut masih berada di Tempat Penimbunan Sementara atau di tempat- tempat yang disediakan khusus untuk itu, termasuk di gudang atau pabrik eksportir yang bersangkutan. 7 Di dalam UU No. 17 Tahun 2006 sebagai pengganti UU No. 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan dirumuskan Impor adalah kegiatan memasukkan barang ke dalam daerah pabean sedangkan pengertian Ekspor sebagai kegiatan mengeluarkan barang dari daerah pabean sedangkan 8 Di dalam Penjelalasan UU No. 17 Tahun 2006 tentang kepabeanan diberikan memberikan penegasan pengertian impor secara yuridis, yaitu pada saat barang memasuki daerah pabean dan menetapkan saat barang tersebut terutang bea masuk serta merupakan dasar yuridis bagi pejabat bea dan cukai untuk melakukan pengawasan. Selanjutnya undang-undang ini juga memberikan penegasan tentang pengertian ekspor. Secara nyata ekspor terjadi pada saat barang melintasi daerah pabean, namun mengingat dari segi pelayanan dan pengamanan tidak mungkin menempatkan pejabat bea dan cukai di sepanjang garis perbatasan untuk memberikan pelayanan dan melakukan pengawasan barang ekspor, maka secara yuridis ekspor 7 Penjelasan Pasal 1 ayat 2 UU No. 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan 8 Pasal 1 ayat 13 dan 14 UU No. 17 Tahun 2006 tentang Kepabeanan Rendro Masetio : Tinjauan Yuridis Mengenai Prosedur Kepabeanan Dalam Kegiatan Eksport Import Barang Di Pelabuhan Berdasarkan UU NO. 17 Tahun 2006 Tentang Kepabeanan, 2008. USU Repository © 2009 dianggap telah terjadi pada saat barang tersebut telah dimuat di sarana pengangkut yang akan berangkat ke luar daerah pabean. 9 Berbicara mengenai kepabeanan, kepabeanan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan pengawasan atas lalu lintas barang yang masuk atau keluar daerah pabean serta pemungutan bea masuk dan bea keluar dengan daerah pabean adalah wilayah Republik Indonesia yang meliputi wilayah darat, perairan dan ruang udara di atasnya, serta tempat-tempat tertentu di Zona Ekonomi Eksklusif dan landas kontinen yang di dalamnya berlaku Undang-Undang ini. 10 Sedangkan Kawasan pabean adalah kawasan dengan batasbatas tertentu di pelabuhan laut, bandar udara, atau tempat lain yang ditetapkan untuk lalu lintas barang yang sepenuhnya berada di bawah pengawasan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. 11 1. melindungi masyarakat dari masuknya barang-barang berbahaya Pada dasarnya Custom Instansi Kepabeanan di mana pun di dunia ini adalah suatu organisasi yang keberadaannya amat essensial bagi suatu negara, demikian pula dengan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Instansi Kepabeanan Indonesia adalah suatu instansi yang memiliki peran yang cukup penting bagi negara dalam melakukan tugas dan fungsinya untuk : 2. melindungi industri tertentu di dalam negeri dari persaingan yang tidak sehat dengan industri sejenis dari luar negeri. 3. memberantas penyelundupan. 4. melaksanakan tugas titipan dari instansi-instansi lain yang berkepentingan dengan lalu lintas barang yang melampaui batas-batas negara. 9 Penjelasan Pasal 2 ayat 1 dan 2 UU No. 17 Tahun 2006 tentang Kepabeanan 10 Pasal 1 ayat 1 dan 2 UU No. 17 Tahun 2006 tentang Kepabeanan 11 Pasal 1 ayat 3 UU No. 17 Tahun 2006 tentang Kepabeanan Rendro Masetio : Tinjauan Yuridis Mengenai Prosedur Kepabeanan Dalam Kegiatan Eksport Import Barang Di Pelabuhan Berdasarkan UU NO. 17 Tahun 2006 Tentang Kepabeanan, 2008. USU Repository © 2009 Kepabeanan dan pelabuhan adalah suatu hal yang tidak dapat dipisahkan. Pelabuhan memiliki beberapa pengertian, sebagai berikut : 1. Pengertian Pelabuhan Secara Umum “Pelabuhan adalah suatu tempat daerah perairan dan daratan dimana kapal dapat berlabuh dengan aman dan dapat melakukan bongkar muat barang dan turun naik penumpang dari ke kapal”. 2. Pengertian Pelabuhan Menurut PP No. 11 tahun 1983 “Pelabuhan adalah daerah tempat berlabuh dan atau bertambatnya kapal laut untuk menaikkan dan menurunkan penumpang”. Dalam perkembangan selanjutnya, pengertian pelabuhan mencakup pengertian sebagai prasarana dari sistem transportasi. 12 Jadi pelabuhan adalah : “suatu lingkungan kerja yang terdiri dari daratan dan perairan yang dilengkapi dengan fasilitas yang memungkinkan berlabuh dan bertambatnya kapal, untuk terselengaranya bongkar muat barang serta turun naikknya penumpang dari suatu moda transportasi laut kapal ke moda transportasi lainnya atau sebaliknya”. 13 Selanjutnya menurut Indische Scheepvartswet Stb. 1936 No. 700pelabuhan terbagi atas : 14 12 Pasal 1 PP No. 11 tahun 1983 tentang Prosedur Kepelabuhanan 13 Manual on Freight Forwarding, United Nation, INFA INSTITUTE, Basic Freight Forwarding Course, Module Port Procedures, 2007. 14 Ibid 1. Pelabuhan Laut Yaitu : pelabuhan yang terbuka bagi perdagangan dengan luar negeri, yang dapat dimasuki oleh kapal-kapal dari negara-negara sahabat. 2. Pelabuhan Pantai Rendro Masetio : Tinjauan Yuridis Mengenai Prosedur Kepabeanan Dalam Kegiatan Eksport Import Barang Di Pelabuhan Berdasarkan UU NO. 17 Tahun 2006 Tentang Kepabeanan, 2008. USU Repository © 2009 Pelabuhan pantai pelabuhan yang tidak terbuka bagi perdagangan dengan luar negeri dan hanya dapat dimasuki oleh kapal-kapal berbendera Indonesia. Menurut PP No. 11 tahun 1983, Pelabuhan terbagi atas : 1. Pelabuhan Umum Pelabuhan umum adalah pelabuhan-pelabuhan yang terbuka untuk umum dan berada di bawah pengelolaan Perum Pelabuhan. 2. Pelabuhan Khusus Pelabuhan khusus adalah pelabuhan yang penggunaannya khusus untuk kegiatan sektor perindustrian, pertambangan atau pertanian, yang pembangunannya dilakukan oleh instansi yang bersangkutan untuk bongkar muat bahan baku hasil produksinya. Pelabuhan dibagi lagi atas pembagian : 15 a. Custom Port 1. Letak Geografis terbagi atas : a. pelabuhan pantai yang terletak di pantai laut. b. pelabuhan sungai yang terletak di dalam sungai. 2. Lengkapnya pelabuhan terbagi atas : a. Pelabuhan Internasional b. Pelabuhan Regional c. Pelabuhan Lokal 3. Volume Kegiatan terbagi atas : a. Pelabuhan Import b. Pelabuhan Eksport 4. Pengawasan Bea Cukai terbagi atas : 15 Ibid. Rendro Masetio : Tinjauan Yuridis Mengenai Prosedur Kepabeanan Dalam Kegiatan Eksport Import Barang Di Pelabuhan Berdasarkan UU NO. 17 Tahun 2006 Tentang Kepabeanan, 2008. USU Repository © 2009 b. Free Port 5. Jenis Pelayaran terbagi atas a. Pelabuhan Samudera b. Pelabuhan Nusantara c. Pelabuhan Pelayaran Rakyat Secara umum, fungsi pelabuhan adalah : 1. Interface Yaitu : pelabuhan selain sebagai tempat pertemuan dua moda transportasi darat dan laut, juga sebagai tempat pertemuan berbagai kepentingan interest yang saling terkait satu sama lainnya, yang harus terkoordinasi dengan baik. 2. Link Yaitu : pelabuhan sebagai mata rantai dari dua sistem transportasi darat dan laut. Sebagai mata rantai, pelabuhan akan sangat mempengaruhi kegiatan transportasi secara keseluruhan. 3. Gateway Yaitu : sebagai pintu gerbang dari suatu negaraderah dan memegang peranan yang sangat penting bagi perekonomian negaradaerah tersebut. 4. Industry Entity Yaitu : pelabuhan berfungsi bagi industri khususnya yang berada di lingkungan pelabuhan dan harus mampu menyiapkan sarana maupun prasarana yang dibutuhkan bai perkembangan industri. Sesuai dengan fungsinya, maka kegiatan pelabuhan Port Activities meliputi kegiatan di kapal dan penanganan muatan dari kapal ke dermaga masuk gudang langsung keluar pelabuhan, yang termasuk dalam lingkungan Port Operation. Rendro Masetio : Tinjauan Yuridis Mengenai Prosedur Kepabeanan Dalam Kegiatan Eksport Import Barang Di Pelabuhan Berdasarkan UU NO. 17 Tahun 2006 Tentang Kepabeanan, 2008. USU Repository © 2009

F. Metode Penelitian