Prosedur Kepabeanan untuk kegiatan Ekspor Barang

Rendro Masetio : Tinjauan Yuridis Mengenai Prosedur Kepabeanan Dalam Kegiatan Eksport Import Barang Di Pelabuhan Berdasarkan UU NO. 17 Tahun 2006 Tentang Kepabeanan, 2008. USU Repository © 2009 b. Antara Opening Bank atau yang disebut juga Issuing Bank atau Importer’s Bank dengan Advising Bank terdapat hubungan rekening sehingga tidak diperlukan lagi adanya Reimbursing Bank. c. Importir adalah nasabah Opening Bank dan Eksportir adalah nasabah Avising Bank.

BAB IV PROSEDUR KEPABEANAN DALAM KEGIATAN

EKSPORT IMPORT BARANG DI PELABUHAN BERDASARKAN UU NO. 17 TAHUN 2006 TENTANG KEPABEANAN

A. Prosedur Kepabeanan untuk kegiatan Ekspor Barang

Dokumen-dokumen yang harus dipersiapkan dalam kegiatan eksport barang, adalah : 49 4. Pemberitahuan Ekspor Barang PEB 1. Sale Contract Kontrak penjualan 2. Commercial invoice Faktur Perdagangan 3. Letter of Credit LC 49 Jhon Sinyal, Op.cit, hal. 101. Rendro Masetio : Tinjauan Yuridis Mengenai Prosedur Kepabeanan Dalam Kegiatan Eksport Import Barang Di Pelabuhan Berdasarkan UU NO. 17 Tahun 2006 Tentang Kepabeanan, 2008. USU Repository © 2009 5. Bill of Lading BL Air Way Bill AWB 6. Polis Assuransi 7. Packing List 8. Certificate of Origin Surat Keterangan Asal SKA 9. Quality Statement Surat Pernyataan Mutu 10. Bill of Exchange Wessel ekspor for Eksportir Prosedur Ekspor, adalah langkah-langkah yang harus dilakukan oleh eksportir apabila melakukan ekspor. Dalam melakukan ekspor langkah-langkah yang harus dilalui adalah sebagai berikut : 50 50 Ibid. 1. KorespondensiContack person. Eksportir mengadakan korespondensi dengan importir di luar negeri untuk menawarkan dan negosiasi komoditi, dalam hal ini harus dicantumkan jenis barang, kualitas, kuantitas, syaratsyarat pengiriman dll. 2. Pembuatan kontrak dagang Apabila importir menyetujui penawaran yangdiajukan oleh eksportir, maka importir dan eksportir membuat dan menandatangani kontrak dagang dengan dicantumkannya hal-hal yang disepakati bersama. 3. Penerbitan letter of credit LC Setelah ditandatangani kontrak dagang maka importir membuka LC melalui bank koresponden di negaranya dan mengirimkan LC tersebut ke Bank Devisa yang ditunjuk, kemudian Bank Devisa di negara eksportir kemudian Bank Devisa yang ditunjuk memberitahu diterimanya LC tersebut kepada eksportir 4. Mempersiapkan Barang ekspor Rendro Masetio : Tinjauan Yuridis Mengenai Prosedur Kepabeanan Dalam Kegiatan Eksport Import Barang Di Pelabuhan Berdasarkan UU NO. 17 Tahun 2006 Tentang Kepabeanan, 2008. USU Repository © 2009 Dengan diterimanya LC tersbut maka eksportir mempersiapkan barang-barang yang dipesan importir. Keadaan barangbarang yang dipersiapkan harus sesuai dengan persyaratan yang tercantum dalam kontrak dagang dan LC. 5. Eksportir dapat melakukan sendiri pengiriman barang atau dapat menggunakan jasa perusahaan pengiriman barang Perusahaan Freigh forwarder atau perusahaan Expedisi muatan kapal laut EMKL dengan disertakan dokumendokumen ekspor. 6. Pemeriksaan Bea Cukai Dipelabuhan dilakukan pemeriksaan dokumen dengan barangbarang yang akan diekspor. 7. Surat Keterangan Asal SKA. Jika diperlukan Eksportir mengajukan permintaan SKA. Kepada Dinas Perindustrian Perdagangan. 8. Pencairan LC Apabila barang sudah dikapalkan Eksportir dapat mencairkan LC ke Bank dengan menyerahkan bukti dokumendokumen. 9. Proses pengiriman barang ke Importir. . 10. Mempersiapkan dokumen barang a. Packing list b. Commercial invoice c. Sertifikat mutu barang standar mutu 11.Mendaftarkan Pemberitahuan Ekspor Barang PEB. Rendro Masetio : Tinjauan Yuridis Mengenai Prosedur Kepabeanan Dalam Kegiatan Eksport Import Barang Di Pelabuhan Berdasarkan UU NO. 17 Tahun 2006 Tentang Kepabeanan, 2008. USU Repository © 2009 Selanjutnya eksportir mendaftarkan Pemberitahuan Ekspor Barang PEB ke Bank Devisa dengan melampirkan surat sanggup bayar apabila ekspornya terkena pajak ekspor. 12. Pemesanan ruang kapal Eksportir memesan ruang kapal ke perusahaan pelayaran samudera atau perusahaan penerbangan. Agar diperhatikan perusahaan angkutan mana yang memberikan jaminan dalam pengiriman. Khusus mengenai PEB Pemberitahuan Ekspor Barang, eksportir yang akan mengekspor hasil produksinya atau barang dagangannya harus mengisi formulir PEB. Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan No. 1012KMK.001991 tertanggal 26 September 1991, maka telah diterbitkan bentuk PEB baru dan berlaku sejak tanggal 1 Nopember 1991. Ukurannya adalah dalam kertas A4 dibuat rangkap 7 tujuh : 51 51 United Nations, Economic and Social Commission for Asia and the Pacific, INFA Institute, Mancual on Freight Forwarding, Customs Procedures, 1990, hal. 2. a. Lembar asli berwarna putih digunakan untuk Bank Devisa. b. Lembar kedua berwarna biru muda untuk Biro Pusat Statistik. c. Lembar ketiga berwarna kuning untuk Bank Indonesia bagian Pengelolaan Data. d. Lembar keempat berwarna merah muda untuk Kantor Wilayah Departemen Perdagangan setempat. e. Tiga lembar copy dari lembar asli, yang ditandatangani oleh eksportir dan diberi cap perusahaan dan diperuntukkan bagi : 1. Satu lembar sebagai lembar kelima untuk BAPEKSTA Keuangan. 2. Satu copy sebagai lembar keenam untuk Direktorat Jenderal Moneter sepanjang barang ekspor dikenakan PEPET. Rendro Masetio : Tinjauan Yuridis Mengenai Prosedur Kepabeanan Dalam Kegiatan Eksport Import Barang Di Pelabuhan Berdasarkan UU NO. 17 Tahun 2006 Tentang Kepabeanan, 2008. USU Repository © 2009 3. Satu lembar copy sebagai lembar ketujuh untuk Kantor Inspeksi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. Apabila diperlukan, eksportir dapat membuat lembar copy tambahan PEB sesuai dengan kebutuhannya. Ekspor barang yang tidak diwajibkan menggunakan PEB adalah : 52 PEB rangkap 7 tujuh yang didaftarkan eksportir dan diajukan ke Bank devisa setelah diteliti kebenarannya lalu oleh bank tersebut diserahkan ke eksportir untuk kemudian disampaikan ke Direktorat Bea dan Cukai di pelabuhan muat, untuk mendapatkan tanda tangan dan persetujuan muat sesuai dengan ketentuan a. barang pindahan. b. barang penumpang personal effect. c. barang kiriman yang nilainya tidak lebih dari Rp. 1.000.000,- satu juta rupiah. d. barang kerajinan rakyat, sepanjang barang tersebut bukan merupakan barang dagangan. e. barang-barang lain yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan. Selanjutnya eksportir wajib mengisi PEB dengan lengkap dan benar dalam bahasa Indonesia, serta bertanggung jawab atas hal-hal yang diberitahukan dalam PEB, yang diserahkan oleh eksportir atau kuasanya, diteliti kelengkapan dan kebenarannya sebelum diberikan nomor pendaftaran oleh Bank Devisa yang bersangkutan. PEB yang telah mendapat nomor Daftar dari Direktorat Jenderal Bea dan Cukai merupakan Dokumen Pemberitahuan Pabean Resmi berdasarkan ketentuan- ketentuan Ordonansi Bea Stb. 1931 No. 471 beserta lampirannya dan peraturan perundang-undangan lainnya berlaku dalam bidang ekspor. 52 Ibid, hal. 3. Rendro Masetio : Tinjauan Yuridis Mengenai Prosedur Kepabeanan Dalam Kegiatan Eksport Import Barang Di Pelabuhan Berdasarkan UU NO. 17 Tahun 2006 Tentang Kepabeanan, 2008. USU Repository © 2009 sebagaimana yang diatur dalam Keputusan Menteri Keuangan No. 738KMK.0001991. Kecuali lembar untuk arsip Bea dan Cukai, maka PEB dikembalikan pada Bank Devisa oleh : 53 Prosedur kepabeanan terhadap barang ekspor dapat dilihat dalam Pasal 2A UU No. 17 Tahun 2006 yang menyatakan bahwa terhadap barang ekspor dapat dikenakan bea keluar. Bea keluar yang dikenakan tersebut bertujuan untuk : a. Eksportir dalam hal eksportir dengan LC. b. Kantor Inspeksi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai dalam ekspor tanpa LC selambat-lambatnya 7 tujuh hari kerja terhitung sejak tanggal persetujuan muat. Sedangkan PEB lembar kedua, ketiga, keempat dan tiga lembar copy dari lembar asli disampikan oleh Bank Devisa kepada instansi terkait. Selanjutnya untuk pemeriksaan barang-barang ekspor tidak merupakan masalah pokok bagi pemeriksaan Bea dan Cukai. Pengecualian dari keterangan di atas hanya dapat dilakukan oleh keputusan Dirjen Bea dan Cukai melalui perintah tertulis kepada pejabat Bea dan Cukai untuk melakukan pemeriksaan dalam kasus yang mencurigakan, karena : a. barang itu di bawah pengawasan atau dilarang untuk diekspor. b. barang-barang itu tidak dibebaskan dari pajak eksporpajak ekspor tambahan, dimana pajak itu harus dibayar. Untuk barang-barang yang memperoleh pembebasan bea masuk atau bea masuknya dapat ditarik kembali, ditentukan atau tergantung dari hasil pemeriksaan surveyor yang ditunjuk Pemerintah. Dalam hal beapajak ekspor atau pajak ekspor tambahan maka pembayarannya dilakukan oleh eksportir pada saat menyerahkannya di Bank Devisa. 53 Ibid. Rendro Masetio : Tinjauan Yuridis Mengenai Prosedur Kepabeanan Dalam Kegiatan Eksport Import Barang Di Pelabuhan Berdasarkan UU NO. 17 Tahun 2006 Tentang Kepabeanan, 2008. USU Repository © 2009 a. menjamin terpenuhinya kebutuhan dalam negeri. b. melindungi kelestarian sumber daya alam. c. mengantisipasi kenaikan harga yang cukup drastis dari komoditi ekspor tertentu di pasaran internasional. d. menjaga stabilitas harga komoditi tertentu di dalam negeri.

B. Prosedur Kepabeanan untuk kegiatan Impor Barang