Latar Belakang Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009

Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010. BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Tujuan utama Pembangunan Nasional adalah peningkatan sumber daya manusia SDM yang dilakukan secara berkelanjutan. Upaya peningkatan SDM dimulai melalui pemenuhan kebutuhan dasar manusia. Perhatian utamanya terletak pada proses tumbuh kembang anak sejak pembuahan sampai mencapai dewasa muda Depkes RI, 2002 dalam Handayani, Mulasari, dan Nurdianis, 2008. Unsur gizi merupakan salah satu faktor penting dalam pembentukan SDM yang berkualitas yaitu manusia yang sehat, cerdas dan produktif. Gangguan gizi pada awal kehidupan akan mempengaruhi kualitas kehidupan berikutnya. Gizi kurang pada balita tidak hanya menimbulkan gangguan pertumbuhan fisik, tetapi juga mempengaruhi kecerdasan dan produktivitas ketika dewasa. Pertumbuhan dapat terganggu karena tidak tercapainya surplus nitrogen. Atmojo dan Surjono, 1998 dalam Handayani, Mulasari, dan Nurdianis, 2008; Barness dan Curran, 2000. Status gizi merupakan indikator kesehatan yang penting karena anak usia di bawah lima tahun merupakan kelompok yang rentan terhadap kesehatan dan gizi Suharjo, 2003 dalam Handayani, Mulasari, dan Nurdianis, 2008. Jika gizi kurang tidak segera ditangani maka dikhawatirkan akan berkembang menjadi gizi buruk. Seperti yang dikutip dari Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara 2006, salah satu upaya pemerintah adalah Pemberian Makanan Tambahan PMT dalam Jaring Pengamanan Sosial-Bagian Kesehatan JPS-BK. Anggaran kegiatan PMT dalam APBN cukup besar yaitu 60 Atmawikarta, 2006. Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010. Diharapkan dengan ini terjadi peningkatan status gizi balita yang menderita gizi kurang. Pada tahun 2003, diperkirakan 27,5 balita di Indonesia mengalami gangguan gizi kurang, dan 8,5 di antaranya adalah gizi buruk Depkes RI, 2005. Hasil Analisis Antropometri Balita pada Survei Sosial Ekonomi Nasional Susenas tahun 2005 menunjukkan prevalensi gizi kurang di Sumatera Utara adalah 18,2 . Angka ini memang mengalami penurunan sebesar 0,39 dari tahun 2003. Tetapi, dibanding dengan kebanyakan provinsi lainnya di Indonesia, prevalensi gizi kurang di Sumatera Utara masih lebih tinggi Atmarita, 2006. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 1.1. berikut ini. Tabel 1.1. Status gizi balita se-Indonesia berdasarkan antropometri Sumber: Atmarita. 2006. Survei Sosial Ekonomi Nasional Susenas 2005. Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010. Adapun status gizi balita di Sumatera Utara selama tahun 2000, 2003, dan 2005 ditampilkan dalam tabel 1.2. berikut ini: Tabel 1.2. Perkembangan prevalensi status gizi balita menurut berat badan per umur BBU di Provinsi Sumatera Utara tahun 2000, 2003, dan 2005 Status Gizi 2000 2003 2005 Gizi Lebih 4,30 2,51 3,60 Gizi Baik 69,23 73,02 67,30 Gizi Kurang 17,32 18,59 18,20 Gizi Buruk 9,16 12,35 10,50 Sumber: Susenas 2000 2003 serta survei FKM FK USU 2005, dalam Dinkes Sumut, 2006 a. Pedoman Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Penanggulangan Gizi Buruk 2006-2010, Dinkes Sumut, Medan, hlm 39. Gizi kurang tidak terjadi tiba-tiba, tetapi diawali dengan kenaikan berat badan balita yang tidak cukup. Perubahan berat badan balita dari waktu ke waktu merupakan petunjuk awal perubahan status gizi balita. Dalam periode 6 bulan, bayi yang berat badannya tidak naik 2 kali berisiko mengalami gizi kurang 12,6 kali dibandingkan balita yang berat badannya naik terus. Bila frekuensi berat badan tidak naik lebih sering, maka risiko akan semakin besar Depkes RI, 2005. Kegiatan pemberian makanan tambahan kepada balita berstatus gizi kurang di Kota Medan juga dilakukan. Seperti di Puskesmas Mandala Kecamatan Medan Tembung terdapat kasus gizi kurang pada balita dan kegiatan PMT kepada 10 balita penderitanya.

1.2. Rumusan Masalah