Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.
Gambar 1. Mekanisme pengawasan pertumbuhan anak Sumber : Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat, 2007. Buku
Bagan Tata Laksana Anak Gizi Buruk I, Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara, Medan. Hlm.18. BBU= berat badan menurut umur,
BBTB= berat badan menurut tinggi badan, DS= Deviasi Standar, NCHS= National Centre for Health Statistics.
Berdasarkan rujukan tersebut, maka acuan yang dipakai pada penelitian ini adalah BBU dan BBTB anak balita gizi kurang yang menerima
PMT.
2.3. Pemberian Makanan Tambahan PMT Balita 2.3.1. Tujuan PMT Balita
Tujuan dari program PMT adalah mempertahankan dan meningkatkan status gizi balita dari keluarga miskin.
2.3.2. Sasaran PMT Balita
Menurut Depkes RI 1999 di dalam Handayani, Mulasari, dan Nurdianis 2008, sasaran PMT Balita adalah balita berusia 12-59
bulan dengan BBU di bawah garis merah BGM pada KMS dan berasal dari keluarga miskin GAKIN. BGM pada balita GAKIN
tersebut didapatkan dari data sekunder Pemantauan Status Gizi PSG, laporan bulanan Puskesmas, dan register balita di
Posyandu. Untuk PMT berupa makanan pendamping ASI MP- ASI sasarannya adalah bayi dan anak usia 6-24 bulan dari
keluarga miskin Dinkes Sumut, 2006 b.
Bila BBTB ≥ 70
median NCHS atau ≥ -3
DS SKOR Z Bila BBTB 70
median NCHS atau -3 DS SKOR Z
ANAK : GIZI BURUK sangat kurus
ANAK : KURUS atau GIZI KURANG
Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.
Sedangkan yang dimaksud dengan BBU di bawah garis merah meliputi balita kurang energi dan protein berat gizi buruk serta
kurang energi dan protein sedang. Keduanya hanya dapat dibedakan melalui penentuan status gizi dengan tabel BBTB
Dinkes Sumut, 2000; Depkes RI, 2002 a.
2.3.3. Proses PMT Balita
Seperti yang dikutip dari Handayani, Mulasari, dan Nurdianis 2008, proses PMT terdiri dari tiga tahap, yaitu perencanaan,
pelaksanaan, dan pengawasan, yang harus disesuaikan dengan petunjuk teknis Program Jaring Pengamanan Sosial Bidang
Kesehatan JPS-BK bagi Puskesmas. 1.
Perencanaan Pada tahap perencanaan dilakukan penentuan balita sasaran
PMT dan penentuan jadwal pendistribusian program PMT Balita.
2. Pelaksanaan
Kegiatan pelaksanaan meliputi penentuan jenis makanan, pembelian bahan makan dan pemberian paket PMT kepada
sasaran. Salah satu bentuk PMT Balita adalah MP-ASI Depkes RI, 2002 b .
3. Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian
Pada proses ini dilakukan pencatatan dan pelaporan dengan mengisi register yang telah ditetapkan oleh Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
Selain itu, seperti yang dikutip dari Petunjuk Teknis MP-ASI Lokal Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara 2006 b, untuk
PMT Balita dalam bentuk MP-ASI terdiri dari Untuk melaksanakan proses tersebut diperlukan juga unsur lain berupa:
Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.
1. Tenaga Tenaga adalah orang yang bertanggung jawab dan
mengkoordinir program PMT Balita sasaran di wilayah kerja Puskesmas. Tenaga berupa Tenaga Pelaksana Gizi TPG di
Puskesmas dan bidan di desa, yang bertugas melaksanakan pembinaan teknis di lapangan Depkes RI, 1999 dalam
Handayani, Mulasari, dan Nurdianis, 2008.
2. Dana Menurut Hasibuan 2003 dalam Handayani, Mulasari, dan
Nurdianis 2008 besarnya biaya untuk pengadaan paket PMT Balita tergantung dari jumlah sasaran penerima program.
Menurut Handayani, Mulasari, dan Nurdianis 2008 sumber dana didapatkan dari Pemerintah Daerah atau dari Anggaran
Pendapatan Belanja Daerah APBD.
3. Sarana Kartu pencatatan dan formulir pelaporan merupakan sarana
untuk pemantauan yang sangat penting Hasibuan, 2003 dalam Handayani, Mulasari, 2008. Selain itu diperlukan juga KMS
dan timbangan Handayani, Mulasari, dan Nurdianis, 2008.
4. Bahan Bahan paket berisi kacang hijau, biskuit, gula, susu, telur, dan
multivitamin. Isi paket harus berkualitas baik. Bahan paket makanan yang bisa dibawa pulang adalah beras, telur, gula,
dan kacang-kacangan Depkes RI, 1999 dalam Handayani, Mulasari, dan Nurdianis, 2008.
Duma Rantna Sari Nasution : Gambaran Status Gizi Anak Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2009, 2010.
Selain itu, seperti yang dikutip dari Petunjuk Teknis dua jenis yaitu MP-ASI hasil pengolahan pabrik MP-ASI pabrikan dan
MP-ASI yang diolah di rumah tangga MP-ASI dapur ibu.
5. Metode Metode berarti cara penyelengaraan pemberian paket PMT
Balita kepada sasaran program Handayani, Mulasari, dan Nurdianis, 2008.
2.4. Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan PMT-P pada Gizi Kurang