Kendala dan Solusi BP4 dalam Membina Keluarga Sakinah
perceraian langsung ke Pengadilan Agama atau ke orang tuatokoh masyarakat untuk menyelesaikan masalah keluarga mereka, oleh sebab itu BP4 kurang
berfungsi.
6
Selama menjabat sebagai Ketua BP4 Kec. Bekasi Barat, Drs. Syarifuddin hanya menerima 4 Pasangan suami istri yang ingin melakukan perceraian, yang
mana hanya 1 pasangan saja yang gagal bercerai, selainnya diteruskan ke Pengadilan Agama.
7
Minimnya pengetahuan masyarakat terhadap BP4 dapat mengakibatkan perceraian yang akan terjadi, oleh karena itu orang tua dan tokoh masyarakat
sangat berperan penting dalam menyelesaikan setiap permasalahan yang ada ditengah masyarakat. Bagi calon pengantin yang ingin menikah secara resmi,
mereka mengetahui peranan BP4. Tetapi dikarenakan banyaknya pernikahan yang tidak melalui lembaga Negara yang resmi maka mereka tidak mengetahui
peranan BP4. Selain itu, kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap BP4 dikarekan
tidak adanya bantuan dari pemerintah, sosialisasi mengenai BP4 ke masyarakat hanya melalui ceramah-ceramah agama. Dukungan dari pemerintah hanya ada
ketika melaksanakan nikah massal, dan hal ini sangat jarang sekali dilakukan. Hambatan-hambatan lainnya yakni kurangnya sumber daya manusia di BP4.
6
Ibid.
7
Ibid.
Walaupun ditengah keterbatasan yang ada, keberadaan BP4 harus tetap dipertahankan dan difungsikan kembali dengan tujuan awalnya. Salah satu
upayanya ialah dengan meningkatkan kesejahteraan anggota BP4 serta meningkatkan sumber daya manusianya,
8
yakni dengan menempatkan orang- orang yang mempunyai keahlian seperti ahli psikologi dan ahli konseling, ahli
keuangan, sehingga hasil konsultasi dengan BP4 bisa memuaskan pihak-pihak yang berkonsultasi.
Setiap kasus yang masuk ke Pengadilan Agama tidak dianjurkan oleh Hakim untuk menyelesaikan ke BP4 melainkan mereka meminta agar kasus
perceraian tersebut terlebih dahulu diselesaikan secara mediasi di dalam atau di luar Pengadilan. Karena tidak adanya mediator yang bersertifikat di KUA Bekasi
Barat, maka Hakim Pengadilan Agama yang berperan sebagai mediator di luar persidangan.
9
Karena Pengadilan Agama berpegang teguh pada Perma No.1 Tahun 2008 tentang mediasi.
Dalam tataran konsepnya upaya-upaya yang harus dilakukan BP4 untuk mengurangi perceraian adalah dengan memanggil pihak-pihak yang terkait di
dalam perceraian, lalu memberikan nasihat-nasihat agar tidak terjadi
8
Ibid.
9
Wawancara pribadi dengan Drs. Jajat Sudrajat SH., MH. Hakim PA Bekasi. Pada Tanggal 13 Mei 2011
perceraian.
10
Kemudian melakukan penyuluhan setiap ada kesempatan kepada masyarakat bahwa perceraian itu dibenci oleh Allah SWT, mempersiapkan
pasangan yang akan melakukan pernikahan yaitu memberi nasihat-nasihat, supaya rumah tangga mereka tidak gagal ditengah jalan atau bercerai dengan
bimbingan kursus pengantin suscatin baik dari segi agama, adat istiadat yang berkembang dimasyarakat maupun Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 tentang
Perkawinan. Lemahnya peranan lembaga BP4 ditengah-tengah masyarakat harus
mendapatkan perhatian yang serius dari Pemerintah. Diperlukan upaya-upaya tertentu agar peranan BP4 bisa efektif ditengah masyarakat, sehingga tingkat
perceraian bisa dikurangi dan semua permasalahan keluarga bisa dikonsultasikan untuk dicarikan jalan keluar dengan cara-cara yang baik.
Dari pendahuluan dan beberapa kasus tersebut peran BP4 belum optimal dan tindak lanjut dari penyelesaian kasus belum dapat diselesaikan secara baik.
Disarankan kepada pasangan yang berselisih untuk lebih memahami ilmu agama, ilmu munakahat, ilmu kesehatan, ilmu ekonomi dan ilmu psikologi agar
membina kembali keutuhan rumah tangga dengan saling mengerti dan memahami kelebihan dan kekurangan masing-masing pasangan.
10
Wawancara pribadi dengan Drs. Syarifuddin Ketua BP4 KUA Kec. Bekasi Barat. Pada Tanggal 13 Mei 2011.
Kepada BP4 disarankan untuk lebih meningkatkan pelayanannya kepada masyarakat, mengadakan sosialisasi, mendata para penduduk yang menikah agar
suatu saat nanti bias diambil antisipasi tentang usia pernikahan selanjut. Kepada Kepala Kantor Departemen Agama agar membina, mengawasi kinerja BP4
supaya lebih optimal dalam menjalankan tugas pokoknya dalam menyelesaikan perselisihan perkawinan dan memberikan angaran yang semestinya demi
suksesnya program BP4.
Salah satu tujuan dibentuknya BP4 adalah untuk membentuk keluarga sakinah mawaddah warahmah, sehingga terciptanya masyarakat madani yang
akan membawa Indonesia pada sebuah peradaban. Fungsi dan tugas BP4 tetap konsisten melaksanakan UU No. 1 tahun 1974 tentang Perkawinan dan Peraturan
Perundang lainnya tentang Perkawinan, oleh karenanya fungsi dan peranan BP4 sangat diperlukan masyarakat dalam mewujudkan kualitas perkawinan. Namun,
apabila banyak keluarga yang pecah akibat perceraian maka akan berdampak besar bagi perkembangan anak dan keluarga disekitarnya.
Tingginya tingkat perceraian di Kota Bekasi menjadi tanda bahwa tidak terealisasinya tujuan dari UU Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan. Bagi
Pengadilan Agama diharapkan agar menjalin hubungan dengan KAU di wilayah Kecamatan. Dahulu mememang KUA dan PA dalam satu kesatuan di bawah
payung Departement Agama. Namun, sekarang sudah terpisah berada di bawah kekuasaan Mahkamah Agung, meskipun terpisah bukan berarti tidak bisa bersatu
lagi. Oleh karena itu, hendaknya antara KUA dan PA saling membantu demi menciptakan keluarga yang sakinah mawaddah wa rahmah dan Indonesia yang
adil, sejahtera materil, spirituil dan bahagia dikemudian hari.
Apabila ditinjau dari pendapat Lawrence Meir Friedman, hukum memiliki tiga aspek agar bisa berjalan dengan baik ditengah-tengah
masyarakat,
11
yakni: 1. Structure tatanan kelembagaan dan kinerja lembaga
2. Substance materi hukum 3. Legal Culture budaya hukum
Apabila dianalisa menggunakan teori Lawrence Meir Freidmen, tingginya tingkat perceraian di Kec. Bekasi Barat permasalahannya terletak pada
Structure tatanan kelembagaan dan kinerja lembaga serta Legal Culture budaya hukum.