47
BAB IV KINERJA DAN KEBERHASILAN BP4 DAN TIM MEDIATOR DALAM
MEMBINA KELUARGA SAKINAH A.
Pelaksanaan Fungsi Kepenasihatan
Cita-cita untuk mewujudkan keluarga sakinah mawaddah wa rahmah sebagaimana disebut dalam KHI atau untuk mewujudkan keluarga yang kekal
dan bahagia sebagaimana disebutkan dalam undang-undang perkawinan No. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan merupakan dambaan setiap orang. Namun,
untuk menuju kearah tujuan mulia tersebut bukanlah hal yang mudah untuk dicapai, karena dalam menjalani kehidupan perkawinan banyak sekali rintangan
yang bisa berujung pada perselisihan yang akhirnya dapat menghapuskan gambaran cita-cita yang di inginkan tersebut.
Berdasarkan Peraturan Mentri Agama No. 3 Tahun 1975 Pasal 28 ayat 3 menyebutkan bahwa “Pengadilan Agama dalam berusaha mendamaikan
kedua belah pihak dapat meminta bantuan kepada Badan Penasihat Perkawinan, Perselisihan dan Perceraian BP4 agar menasehati kedua suami istri tersebut
untuk hidup makmur lagi dalam rumah tangga”.
Atas dasar inilah maka dibentuklah badan penasihatan, pembinaan dan pelestarian perkawinan BP4 yang bertujuan untuk memberikan bekal
pengetahuan tentang seluk-beluk pernikahan dan segala permasalahannya, serta bertujuan untuk menjadi wadah bagi tempat meminta nasihat, bimbingan dan
mediasi bagi pasangan yang memerlukan konseling perkawinan. Dalam mewujudkan tujuan mulia tersebut BP4 Kec. Bekasi Barat melakukan langkah-
langkah sebagai berikut:
1
1. Menyelenggarakan penasihatan pada catin calon pengantin ketika mereka melakukan pendaftaran kehendak nikah di KUA atau dalam masa
tenggang 10 hari sebelum pernikahan. Ini dimaksudkan agar mereka betul-betul mempunyai kesiapan, pemahaman tentang perkawinan
beserta kewajiban dan tanggung jawab yang melekat sebagai suami istri. Disamping itu juga diberikan pengertian tentang segala permasalahan
yang kerap kali timbul dalam sebuah perkawinan. 2. Senantiasa membuka kesempatan kepada siapa saja untuk berkonsultasi
tentang bunga rampai dan permasalahan perkawinan atau konsultasi dan penasehatan ketika terjadi konflik dalam rumah tangga.
3. Senantiasa meningkatkan kemampuan dan profesionalisme bagi korps penasehat dalam mengidentifikasi, memberikan layanan konsultasi dan
bimbingan serta
penasihatan sekaligus
kemampuan mencari
solusipemecahan masalah pernikahan. 4. Pembenahan administrasi pernikahan.
1
Wawancara pribadi dengan Drs. Syarifuddin. Ketua BP4 KUA Kec. Bekasi Barat. Pada Tanggal 13 Mei 2011.
5. Menunjuk dan membina Desa binaan keluarga sakinah dengan membentuk satgas desa binaan keluarga sakinah dan kader motivator
keluarga sakinah.
Namun, faktanya langkah-langkah tersebut sampai saat ini tidak berjalan sebagai mana seharusnya, dikarenakan kurangnya sosialisasi dan perhatian
kepada masyarakat khususnya kepada calon pasangan yang ingin menikah tentang adanya lembaga BP4 di KUA Kecamatan sebagai lembaga mediasi dan
lembaga penasihatan, pembinaan dan pelestarian perkawinan. Hal ini menyebabkan tingkat perceraian di PA Bekasi meningkat.
B. Konsep Mediasi Pengadilan Agama dan BP4
Apa yang sedang dilakukan oleh Mahkamah Agung selama ini, sangat terkait dengan visi dan misi BP4. Dari namanya saja BP4 itu adalah Badan
Penasihatan Perkawinan dan Penyelesaian Perceraian, dan sekarang menjadi Badan Penasihatan, Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan. Oleh karena itu,
BP4 kini sudah secara terbuka diberi kesempatan oleh PERMA No. 3 Tahun 1975 pasal 28 ayat 3 untuk dapat ikut berkiprah dalam melakukan upaya
perdamaian dalam sistem penyelesaian perkara di Pengadilan melalu mediasi. Keikut sertaan tersebut dapat ditempuh melalui hal-hal sebagai berikut:
1. Mempersiapkan tenaga-tenaga BP4 untuk ikut diklat mediator yang diselenggarakan oleh lembaga diklat yang sudah terakreditasi oleh MA.