Kandungan dan Tujuan Kitab Al-Hikam karya Ibn Atha’illah
57
merupakan istilah khusus mistisme Islam. Sehingga kata “Sufisme” tidak ada pada mistisme agama-agama lain. Tasawuf atau mistisme dalam Islam
beresensi pada hidup dan berkembang mulai dari bentuk hidup “kezuhudan” menjauhi kemewa
han duniawi, dalam bentuk “tasawuf amaliakhlaki” kemudian “tasawuf falsafahfalsafi”.
10
Dalam sejarah perkembangannya, para ahli tasawuf membagi tasawuf menjadi dua, yaitu tasawuf yang mengarah pada teori-teori perilaku tasawuf
akhlaki dan tasawuf yang mengarah pada teori-teori yang rumit dan memerlukan pemahaman yang mendalam tasawuf falsafi. Kedua orientasi
tasawuf tersebut
didasarkan atas
kecenderungan ajaran
yang dikembangkannya, yakni kecenderungan pada perilaku atau moral keagamaan
dan kecenderungan pada pemikiran. Dua kecenderungan ini terus berkembang hingga menjadi jalan sendiri-sendiri yang akhirnya menjadi corak tasawuf
tersendiri. Dengan munculnya para sufi yang juga filosofi, orang mulai
membedakan dengan tasawuf yang mula-mula berkembang, yakni tasawuf akhlaqi, kemudian tasawuf akhlaki ini identik dengan tasawuf sunni. Hanya
saja titik tekan penyebutan tasawuf sunni dilihat pada apa yang dilakukan oleh sufi-sufi yang memagari tasawufnya dengan al-
Qur‟an dan al-Sunnah. Dengan demikian corak tasawuf menjadi dua: tasawuf sunni yang lebih
mengkokohkan akhlak dan tasawuf falsafi yaitu tasawuf yang menonjolkan pemikiran-pemikiran
filosofi dengan
ungkapan-ungkapan ganjilnya
shathahat. Tasawuf akhlaki sunni diwakili oleh para sufi dari abad ketiga
10
Mustafa, Akhlak Tasawuf, Bandung: Pustaka Setia, 1997, cet ke-4, hal. 206-207.
58
atau keempat Hijriyah, Imam al-Ghazali dan para pemimpin tarekat yang mengikutinya.
11
Tasawuf akhlakiTasawuf sunniadalah suatu ajaran yang menerangkan sisi moral dari seorang hamba dalam rangka melakukan taqorrub kepada
Tuhan-Nya, dengan jalan mengadakan riyadhah pembersihan diri atau jiwa dari moral yg tidak baik, karena Tuhan tidak akan menerima siapa pun dari
hamba-Nya kecuali yang berhati salim terselamatkan dari penyakit hati. Atau ajaran tasawuf yang membahas tentang kesempurnaan dan kesucian jiwa
yang diformulasikan pada pengaturan sikap mental dan pendisiplinan tingkah laku yang ketat. Di mana tasawuf sunni adalah suatu jenis tasawuf yang
memagari dirinya dengan Al- Qur‟an dan hadis secara ketat, serta mengaitkan
ahwal wal maqamat kepada dua sumber tersebut. Adapun ciri-ciritasawuf sunni antara lain:
1. Berlandaskan pada Al-Qur‟an dan Sunnah
2. Tidak menggunakan terminologi2 filasafat sebagaimana terdapat pada
ungkapan2 syathahat 3.
Lebih bersifat mengajarkan dualisme dalam hubungan antara Tuhan dan manusia
4. Kesinambungan antara hakikat dengan syariat
5. Lebih terkonsenterasi pada soal pembinaan, pendidikan akhlak, dan
pengobatan jiwa dengan cara riyadhah dan langkah takhali, tahalli dan tajalli.
12
11
Ismail, Asep Usman. Sajarah, Wiwit St. Sururin. Tasawuf, Jakarta: Pusat Studi Wanita, 2005, hal. 76.
12
Totok Jumantoro, Samsul Munir Amin, Kamus Ilmu Tasawuf, Jakarta: AMZAH, 2005, cet. 1, hal. 262-265.