Latar Belakang Masalah Permasalahan

3 menempati urutan ke-21 dalam silsilah tarekat Syadziliyyah, yang mulanya tumbuh dari Maroko dan menyebar di sepanjang Afrika Utara. 3 Perkembangan pemikiran Ibnu Atha‟illah dapat diketahui dari karya tulisnya al-Hikam. Kitab al-Hikam merupakan ciri khas pemikiran Ibnu Atha‟illah pada khusunya dalam paradigma Tasawuf.Kedudukan pemikiran Ibnu Atha‟illah bukan sekedar bercorak tasawuf falsafi yang mengedepankan teologi, tetapi diseimbangi dengan unsur-unsur pengamalan ibadat dan suluk, artinya diantara syari‟at, tharikat dan hakikat ditempuh dengan cara metodis. Kenyataan ini terbukti dalam karya-karya tulis dan warisan spiritualnya dan selain ia seoarang ahli huku m yang bermazhab Maliki dan sebagai penganut teologi Asy‟ariyah juga ia memiliki posisi sebagai dalam tahrekat Sydziliyah. Corak Pemikiran Ibnu Atha‟illah dalam bidang tasawuf sangat berbeda dengan para tokoh sufi lainnya ia lebih menekankan nilai Tasawuf p ada Ma‟rifat. Selain itu juga bahwa Ibnu Atha‟illah merupakan guru ketiga dari taharikat Syadziliyah, maka ia memilki pandangan tasawuf pada kahususnya tentang ma‟rifat berdasarkan pandangan tarekat Syadziliyah. 4 Al-Hikam dipandang sebagai kitab kelas berat bukan saja karena struktur kalimatnya yang bersastra tinggi, melainkan juga karena kedalaman makrifat yang dituturkan oleh kalimat-kalimatnya yang 3 Fadhlalla Haeri, Al- Hikam Rampai Hikmah Syekh Ibn „Atha‟illah, Jakarta: Serambi Ilmu Semesta, 2006, cet, ke-1, hal. 7. 4 http:mutiarazuhud.wordpress.com di unduh pada tanggal 13-april-2011, pukul 10:23. 4 singkat. Al-hikam yang berbentuk ungkapan-ungkapan hikmah, pepatah, perumpamaan, sya‟ir.Ia menjadi kitab yang penuh rima dan sekaligus kaya makna. Karena itulah banyak ulama kenamaan telah menyusun syarahnya.Al-Hikam menyediakan arahan kepada para salik penempuh jalan iman dan ibadah untuk mencapai Sang Khalik, lengkap dengan rambu-rambu, peringatan, dorongan, dan penggambaran keadaan, tahapan, serta kedudukan rohani. Al-Hikam menjadi pusakanya yang paling kerap disebut-sebut. Pasalnya kitab ini memadukan kematangan pengalaman religius dengan keindahan sastrawi sekaligus, dan tampil sebagai paduan efektif bagi para penempuh jalan spritual-yang di kancah tasawuf dikenal sebagai murid atau salik. Murid berarti orang berkehendak memperbaikihubungannya dengan Allah, dan salik berarti orang yang mencari atau meniti jalan menujuAllah. 5 Pada pokoknya kitab Al-Hikam ini menjelaskan secara mendalam tentang inti ketauhidan dan akhlak tasawuf Islam. Ibnu Atha‟illah, mengungkapkannya secara singkat, padat dan amat dalam. 6 Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk menganalisis isi pesan ketasawufan yang ada di dalam kita Al-Hikam karya Ibn Athaillah. Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis pun tertarik untuk menulis skripsi yang berjudul : “Analisis Isi Pesan Dakwah 5 Fadhlalla Haeri, Al- Hikam Rampai Hikmah Syekh Ibn „Atha‟illah, Jakarta: Serambi Ilmu Semesta, 2006, cet, ke-1, hal. 6-8. 6 Syamsi Hasan. Aswadi, Menyelam ke Samudera Ma‟rifat Hakekat, Surabaya: Amelia, 2006, hal. 3. 5 DalamMateri Tasawuf pada Kitab Al-Hikam Karya Ibn Atha’illah”.

2. Pembatasan dan Perumasan masalah

Pada penelitian ini, peneliti tidak hanya membatasi isi pesan dakwah dalam materi atau isi tasawuf dalam Kitab Al-Hikam karya Ibn Atha ‟illah. Adapun peneliti merumuskan masalah sebagai berikut: a. Apa saja isipesan dakwah dalam materi atau isi tasawuf dalam Kitab Al Hikam ? b. Seberapa banyak isi pesan dakwah yang mengandung Akidah, Syari‟ah dan Akhlak dalam Kitab Al Hikam ?

B. Penelitian

1. Pernyataan Penelitian Al-Hikam dipandang sebagai kitab kelas berat bukan saja karena struktur kalimatnya yang bersastra tinggi, melainkan juga karena kedalaman makrifat yang dituturkan oleh kalimat-kalimatnya yang singkat. Ia menjadi kitab yang penuh rima dan sekaligus kaya makna. Karena itulah banyak ulama kenamaan telah menyusun syarahnya. Al-Hikam menyediakan arahan kepada para salik penempuh jalan iman dan ibadah untuk mencapai Sang Khalik, lengkap dengan rambu- rambu, peringatan, dorongan, dan penggambaran keadaan, tahapan, serta kedudukan rohani. 6 2. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini ialah Untuk mengetahui isi pesan dakwah dalam materi tasawuf pada kitab tersebut. 3. Manfaat Penelitian Sedangkan manfaat dari penelitian ini ialah : a. Secara akademis untuk memberikan pengetahuan tentang tasawuf untuk khazanah keilmuan dalam bidang kajian tasawuf dalam kitab tasawuf yaitu kitab Al-Hikam karangan Ibn Atha ‟illah. b. Secara praktis untuk menambah pengetahuan jurusan dakwah, mengenai bagaimana mengemas pesan tasawuf menjadi sebuah cara berdakwah yang efektif. 4. Bingkai Penelitian Model penelitian Harun Nasution tentang Tasawuf Penelitian yang dilakukan oleh Harun Nasution pada bidang tasawuf ini mengambil pendekatan tematik, yakni penyajian ajaran tasawuf disajikan dalam tema jalan untuk dekat pada Tuhan, zuhud dan yang lainnya, al-mahabbah, al- ma‟rifah, al-fana dan al-baqa‟, al-ittihad, al- hulul dan wahdat al-wujud. Pada topik tersebut selain dijelaskan tentang isi ajaran dari tiap isi topik tersebut dengan data-data yang didasarkan pada literatur kepustakaan, juga dilengakapi dengan tokoh yang memperkenalkannya. Selain itu Harun Nasution mencoba mengemukakan latar belakang sejarah timbulnya paham tasawuf dalam Islam. Penelitian yang menggunakan pendekatan tematik tersebut terasa 7 lebih menarik karena langsung menuju kepada persoalan tasawuf dibandingkan dengan pendekatan yang bersifat tokoh. Penelitian tersebut sepenuhnya bersifat deskriptif eksploratif, menggambarkan ajaran sebagaimana adanya dengan mengemukakannya sedemikian rupa, walaupun hanya dalam garis besarnya saja. Dengan penelitian seperti ini peneliti mengemukakan apa adanya dengan sedikit melakukan perbandingan antara satu ajaran dengan ajaran tasawuf lainnya, namun hal ini bukan ditujukan untuk mencari kelebihan dan kekurangan dari ajaran- ajaran tersebut, tetapi sekedar untuk memperjelas ajaran tersebut. Hal ini biasanya dilakukan dalam suatu penelitian deskriptif, karena tidak ada problema atau teori tertentu yang akan diuji kebenarannya. 7 5. Metodologi Penelitian Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode analisis isi content analisys yang bersifat kualitatif. Metode ini seringkali dipakai untuk mengkaji pesan-pesan dalam media di mana menitik beratkan pada penelitian kepusyakaan yang akan menghasilkan suatu kesimpulan tentang: gaya bahasa, kecenderungan isi, tata tulis, lay out,ilustrasi dan sebagainya. Dalam penelitian ini hanya mendeskripsikan isi pesan dakwah dalam materi tasawuf pada kitab al-Hikam. Penelitian ini hanya mengungkapkan isi pesan dakwah dalam kajian tasawuf pada kitab tersebut. Tidak ada kaitannya dengan respon masyarakat. 7 Abudin Nata, Metodologi Studi Islam, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, Cet ke-4, hal. 244-245.