Analisis isi pesan dakwah dalam materi tasawuf pada kitab al-hikam karya Ibn atha'illah

(1)

KARYA IBN ATHA

’ ILLAH

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana

Komunikasi Penyiaran Islam (S.Kom. I)

Oleh

Robiyatul Adawiyah NIM. 107051000140

JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(2)

ANALISIS ISI PESAN KBTASAWUFAN

DALAM KITAB AL.

HIKAM

KARYA IBN

ATHA'

ILLAH

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Untuk lylemenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Penyiaran Islani (S.Kom. I)

Oleh

Robivatui Adawiyah 107051000140

JURUSAN KOMUNIKASI PEI\IYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

20tt

Di Bawah Bimbingan

-J^t

)ff

Dr. H. Asep Usman Ismail. MA


(3)

Skripsi 3'ang berjudul "Analisis

Isi

Pesan Dakryah Dalarn lWaferi Tasawuf

Pada Kitab

AL-IIIKAM

KARYA

ATHA'ILLAE"

tetrah diujiksn dalarn sidmg munaqosah Fakultas

llmu

Dakwah dan

Ilmu

Komunikasi Universitas Islarr

Negeri Syarif Hidayattrllah pada Tanggal 29 Juli ZAfi- Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu s;.arat untuk memperoleh gelar Sarjana Komuaikasi Islam {S. Kom. D pada Jurusan Komunikasi dan Penyiaran {slam

Jakart4 29 Juli 2011 Panitia Sidang Munaqosah

Selcretaris Meraagkap Anggota

Angota

Penguji I, Peqguji

II

19710816I

Drs. Azwar Cktib. M. Si 1955$501 198s031006 Pembimbing

962A6261994031002


(4)

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil dari jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 25 Juli 2011


(5)

Dalam Kitab Syarah al-Hikam Karangan Ibnu Atha’illah. Skripsi. Ciputat . Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011.

Dakwah dan komunikasi pada dasarnya dapat di lakukan berbagai cara, strategi, atau metode, salah satunya dengan pendekatan dalam kajian Tasawuf dalam kitrab ini karena dakwah sudah masuk di dalam materi tasawuf. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui isi pesan ketasawufan dalam kitab al-Hikam karya Ibn Atha’illah. Dengan demikian kita akan mengetahui begitu banyak cara untuk berdakwah sesuai dengan syariat Islam.

Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Dengan taknik penelitian analisis isi (content analisys). jenis penelitian yang menggunakan rancangan penelitian berdasarkan prosedur statistik atau dengan cara lain dari kuantifikasi untuk mengukur variabel penelitiannya dan menganalisis langsung kitabnya.

Berdasarkan penemuan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa komunikasi dan dakwah dapat dikembangkan melalui kajian tasawuf. Upaya yang dapat dilakukan adalah dengan mensosialisasikan kepada masyarakat umum agar lebih dikenal keberadaan dakwah dan komunikasi melalui kajian tasawuf dalam kitab al-Hikam ini.


(6)

Alhamdulillah rasa puji serta syukur saya ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya kepada saya di setiap gerak lahir dan batin aebanyak keluar masuknya nafas dan berkedipnya mata, sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar. Shalawat dan asalam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah memberikan syafaat dan tarbiyahnya kepada kita semua.

Skripsi ini ditulis untuk memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan study program strata satu (SI) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah jakarta.

Penulis menyadari skripsi ini tidak akan mencapai hasil apabila tidak ada bantuan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Oleh karena itu, pada kesempatan ini izinkanlah penulis menyampaikan terima kasih kepada yang terhormat.

1. Dr. Arief Subhan, MA, selaku dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Drs. Jumroni, ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah.

3. Dr. Asep Usman Ismail, MA, sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak meluangkan waktu, tenaga, dan fikirannya. Untuk memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelelesaikan skripsi ini dengan baik.


(7)

Jakarta.

5. Para dosen-dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah memberikan banyak ilmu serta pengetahuan yang tiada terkira kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan jenjang S-1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Prof. Dr. KH. Ali Mustafa Yakub MA. Yang telah memberikan ilmunya juga. 7. Ayahanda Sarnubi Yakub dan ibunda Wasriawati tersayang, yang telah

memberikan motivasi kepada saya yang tiada habisnya sampai dengan sekarang.

8. Sahabat-sahabat angkatan Ta’aruf Siti Aisyah farhatin, Azza Nurlaila, Nia Najiah, Lia Widiyawati, Antique Ihsanurrahmah, Himmatul Ulya, Neneng Bisyaroh, Siti Muawanah, Ni’ma Diana Cholidah, Rika Delfa Yona, Syarifah Zamal, Khoirunnisa Mufidah, Eli Ermawati dan Siti Robi’ah Adawiyah yang selalu menemani saya ketika susah dan senang.

9. Rekan-rekan KPI 2007 khususnya KPI D. Yang telah memberikan banyak sekali kenangan indah yang tidak akan saya lupakan.

10.Terima kasih khusus buat Kanda Tantan Tajoel Arifien dan kanda Susilo Utomo (Fadil) yang juga selalu memberi saya semangat, dukungan dan perhatian yang telah memacu semangat penulis.

11.Teima kasih juga buat sahabat saya Suci Wulandari, Siti Chumairoh, Lilis Suryani, Mazidatul Barroh, Didik Kiswanto dan Encep Hasan Sadziliy yang


(8)

keluarga besar ISMI (al-Istighotsah) yang tidak bisa disebutkan satu-persatu, terima kasih atas motivasinya yang luar biasa kepada saya tanpa kalian saya tidak akan bisa seperti ini.

Akhirnya hanya kepada Allah SWT lah, penulis kembalikan semoga yang telah diberikan semua kepada ku berkah dan manfaat untuk orang banyak dan menjadi amal ibadah yang tidak terhapuskan.

Tiada yang hal yang berarti selain do’a dan harapan, agar skripsi ini dapat bermanfaat dan berkah khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca. Amin

Wassalam.

Jakarta, Juli 2011


(9)

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

BAB I : PENDAHULUAN A. Permasalahan ... ... 1

1. Latar Belakang Masalah ... ... 1

2. Perumusan dan Pembatasan Masalah... ... 5

B. Penelitian ... .... 5

1. Pernyataan Penelitian ... 5

2. Tujuan Penelitian ... ... 6

3. Manfaat Penelitian ... ... 6

4. Bingkai Penelitian ... ... 6

5. Metodologi Penelitian ... ... 7

6. Teknik Pengumpulan Data………. ... 8

7. Analisis Data……….. ... 9

C. Sistematika Penulisan ... ... 29

BAB II : LANDASAN TEORI TENTANG KETASAWUFAN: A. Analisis Isi ... ... 30

1. Pengertian Analisis isi ... ... 30

2. Berbagai Teori Tentang Analisis isi ... ... 31


(10)

2. Konsep – Konsep Ketasawufan ... ... 35

3. Relevansi antara Tasawuf dan Dakwah ... ... 41

BAB III : PROFIL KITAB AL-HIKAM KARYA IBN ATHA’ILLAH ... A. Biografi Ibn Atha’illah ... . 49

B. Kandungan dan Tujuan Kitab Al Hikam karya Ibn Atha’illah ... 55

C. Corak Ketasawufan Ibn Atha’illah ... 56

BAB IV : ANALISIS ISI PESAN KETASAWUFAN DALAM KITAB AL-HIKAM KARYA IBN ATHA’ILLAH Pesan Dakwah Dalam Kitab Al-Hikam ... 91

1. Pesan Dakwah Yang Mengandung Akidah ... ... 91

2. Pesan Dakwah yang mengandung Syari’ah ... 92

3. Pesan Dakwah yang Mengandung Akhlak……….. ... 93

BAB V : KESIMPULAN dan SARAN A. Kesimpulan ... ... 74

B. Saran-Saran ... .. 75

DAFTAR PUSTAKA ... 76 LAMPIRAN-LAMPIRAN


(11)

A. Permasalahan

1. Latar Belakang Masalah

Tasawuf adalah aspek ajaran Islam yang paling penting, karena peranan tasawuf merupakan jantung atau urat nadi pelaksanaan ajaran-ajaran Islam. Tasawuf inilah merupakan kunci kesempurnaan amaliah ajaran Islam. Memamg disamping aspek tasawuf, dalam Islam ada aspek lain yaitu apa yang disebut dengan akidah dan syariah, atau dengan kata

lain bahwa yang dimaksud “ad-Din” (agama) adalah terdiri dari Islam, Iman dan Ihsan, di mana ketiga aspek tersebut merupakan atau kesatuan. Untuk mengetahui hukum Islam kita harus lari kepada syariah/fiqih, untuk mengetahui rukun Iman kita harus lari kepada ushuluddin/aqidah dan untuk mengetahui kesempurnaan insan kita masuk ke dalam tasawuf. Oleh karena itu, tasawuf adakalanya membawa orang menjadi sesat dan musyrik apabila seseorang bertasawuf tanpa bertauhid dan bersyariat. 1

Inti dari tasawuf adalah moralitas berdasarkan Islam, maka tasawuf mempunyai peran dan kedudukan yang penting dalam khazanah keilmuan Islam. Apabila al-Qur‟an dikaji secara mendalam maka ditemukan

berbagai bentuk hukum syar‟i yang secara global dapat dibagi menjadi

tiga: aqidah, ibadah-muammalah dan akhlak (moral). Al-Qur‟an sendiri

1


(12)

menyatakan bahwa Rasulullah adalah suri tauladan yang terbaik bagi orang yang hendak menyempurnakan diri dengan keutamaan-keutamaan dalam bentuknya yang luhur. Dengan demikian ajaran tasawuf lebih menekankan pada segi moral, yang dilandasi oleh aqidah/keimanan dan

dijalankan sesuai dengan syari‟ah Islam. Ketiganya harus terpadu dalam menjalankan ajaran agama.

Dengan demikian, kedudukan tasawuf dalam kajian Islam sangatlah penting, sebagai landasan moral dalam menjalankan ajaran agama, sehingga agama dapat dijalankan dengan penuh makna. Artinya agama tidak hanya sekedar formalitas saja, akan tetapi lebih digali lagi substansi atau inti dari ajaran agama tersebut. Dan pemahaman inilah hakekat dari ibadah atau penghambaan makhluk kepada Khaliqnya.2

Ibn Atha‟illah al-Sakandari lahir pada pertengahan abad ke-7 H/13 M, dan tumbuh besar di Alexandria semasa era Mamluk. Kendati riwayat hidupnya tak banyak di ketahui, ia memiliki guru-guru terbaik pada semua disiplin ilmu keislaman, dan terkenal sebagai fakih besar dalam madzhab Maliki. Pada saat dia hidup, tumbuh pesa beberapa tarekat. Ayahnya sendiri ialah seorang murid tarekat Syadziliyyah, walaupun tak pernah

bertemu dengannya. Mulanya Ibn Atha‟illah tidak berkecimpung dalam

dunia tasawuf dan lebih suka menggeluti fikih. Kendati amat tak tertarik dengan dunia sufi, ia menjadi murid dari Abu al-Abbas al-Mursi (w.686/1288). Ia pun telah menjadi Syekh sufi ketika al-Mursi wafat, dan

2

Ismail, Asep Usman. Sajarah, Wiwit St. Sururin. Tasawuf, (Jakarta: Pusat Studi Wanita, 2005), hal. 76-79.


(13)

menempati urutan ke-21 dalam silsilah tarekat Syadziliyyah, yang mulanya tumbuh dari Maroko dan menyebar di sepanjang Afrika Utara.3

Perkembangan pemikiran Ibnu Atha‟illah dapat diketahui dari karya tulisnya al-Hikam. Kitab al-Hikam merupakan ciri khas pemikiran Ibnu Atha‟illah pada khusunya dalam paradigma Tasawuf.Kedudukan pemikiran Ibnu Atha‟illah bukan sekedar bercorak tasawuf falsafi yang mengedepankan teologi, tetapi diseimbangi dengan unsur-unsur

pengamalan ibadat dan suluk, artinya diantara syari‟at, tharikat dan

hakikat ditempuh dengan cara metodis. Kenyataan ini terbukti dalam karya-karya tulis dan warisan spiritualnya dan selain ia seoarang ahli

hukum yang bermazhab Maliki dan sebagai penganut teologi Asy‟ariyah

juga ia memiliki posisi sebagai dalam tahrekat Sydziliyah.

Corak Pemikiran IbnuAtha‟illah dalam bidang tasawuf sangat berbeda dengan para tokoh sufi lainnya ia lebih menekankan nilai Tasawuf pada Ma‟rifat. Selain itu juga bahwa Ibnu Atha‟illah merupakan guru ketiga dari taharikat Syadziliyah, maka ia memilki pandangan tasawuf

pada kahususnya tentang ma‟rifat berdasarkan pandangan tarekat

Syadziliyah.4

Al-Hikam dipandang sebagai kitab kelas berat bukan saja karena struktur kalimatnya yang bersastra tinggi, melainkan juga karena kedalaman makrifat yang dituturkan oleh kalimat-kalimatnya yang

3

Fadhlalla Haeri, Al-Hikam Rampai Hikmah Syekh Ibn „Atha‟illah, (Jakarta: Serambi Ilmu Semesta, 2006), cet, ke-1, hal. 7.

4


(14)

singkat. Al-hikam yang berbentuk ungkapan-ungkapan hikmah, pepatah, perumpamaan, sya‟ir.Ia menjadi kitab yang penuh rima dan sekaligus kaya makna. Karena itulah banyak ulama kenamaan telah menyusun syarahnya.Al-Hikam menyediakan arahan kepada para salik penempuh jalan iman dan ibadah untuk mencapai Sang Khalik, lengkap dengan rambu-rambu, peringatan, dorongan, dan penggambaran keadaan, tahapan, serta kedudukan rohani.

Al-Hikam menjadi pusakanya yang paling kerap disebut-sebut. Pasalnya kitab ini memadukan kematangan pengalaman religius dengan keindahan sastrawi sekaligus, dan tampil sebagai paduan efektif bagi para penempuh jalan spritual-yang di kancah tasawuf dikenal sebagai murid atau salik. Murid berarti orang berkehendak memperbaikihubungannya dengan Allah, dan salik berarti orang yang mencari atau meniti jalan menujuAllah.5

Pada pokoknya kitab Al-Hikam ini menjelaskan secara mendalam

tentang inti ketauhidan dan akhlak tasawuf Islam. Ibnu Atha‟illah,

mengungkapkannya secara singkat, padat dan amat dalam.6

Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk menganalisis isi pesan ketasawufan yang ada di dalam kita Al-Hikam karya Ibn Athaillah.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis pun tertarik untuk

menulis skripsi yang berjudul : “Analisis Isi Pesan Dakwah

5

Fadhlalla Haeri, Al-Hikam Rampai Hikmah Syekh Ibn „Atha‟illah, (Jakarta: Serambi Ilmu Semesta, 2006), cet, ke-1, hal. 6-8.

6

Syamsi Hasan. Aswadi, Menyelam ke Samudera Ma‟rifat & Hakekat, (Surabaya: Amelia, 2006), hal. 3.


(15)

DalamMateri Tasawuf pada Kitab Al-Hikam Karya Ibn Atha’illah”. 2. Pembatasan dan Perumasan masalah

Pada penelitian ini, peneliti tidak hanya membatasi isi pesan dakwah dalam materi atau isi tasawuf dalam Kitab Al-Hikam karya Ibn Atha‟illah.

Adapun peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:

a. Apa saja isipesan dakwah dalam materi atau isi tasawuf dalam Kitab Al Hikam ?

b. Seberapa banyak isi pesan dakwah yang mengandung Akidah,

Syari‟ah dan Akhlak dalam Kitab Al Hikam ?

B. Penelitian

1. Pernyataan Penelitian

Al-Hikam dipandang sebagai kitab kelas berat bukan saja karena struktur kalimatnya yang bersastra tinggi, melainkan juga karena kedalaman makrifat yang dituturkan oleh kalimat-kalimatnya yang singkat. Ia menjadi kitab yang penuh rima dan sekaligus kaya makna. Karena itulah banyak ulama kenamaan telah menyusun syarahnya.

Al-Hikam menyediakan arahan kepada para salik penempuh jalan iman dan ibadah untuk mencapai Sang Khalik, lengkap dengan rambu-rambu, peringatan, dorongan, dan penggambaran keadaan, tahapan, serta kedudukan rohani.


(16)

2. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini ialah Untuk mengetahui isi pesan dakwah dalam materi tasawuf pada kitab tersebut.

3. Manfaat Penelitian

Sedangkan manfaat dari penelitian ini ialah :

a. Secara akademis untuk memberikan pengetahuan tentang tasawuf untuk khazanah keilmuan dalam bidang kajian tasawuf dalam kitab tasawuf yaitu kitab Al-Hikam karangan Ibn Atha‟illah.

b. Secara praktis untuk menambah pengetahuan jurusan dakwah, mengenai bagaimana mengemas pesan tasawuf menjadi sebuah cara berdakwah yang efektif.

4. Bingkai Penelitian

Model penelitian Harun Nasution tentang Tasawuf

Penelitian yang dilakukan oleh Harun Nasution pada bidang tasawuf ini mengambil pendekatan tematik, yakni penyajian ajaran tasawuf disajikan dalam tema jalan untuk dekat pada Tuhan, zuhud dan yang lainnya, al-mahabbah, al-ma‟rifah, al-fana dan al-baqa‟, al-ittihad, al-hulul dan wahdat al-wujud. Pada topik tersebut selain dijelaskan tentang isi ajaran dari tiap isi topik tersebut dengan data-data yang didasarkan pada literatur kepustakaan, juga dilengakapi dengan tokoh yang memperkenalkannya. Selain itu Harun Nasution mencoba mengemukakan latar belakang sejarah timbulnya paham tasawuf dalam Islam.


(17)

lebih menarik karena langsung menuju kepada persoalan tasawuf dibandingkan dengan pendekatan yang bersifat tokoh. Penelitian tersebut sepenuhnya bersifat deskriptif eksploratif, menggambarkan ajaran sebagaimana adanya dengan mengemukakannya sedemikian rupa, walaupun hanya dalam garis besarnya saja. Dengan penelitian seperti ini peneliti mengemukakan apa adanya dengan sedikit melakukan perbandingan antara satu ajaran dengan ajaran tasawuf lainnya, namun hal ini bukan ditujukan untuk mencari kelebihan dan kekurangan dari ajaran-ajaran tersebut, tetapi sekedar untuk memperjelas ajaran-ajaran tersebut. Hal ini biasanya dilakukan dalam suatu penelitian deskriptif, karena tidak ada problema atau teori tertentu yang akan diuji kebenarannya.7

5. Metodologi Penelitian

Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode analisis isi (content analisys) yang bersifat kualitatif. Metode ini seringkali dipakai untuk mengkaji pesan-pesan dalam media di mana menitik beratkan pada penelitian kepusyakaan yang akan menghasilkan suatu kesimpulan tentang: gaya bahasa, kecenderungan isi, tata tulis, lay out,ilustrasi dan sebagainya.

Dalam penelitian ini hanya mendeskripsikan isi pesan dakwah dalam materi tasawuf pada kitab al-Hikam. Penelitian ini hanya mengungkapkan isi pesan dakwah dalam kajian tasawuf pada kitab tersebut. Tidak ada kaitannya dengan respon masyarakat.

7

Abudin Nata, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada), Cet ke-4, hal. 244-245.


(18)

Suatu analisis isi suatu metode yang mempelajari dan menganalisis isi yang ada di dalam permasalahan itu atau menganalisis komunikasi secara sitematik, objektif, terhadap pesan yang ada. Analisis isi atau

content analysis dapat digunakan untuk menganalisis semua bentuk komunikasi, baik surat kabar, berita radio, iklan televisi serta bahan-bahan dokumentasi lainnya.8

6. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah kitab Al-Hikam karya Ibn Atha‟illah. Sedangkan objek penelitian adalah isi pesan dakwah dalam materi tasawuf pada kitab al-Hikam karya Ibn Atha‟illah.

7. Teknik Pengumpulan Data

Pada teknik pengumpulan data penelitian ini adalah penelitian

tentang naskah kitab Ibn Atha‟illah dengan berbasis content analysis. Oleh

sebab itu, pengolahan data yang penulis gunakan adalah sumber dari data Primer dan sekunder.

a. Data Primer

Penulis menganalisis langsung kitab al-Hikam karya Ibn Atha‟illah yang berbentuk cetakan berbahasa Arabversi Syaikh Abdullah Asy-Syarqowiy yang diterbitkan oleh Karya Toha Putra di Semarang. b. Data Sekunder

Penulis juga di bantu oleh terjemah Al-Hikam Ibn Atha‟illah dan penjelasan Abdullah Asy-Syarqowiy, penerjemahnya adalah Ahmad

8

Bambang Setiawan dan Ahmad Muntaha,Metodologi Penelitian komunikasi, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2004), cet. Ke-1 . hal.79


(19)

Daerobiy yang diterbitkan oleh “Darul Ulum Press” Sukabumi Tahun 2009 cetakan ke 1dan terjemahan Al-Hikam lainnya yaitu, Al-Hikam (Menyelam ke Samudera Ma‟rifat & Hakekat), penerjemahannya adalah Muhammad Syamsi Hasan dan Aswadi yang diterbitkan oleh

“Amelia” Surabaya tahun 2006.

c. Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal variable yang berupa catatan, buku, internet dan lain sebagainya.

8. Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan terlebih dahulu mengkategorisasikan setiap judul dalam kitab atau terjemahan itu, ke dalam kategori pesan yang sudah ditentukan oleh penulis, yaitu aqidah,

syari‟ah, dan akhlak. Kemudian dicari pesan yang lebih dominan yang terdapat dalam kitab “al-Hikam”. Untuk memperoleh realibitasnya dan dan validitas kategori-kategori pesanterhadap setiap judul-judul yang berisi tentang pesan-pesan dakwah.

Pada tahap analisis data peneliti menampilkan pesan dakwah

berdasrkan kategorisasi secara sistematik yang terdiri dari aqidah, syari‟ah

dan akhlak dalam bentuk tabel kategorisasi: Tabel 1 Kategorisasi Pesan No Kategorisasi

1. Aqidah

2. Syari‟ah

3. Akhlak

Berdasarkan kategori tersebut peneliti membuat defenisi operasional sebagai berikut:


(20)

a. Aqidah

Dalam ajaran Islam, aqidah menduduki posisi yang paling pertama dalam kehidupan manusia. Aqidah adalah kepercayaan. Dalam pengertian teknis aqidah artinya iman atau keyakinan. Intinya adalah kepercayaan kepada Allah dan melaksanakan apa yang diajarkan oleh Rasulullah. Aqidah merupakan tiang peyangga atau pondasi pada keimanan seseorang dalam meyakini suatu keprcayaan. Ibarat gedung yang mempunyai tiang berdiri tegak, dia tidak akan mudah roboh bila pondasinya kuat. Sama halnya manusia, jika aqidah sebagai pondasi imannya lemah maka imannya pun akan lemah dan rapuh sehingga mudah roboh keyakinannya.

b. Syari‟ah

Makna asal syari‟ah jalan ke sumber (mata) air. Perkataan syari‟ah

dalam bahasa Arab berasala dari syar‟i yang secara harfiah jalan yang harus dilalui oleh setiap Muslim.9

c. Akhlak

Menurut bahasa (etimologi) perkataan akhlak ialah bentuk jamak dari khuluq (khuluqun) yang berarti budi pekerti, perangai tingkah

laku, atau tabi‟at. Secara terminology atau istilah, Ibnu Miskawih berpendapat bahwa akhlak adalah keadaan jiwa seseorang, yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan-perbuatan tanpa melalui

9

M. Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2000) cet ke-3, h. 235


(21)

pertimbangan pikiran terlebih dahulu.10

Untuk mempermudah penelitian, beberapa subjudul yang akan diteliti dalam kitab Al-Hikam dilihat pada table berikut:

Table 2

Sub Judul PembahasanKitab Al-Hikam yang diteliti

No Halaman Hikmah Keterangan

1. 11 ݆݅ܗ݆۴ ܐݕ܆ݔ ܑݏܲ ء۵܆ܕ݆۴ ݌۵ܣܿݎ ݅݋݆ܳ۴ ݗ݇ܲ ܐ۵݋ۿܲإ۴ ۻ݊اܲ ݍ݊ Sifat orang yang arif

2. 14 ۻݛܻ܏݆۴ ۺݕݓܟ݆۴ ݍ݊ ۶۵۹ܚأ۴ ݙܺ ݀۵ݚ۴ ه۴ ۻ݊۵ܾ۴ ܱ݊ ܑݚܕ܇ۿ݆۴ ݁۾ܐ۴ܔ۴

ۻ݋ݓ݆۴ ݍܲ۵ܪ۵ܫ܋ݎ۴ ܑݚܕ܇ۿ݆۴ ݙܺ ݀۵ݚ۴ ه۴ ۻ݊۵ܾ۴ ܱ݊ ۶۵۹ܚأ۴ ݁۾ܐ۴ܔ۴ݔ ۻݛ݆۵݆ܳ۴

Antara maqom tajrid dan maqom kasab

3. 21 ܔ۴ܑܾا۴ ܔ۴ݕܚ۴ ܼܕ܋۾ا ݉݋ݓ݆۴ ܽ۸۴ݕܚ Antara kerasnya

kemauan dan suratan takdir

4. 22 ݁ܛݏ݆ ݑ۸ ݉ܿ۾ ا ݁ݏܲ ݀ܕݛܶ ۵ݓ۸ ݈۵ܾ ۵݋ܺ ܕݛ۸ܑۿ݆۴ ݍ݊ ݁ܛܻݎ ܈ܔ۴ Ihwal

orang-orang arif dalam persoalan perencanaan

5. 24 ܘ۵݋ܫݎ۴ ݗ݇ܲ ݅ݛ݆ܐ ݁ݏ݊ ۷݇ܪ ۵݋ݛܺ ݀ܕݛܣܿ۾ݔ ݆݁ ݍ݋ܦ ۵݋۸ ݀۵ݓۿ܆۴

݁ݏ݊ ۺܕݛܣ۹݆۴ Antara persoalan rezeki dan tuntutan

beribadah 6. 28 ݕݓܺ ݁ܚ۫ݛ݆ ۵۹܆ݕ݊ ء۵ܑ݆ܲ۴ ݙܺ ܈۵܋݆ا۴ ܱ݊ ء۵ܫ݆ܳ ܑ݊۴ ܕݛخ۫۾ ݌ݕ݃ݚ ا

ݘܓ݆۴ ۽ܾݕ݆۴ ݙܺݔ ݁ܛܻݏ݆ ܔ۵ۿ܏۾ ۵݋ݛܺا ݆݁ ݐܔ۵ۿ܏ݚ ۵݋ݛܺ ۻ۸۵܆إ۴ ݆݁ ݍ݋ܦ ܑݚܕ۾ ݘܓ݆۴ ۽ܾݕ݆۴ ݙܺا ܑݚܕݚ

Penundaan terkabulnya

do‟a jangan

sampai

membuat putus asa

7. 36 ݆݁ ۵ݓ܋ۿܺ ۵݊ ݑݎ۵ܺ ݁݇݋ܾܳ݇ ݌۴ ۵ݓܳ݊ ݄۵۹۾اܺ ܸܕܳۿ݆۴ ݍ݊ ۻݓ܆ݔ ݆݁ ܉ۿܺ ܒ۴

݁ݛ݇ܲ ݐܐܔݕ݊ ݕݒ ܸܕܳۿ݆۴ ݌۴ ݉݇ܳ۾ ݆݉۴ ݁ݛ݆۴ ܸܕܳۿݚ ݌۴ ܑݚܔ ݕݒݔ ا۴ ݁ݛ݇ܲ ݐܐܔݕ݊ ݕݒ ۵݋݊ ݑݛ݆۴ ݑݚܑ۾ ۵݊ ݍݚ۴ݔ ݑݛ݆۴ ۵ݓݚܑݓ݊ ۽ݎ۴ ݄۵݋ܲا۴ݔ

Ketika pintu

kema‟rifatan

terbuka 8. 40 ۻ݋۲۵ܾ ۺܔݕܢ ݄۵݋ܲا۴.݄۴ݕ܊ا۴ ۼ۴ܐܔ۴ݔ ܰݕݏۿ݆ ݄۵݋ܲا۴ ܘ۵ݏ܆۴ ۽ܲݕݏ۾

۵ݓݛܺ ܠاخا۴ ܕܚ ܐݕ܆ݔ ۵ݓ܊۴ݔܔ۴ݔ Ikhlas ruh amal

9. 43 ݑ܆۵ۿݎ ݉ۿݚ ا ݍܑܺݚ ݆݉ ۵݋݊ ۽۹ݎ ۵݋ܺ ݄ݕ݋܏݆۴ ܤܔ۴ ݙܺ ݀ܐݕ܆ݔ ݍܺܐ۴ Hindari beramal untuk mencari popularitas

10. 51 ۺܕ݃ܺ ݌۴ܑݛ݊ ۵ݓ۸ ݅خܑݚ ۻ݆ܗܲ ݅܃݊ ءݙܞ ۷݆݇ܿ۴ ܱܻݎ ۵݊ Manfaat uzlah

bagi pencerahan

10

M. Yasin Abdullah, Studi Akhlak dalam Persfektif al-Qur‟an, (Jakarta: Amzah, 2007), Cet ke-1, h. 2-4


(22)

hati dan ketajaman pikiran 11. 59 ه۴ ݗ݆۴ ݅܊ܕݚ ܹݛ݂ ݈۴ ݑ۾۴ܕ݊ ݙܺ ۻܿ۹ܫݏ݊ ݌۴ݕ݂ا۴ ܔݕܢ ۷ܾ݇ ܼܕܟݚ ܹݛ݂

ܕݓܫۿݚ ݆݉ ݕݒݔ ه۴ ۺܕܧ܊ ݅خܑݚ ݌۴ ܱ݋ܫݚ ܹݛ݂ ݈۴ ݑ۾۴ݕݓܟ۸ ݅۹݃݊ ݕݒݔ ݍ݊ ۷ۿݚ ݆݉ ݕݒݔ ܔ۴ܕܚا۴ ܽ۲۵ܾܐ ݉ݓܻݚ ݌۴ ݕ܆ܕݚ ܹݛ݂ ݈۴ ݑ۾اܻܶ ۺ۵۹ݏ܆ ݍ݊ ݑ۾۴ݕܻݒ

Antara hati yang bersinar terang dan yang redup lagi padam 12. 62 ݐܑݓܟݚ ݆݉ݔ ݌ݕ݆݃۴ ݖ۴ܔ ݍ݋ܺ ݑݛܺ ܽ܋݆۴ ܔݕݓظ ݐܔ۵ݎ۴ ۵݋ݎ۴ݔ ۻ݋݇ظ ݑ݂݇ ݌ݕ݆݃۴

ݑݏܲ ۽۹܇܊ݔ ܔݕݎا۴ ܐݕ܆ݔ ݐܖݕܲ۴ ܑܿܺ ݐܑܳ۸ ݔ۴ ݑ݇۹ܾ ݔ۴ ݐܑݏܲ ݔ۴ ݑݛܺ ܔ۵܂ا۴ ۶ݕ܋ܛ۸ ܸܔ۵ܳ݋݆۴ ܘݕ݋ܞ

Antara ada dan tiada cahaya dan gulita

13. 64 ݑܳ݊ ܐݕ܆ݕ݋۸ ܙݛ݆ ۵݋۸ ݑݏܲ ݁۹܇܊ ݌۴ ݑݎ۵܋۹ܚ ݐܕݓܾ ܐݕ܆ݔ ݗ݇ܲ ݆݁ܐ ۵݋݊ Ketika anda terhalang

mengenali Allah 14. 71 ه۴ ݐܕݓظ۴۵݊ ܕݛܶ ۽ܾݕ݆۴ ݗܺ ܀ܑ܋ݚ ݌۴ ܐ۴ܔ۴ ݍ݊ ۵۳ݛܞ ݅ݓ܇݆۴ ݍ݊ ݀ܕ۾ ۵݊

ݑݛܺ Terhadap yang sudah jelas mengapa

ditinggalkan untuk mencari yang belum jelas

15. 73 ܙܻݏ݆۴ ۻݎݕܲܔ ݍ݊ ܴܕܻ݆۴ ܐݕ܆ݔ ݗ݇ܲ ݄۵݋ܲا ݁ۿ݆۵܊۴ Hanya orang

bodoh yang menunda

kesempatan emas 16. 74 ݀ܐ۴ܔ۴ ݕ݇ܺ ۵ݒ۴ݕܚ ۵݋ݛܺ ݁݇ܳۿܛݛ݆ ۻ݆۵܊ ݍ݊ ݁܆ܕ܏ݚ ݌۴ ݑݏ݊ ۷݇ܫ۾ ا

܄۴ܕخ۴ ܕݛܶ ݍ݊ ݁݇݋ܳۿܚا Jangan memaksa menuntut terjadinya perubahan selain atas kehendak Allah 17. 77 ۻܿݛܿ܋݆۴ ܹ۾۴ݕݒ ݑ۾ܐ۵ݎݔ ا۴ ۵ݓ݆ ܹܟ݂ ۵ܑ݊ݏܲ ܹܿ۾ ݌۴ ݆݁۵ܚ ۻ݋ݒ ۼܐ۴ܔ۴ ۵݊

۵݋ݎ۴ ۵ݓܿ۲۵ܿ܊ ݑ۾ܐ۵ݎݔ ا۴ ۼ۵ݎݕ݃݋݆۴ ܕݒ۴ݕظ ۽܆ܕ۹۾ اݔ ݁݊۵݊۴ ۷݇ܫ۾ ݘܓ݆۴ ܕܻ݃۾ اܺ ۻݏۿܺ ݍ܋ݎ

Dari ma‟rifat

memasuki hakekat 18. 80 ݑݏ݊ ݁۲۵ݛ܊ ۻ݆݇ܿ ݐܕݛܷ݆ ݁۹݇ܪݔ ݑݏܲ ݁ݏ݊ ۻ۹ݛܶ ݑ݆ ݁۹݇ܪݔ ݑ݆ ݈۵ݓ۾۴ ݑݏ݊ ݁۹݇ܪ

ݑݏܲ ܑ݀ܳ۸ ܐݕ܆ݕ݆ ݐܕݛܶ ݍ݊ ݁۹݇ܪݔ Empat permohonan macam manusia kepada Allah

19. 81 ݌۵ܺ ܔ۵ݛܶ۴ ܴݔܕܺ ۷ܾܕۿ۾ ا ݑݛ݋ܧݚ ݁ݛܺ ܔܑܾ ݑ݆ݔ ا۴ ݑݚܑ۹۾ ܙܻݎ ݍ݊ ۵݊

ݑݛܺ ݁݋ݛܿ݊ ݕݒ ۵݋ݛܺ ݑ݆ ۻ۹ܾ۴ܕ݋݆۴ ܐݕ܆ݔ ݍܲ ݁ܳܫܿݚ ݆݁ܒ Jangan biarkan desah nafas kosong dari zikrullah dan hati terputus dari muraqabah


(23)

20. 83 ۵݊ ا۴ ۼܖܕ۸۴ ۵݊ ۵ݓݎ۵ܺ ܔ۴ܑ݆۴ ݐܓݒ ݗܺ ۽݊ܐ ۵݊ ܔ۴ܑܾا۴ ܰݕܾݔ ۶ܕܷۿܛ۾ ا

۵ݓۿܳݎ ۷܆۴ݔݔ ۵ݓܻܢݔ ܽ܋ۿܛ݊ ݕݒ Selama manusia hidup di dunia mengapa heran dengan ujian dan cobaan 21. 89 ݁ܛܻݏ۸ ݑ۹݆۵ܪ ۽ݎ۴ ۷݇ܫ݊ ܕܛݛ۾ اݔ ݁۸ܕ۸ ݑ۹݆۵ܪ ۽ݎ۴ ۷݇ܫ݊ ܹܾݕ۾ ۵݊ Mohonlah

kepada Allah jangan

mengandalkan kemampuan sendiri 22. 90 ۽ܾܕܞ۴ ݍ݊ ۼ۵ݚ۴ܑ۹݆۴ ݙܺ ه۴ ݗ݆۴ ܰݕ܆ܕ݆۴ ۼ۵ݚ۵ݓݏ݆۴ ݙܺ ܉܇ݏ݆۴ ۼ۵݊اܲ ݍ݊

ݑۿݚ۵ݓݎ ۽ܾܕܞ۴ ݑۿݚ۴ܑ۸ Tanda-tanda akan keberhasilan dan kesuksesan

23. 92 ܕݒ۴ݕܯ݆۴ ۺܐ۵ݓܞ ݗܺ ܕݓظ ܕ۲۴ܕܛ݆۴ ۷ݛܶ ݗܺ ܰܐݕۿܚ۴ ۵݊ Antara lahir dan

batin 24. 94 ݍ݊ ܕ݊ا۴ ۽۹܂۵ܺ ݑ݇ݒا ܽ܋݆۴ ܸܕܲ ݑ۸ ܑ݄ۿܛݚ ݔ۴ ݑ۸ ܑ݄ۿܛݚ ݍ݊ ݍݛ۸ ݌۵ۿܞ

ݗۿ܊ ۶۵ܶ ݗۿ݋ܺ ا۴ݔ ݑ݆ ݄ݕܢݔ۴ ܑ݈ܲ ݍ݊ ݑݛ݇ܲ ݄اܑۿܚا۴ݔ ݑ݇ܢ۴ ܐݕ܆ݔ ܔ۵܂ا۴ ݌ݕ݃۾ ݗۿ܊ ܑܳ۸ ݗۿ݊ݔ ݑݛ݆ ܑ݄ۿܛݚ

Perbedaan dalil mengenali wujud Allah 25. 98 ݌ݔܕ۲۵ܛ݆۴ ݑܾܖܔ ݑݛ݇ܲ ܔܑܾ ݍ݊ݔ ݑݛ݆۴ ݌ݕ݇ܢ۴ݕ݆۴ ݑۿܳܚ ݍ݊ ۻܳܚݔܒ ܻܽݏݛ݆

ۻݓ܆۴ݕ݋݆۴ ܔݕݎ ݉ݓ݆ ݌ݕ݇ܢ۴ݕ݆۴ݔ ݑ܆ݕۿ݆۴ ܔ۴ݕݎ۵۸ ݑݛ݆۴ ݌ݕ݇܊۴ܕ݆۴ ݖ۴ܑݒ۴ ݑݛ݆۴ ݑݎݔܐ ءݙܞ ا ه ݉ݓݎا ݉ݓ݆ ܔ۴ݕݎا۴ ءاۭݒݔ ܔ۴ݕݎا݆ ݌ݕ݆ݔا۵ܺ

Ketika tenggelam dalam lautan cahaya

bermuwajjahah 26. 102 ݑ۹܇܊ ݕ݆ܒ۴ ݑݛ݆۴ ܕܯݏ݆۴ ݍܲ ۽ݎ۴ ۶ݕ܇܋݋݆۴ ۵݋ݎ۴ݔ ۶ݕ܇܋݋۸ ܙݛ݆ ܽ܋݆۴

ܕܢ۵܊ ݂݅ݔ ܕܢ۵܊ ݐܐݕ܆ݕ݆ ݌۵݆݃ ܕ۾۵ܚ ݑ݆ ݌۵݂ ݕ݆ ݑ۹܇܊ ۵݊ ݐܕۿܛ݆ ءݙܞ ݐܐ۵۹ܲ ܼݕܺ ܕݒ۵݆ܿ۴ ݕݒݔ ܕݒ۵ܾ ݑ݆ ݕݓܺ ءݙܟ݆

Tidak ada hijab antara abid dan

ma‟bud

27. 104 ء۴ܑݏ݆ ݌ݕ݃ۿ݆ ݁۾ܐݕ۹݆ܳ ܥܾ۵ݏ݊ ܹܢݔ ݂݅ ݍܲ ݁ݚܕܟ۸ ܸ۵ܢݔ۴ ݍ݊ ܄ܕخ۴

۵۹ݚܕܾ ݑ۾ܕܧ܊ ݍ݊ݔ ۵۹ݛ܇݊ ܽ܋݆۴ Keluar sifat-sifat dari kemanusiaan masuk menuju kehadirat ilahi

28. 110 ۻܲ۵ܪ ݂݅ ݅ܢ۴ݔ ܙܻݏ݆۴ ݍܲ۵ܦܕ݆۴ ۺݕݓܞݔ ۻܻ݇ܶݔ ۻݛܣܳ݊ ݂݅ ݅ܢ۴

۵ݓݏܲ ݁ݏ݊ ۵ܦܕ݆۴ ܑ݈ܲ ۻܺݔ ۻܯܿݚݔ Antara pangkal segala kemaksiatan dan pangkal segala ketaatan

29. 112 ۵݋݆۵ܲ ۷܋ܣ۾ ݌۴ ݍ݊ ݆݁ ܕݛخ ݑܛܻݎ ݍܲ ݗܦܕݚ ا اݒ۵܆ ۷܋ܣ۾ ݌اݔ

݅ݒ۵܇݆ ݅ݓ܆ ݘ۴ݔ ݑܛܻݎ ݍܲ ݗܦܕݚ ݆݉۵݆ܳ ݉݇ܲ ݘ۵ܺ ݑܛܻݎ ݍܲ ݗܦܕݚ ݑܛܻݎ ݍܲ ݗܦܕݚا

Perlunya

selektif dalam memilih teman 30. 114 ݐܐݕ܆ݕ݆ ܑ݁݊ܲ ܑ݀ݓܟݚ ۺܕݛܣ۹݆۴ ݍݛܲݔ ݁ݏ݊ ݑ۸ܕܾ ܑ݀ݓܟݚ ۺܕݛܣ۹݆۴ ء۵ܳܞ

݀ܐݕ܆ݔ اݔ ܑ݁݊ܲ ا ۺܕݛܣ۹݆۴ ܽ܊ݔ Antara yaqin ainul ilmu yaqin dan haqqul yaqin


(24)

31. 115 ݄۵݊ا۴ ݐ۵ܫ܏ۿ۾ا ݉ݚܕ݂۵ܺ ݐܕݛܶ ݗ݆۴ ݁ۿ݋ݒ ۻݛݎ ܑܳۿ۾ ا Fokuskan tercapainya cita-cita dan harapan hanya kepada Allah

32. 116 ݕݒ ݌۵݂۵݊ ݐܕݛܶ ܱܺܕݚ ܹݛ݃ܺ ݁ݛ݇ܲ ۵ݒܐܔݕ݊ ݕݒ ۻ܆۵܊ ݐܕݛܶ ݗ݆۴ ݍܳܺܕ۾ ا

݌۴ ܱݛܫۿܛݚ ܹݛ݃ܺ ݑܛܻݎ ݍܲ ۻ܆۵܊ ܱܺܕݚ ݌۴ ܱݛܫۿܛݚ ا ݍ݊ ۵ܳܦ۴ݔ ݑ݆ ۵ܳܺ۴ܔ ݐܕݛܶ ݍܲ ۵ݓ݆ ݌ݕ݃ݚ

Hanya kepada Allah

sampaikan hajat anda

33. 119 ݑۿ݇݊۵ܳ݊ ܐݕ܆ݕ݆ ݑ۸ ݁ݏظ ݍܛ܋ܺ ݑܻܢݔ ݍܛ܊ ݅܆ا ݁ݏظ ݍܛ܋۾ ݆݉ ݌۴

۵ݏݏ݊ ا۴ ݁ݛ݆۴ ݖܑܚ۴ ݅ݒݔ ۵ݏܛ܊ ا۴ ݀ܐݕܲ ݅ݓܺ ݁ܳ݊ Pentingnya berbaik sangka (husnuzhan) kepada Allah 34. 124 ا ۵ݓݎ۵ܺ ݐ۵ܳ݊ ݑ݆ ء۵ܿ۸ ا۵݊ ۷݇ܫݚݔ ݑݏܲ ݑ݆ ݀۵ܻ݃ݎ۴ا ۵݋݊ ۷܇݆ܳ۴ ݂݅ ۷܇݆ܳ۴

ܔݔܑܣ݆۴ ݗܺ ݙۿ݆۴ ۶ݕ݆݇ܿ۴ ݗ݋ܳ۾ ݍ݆ ܔ۵ܣ۸ا۴ ݗ݋ܳ۾ Ketika mata hati menjadi buta 35. 126 ݘܓ݆۴ ݌۵݃݋݆۴ݔ ܕݛܣݚ ݗ܊ܕ݆۴ ܔ۵݋܋݂ ݌ݕ݃ۿܺ ݌ݕ݂ ݗ݆۴ ݌ݕ݂ ݍ݊ ݅܊ܕ۾ا

݌ݕ݃݋݆۴ ݗ݆۴ ݌۴ݕ݂ا۴ ݍ݊ ݅܊ܔ۴ ݍ݆݃ݔ ݑݏ݊ ݅܋۾ܔ۴ ݘܓ݆۴ ݕݒ ݑݛ݆۴ ݅܋۾ܔ۴ ݗݓۿݏ݋݆۴ ݁۸ܔ ݗ݆۴ ݌۴ݔ

Teruskan perjalanan menuju tuhan jangan berputar-putar seperti keledai

penggilingan 36. 129 ۵۳ݛܟ݊ ۽ݏ݂ ۵݋۸ܔ ݑ݆۵ܿ݊ ه۴ ݗ݇ܲ ܑ݆݁ݚ اݔ ݑ݆۵܊ ݁ܧݓݏݚ ا ݍ݊ ۷܋ܣ۾ا

݁ݏ݊ ا۵܊ أݕܚ۴ ݕݒ ݍ݊ ݁ۿ۹܋ܢ ݁ݏ݊ ݌۵ܛ܊ا۴ ݀۴ܔ۵ܺ Dampak buruk berteman orang tak baik

37. 132 ۷ܶ۴ܔ ۷ܾ݇ ݍ݊ ܖܕ۸ ݅݋ܲ ܕ܃݂اݔ ܑݒ۴ܖ ۷ܾ݇ ݍ݊ ܖܕ۸ ݅݋ܲ ܾ݅ ۵݊ Perbedaan

antara amal orang yang zuhud dan orang yang cinta dunia

38. 135 ݙܺ ܽܿ܋ۿ݆۴ ݍ݊ ݄۴ݕ܊ا۴ ݍܛ܊ݔ ݄۴ݕ܊ا۴ ݍܛ܊ ܅۲۵ۿݎ ݄۵݋ܲا۴ ݍܛ܊

݄۴ܗݎا۴ ۼ۵݊۵ܿ݊ Antara bagusnya amal dan kebagusan hati

39. 136 ݐܕ݂ܒ ܐݕ܆ݔ ݍܲ ݁ۿܻ݇ܶ ݌ا ݑݛܺ ه۴ ܱ݊ ݀ܔݕܧ܊ ܑ݈݆ܳ ܕ݂ܓ݆۴ ݀ܕۿ۾ ا

ۻܻ݇ܶ ܐݕ܆ݔ ܱ݊ ܕ݂ܒ ݍ݊ ݁ܳܺܕݚ ݌۴ ݗܛܳܺ ݐܕ݂ܒ ܐݕ܆ݔ ݗܺ ݁ۿܻ݇ܶ ݍ݊ ܑܞ۴ ܐݕ܆ݔ ܱ݊ ܕ݂ܒ ݗ݆۴ ۻܧܿݚ ܐݕ܆ݔ ܱ݊ ܕ݂ܒ ݍ݊ݔ ۻܧܿݚ ܐݕ܆ݔ ܱ݊ ܕ݂ܒ ݗ݆۴ ݖݕܚ ۵݋ܲ ۻ۹ݛܶ ܐݕ܆ݔ ܱ݊ ܕ݂ܒ ݗ݆۴ ܔݕܧ܊ ܐݕ܆ݔ ܱ݊ ܕ݂ܒ ݍ݊ݔ ܔݕܧ܊ ܗݚܗܳ۸ ه۴ ݗ݇ܲ ݆݁ܒ ۵݊ݔ ܔݕ݂ܓ݋݆۴

Tahapan berzikir

40. 141 ݀ܕ۾ݔ ۼ۵ܿܺ۴ݕ݋݆۴ ݍ݊ ݁۾۵ܺ ۴ ݗ݇ܲ ݌ܗ܊۴ ܑ݈ܲ ۷݆݇ܿ۴ ۼݕ݋݆۴ ۼ۵݊اܳݏ݊

ۼاܗ݆۴ ܐݕ܆ݔ ݍ݊ ݑۿ݇ܳܺ۵݊ ݗ݇ܲ ܑ݈ݏ݆۴ Tanda-tanda akan kematian hati

41. 143 ݍ݊ ݌۵ܺ ݗ݆۵ܳ۾ ه۵۸ ݍܯ݆۴ ݍܛ܊ ݍܲ ܑ݀ܣ۾ ۻ݋ܯܲ ܑ݀ݏܲ ۷ݎܓ݆۴ ݉ܯܳ۾ ا

اݔ ܑ݆݁ܲ ݁݇۸۵ܾ ۴ܒ۴ ۺܕݛܷܢا ݑ۹ݎܒ ݑ݊ܕ݂ ۷ݏ܆ ݗܺ ܕܷܛۿܚ۴ ݑ۸ܔ ܸܕܲ ݐܕ݂ ݁ݓ܆۴ݔ ۴ܒ۴ ۺܕݛ۹݂

Antara dosa besar dan husnuzhan kepada Allah


(25)

42. 146 ݐܐݕ܆ݔ ܑ݀ݏܲܕܿۿ܋ݚݔ ݐܐݕݓܞ ݁ݏܲ ۷ݛܷݚ ݅݋ܲ ݍ݊ ݄ݕ۹݆ܿ݇ ݙ܆ܔ۴ ݅݋ܲ ا Amal yang diharapkan dapat diterima 43. 148 ݁݋݇ܛۿݛ݆ ܐܔ۴ݕ݆۴ ݁ݛ݇ܲ ܐܔݔ۴ ܐܔ۴ݔ ݑݛ݇ܲ ݑ۸ ݌ݕ݃ۿ݆ ܐܔ۴ݕ݆۴ ݁ݛ݇ܲ ܐܔݔ۴ ۵݋ݎ۴

ݍ݊ ݁܆ܕ܏ݚ ܐܔ۴ݕ݆۴ ݁ݛ݇ܲ ܐܔݔ۴ ܔ۵܂ا۴ ܼܔ ݍ݊ ݀ܔܕ܋ݛ݆ݔ ܔ۵ݛܶا۴ ܑݚ ݍ݊ ܔ۴ܕܚا۴ݔ ۶ݕ݆݇ܿ۴ ۵ݚ۵ܫ݊ ܔ۴ݕݎا۴ ݀ܐݕݓܞ ء۵ܧܾ ݗ݆۴ ݀ܐݕ܆ݔ ݍ܇ܚ

Ketika Allah menyalakan pelita penerang hati seorang hamba

44. 150 ݐܑ۹ܲ ܕܣݏݚ ݌۴ ه۴ ܐ۴ܔ۴ ۴ܒ۵ܺ ܙܻݏ݆۴ ܑ܆ ۻ݋݇ܯ݆۴ ݌۴ ۵݋݂ ۷݆݇ܿ۴ ܑݏ܆ ܔݕݏ݆۴

ܔ۵ݛܶا۴ݔ ݉݇ܯ݆۴ ܐܑ݊ ݑݏܲ ܱܫܾݔ ܔ۴ݕݎا۴ ܐݕݏ܇۸ ܑ݊۴ Antara hati cahaya dan kegelapan nafsu 45. 152 ܔ۵۸ܐا۴ݔ ݄۵۹ܾا۴ ݑ݆ ۷݆݇ܿ۴ݔ ݉݃܋݆۴ ݑ݆ ۺܕݛܣ۹݆۴ݔ ܹܟ݆݃۴ ݑ݆ ܔݕݏ݆۴ Antara cahaya

dan ketajaman penglihatan mata hati 46. 153 ܾ݅ ݁ݚ۴ ه۴ ݍ݊ ۼܕ۸ ۵ݓݎا ۵ݓ۸ ܈ܕܺ۴ݔ ݁ݏ݊ ۼܖܕ۸ ۵ݓݎا ۻܲ۵ܫ݆۴ ݁܊ܕܻ۾ ا

݌ݕܳ݋܇ݚ ۵݋݊ ܕݛخ ݕݒ ۴ݕ܊ܕܻݛ݇ܺ ݆݁ܓ۹ܺ ݑۿ݋܊ܕ۸ݔ ه۴ ݅ܧܻ۸ Anugerah ketaatan yang membahagiakan 47. 154 ۵݊۴ ݉ݓ݆۵݋ܲ۴ ܐݕݓܞݔ ݉ݓ݆۵݋ܲ۴ ۻݚ۬ܔ ݍܲ ݑݛ݆۴ ݍݛ݇ܢ۴ݕ݆۴ݔ ݑ݆ ݍݚܕ۲۵ܛ݆۴ ܱܫܾ

݉ݓݎاܺ ݍ݇ܢݕ݆۴ ۵݊۴ݔ ۵ݓݛܺ ه۴ ܱ݊ ܑܼܣ݆۴ ۴ݕܿܿ܋ۿݚ ݆݉ ݉ݓݎاܺ ݍݚܕ۲۵ܛ݆۴ ۵ݓݏܲ ݐܐݕݓܟ۸ ݉ݓ۹ݛܶ

Antara hamba yang telah sampai

kehadirat-Nya dan yang belum bisa sampai kepada-Nya

48. 156 ܱ݋ܪ ܔܓ۸ ݗ݇ܲ ا۴ ݄ܒ ݌۵ܣܶ۴ ۽ܿܛ۸ ۵݊ Sifat rakus

(thama‟)

penyebab kehinaan diri 49. 161 ݑ݆ ۽ݎ۴ ۵݋݆ ܑ۹ܲݔ ܙݚ۴ ݑݏܲ ۽ݎ۴ ۵݋݊ ܕ܊ ۽ݎ۴ ݉ݒݕ݆۴ ݅܃݊ ءݙܞ ݈ܐ۵ܾ ۵݊

ܱ݊۵ܪ Bahaya lamunan kosong (al-Wahm)

50. 165 ݆݉ ݍ݊ ݌۵܋ۿ݊ا۴ ݅ܚاܛ۸ ݑݛ݆۴ ܑݛܾ ݌۵ܚا۴ ۼ۵ܻܪا݋۸ ه۴ ݗ݇ܲ ݅۹ܿݚ ݆݉ ݍ݊

۵ݓ݆۵ܿܳ۸ ۵ݒܑݛܾ ܑܿܺ ۵ݒܕ݃ܞ ݍ݊ݔ ۵ݓ݆۴ݕ݆ ܤܕܳ۾ ܑܿܺ ݉ܳݏ݆۴ ܕ݃ܟݚ Antara dan syukur ihsan kepada Allah 51. 171 ۵܆۴ܔܑۿܚ۴ ݆݁ܒ ݌ݕ݃ݚ ݌۴ ݑܳ݊ ݁۾ء۵ܚ۴ ݈۴ݔܐݔ ݁ݛ݆۴ ݑݎ۵ܛ܊۴ ܐݕ܆ݔ ݍ݊ ܹخ

݌ݕ݋݇ܳݚ ا ܁ݛ܊ ݍ݊ ݉ݓ܆ܔܑۿܛݏܚ ݆݁ Istidraj

52. 173 ۴ܓݒ ݌۵݂ ݕ݆ : ݄ݕܿݛܺ ݑݏܲ ۻ۸ݕ݆ܿܳ۴ ܕخۭۿܺ ۶ܐا۴ ۱ݛܛݚ ݌۴ ܑݚܕ݋݆۴ ݅ݓ܆ ݍ݊

ا ܁ݛ܊ ݍ݊ ݑݏܲ ܐܑ݋݆۴ ܱܫܿݚ ܑܿܺ ܐ۵ܳ۸ا۴ ۷܆ݔ۴ݔ ܐ۴ܑ݊ا۴ ܱܫ݆ܿ ۶ܐ۴ ءݕܚ ݆݉ ݕ݆ݔ ݖܔܑݚ ا ݕݒݔ ܑܳ۹݆۴ ݈۵ܿ݊ ݈۵ܿݚ ܑܾݔ ܑݚܗ݋݆۴ ܱݏ݊ ا۴ ݍ݃ݚ ݆݉ ݕ݆ݔ ܕܳܟݚ ܑݚܕ۾ ۵݊ݔ ݁ݛ݇܏ݚ ݌۴ ا۴ ݍ݃ݚ

Ketika nikmat itu sebagai musibah dan azab

53. 187 ݄ݕܪ ܱ݊ ۵ݓݛ݇ܲ ݑ݊۴ܐ۴ݔ ܐ۴ܔݔا۴ ܐݕ܆ݕ۸ ݗ݆۵ܳ۾ ه۴ ۵ݓ݊۵ܾ۴ ۴ܑ۹ܲ ۽ݚ۴ܔ ۴ܒ۴

اݔ ݍݛܺܔ۵݆ܳ۴ ۵݋ݛܚ ݑݛ݇ܲ ݖܕ۾ ݆݉ ݁ݎا ݐاݕ݊ ܉ݏ݊ ۵݊ ݌ܕܿ܏ۿܛ۾ اܺ ܐ۴ܑ݊ا۴ ܐܔݔ ݌۵݂ ۵݊ ܐܔ۴ݔ اݕ݇ܺ ݍݛ۹܋݋݆۴ ۻ܇ݓ۸

Manfaat wirid

54. 189 ءاۭݒݔ ءاۭݒ ܑ݋ݎ ا݂ ݑۿ۹܋݋۸ ݉ݓܣۿخ۴ ݈ݕܾݔ ݑۿܑ݊܏݆ ܽ܋݆۴ ݉ݓ݊۵ܾ۴ ݈ݕܾ


(26)

berkhidmat dan cinta Allah 55. 191 ܐ۴ܑܳۿܚا۴ ܐݕ܆ݕ۸ ܐ۵۹݆ܳ۴ ۵ݓݛܑܲݚ ا۳݆ ۻۿܷ۸ ا۴ ۻݛݓ݆ا۴ ۼ۴ܐܔ۴ݕ݆۴ ݌ݕ݃۾ ۵݋ܾ݇ Datangnya

al-Waridat al-Ilahiyyah

(anugerah besar ilahi)

56. 192 ۵݊ ݂݅ ۴ܕ݂۴ܒݔ ܑݓܞ۵݊ ݂݅ ݍܲ ۴ܕ۹ܳ݊ ݅۳ܚ ۵݊ ݂݅ ݗ݇ܲ ۵۹ݛ܇݊ ݑۿݚ۴ܔ ݍ݊

ݑ݇ݓ܆ ܐݕ܆ݔ ݗ݇ܲ ݆݁ܓ۸ ܑ݄ۿܚ۵ܺ ݉݇ܲ Menceritakan rahasia keghaiban yang terbuka baginya adalah sebuah tindakan bodoh 57. 194 ا ܔ۴ܑ݆۴ ݐܓݒ ݌ا ݍݛݏۭ݊݋݆۴ ݐܐ۵۹ܲ ء۴ܗ܇݆ ا܋݊ ۺܕخا۴ ܔ۴ܑ݆۴ ݅ܳ܆ ۵݋ݎ۴

ܔ۴ܐ ݗܺ ݉ݓݚܖ۵܇ݚ ݌۴ ݍܲ ݉ݒܔ۴ܑܾ۴ ݅܆۴ ݑݎاݔ ݉ݓݛܫܳݚ ݌۴ ܑݚܕݚ ۵݊ ܱܛ۾ ۵ݓ݆ ء۵ܿ۸ا

Mengapa pahala orang beriman mesti diberikan di akhirat

58. 196 ا܆۴ ݄ݕ۹݆ܿ۴ ܐݕ܆ݔ ݗ݇ܲ ݅ݛ݆ܐ ݕݓܺ ا܆۵ܲ ݑ݇݋ܲ ۺܕ݋܂ ܑ܆ݔ ݍ݊ Buah amal

ibadah yang dirasakan di dunia

59. 200 ݁݋ݛܿݚ ۴ܒ۵݋ݛܺ ܕܯݎ۵ܺ ݐܑݏܲ ݀ܔܑܾ ܸܕܳ۾ ݌۴ ۼܐ۴ܔ۴ ۴ܒ۴ Mengukur

kedudukan diri disisi ilahi 60. 202 ۺܕݒ۵ظ ݑ݋ܳݎ ݁ݛ݇ܲ ܵ۹ܚ۴ ܑܾ ݑݎ۴ ݉݇ܲ۵ܺ ۵ݓݏܲ ݑ۸ ݗݏܷ݆۴ݔ ۻܲ۵ܫ݆۴ ܾ݁ܖܔ ݗۿ݊

ۻݏܪ۵۸ݔ Nikmat dan batin lahir

61. 203 ݁ݏ݊ ݑ۹݆۵ܪ ݕݒ ۵݊ ݑݏ݊ ݑ۹݇ܫ۾ ۵݊ ܕݛخ Sebaik-baik

permintaan kepada Allah 62. 204 ܔ۴ܕۿܶا۴ ۼ۵݊اܲ ݍ݊ ۵ݓݛ݆۴ ܤݕݓݏ݆۴ ܑ݈ܲ ܱ݊ ۻܲ۵ܫ݆۴ ݌۴ܑܿܺ ݗ݇ܲ ݌ܗ܋݆۴ Tanda-tanda

orang yang terpedaya setan 63. 206 ݍ݊ ܸܔ۵݆ܳ۴ ݅۸ ݑ۾ܔ۵ܞ۴ ݍ݊ ݑݛ݆۴ ۶ܕܾ۴ ܽ܋݆۴ ܑ܆ݔ ܔ۵ܞ۴ ۴ܒ۴ ݍ݊ ܸܔ۵݆ܳ۴ ۵݊

ݐܐݕݓܞ ݗܺ ݑ۲۴ݕܫݎ۴ݔ ݐܐݕ܆ݔ ݗܺ ݑ۲۵ݏܻ݆ ݑ݆ ۺܔ۵ܞ۴ ا Tentang isyarat orang ma‟rifat

64. 208 ۻݛݏ݊۴ ݕݓܺ ا۴ݔ ݅݋ܲ ݑݎܔ۵ܾ ۵݊ ء۵܆ܕ݆۴ Antara harapan

(raja‟) dan

angan-angan kosong 65. 210 ۻݛ۸ݕ۸ܕ݆۴ ܼݕܿ܋۸ ݈۵ݛ݆ܿ۴ݔ ۻݚܐݕ۹݆ܳ۴ ݗܺ ܑܼܣ݆۴ ه۴ ݍ݊ ݍݛܺܔ۵݆ܳ۴ ۷݇ܫ݊ Permohonan

orang arif kepada Allah

66. 212 ܩܛ۹݆۴ ܱ݊ ݂݁ܕۿݚ ا ݙ݂ ݁ܧ۹ܾݔ ܥ۹݆ܿ۴ ܱ݊ ݁ݛܿ۹ݚ ا ݗ݂ ݁ܫܛ۸

ݑݎݔܐ ءݙܟ݆ ݌ݕ݃ݚ ا ݙ݂ ۵݋ݓݏܲ ݁܆ܕخ۴ݔ Antara kelapangan dan kesempitan 67. 213 ۶ܐا۴ ܐݔܑ܊ ݗ݇ܲ ܻܽݚ اݔ ۴ݕܧ۹ܾ ۴ܒ۴ ݉ݓݏ݊ ܸݕخ۴ ۴ݕܫܛ۸ ۴ܒ۴ ݌ݕܺܔ۵݆ܳ۴


(27)

lapang dan sempit

68. 215 ݑݛܺ ܙܻݏ݆݇ ظ܊ ا ܥ۹݆ܿ۴ݔ ܈ܕܻ݆۴ ܐݕ܆ݕ۸ ۵ݓܯ܊ ݑݏ݊ ܙܻݏ݆۴ ܓخ۫۾ ܩܛ۹݆۴ Ikhwal hawa nafsu disaat lapang dan sempit

69. 220 ݗܺ ݉ݓܻ݆۴ ۶۵۸ ݆݁ ܉ۿܺ ݗۿ݊ ݀۵ܫܲ۵ܺ ݁ܳݏ݊ ۵݋۸ܔݔ ݁ܳݏ݋ܺ ݀۵ܫܲ۴ ۵݋۸ܔ

ء۵ܫ݆ܳ۴ ݍݛܲ ܱݏ݋݆۴ ܐ۵ܲ ܱݏ݋݆۴ Ketika member Allah anugerah atau menahannya 70. 221 ۵ݓ۾ܕܶ ܕݒ۵ظ ݗ݆۴ ܕܯݏ۾ ܙܻݏ݆۵ܺ ۺܕ۹ܲ ۵ݓݏܪ۵۸ݔ ۺܕܶ ۵ݒܕݒ۵ظ ݌۴ݕ݂ا۴

۵ݓ۾ܕ۹ܲ ݍܪ۵۸ ݗ݆۴ ܕܯݏݚ ۷݆݇ܿ۴ݔ Dunia bentuk antara lahir batinnya

71. 223 ݗݏܻݚ ܗܳ۸ ݌ܗܳۿܛ۾ اܺ ݗݏܻݚ ا ܗܲ ݆݁ ݌ݕ݂۴ ݌۴ ۼܐܔ۴ ݌۴ Antara

kemuliaan dunia dan akhirat 72. 225 ݁ݛ݆۴ ۶ܕܾ۴ ۺܕخا۴ ݖܕ۾ ݗۿ܊ ݁ݏܲ ۵ݛݎܑ݆۴ ۻܺ۵ܛ݊ ݖݕܫ۾ ݌۴ ݙܿݛܿ܋݆۴ ݙܫ݆۴

݁ݏ݊ Melipat mendekati dunia akhirat

73. 227 ݌۵ܛ܊۴ ه۴ ݍ݊ ܱݏ݋݆۴ݔ ݌۵݊ܕ܊ ܽ݇܏݆۴ ݍ݊ ء۵ܫ݆ܳ۴ Pemberian

orang lain jangan menjadi penghalang ingat pada pemberian yang sebenarnya

74. 228 ۻ۳ݛܛݎ ݑݚܖ۵܇ݛܺ ۴ܑܿݎ ܑ۹݆ܳ۴ ݑ݇݊۵ܳݚ ݌۴ ۵ݏ۸ܔ ݅܆ Balasan Allah

pada hamba-Nya

75. 231 ݈۵ܾ ۵݋ܺ ݑݏܲ ۻ۸ݕ݆ܿܳ۴ ܐݔܔݔ ݑۿܲ۵ܫ۸ ܑܱܺݛ݆ ݔ۴ ݑݏ݊ ݐݕ܆ܕݚ ۱ݛܟ݆ ݐܑ۹ܲ ݍ݊

ܽ܋۸ Ikhlaskan ibadah karena Allah

76. 235 ݆݁ܒ ݂݅ ݗܺ ݕݓܺ ݐܕݓܾ ܑ݀ݓܞ۴ ݁ܳݏ݊ ݗۿ݊ݔ ݐܕ۸ ܑ݀ݓܞ۴ ݀۵ܫܲ۴ ݗۿ݊

݁ݛ݇ܲ ݑܻܫ݆ ܐݕ܆ݕ۸ ݅۹ܿ݊ݔ ݁ݛ݆۴ ܸܕܳۿ݊ Ketika hendak member Allah anugerah

kepada anda 77. 237 ݁ݛ݇ܲ ݗܧܾ ۵݋۸ܔݔ ݄ݕ۹݆ܿ۴ ۶۵۸ ݆݁ ܉ۿܺ ۵݊ݔ ۻܲ۵ܫ݆۴ ۶۵۸ ݆݁ ه۴ ܉ۿܺ ۵݋۸ܔ

݄ݕܢݕ݆݇ ۵۹۹ܚ ݌۵݃ܺ ۷ݎܓ݆۵۸ Ketika sebagai dosa penyebab

sampai

kehadirat-Nya 78. 239 ۴ܔ۵۹݃ۿܚ۴ݔ ۴ܗܲ ۽܂ܔݔ۴ ۻܲ۵ܪ ݍ݊ ܕݛخ ۴ܔ۵ܿۿܺ۴ݔ اܒ ۽܂ܔݔ۴ ۻݛܣܳ݊ Antara maksiat

dan rahmat Allah

79. 242 ܐ۵܇ݚا۴ ۻ݋ܳݎ ۵݋ݓݏ݊ ݌ݕ݃݊ ݆݅݃ ܑ۸اݔ ۵݋ݓݏܲ ܐݕ܆ݕ݊ ܄ܕخ۵݊ ݌۵ۿ݋ܳݎ


(28)

80. 244 ۵ݓݏ݊ ݁ݛ݇ܲ ݙܻخ ۵݋۸ ݆݁ ۼ۴ܔݕ݂ܓ݊ ۶۵۹ܚا۴ ܐݔܔݔݔ ۻݛ۾۴ܒ ݆݁ ݁ۿܾ۵ܺ

ܤܔ۴ݕ݆ܳ۴ ۵ݓܳܺܕ۾ ا ۻݛ۾۴ܓ݆۴ ۻܾ۵ܻ݆۴ݔ Sifat manusia asli 81. 247 ݑ۸ ܙݎا۴ ۶۵۸ ݆݁ ܉ۿܻݚ ݌۴ ܑݚܕݚ ݑݎ۴ ݉݇ܲ۵ܺ ݑܿ݇خ ݍ݊ ݁ܟ܊ݔ۴ ݗۿ݊ Ketika pintu

kemesraan bersama tuhan terbuka

82. 248 ݁ݛܫܳݚ ݌۴ ܑݚܕݚ ݑݎ۴ ݉݇ܲ۵ܺ ۷݇ܫ݆۵۸ ݁ݎ۵ܛ݆ ܽ݇ܪ۴ ݗۿ݊ Antara

permohonan dan ijabah

83. 252 ۽݇ܺ۴ ݆݁ܒ ݅܆ا ݑܺ۵ܢݔ۴ ܔ۴ݕݎ۵۸ ܕ۲۴ܕܛ݆۴ ܔ۵ݎ۴ݔ ݐܔ۵܂۴ ܔ۴ݕݎ۵۸ ܕݒ۴ݕܯ݆۴ ܔ۵ݎ۴

ܙ݋ܟ݆۴ ݌۴ ݅ݛܾ ݆݁ܓ݆ݔ ܕ۲۴ܕܛ݆۴ݔ ۶ݕ݆݇ܿ۴ ܔ۴ݕݎ۴ ݅ܺ۫۾ ݆݉ݔ ܕݒ۴ݕܯ݆۴ ܔ۴ݕݎ۴ ۷ݛܷ۾ ۽ܛݛ݆ ۶ݕ݆݇ܿ۴ ܙ݋ܞݔ ݅ݛ݇۸ ۶ܕܷ۾ ܔ۵ݓݏ݆۴

Mentari hati tak pernah

tenggelam 84. 254 ݁ۿݓ܆۴ݔ ݖܓ݆۵ܺ ݆݁ ݗ݇۹݋݆۴ ݕݒ ݑݎ۵܋۹ܚ ݑݎ۵۸ ݁݋݇ܲ ݁ݛ݇ܲ ءا۹݆۴ ݆݉۴ ܹܻ܏ݛ݆

ܔ۵ݛۿخا۴ ݍܛ܊ ݀ܐݕܲ ݘܓ݆۴ ݕݒ ܔ۴ܑܾا۴ ݑݏ݊ Cara menghadapi ujian dan cobaan

85. 256 ݐܕܯݎ ܔݕܣ݆ܿ ݆݁ܓܺ ݑ۾ܔܑܾ ݍܲ ݑܻܫ݆ ݀۵ܻ݃ݎ۴ ݍظ ݍ݊ Jangan berburuk

sangka kepada Allah ketika menerima musibah 86. 260 ݖݕݓ݆۴ ۻ۹݇ܶ ݍ݊ ݁ݛ݇ܲ ܸ۵܏ݚ ۵݋ݎ۴ݔ ݁ݛ݇ܲ ܼܕܫ݆۴ ܙ۹ۿ݇۾ ݌۴ ݁ݛ݇ܲ ܸ۵܏ݚا Penyebab

kebutaan dan tak tahu jalan terang menuju tuhan

87. 262 ݁۸ܐ۴ ܕخ۫ۿ۸ ݁ܛܻݎ ۷݆۵ܪ ݍ݆݃ݔ ݁۹݇ܫ݊ ܕخ۫ۿ۸ ݁۸ܔ ۷݆۵ܫ۾ا Mengapa tuhan

yang disalahkan 88. 263 ݐܕݓ݆ܿ ݈اܛۿܚا۴ ݍܪ۵۹݆۴ ݗܺ ܾ݁ܖܔݔ ݐܕ݊ا ا܃ۿ݋݊ ܕݒ۵ܯ݆۴ ݗܺ ݁݇ܳ܆ ݗۿ݊

݁ݛ݇ܲ ۻݏ݋݆۴ ݉ܯܲ۴ ܑܿܺ Menuju terbukanya pintu kewalian

89. 264 ݑܣݛ݇܏۾ ݅݋݂ ݑܣݛܣ܏۾ ۽۹܂ ݍ݊ ݂݅ ܙݛ݆ Antara

kekhususan dan keikhlasan 90. 269 ݖݕܫݏݚ ܐܔݕ݆۴ݔ ۺܕخا۴ ݗܺ ܑ܆ݕݚ ܐܔ۴ݕ݆۴ ݄ݕݓ܆ ا۴ ܐܔݕ݆۴ ܕܿ܋ۿܛݚا

ݑ۹݆۵ܪ ݕݒ ܐܔݕ݆۴ ݐܐݕ܆ݔ ܹ݇܏ݚ ا۵݊ ݑ۸ ݗݏۿܳݚ ۵݊ ݗ݆ݔ۴ݔ ܔ۴ܑ݆۴ ݐܓݒ ء۴ݕܫݎ۵۸ ݑݏ݊ ݁۹݇ܫ݊ ݕݒ ۵݋݊ ݁ݏ݊ ݑ۹݆۵ܪ ݕݒ ۵݊ ݍݚ۴ݔ ݑݏ݊ ݑ۹݇ܫݚ ۽ݎ۴ ܐܔ۴ݕ݆۴ݔ ݁ݏ݊

Antara wirid dan warid 91. 272 ݑ۸ ه۴ ܻ݅ܳݚ ۴ܒ۵݊ ܕܯݏݚ ܾ݅۵݆ܳ۴ݔ ܻ݅ܳݚ ۴ܒ۵݊ ܕܯݏݚ ܉۹ܢ۴ ۴ܒ۴ ݅ܺ۵ܷ݆۴ Antara orang

lalai dan orang berakal

92. 275 ݆݉ ۱ݛܞ ݂݅ ݗܺ ݐܐݕݓܞ ݕ݇ܺ ۱ݛܞ ݂݅ ݍ݊ ܐ۵ݒܗ݆۴ݔ ܐ۵۹݆ܳ۴ ܝ܊ݕۿܛݚ ۵݋ݎ۴

۱ݛܞ ݍ݊ ۴ݕܟ܊ݕۿܛݚ Seandainya mereka melihat tuhan

93. 277 ܐݕ܆ݔ ݍ݊ ݁ݛܺ ۵݊ ݉݇ܲݔ ۼ۵ܲ۵ܫ݆۴ ݆݁ ݌ݕ݆ ݅݇݋݆۴ ܐݕ܆ݔ ݁ݏ݊ ܽ܋݆۴ ݉݇ܲ ۵݋݆

ۺاܣ݆۴ ۻ݊۵ܾ۴ ݁݋ݒ ݌ݕ݃ݛ݆ ۼ۵ܾݔا۴ ܥܳ۸ ݗܺ ݁ݛ݇ܲ ۵ݒܕ܇܋ܺ ܕܟ݆۴ ݉ݛܿ݊ ݅ܣ݊ ݂݅ ۵݋ܺ ۺاܣ݆۴ ܐݕ܆ݔا

Beragam bentuk ketaatan sebagai antisipasi


(29)

datangnya kejenuhan 94. 280 ۶ݕݛܷ݆۴ ۶۵۹݆ ܈۵ۿܻۿܚ۴ݔ ۶ݕݎܓ݆۴ ܙݎܑ݆۴ ݍ݊ ۶ݕ݆݇ܿ݇ ۺܕݓܪ ۺاܣ݆۴

ܔ۴ܕܚا۴ ݍݚܐ۵۹݊ ۵ݓݛܺ ܱܛۿ۾ ۺ۵ܺ۵ܣ݋݆۴ ݌ܑܳ݊ݔ ۺ۵܆۵ݏ݋݆۴ ݅܋݊ ۺاܣ݆۴ݔ ܔ۴ݕݎا۴ ܼܔ۴ݕܞ ۵ݓݛܺ ܼܕܟ۾ݔ

Faedah dan manfaat shalat 95. 283 ܕ܃݃ܺ ݑ݇ܧܺ ݗ݆۴ ݁܆۵ݛۿ܊۴ ݉݇ܲݔ ۵ݒܐ۴ܑܲ۴ ݅݇ܿܺ ݁ݏ݊ ܹܳܧ݆۴ ܐݕ܆ݔ ݉݇ܲ

۵ݒܐ۴ܑ݊۴ Allah mengetahui kelemahan dan hajat hamba-Nya

96. 287 ݐܐݕ܆ݔ ܕݓظ۴ ݌۴ ݁܋۲۴ܑ݊ ܴܕܻ۾ اݔ ݁ݛ݆۴ ݁ܳ܆ܔ۴ ݌۴ ݁݊۴ܓ݋݆ ۻݚ۵ݓݎ ا

݁ݛ݇ܲ Ketika kejahatan dan kebaikan tak pernah usai 97. 289 ݑܻܢݔ ݗܑܲ۾ ݌۴ ݆݁ ܉ݛ۹ݛܺ۴ ݍݛܾݕ݇܏݋݆݇ ۵݋݊ ݆݁ ܙݛ݆۵݊ ݗܑܲ۾ ݌۴ ݁ܳݏ݊

ݍݛ݋݆۵݆ܳ۴ ۶ܔݕݒݔ Jangan bertingkah seperti tuhan

98. 291 ܑ۲۴ݕ݆ܳ۴ ݁ܛܻݎ ݍ݊ ܼܕ܏۾ ݆݉ ۽ݎ۴ݔ ܑ۲۴ݕ݆ܳ۴ ݆݁ ܼܕ܏۾ ܹݛ݂ Bila

kekeramatan itu tiba

99. 292 ۶ܐا۴ ݍܛ܊ ܼܖܕ۾ ݌۴ ݌۫ܟ݆۴ ۵݋ݎ۴ ۷݇ܫ݆۴ ܐݕ܆ݔ ݌۫ܟ݆۴ ۵݊ Urgensi berdoa

dan beradab kepada Allah 100. 296 ۴ܑ۸۴ ݑݛ݆۴ ݅ܣ۾ ݆݉ ݁ݚݔ۵ܲܐ ݕ܋݊ݔ ݁ݚݔ۵ܛ݊ ء۵ݏܺ ܑܳ۸ ا۴ ݑݛ݆۴ ݅ܣ۾ا ݁ݎ۴ ݕ݆

ݑۿܳݏ۸ ݁ۿܳݎݔ ݑܻܢݕ۸ ܻ݁ܢݔ ݙܫܶ ݑݛ݆۴ ݁݇ܢݕݚ ݌۴ ܐ۴ܔ۴ ۴ܒ۴ ݍ݆݃ݔ ݑݛ݆۴ ݁ݏ݊ ۵݋۸ا ݑݏ݊ ۵݋۸ ݑݛ݆۴ ݁݇ܢݕܺ

Ketika Allah menghendaki perjumpaan dengan anda 101. 298 ݄ݕ۹݆ܿ݇ ݅ݒ۴ ݅݋ܲ ݍ݃ݚ ݆݉ ݐܕۿܚ ݅ݛ݋܆ اݕ݆ Seandainya

tidak ada tirai indah dari Allah 102. 300 ܕۿܛ݆۴ ݌ݕ۹݇ܫݚ ۻ݊۵݆ܳ۵ܺ ۵ݓݛܺ ܕۿܚݔ ۻݛܣܳ݋݆۴ ݍܲ ܕۿܚ ݍݛ݋ܛܾ ݗ݇ܲ ܕۿܛ݆۴

ܕۿܛ݆۴ ݌ݕ۹݇ܫݚ ۻܢ۵܏݆۴ݔ ܽ݇܏݆۴ ܑݏܲ ݉ݓۿ۹۾ܕ݊ ܨݕܿܚ ۻݛܟخ ۵ݓݛܺ ه۴ ݍ݊ ܽ܋݆۴ ݁݇݋݆۴ ܕܯݎ ݍ݊ ݉ݓܪݕܿܚ ۻݛܟخ ۵ݓݏܲ

Antara tutup bagi orang awam dan orang khusus

103. 303 ݍ݋݆ ܑ݋܋݆۴ ܙݛ݆ ݀ܕۿܚ ݍ݋݆ ܑ݋܋݆۵ܺ ݐܕۿܚ ݅ݛ݋܆ ݁ݛܺ ݈ܕ݂أ ۵݋ݎۮ ݁݊ܕ݂أ ݍ݊

݀ܕ݃ܞݔ ݁݊ܕ݂أ Ketika terpesona dengan keindahan penutup lahiriyah 104 305 ۵ݓݛ݆ۮ ݅܊ܕ۾ ݌أ ݍ݊ ݁ݛ݆ۮ ۶ܕܾأ ۺܕخݜ۴ ۽ݚأܕ݆ ݍݛܿݛ݆۴ ܔݕݎ ݆݁ ܼܕܞأ ݕ݆

۵ݓݛ݇ܲ ء۵ݏܻ݆۴ ۻܻܛ݂ ۼܕݓظ ܑܾ ۵ݛݎܑ݆۴ ݍܚ۵܋݊ ۽ݚأܕ݆ݔ Bila terlihat akhirat begitu dekat

105 308 ݑݏܲ ݁۹܇܊ ݍ݆݃ݔ ݑܳ݊ ۱ܞ ا ܒۮ ݑܳ݊ ܐݕ܆ݔ ݐܐݕ܆ݔ ه۴ ݍܲ ݁۹܇܊ ۵݊

ݑܳ݊ ܐݕ܆ݕ݊ ݉ݒݕ۾ Dugaan adanya hijab antara hamba dengan


(30)

Allah 106 309 ݑ۾۵ܻܢ ۼܕݓظ ݕ݆ ܔ۵ܣ۸أ ܐݕ܆ݔ ۵ݓݛ݇ܲ ܱܾݔ ۵݊ ۼ۵ݎݕ݃݋݆۴ ݙܺ ݐܔݕݓظ اݕ݆

ݑ۾۵ݎݕ݃݊ ۽݇܋݋ܦ۴ Zhahir dan batin wujud Allah 107 311 ۼ۴ݔܒ ܱ݊ ܹܿ۾ ݌أ ݆݁ ݌ܒأ ۵݊ݔ ۼ۵ݎݕ݃݋݆۴ ݙܺ ۵݊ ܕܯݏ۾ ݌أ ݆݁ ܈۵۸أ

ݙܺ ۴ܒ۵݊ ۴ݔܕܯݎ۴ ݑ݆ݕܿ۹ܺ ܤܔأ۴ݔ ۼ۴ݕ݋ܛ݆۴ ݙܺ ۴ܒ۵݊ ۴ݔܕܯݎ۴ ܾ݅ ۼ۵ݎݕ݃݋݆۴ ݗ݇ܲ ܑ݆݁ݚ ا۳݆ ۼ۴ݕܛ݆۴ ۴ݔܕܯݎ۴ ݅ܿݚ ݆݉ݔ ݈۵ݓܺإ۴ ۶۵۸ ݆݁ ܉ۿܺ ۼ۴ݕ݋ܛ݆۴ ݈۴ܕ܆إ۴ ܐݕ܆ݔ

Renungkanlah penciptaan alam semesta

108 313 ۵ݓݏ݊ ݑ݋݇ܳ۾ ۵݋۸ ݁ܛܻݏ݆ ۵݊۴ܒ ۽ݎأ ݍ݃ܺ ݁ݛܺ ݌ݕݏܯݚ ۵݋۸ ݁ݎݕ܊ܑ݋ݚ ܘ۵ݏ݆۴ Ketika pujian itu datang

109 315 ܘ۵ݏ݆۴ ܑݏܲ ۵݊ ݍܯ݆ ݐܑݏܲ ۵݊ ݍݛܿݚ ݀ܕ۾ ݍ݊ ܘ۵ݏ݆۴ ݅ݓ܆أ Jangan hanyut dan tertipu oleh pujian

110 318 ܑ݄ۿܚ۵ܺ ܱݏ݋݆۴ ݁ܧ۹ܾ ۽ܳݏ݊ ۴ܒۮݔ ء۵ܫ݆ܳ۴ ݁ܫܛ۸ ۽ݛܫܲأ ۴ܒۮ ۽ݏ݂ ݗۿ݊

݁ۿݚܐݕ۹ܲ ݙܺ ܑܾ݁ܢ ܑ݈ܲݔ ݁ۿݛ݆ݕܻܪ ۼݕ۹܂ ݗ݇ܲ ݆݁ܓ۸ Jangan bertingkah kekanak-kanakan 111 319 ݁۸ܔ ݑ݊ ۻ݊۵ܿۿܚا۴ ݄ݕܣ܊ ݍ݊ ݁ܛݎۭݚ ۵۹۹ܚ ݍ݃ݚ اܺ ۷ݎܒ ݁ݏ݊ ܱܾݔ ۴ܒۮ

݁ݛ݇ܲ ܔܑܾ ۷ݎܒ ܕخآ ݆݁ܒ ݌ݕ݃ݚ ܑܿܺ Pentingnya istiqamah 112 320 ܉ۿܻݚ ݌أ ۼܐܔأ ۴ܓ݆ݔ ݁ݛ݆ۮ ݑݏ݊ ۵݊ ܑݓܞ۵ܺ ء۵܆ܕ݆۴ ۶۵۸ ݆݁ ܉ۿܻݚ ݌أ ۼܐܔأ ۴ܒۮ

ݑݛ݆ۮ ݁ݏ݊ ۵݊ ܑݓܞ۵ܺ ܸݕ܏݆۴ ۶۵۸ ݆݁ Antara raja‟ dan khauf 113 321 ݌ݔܔܑ۾ ا ܩܛ۹݆۴ ܔ۵ݓݎ ܼ۴ܕܞۮ ݙܺ ݐܑܻۿܛ۾ ݆݉ ۵݊ ܥ۹݆ܿ۴ ݅ݛ݆ ݙܺ ݀ܐ۵ܺأ ۵݋۸ܔ

۵ܻܳݎ ݆݉݃ ۶ܕܾ۴ ݉ݓݚأ Mengais untung dikegelapan malam dan siang hari yang terang

benderang

114 322 ܔ۴ܕܚأ۴ݔ ۶ݕ݆݇ܿ۴ ܔ۴ݕݎأ۴ ܱ݆۵ܫ݊ Hati tempat

terbitnya cahaya ilahi

115 326 ݆݉ݔ ݑݛ݇ܲ ݅ݛܑ݆݆۴ ܁ݛ܊ ݍ݊ اۮ ݑ۲۵ݛ݆ݔأ ݗ݇ܲ ݅ݛܑ݆݆۴ ݅ܳ܇ݚ ݆݉ ݍ݊ ݌۵܋۹ܚ

ݑݛ݆ۮ ݑ݇ܢݕݚ ݌أ ܐ۴ܔأ ݍ݊ اۮ ݉ݓݛ݆ۮ ݅ܢݕݚ Misteri ilahi wali 116 328 ܔ۴ܕܚأ ݗ݇ܲ ܸ۴ܕܟۿܚا۴ ݁ݏܲ ۷܇܊ݔ ݑ۾ݕ݃݇݊ ۷ݛܶ ݗ݇ܲ ݁ܳ݇ܪأ ۵݋۸ܔ

ܐ۵۹݆ܳ۴ Ketika kegaiban alam malakut dapat terlihat 117 329 ۻݏۿܺ ݑܲاܪۮ ݌۵݂ ۻݛݓ݆أ۴ ۻ݋܊ܕ݆۵۸ ܽ݇܏ۿݚ ݆݉ݔ ܐ۵۹݆ܳ۴ ܔ۴ܕܚأ ݗ݇ܲ ܱ݇ܪأ ݍ݊

ݑݛ݆ۮ ݄۵۸ݕ݆۴ ܕ܇ݚ ۵۹۹ܚݔ ݑݛ݇ܲ Ketika seseorang dapat mengetahui rahasia manusia 118 332 ݙܻخ ݍܪ۵۸ ۻܲ۵ܫ݆۴ ݙܺ ۵ݓܯ܊ݔ ݗ݇܆ ܕݒ۵ظ ۻݛܣܳ݋݆۴ ݙܺ ܙܻݏ݆۴ ظ܊

ݑ܆اܲ ۷ܳܢ ݙܻخ ۵݊ ۺ۴ݔ۴ܑ݊ݔ Nafsu diantara ketaatan dan kemaksiatan 119 334 ݁ݛ݆ۮ ܽ݇܏݆۴ ܕܯݏݚ ا ܁ݛ܊ ݍ݊ ء۵ݚܕ݆۴ ݁ݛ݇ܲ ݅خܐ ۵݋۸ܔ Mewaspadai

akan datangnya

riya‟


(31)

݁ݛ݇ܲ pandangan kepada Allah 121 342 ݍ݊ݔ ۱ܞ ݂݅ ݍܲ ۶۵ܶ ݑ۸ ݙݏܺ ݍ݊ݔ ۱ܞ ݂݅ ݙܺ ݐܑݓܞ ܽ܋݆۴ ܸܕܲ ݍ݊

۵۳ݛܞ ݑݛ݇ܲ ܕ܂ۭݚ ݆݉ ݑ۹܊أ Ketika seorang hamba mengenal Allah 122 343 ݁ݏ݊ ݑ۸ܕܾ ۺܑܞ ݁ݏܲ ܽ܋݆۴ ۷܇܊ ۵݋ݎۮ Karena sangat

dekat membuat anda tak bisa melihat

123 344 ܔ۵ݓظا ݁۹݇ܪ ݍ݃ݛ݆ݔ ݑݏܲ ݁݋ݓܺ ݅ܿݛܺ ݑݏ݊ ء۵ܫ݆ܳ۴ ݗ݆ۮ ۵۹۹ܛ۾ ݁۹݇ܪ ݍ݃ݚ ا

ۻݛ۸ݕ۸ܕ݆۴ ܼݕܿ܋۸ ۵݊ ۵݊۵ݛܾݔ ۻݚܐݕ۹݆ܳ۴ Antara permohonan pengabdian dan pemberian 124 346 ܽ۸۵ܛ݆۴ ݑ۲۵ܫܲ ݙܺ ۵۹۹ܚ ܽ܊ا݆۴ ݁۹݇ܪ ݌ݕ݃ݚ ܹݛ݂ Antara doa dan

suratan takdir 125 347 ݑۿݚ۵ܲܔ ݁ۿ݇۸۵ܾݔ ݑۿݚ۵ݏܲ ݁ۿݓ܆۴ݔ ݍݛ܊ ۽ݏ݂ ݍݚأݔ ݁ݏ݊ ۱ܟ݆ ا ݁ݛܺ ݑۿݚ۵ݏܲ

اۮ ݀۵ݏݒ ݍ݃ݚ ݆݉ ݅۸ ݄۴ݕ܊أ ܐݕ܆ݔ اݔ ݄۵݋ܲأ ܠاخۮ ݑ݆ܖأ ݙܺ ݍ݃ݚ ݆݉ ݄۴ݕݏ݆۴ ܐݕ܆ݔݔ ݄۵ܧܺإ۴ ܥ܋݊

Ketetapan Allah di zaman azali 126 348 ݍ݊ ݑۿ݋܊ܕ۸ ܡۿ܏ݚ ݄۵ܿܺ ۻݚ۵ݏ݆ܳ۴ ܕܚ ܔݕݓظ ݗ݆ۮ ݌ݕܺݕܟۿݚ ܐ۵۹݆ܳ۴ ݌أ ݉݇ܲ

݌أ ݄۵ܿܺ ݄ܖأ۴ ݗ݇ܲ ۴ܐ۵݋ۿܲ۴ ݅݋݆ܳ۴ ۴ݕ݂ܕۿ݆ ݆݁ܒݔ ݉ݒاخ ݕ݆ ݑݎأ ݉݇ܲݔ ء۵ܟݚ ݍݛݏܛ܋݋݆۴ ݍ݊ ۷ݚܕܾ ه۴ ۻ݋܊ܔ

Dekatnya

rahmat Allah kepada orang yang berbuat baik

127 351 ݐܕ݂ܓ۸ ا۵ܷۿܞ۴ݔ ݑۿ݋ܛܾ ݗ݇ܲ ۴ܐ۵݋ۿܲ۴ ۷݇ܫ݆۴ ݀ܕ۾ ݗ݇ܲ ۶ܐأ۴ ݉ݓ݆ܐ ۵݋۸ܔ

ݑۿ݇۳ܛ݊ ݍܲ Antara berdo‟a berusaha dan menerima dengan rela 128 353 ݄۵݋ݒأ۴ ݑݏ݊ ݍ݃݋ݚ ݍ݊ ݑ۹ݏݚ ۵݋ݎۮݔ ݄۵ܻܶأ۴ ݑݏ݊ ܖݕ܇ݚ ݍ݊ ܕ݂ܓݚ ۵݋ݎۮ Jangan

bertindak bodoh dengan menegur dan

mengingatkan Allah

129 354 ݍݚܑݚܕ݋݆۴ ܐ۵ݚأ ۼ۵ܾ۵ܻ݆۴ ܐݔܔݔ Ketika datang

kesempitan dan kesulitan

130 356 ۼ۵ܑܾܣ݆۴ ۵݋ݎۮ ݁ݚܑ݆ ۻܾ۵ܻ݆۴ݔ ܕܻ݆ܿ۴ ܉܋ܢ ݁ݛ݇ܲ ۷ݒ۴ݕ݋݆۴ ܐݔܔݔ ۼܐܔأ ݌ۮ

ء۴ܕܻ݆ܿ݇ Ketika anugerah besar itu datang 131 358 ۻ݊۵ܿۿܚا۴ ݑ݆ ݅݋݃۾ ݆݉ ݍ݊ ۻ݊۴ܕ݆݃۴ ܼܖܔ ۵݋۸ܔ Antara

kekeramatan dan

keistiqamahan 132 360 ݌۵ܛ܋۾أ ܨ۵ܛ۸ ݍ݊ ܕ۹ܲ ݍ݊ݔ ۺء۵ܚا۴ ݑۿۿ݋ܢأ ݑݎ۵ܛ܊ۮ ܨ۵ܛ۸ ݍ݊ ܕ۹ܲ ݍ݊

ء۵ܚأ ۴ܒۮ ۽݋ܣݚ ݆݉ ݑݛ݆ۮ ه۴ Mengapa berhenti

member nasehat bijak


(32)

133 364 ܕݛ۹ܳۿ݆۴ ݅ܢݔ ܕݚݕݏۿ݆۴ ܔ۵ܢ ۵݋܃ݛ܋ܺ ݉ݓ݆۴ݕܾأ ء۵݋݃܋݆۴ ܔ۴ݕݎأ ܽ۹ܛ۾ Antara cahaya dan petuah ahli hikmah

134 368 ݍݛ݆݃۵ܛ݆۴ ݄۵܊ ݄ݔأ۴ ܑݚܕ݊ ۻݚ۴ܑݒ ܑܣ݆ܿ ݔأ ܑ܆ݔ ݌۵ܧݛܻ݆ ۵݊أ ݉ݓ۾ܔ۵۹ܲ

ݍݛܿܿ܋ۿ݋݆۴ݔ ۻݏ݃݋݆۴ ۶۵۸ܔأ ݄۵܊ ݙݎ۵܃݆۴ݔ Kata-kata seorang salik dan muhaqqiq 135 371 ݑݛ݆ۮ ݅ܢݔ ݍ݊ ݑݏܲ ܕ۹ܲ ۵݋۸ܔݔ ݑݛ݇ܲ ܸܕܟۿܚ۴ ݍ݊ ݈۵ܿ݋݆۴ ݍܲ ܕ۹ܲ ۵݋۸ܔ

ۺܕݛܣ۸ ۷܊۵ܢ ݗ݇ܲ اۮ ܙ۹ۿ݇݊ ݆݁ܒݔ Memahami ungkapan ahli

ma‟rifat dan

hakekat 136 372 ݀اݕ݊ ݉ݓݛܺ ݙܫܳ݋݆۴ ݌أ ݖܕ۾ ݌أ اۯܿ۲ا܏݆۴ ݍ݊ ܓخأ۴ ݗ݆ۮ ܑ݀ݚ ݌ܑ݋۾ ا

݆݉݇ܳ۴ ݁ܿܺ۴ݔ ݈ ܓ܏ܺ ݆݁ܓ݂ ۽ݏ݂ ݌ۯܺ Terimalah pemberian itu sebagai

anugerah dari Allah

137 377 ا ܹݛ݃ܺ ݑۿ۳ݛܟ݋۸ ݐ۵ܻۿ݂۴ ݐاݕ݊ ݗ݆ۮ ݑۿ܆۵܊ ܱܺܕݚ ݌أ ܸܔ۵݆ܳ۴ ݙ܋ۿܚ۴ ۵݋۸ܔ

ݑۿܿݛ݇خ ݗ݆ۮ ۵ݓܳܺܕݚ ݌أ ݙݛ܋ۿܛݚ Orang merasa malu arif meminta kepada Allah

138 380 ۵݊ اۮ ۵ݓݛ݇ܲ ݅ܿ܃ݚ ا ݑݎۯܺ ܙܻݏ݆۴ ݗ݇ܲ ۵݋ݓ݇ܿ܂أ ܕܯݎأ ݌۴ܕ݊أ ݁ݛ݇ܲ ܙ۹ۿ݆۴ ۴ܒۮ

۵ܿ܊ ݌۵݂ Pastikan pilihan pada yang tidak disukai nafsu 139 382 ݍܲ ݅ܚ۵݃ۿ݆۴ݔ ۼ۴ܕݛ܏݆۴ ݅ܺ۴ݕݎ ݗ݆ۮ ۻܲܔ۵ܛ݋݆۴ ݖݕݓ݆۴ ܰ۵۹۾۴ ۼ۵݊اܲ ݍ݊

ۼ۵۹܆۴ݕ݆۵۸ ݈۵ݛ݆ܿ۴ Nafsu diantara amalan sunnah dan wajib 140 384 ݌۵ݛܲ۫۸ ۼ۵ܳ۸۵ܫ݆۴ ܑݛܾ ݑ݆ݕܿ۸ ݆݁ܒ ݌۵۸أ ۵݋݂ ۼ۵ܾݔأ۴ ݌۵ݛܲ۫۸ ۼ۵ܲ۵ܫ݆۴ ܑݛܾ

ݗܿ۹۾ ݙ݂ ۽ܾݕ݆۴ ݁ݛ݇ܲ ܱܚݔݔ ܹݚݕܛۿ݆۴ ܐݕ܆ݔ ۵ݓݏܲ ݁ܳݏ݋ݚ ا۳݆ ۼ۵ܾݔأ۴ ܔ۵ݛۿخا۴ ۻܣ܊ ݆݁

Luasnya kesempatan waktu beribadah 141 385 ݉ݓܾ۵ܛܺ ݑۿܲ۵ܪ ܐݕ܆ݔ ݉ݓݛ݇ܲ ۷܆ݔ۫ܺ ۻۿ݇݊۵ܳ݊ ݗ݆۴ ܐ۵۹݆ܳ۴ ܤݕݓݎ ۻܾ݇ ݉݇ܲ

݅ܚاܛ݆۵۸ ۻݏ܇݆۴ ݗ݆ۮ ݌ݕܾ۵ܛݚ ݈ݕܾ ݍ݊ ݁۸ܔ ۷܇ܲ ۶۵܇ݚإ۴ ݅ܚاܛ۸ ݑݛ݆ۮ Ketika pemaksaan itu diperlukan 142 387 ݑۿݏ܆ ݄ݕخܐ اۮ ݁ݛ݇ܲ ۷܆ݔأ ۵݊ݔ ݑۿܑ݊خ ܐݕ܆ݔ ݁ݛ݇ܲ ۷܆ݔ Allah hanya

mewajibkan anda masuk surga

143 388 ܑܿܺ ݑۿܻ݇ܶ ܐݕ܆ݔ ݍ݊ ݑ܆ܕ܏ݚ ،݌أݔ ݑ۾ݕݓܞ ݍ݊ ه۴ ܓܿݏݚ ݌أ ۷ܶܕۿܚ۴ ݍ݊

۴ܔܑۿܿ݊ ءݙܞ ݂݅ ݗ݇ܲ ه۴ ݌۵݂ݔ ۻݛݓ݆إ۴ ۺܔܑ݆ܿ۴ ܗ܇ܳۿܚ۴ Ketika menyelamatkan Allah hamba-Nya dari kejahatan nafsu syahwat

144 391 ݁ݛ݇ܲ ݑ۸ ه۴ ݍ݊ ۵݊ ܔܑܾ ݁ܺܕܳݛ݆ ݁ݛ݇ܲ ݉݇ܯ݆۴ ۼܐܔݔ ۵݋۸ܔ Seberkas cahaya dalam

kegelapan 145 392 ۵ݓݎ۴ܑܿܺ ܐݕ܆ݕ۸ ۵ݓܺܕܲ ۵ݓݎ۴ܑ܆ݕ۸ ݉ܳݏ݆۴ ܔܑܾ ܸܕܳݚ ݆݉ ݍ݊ Mengapa baru

sadar setelah nikmat itu


(33)

hilang 146 398 ݄۵ܧ݆ܳ۴ ء۴ܑ݆۴ ݕݒ ۷݆݇ܿ۴ ݍ݊ ݖݕݓ݆۴ ۺا܊ ݍ݃݋۾ Ketika

manisnya hawa nafsu merasuk ke dalam kolbu 147 399 ا ݀ܕۿܟ݋݆۴ ݅݋݆ܳ۴ ݀ܕۿܟ݋݆۴ ۷݆݇ܿ۴ ۷܋ݚ ا ݀ܕۿܟ݋݆۴ ݅݋݆ܳ۴ ۷܋ݚ ا ݂݉

ݑݛ݇ܲ ݅۹ܿݚ ا ݀ܕۿܟ݋݆۴ ۷݆݇ܿ۴ݔ ݑ݇۹ܿݚ Jangan bersekutu

dengan yang selain Allah 148 400 ݄ݕخܑ݆۴ ݙܺ ۵ݓ݆ ݌ܒأ ܔ۴ݕݎأݔ ݄ݕܢݕ݆۴ ݙܺ ۵ݓ݆ ݌ܒأ ܔ۴ݕݎأ Jagalah hati

dalam terang cahaya ilahi 149 403 ݄۵۹ܾإ۴ ܐݕ܆ݔ ݁ܛܻݎ ݍ݊ ءݙܫ۹ۿܛݚ ݍ݆݃ݔ ݄۴ݕݏ݆۴ ݑݏ݊ ݙܫ۹ۿܛ۾ ا Jangan

memandang Allah lambat memberikan nikmat tapi pandanglah kelambatan anda dalam berkhidmat 150 405 ݑ݆ ۻ݋ݛܾ ا ݑݏ݊ ݆݁ ݅ܣ܊ ۵݊ݔ ݑ݆ ܤݕܲ ا ݀ܕ݋ܲ ݍ݊ ۼ۵ܺ ۵݊ Jangan biarkan

usia berlalu sia-sia

151 407 ۴ܑ۹ܲ ݐܕݛܷ݆ ݌ݕ݃۾ ݌أ ۷܋ݚ ا ݕݒݔ ۴ܑ۹ܲ ݑ݆ ۽ݏ݂ اۮ ۵۳ݛܞ ۽۹۹܊أ ۵݊ Ketika cinta merasuk ke dalam jiwa 152 412 ݐ۵ݎأܕܾ ۴ܒۯܺ ݌۵ݛ۹݆۴ ݌ݕ݃ݚ ݙܲݕ݆۴ ܑܳ۸ݔ ۻ݇݋܇݊ ݙ݇܇ۿ݆۴ ݄۵܊ ݙܺ ܐܕ۾ ܽ۲۵ܿ܋݆۴

ݑݏݛ۸ ۵ݏݛ݇ܲ ݌أ ݉܂ ݑݎآܕܾ ܱۿ۸۵ܺ Ilmu (laduni) hakekat 153 415 ݅݋݆ܳ۴ ݍ݊ ݅۹ܾ ۵݋۸ܕܺ ܔݕܧ܋݆۴ ܐݕ܆ݔ ݑݛܺ ܑ܇۾ ا ݅݋ܲ ݄ݕ۹ܾ ݍ݊ ܘ۫ݛ۾ ا

ا܆۵ܲ ݑ۾ܕ݋܂ ݀ܔܑ۾ ݆݉ ۵݊ Jangan putus asa karena buah amal balum terasa

154 417 ݁݇ܺ ۵ݒܔ۴ܕܚأ ۽ܲܐݔأݔ ۵ݒܔ۴ݕݎأ ۽ܫܛ۸ ݌أ ܑܳ۸ ۼ۴ܐܔ۴ݕ݆۴ ء۵ܿ۸ ݍ۹݇ܫ۾ ا

۱ܞ ݑݏܲ ݁ݛݏܷ۸ ܙݛ݆ݔ ۱ܞ ݂݅ ݍܲ ݙݏܶ ه۴ ݙܺ Ketika kema‟rifatan cahaya

dan rahasia keajaiban

terbentang 155 419 ݌أݔ ۶۴ܓ݆ܳ۴ݔ ݑ۸۴ܕۿܾ۴ݔ ܐݕݓܟ۸ ݕݒ ۵݋ݏܶ ݐܕݒ۵ܯ݊ ۽ܲݕݏ۾ ݌أݔ ݉ݛܳݏ݆۴

۶۵܇܋݆۴ ܐݕ܆ݔ ۶۴ܓ݆ܳ۴ ۷۹ܛܺ ݑ۸۵܇܊ ܐݕ܆ݕ۸ ݕݒ ۵݋ݎۮ ݐܕݒ۵ܯ݊ ۽ܲݕݏ۾ ݉ݚܕ݆݃۴ ݑݓ܆ݔ ݗ݆ۮ ܕܯݎ۵۸ ݉ݛܳݏ݆۴ ݈۵݋۾۴ݔ

Antara nikmat dan azab

156 421 ݌۵ݛ݆ܳ۴ ܐݕ܆ݔ ݍ݊ ۽ܳݏ݊ ۵݊ ݅܆اܺ ݌۴ܗ܊أ۴ݔ ݈ݕ݋ݓ݆۴ ݍ݊ ۶ݕ݆݇ܿ۴ ݐܑ܇۾ ۵݊ Kegelisahan karena tak dapat melihat kekasih yang dicinta


(34)

157 422 ݁ݛܷܫݚ ۵݊ ݁ܳݏ݋ݚݔ ݁ݛܻ݃ݚ ۵݊ ܾ݁ܖܕݚ ݌أ ݁ݛ݇ܲ ۻ݋ܳݏ݆۴ ݈۵݋۾ ݍ݊ Kesempurnaan nikmat

158 425 ݑݛ݇ܲ ݌ܗ܋۾ ۵݊ ݅ܿݚ ݑ۸ ܈ܕܻ۾ ۵݊ ݅ܿݛ݆ Antara gelisah dan bahagia 159 426 ݆݁ ݈ݔܑ۾ اݔ ۻݚاݔ ݄ݕۿ۾ اܺ ݄ܗܳ۾ ا ݌أ ۼܐܔأ ݌أ Jika tak mau

turun jabatan jangan

menduduki jabatan

160 428 ۵ݓݛܺ ݆݁ ۴ܑݛݒܗ۾ ܔ۴ܑ݂أ݆ ۵ݎܑܳ݊ݔ ܔ۵ݛܶأ݆ ا܋݊ ۵ݓ݇ܳ܆ ۵݋ݎ۴ Agar anda jemu dengan dunia 161 430 ۵ݓܾ۴ܕܺ ݁ݛ݇ܲ ݅ݓܚ ۵݊ ۵ݓܾ۴ݔܒ ݍ݊ ܾ݁ݔܓܺ ܐܕ܇݋݆۴ ܉ܣݏ݆۴ ݅۹ܿ۾ ا ݁ݎأ ݉݇ܲ Tidak hanya

teoritis tetapi juga sentuhan rasa

162 431 ۷݆݇ܿ۴ ݍܲ ݑ۸ ܹܟ݃ݏݚݔ ݑܲ۵ܳܞ ܔܑܣ݆۴ ݙܺ ܩܛ۹ݏݚ ݘܓ݆۴ ݕݒ ܱܺ۵ݏ݆۴ ݆݉݇ܳ۴

ݑܲ۵ݏܾ Rahasia cahaya ilmu billah menyingkap katup hati 163 437 ݉݇ܲ ݗ݆ۮ ܱ܆ܔ۵ܺ ݁ݛ݆ۮ ݈ܓ݆۵۸ ݉ݓݓ܆ݕ۾ ݔأ ݁ݛ݇ܲ ܘ۵ݏ݆۴ ݄۵۹ܾۮ ܑ݈ܲ ݁݋݆آ ݗۿ݊

ܑܞأ ݑ݋݇ܳ۸ ݁ۿܲ۵ݏܾ ܑ݈ܳ۸ ݁ۿ۹ݛܣ݋ܺ ݁ݛܺ ݑ݋݇ܲ ݁ܳݏܿݚ ا ݌۵݂ ݌ۯܺ ݁ݛܺ ه۴ ݉ݓݏ݊ ݖܒأ۴ ܐݕ܆ݕ۸ ݁ۿ۹ݛܣ݊ ݍ݊

Perlu

instropeksi dan kembali kepada ilahi

164 439 ݍܲ ݁܇ܲܗݚ ݌أ ܐ۴ܔأ ݉ݓݛ݆ۮ ۵ݏ݂۵ܚ ݌ݕ݃۾ ا ݙ݂ ݉ݓݛ݇ܲ ݖܒأ۴ ݖܕ܆أ ۵݋ݎۮ

ءݙܞ ݑݏܲ ܷ݁݇ܟݚ ا ݗۿ܊ ءݙܞ ݂݅ Anda patut tenang dari hanya senang dengan ridha ilahi 165 441 ݐܑݛ۸ ݁ۿݛܢ۵ݎ ݍ݋ܲ ۽ݎأ ܻܷ݅۾ اܺ ݁ݏܲ ܻܷ݅۸ ا ݌۵ܫݛܟ݆۴ ݌أ ۽݋݇ܲ ۴ܒۮ Jangan pernah

lalai nasib anda ada ditangan tuhan

166 444 ݑݛ݇ܲ ݆݁۵۹ܾ۴ ݈ݔܑݛ݆ ܙܻݏ݆۴ ݑݛ݆۴ ݀ܕ܊ݔ ݑݛ݆ۮ ݑ۸ ݁ܞݕ܋ݛ݆ ۴ݔܑܲ ݆݁ ݑ݇ܳ܆ Antara setan dan hawa nafsu 167 446 ۻܳܺܔ ݍܲ اۮ ܱܦ۴ݕۿ݆۴ ܙݛ݆ ܒۮ ۵ܿ܊ ܕ۹݃ۿ݋݆۴ ݕݓܺ ۵ܳܦ۴ݕ۾ ݑܛܻݏ݆ ۽۹܂أ ݍ݊

۵ܿ܊ ܕ۹݃ۿ݋݆۴ ۽ݎ۫ܺ ۵ܳܦ۴ݕ۾ ݁ܛܻݏ݆ ۽۹܂أ ݗۿ݋ܺ Antara takabbur dan tawadhu‟

168 449 ܼݕܿ܊ ݑܷ݇ܟ۾ݔ ۴ܕ݂۵ܞ ݑܛܻݏ݆ ݌ݕ݃ݚ ݌أ ݍܲ ه۴ ݗ݇ܲ ء۵ݏ܃݆۴ ݑܷ݇ܟݚ ݍۭ݊݋݆

۴ܕ݂۴ܒ ݑظݕܯ܋݆ ݌ݕ݃ݚ ݌أ ݍܲ ه۴ Pujilah tak perlu muji Allah diri sendiri 169 451 ݑݏݛ۸ݔ ݁ݏݛ۸ ۻܺ۵ܛ݊ ا ܒۮ ݍݚܕ۲۵ܛ݆۴ ܕݛܚ ܽܿ܋۾ ۵݊ ܘݕܻݏ݆۴ ݍݚܐ۵ݛ݊ اݔ

݁ۿ݇ܢݔ ۵ݒݕ܋݋۾ ݗۿ܊ ݑݏݛ۸ݔ ݁ݏݛ۸ ۻܳܫܾ اݔ ݁ۿ݇܊ܔ ۵ݓݚݕܫ۾ Perjuangan menghadapi hawa nafsu 170 455 ݍݛ۸ ݀ܔܑܾ ۻ݆ا܆ ݁݋݇ܳݛ݆ ݑ۾ݕ݃݇݊ݔ ݑ݃݇݊ ݍݛ۸ ܩܚݕۿ݋݆۴ ݆݉۵݆ܳ۴ ݙܺ ݁݇ܳ܆

ݑ۾۵ݎݕ݃݊ ܸ۴ܑܢأ ݁ݛ݇ܲ ݖݕܫݏ۾ ۺܕݒݕ܆ ݁ݎأݔ ݑ۾۵ܾݕ݇܏݊ Manusia makhluk

berkemungkinan 171 457 ۼݕ۹܂ ܁ݛ܊ ݍ݊ ݁ܳܛݚ ݆݉ݔ ݁ۿݛݎ۵݋܃܆ ܁ݛ܊ ݍ݊ ݌ݕ݆݃۴ ݁ܳܚݔ ۵݋ݎ۴


(35)

jasmani dan rohani

172 458 ܔݕܣ܋݊ ݑ۾۵ܫݛ܋݋۸ ݌ݕ܇ܛ݊ ۶ݕݛܷ݆۴ ݍݚܐ۵ݛ݊ ݑ݆ ܉ۿܻ۾ ݆݉ݔ ݌ݕ݆݃۴ ݙܺ ݍ۲۵݆݃۴

ݑ۾۴ܒ ݅݃ݛݒ ݙܺ Orang masih terkurung yang dalam penjara alam kebendaan 173 459 ݁ܳ݊ ݌۴ݕ݂أ۴ ۽ݎ۵݂ ݑ۾ܑݓܞ ۴ܒۯܺ ݌ݕ݃݋݆۴ ܑݓܟ۾ ݆݉ ۵݊ ݌۴ݕ݂أ۴ ܱ݊ ۽ݎأ Ketika alam tunduk kepada anda

174 461 ݅܃݊ ۵݋ݎۮ ۻݚܕܟ۹݆۴ ܹܢݔ ܑ݈ܲ ۻݛܢݕܣ܏݆۴ ۼݕ۹܂ ݍ݊ ݈ܗ݇ݚ ا

ݖܔ۵۾ ݑݏ݊ ۽ܛݛ݆ݔ ܽܺأ۴ ݙܺ ۼܕݓظ ܔ۵ݓݏ݆۴ ܙ݋ܞ ܼ۴ܕܞۯ݂ ۻݛܢݕܣ܏݆۴ ݀ܐܕݛܺ ݁ݏܲ ݆݁ܒ ܥ۹ܿݚ ۺܔ۵۾ݔ ݀ܐݕ܆ݔ ݅ݛ݆ ݗ݇ܲ ݑܺ۵ܢݔأ ܘݕ݋ܞ ܼܕܟ۾ ݁ݛ݇ܲ ܐܔ۴ݔ ݑݏ݆݃ݔ ݁ݛ݆ۮ ݁ݏ݊ ܙݛ݆ ܔ۵ݓݏ݆۵ܺ ݀ܐݔܑ܊ ݗ݆ۮ

Ketika surya kewalian itu terbit dan tenggelam 175 462 ݑܺ۵ܢݔأ ۼݕ۹܂ ݗ݇ܲ ݑ۲۵݋ܚأ ܐݕ܆ݕ۸ݔ ݑ۲۵݋ܚأ ܐݕ܆ݔ ݗ݇ܲ ݐܔ۵܂آ ܐݕ܆ݕ۸ ݄ܐ

ݑܛܻݏ۸ ܹܢݕ݆۴ ݈ݕܿݚ ݌أ ݄۵܋݊ ܒۮ ݑ۾۴ܒ ܐݕ܆ݔ ݗ݇ܲ ݑܺ۵ܢݔأ ܐݕ܆ݕ۸ݔ ݉܂ ݑ۾۵ܻܢ ܐݕݓܞ ݗ݆۴ ݉ݒܐܕݚ ݉܂ ݑ۾۴ܒ ݄۵݋݂ ݍܲ ݉ݓ݆ ܹܟ݃ݚ ۶ܓ܇݆۴ ۶۵۸ܔ۫ܺ ݗ݇ܲ ݌ݕ݆݃۵ܛ݆۴ݔ ݐܔ۵܂آ ܐݕݓܞ ݗ݆ۮ ݉ݒܐܕݚ ݉܂ ݑ۲۵݋ܚ۫۸ ܽ݇ܳۿ݆۴ ݗ݆ۮ ݉ݒܐܕݚ ݍݛ݆݃۵ܛ݆۴ ۻݚ۴ܑ۸ ݔ ݍݛ۸ݔܓ܇݋݆۴ ۻݚ۴ܑ۸ ݍݛ݆݃۵ܛ݆۴ ۻݚ۵ݓݏܺ ݆݁ܒ ܙ݃ܲ ݙܺ ۴ܓݒ ܽݚܕܫ݆۴ ݗܺ ۵ݛܿۿ݆۴ ۵݋۸ܕܺ ܑ܊۴ݔ ݗݏܳ݋۸ ا ݍ݆݃ ݍݛ۸ݔܓ܇݋݆۴ۻݚ۵ݓݎ ݑݛܑ݆۾ ݙܺ ۴ܓݒݔ ݑݛܾܕ۾

Antara orang jadzab dan salik

176 464 ا܆۴ ء۴ܗ܇݆۴ ܐݕ܆ݕ۸ ݍݛ݇݊۵݆ܳ۴ ܕ۲۵ܟ۸ ا܆۵ܲ ۼ۵ܲ۵ܫ݆۴ ۼ۴ܕ݋܂ ݌۴ܑ܆ݔ Buah ketaatan didunia dan akhirat

177 466 ݉ݒܔ۵݂ܒأ ݖݔ۵ܛۿ۾ ݈ݕܾݔ ݉ݒܔ۵݂ܒأ ܽ۹ܛ۾ ݈ݕܾݔ ݉ݒܔ۵݂ܒأ ݉ݒܔ۴ݕݎأ ܽ۹ܛ۾ ݈ݕܾ

ܔ۴ݕݎأاݔ ܔ۵݂ܒأ ا ݈ݕܾݔ ݉ݒܔ۴ݕݎأݔ .

݆݁ܒ ݍ݊ ه۵۸ ܒݕܳݎ .

ܕݛݏۿܛݛ݆ ܕ݂ܒ ܕ݂۴ܒ

ݘܓ݆۴ݔ ۴ܕ݂۴ܒ ݌۵݃ܺ ݑ۹ܾ݇ ܔ۵ݏۿܚ۴ ܕ݂۴ܒݔ ۴ܕ݂۴ܒ ݌۵݃ܺ ݑ۹ܾ݇ ܔ۵ݏۿܚ۴ ܕ݂۴ܒݔ ݑ۹ܾ݇ ݖܑۿܿݚ ݐܔݕݏ۸ݔ ݘܑۿݓݚ ݐܕ݂ܓ۹ܺ ݐܔ۴ݕݎ۴ݔ ݐܔ۵݂ܒ۴ ۼݕۿܚ۴

Antara zikir dan

nur ma‟rifat

178 469 ݌۵ݚܕ܇݆ اݒأ ݍ݃۾ ݆݉ ݑ݇ܧܺ اݕ݆ݔ ݑ݆ ۴ܕ݂۴ܒ ݁݇ܳ܆ ۵܂ا܂ ۼ۵݊۴ܕ݂ ݁݊ܕ݂أ

ݐܑݏܲ ۴ܔݕ݂ܓ݊ ݁݇ܳ܆ݔ ݁ݚܑ݆ ݑۿ۹ܛݎ ܽܿ܊ ܒۮ ݑ۸ ۴ܔݕ݂ܓ݊ ݁݇ܳ܆ݔ ݁ݛ݇ܲ ݐܕ݂ܒ ݁ݛ݇ܲ ݑۿ݋ܳݎ ݉݋ۿܺ

Tiga kemuliaan

179 471 ݐܐ۴ܑ݊أ ۺܕݛ܃݂ ݐܐ۵݊آ ۻ݇ݛܾ݇ ܕ݋ܲ ۶ܔݔ ݐܐ۴ܑ݊أ ۽ܾ݇ݔ ݐܐ۵݊آ ۽ܳܛ۾۴ ܕ݋ܲ ۶ܔ Usia antara yang bermanfaat dan yang tidak 180 473 ݅ܿ۾ݔ ݑݛ݆ۮ ݑ܆ݕۿ۾ ا ݉܂ ݅ܶ۴ݕܟ݆۴ ݍ݊ ܴܕܻۿ۾ ݌أ ݌اܓ܏݆۴ ݂݅ ݌اܓ܏݆۴

ݑݛ݆ۮ ݅܊ܕ۾ ا ݉܂ ݁ܿ۲۴ݕܲ Bila tak ingin kecewa jangan buang waktu sia-sia

181 474 ܔ۵ݛܷ݆ا۴ ݍݚܐ۵ݛ݊ ݗܺ ۷݆݇ܿ۴ ܕݛܚ ۺܕܻ݆݃۴ Nyalakan pelita hati dengan berpikir

182 476 ۼ۵ݚ۴ܑ۹݆۴ ݌ۯܺ ܑܳ۸ ۵݊أ ݑݎ۴ݕخأ ܥܳ۹݆ ݑ۸ ۷ۿ݂ ۵݋݊ ݑݏܲ ه۴ ݙܦܔ ݄۵ܾݔ

ݑۿݚ۵ݓݎ ݑݛ݆۴ ۽ݎ۵݂ ݑۿ۸۴ܑ۸ ه۵۸ ۽ݎ۵݂ ݍ݊ ݌۴ݔ ۼ۵ݚ۵ݓݏ݆۴ ۺا܇݊ Baik cermin diawal baik diakhir

183 478 ݑ݋۲۴ܕ݂ ۷݇ܛ۾ ݌۴ݔ ݑ݋۲۵ܲܐ ܑ݈ݓݏ۾ ݌۴ ܐݕ܆ݕ݆۴ ۴ܓݒ ء۵ݏ۹݆ ܑ۸ا ݑݎ۴ݔ Rapuhnya bangunan fana


(36)

184 480 ݑݛ݇ܲ ݈ݔܑ݆ܿ۴ ݙܺ ݑ۸ ۵ݏݛܳۿܛ݊ ۵ݓݛܺ ܔ۵ܢݔ ه۴ ݗ݆ۮ ۵ݓݛܺ ۻ݋ݓ݆۴ ܥݓݎأ ݅۸ Ketika perjalanan sampai dan berlabuh

kehadhiratul qudsi 185 483 ݑݎأ ݙܧۿܿ۾ ۻܳݚܕܟ݆۵ܺ ݑۿݏ݊ ݙܺ ܑ܊۴ݔ ه۴ ݌أ ܕܯݏ۾ ۶ݕ݆݇ܿ۴ ݍݛܲ ۽ݎ۵݂ ݌ۮ

ݑۿܿݛ݇خ ܕ݃ܞ ݍ݊ ܑ۸ا Antara bersyukur kepada Allah dan pada sesama manusia

186 496 ݘܕܿܺ ݙܺ ۴ܕݛܿܺ ݌ݕ݂أ ا ܹݛ݃ܺ ݘ۵ݏܶ ݙܺ ܕݛܻ݆ܿ۴ ۵ݎأ ݙݓ݆ۮ 

ݙܺ اݕݓ܆ اݒ۵܆ ݌ݕ݂أ ا ܹݛ݃ܺ ݙ݋݇ܲ ݙܺ ݅ݒ۵܇݆۴ ۵ݎأ ݙݓ݆ۮ ݙ݇ݓ܆

݀ܐ۵۹ܲ ۵ܳݏ݊ ݀ܕݚܐ۵ܿ݊ ݄ݕ݇܊ ۻܲܕܚݔ ݀ܕݛ۸ܑ۾ ܸاۿخ۴ ݌أ ݙݓ݆ۮ ءا۸ ݙܺ ݁ݏ݊ ܘ۫ݛ݆۴ݔ ء۵ܫܲ ݗ݆ۮ ݌ݕ݃ܛ݆۴ ݍ݊ ݁۸ ݍݛܺܔ۵݆ܳ۴

݁݊ܕ݃۸ ܽݛ݇ݚ ۵݊ ݁ݏ݊ݔ ݙۭ݊݇۸ ܽݛ݇ݚ ۵݊ ݙݏ݊ ݙݓ݆ۮ

ݙܻܳܦ ܐݕ܆ݔ ݅۹ܾ ݙ۸ ۻܺأܕ݆۴ݔ ܹܫ݆݇۵۸ ݁ܛܻݎ ۽ܻܢݔ ݙݓ݆ۮ ݙܻܳܦ ܐݕ܆ݔ ܑܳ۸ ۵݋ݓݏ݊ ݙݏܳݏ݋ۿܺأ

݌أݔ ݗ݇ܲ ۻݏ݋݆۴ ݆݁ݔ ݁݇ܧܻ۹ܺ ݙݏ݊ ݍܚ۵܋݋݆۴ ۼܕݓظأ ݌أ ݙݓ݆ۮ ݗ݇ܲ ۻ܇܋݆۴ ݆݁ݔ ݆݁ ܑܳ۹ܺ ݙݏ݊ ݘݔ۵ܛ݋݆۴ ۼܕݓظ

۽ݎ۴ݔ ݈۵ܦ۴ ܹݛ݂ݔ ݙ݆ ۽݂݇ݕ۾ ܑܾݔ ݙܛܻݎ ݗ݆۴ ݙݏ݇݃۾ ܹݛ݂ ݙݓ݆ ݙ۸ ݗܻ܋݆۴ ۽ݎ۴ݔ ۷ݛخ۴ ܹݛ݂ ݈۴ ݙ݆ܕܢ۵ݏ݆۴

݌أ ݄۵܋݊ ݕݒ ۵݋۸ ݁ݛ݆ۮ ݅ܚݕ۾أ ܹݛ݂ݔ ݁ݛ݆ۮ ݘܕܻܿ۸ ݅ܚݕ۾أ ۵ݎأ ۵ݒ ݈۴ ݁ݛ݇ܲ ݗܻ܏۾ا ݙݒݔ ݙ݆۵܊ ݁ݛ݆۴ ۴ݔܕ݃ܞ۴ ܹݛ݂ ݈۴ ݁ݛ݆ۮ ݅ܣݚ ݁ݏ݊ ݙ݆۵ܿ݊ ݘأ ݕݒݔ ݘܕݛ݋ܦ ݙܺ ۵݋ܲ ݙ݆۵ܿ݋۸ ݁ݛ݆ۮ ݉܆ܕ۾أ ܹݛ݂ ا ܹݛ݂ ݈۴ ݁ݛ݆۴ ۼܑܺݔ ܑܾ ݙݒݔ ݙ݆۵݊۴ ۷ݛ܏۾ ܹݛ݂ ݈۴ ݁ݛ݆۴ ܖܕ۸ ݁ݛ݆۴ݔ ۽݊۵ܾ ݁۸ݔ ݗ݆۴ݕ܊۴ ݍܛ܋۾

ݗ݇ܳܺ ܉ݛ۹ܾ ܱ݊ ݙ۸ ݁݋܊ܔأ ۵݊ݔ ݙ݇ݓ܆ ݉ݛܯܲ ܱ݊ ܻ݁ܫ݆أ ۵݊ ݙݓ݆ۮ

݁ݏܲ ݙݎܑܳ۸أ ۵݊ݔ ݙݏ݊ ݁۸ܕܾأ ۵݊ ݙݓ݆ۮ

݁ݏܲ ݙݏ۹܇܋ݚ ݘܓ݆۴ ۵݋ܺ ݙ۸ ݁ܳܺܔ۴ ۵݊ ݙݓ݆ۮ

݀ܐ۴ܕ݊ ݌أ ܔ۴ݕܪأ۴ ۼاܿݏ۾ݔ ܔ۵܂ݜ۴ ܸاۿخ۵۸ ۽݋݇ܲ ܑܾ ݙݓ݆ۮ ۱ܞ ݙܺ ݁݇ݓ܆أ ا ݗۿ܊ ۱ܞ ݂݅ ݙܺ ݗ݆ۮ ܸܕܳۿ۾ ݌أ ݙݏ݊

ݙݏۿܚ۫ݚأ ۵݋݂݇ݔ ݁݊ܕ݂ ݙݏܿܫݎأ ݙۭ݆݊ ݙݏܚܕخأ ۵݋݂݇ ݙݓ݆ۮ ݁ۿݏ݊ ݙݏۿ݋ܳܪأ ݙܺ۵ܢݔأ

ݑݚݔ۵ܛ݊ ݌ݕ݃۾ ا ܹݛ݃ܺ ݖݔ۵ܛ݊ ݑݏܚ۵܋݊ ۽ݎ۵݂ ݍ݊ ݙݓ݆ۮ ݑݚݔ۵ܲܐ ݌ݕ݃۾ ا ܹݛ݃ܺ ݘݕܲܐ ݑܿ۲۵ܿ܊ ۽ݎ۵݂ ݍ݊ݔ ݘݔ۵ܛ݊ ݖݕܲܐ

ا۵ܿ݊ ݄۵ܿ݊ ݘܓ݆݇ ۵݂ܕۿݚ ݆݉ ۺܕݒ۵݆ܿ۴ ݁ۿ۳ݛܟ݊ݔ ܓܺ۵ݏ݆۴ ݁݋݃܊ ݙݓ݆ۮ ا۵܊ ݄۵܊ ݘܓ݆ اݔ

۵ݓݛ݇ܲ ݘܐ۵݋ۿܲ۴ ܑ݈ݒ ۵ݓ۾ܑݛܞ ۻ݆۵܊ݔ ۵ݓۿݛݏ۸ ۻܲ۵ܪ ݍ݊ ݂݉ ݙݓ݆ۮ ݁݇ܧܺ ۵ݓݏ݊ ݙݏݎ۵ܾأ ݅۸ ܑ݆݁ܲ

ܕ݊ݜ۴ ۽ݎأݔ ݈ܗܲأ ا ܹݛ݂ݔ ܕݒ۵݆ܿ۴ ۽ݎأݔ ݈ܗܲأ ܹݛ݂ ݙݓ݆ۮ

݁ݛ݇ܲ ݙݏܳ݋܆۵ܺ ܔ۴ܗ݋݆۴ ܑܳ۸ ۷܆ݕݚ ܔ۵܂ݜ۴ ݙܺ ݘܐܐܕ۾ ݙݓ݆ۮ ݁ݛ݆ۮ ݙݏ݇ܢݕ۾ ۻܑ݊܏۸

Doa munajat Syekh Ibnu Athaillah


(37)

݌ݕ݃ݚأ ݁ݛ݆ۮ ܕܿۿܻ݊ ݐܐݕ܆ݔ ݙܺ ݕݒ ۵݋۸ ݁ݛ݇ܲ ܑ݄ۿܛݚ ܹݛ݂ ݙݓ݆أ ݗۿ܊ ۽۹ܶ ݗۿ݊ ݆݁ ܕݓܯ݋݆۴ ݕݒ ݌ݕ݃ݚ ݗۿ܊ ݆݁ ܙݛ݆ ۵݊ ݀ܕݛܷ݆ ݙݒ ܔ۵܂ݜ۴ ݌ݕ݃۾ ݗۿ܊ ۼܑܳ۸ ݗۿ݊ݔ ݁ݛ݇ܲ ܑ݄ݚ ݅ݛ݆ܐ ݗ݆ۮ ܄۵ۿ܋۾ ݁ݛ݆ۮ ݅ܢݕ۾ ݙۿ݆۴

݆݉ ܑ۹ܲ ۻܻܿܢ ۼܕܛخݔ ۵۹ݛܾܔ ۵ݓݛ݇ܲ ݀۴ܕ۾ ا ݍݛܲ ۽ݛ݋ܲ ݙݓ݆ۮ ۵۹ݛܣݎ ݁۹܊ ݍ݊ ݑ݆ ݅ܳ܇۾

݌۵݂ ܁ݛ܊ ݑܳ݊ ه۴ ݌أ ݉݇ܳݚ ݌أ ءܕ݋݆۴ ݌۵݋ݚۮ ݅ܧܺأ

ܔ۴ݕݎأ۴ ۺݕܛ݃۸ ۵ݓݛ݆ۮ ݙݏܳ܆ܔ۵ܺ ܔ۵܂ݜ۴ ݗ݆ۮ ܰݕ܆ܕ݆۵۸ ۼܕ݊أ ݙݓ݆ۮ ۵ݓݏ݊ ݁ݛ݇ܲ ۽݇خܐ ۵݋݂ ۵ݓݏ݊ ݁ݛ݆ۮ ܱ܆ܔأ ݗۿ܊ ܔ۵ܣ۹ۿܚا۴ ۻݚ۴ܑݒݔ ۵ݓݛ݇ܲ ܐ۵݋ۿܲا۴ ݍܲ ۻ݋ݓ݆۴ ܰݕܺܕ݊ ۵ݓݛ݆ۮ ܕܯݏ݆۴ ݍܲ ܕܛ݆۴ ݌ݕܣ݊ ܕݚܑܾ ءݙܞ ݂݅ ݗ݇ܲ ݁ݎأ

݁ݏ݊ ݁ݛ݇ܲ ݙܻ܏ݚ ا ݙ݆۵܊ ۴ܓݒݔ ݁ݚܑݚ ݍݛ۸ ܕݒ۵ظ ݙ݆ܒ ۴ܓݒ ݙݓ݆ۮ ݙݎܑݒ۵ܺ ݀ܕݛܷ۸ اݔ ݁ݛ݇ܲ ܑ݄ۿܚأ ݁۸ݔ ݁ݛ݆ۮ ݄ݕܢݕ݆۴ ۷݇ܪأ ݁ݚܑݚ ݍݛ۸ ۻݚܐݕ۹݆ܳ۴ ܑܼܣ۸ ݙݏ݋ܾأݔ ݁ݛ݆ۮ ݀ܔݕݏ۸

݌ݕܣ݋݆۴ ݁݋ܚ۴ ܕܛ۸ ݙݏܢݔ ݌ݔܗ܏݋݆۴ ݁݋݇ܲ ݍ݊ ݙݏ݋݇ܲ ݙݓ݆ۮ

۶ܓ܇݆۴ ݅ݒأ ݆݁۵ܛ݊ ݙ۸ ݁݇ܚ۴ݔ ۶ܕ݆ܿ۴ ݅ݒأ ܽ۲۵ܿ܋۸ ݙݏܿܿ܊ ݙݓ݆ۮ

ݙݏܻܾݔ۴ݔ ݘܔ۵ݛۿخ۴ ݍܲ ݙ݆ ݀ܔ۵ݛۿخ۵۸ݔ ݘܕݛ۸ܑۿ۸ ݙݏݏܶ۴ ݙݓ݆ۮ ݖܔ۴ܕܫܦ۴ ܗ݂۴ܕ݊ ݗ݇ܲ

݅۹ܾ ݗ݂ܕܞݔ ݗ݃ܞ ݍ݊ ݗݎܕݓܪݔ ݙܛܻݎ ݄ܒ ݍ݊ ݙݏ܆ܕخأ ݙݓ݆ۮ ݗݏ݇݃۾ اܺ ݂݅ݕݎ۴ ݁ݛ݇ܲݔ ݗݎܕܣݎ۵ܺ ܕܣݏۿܚ۴ ݁۸ ݗܛ݊ܔ ݄ݕ݇܊ ݗݏ݊ܕ܋۾ اܺ ۷ܶܔ۴ ݁݇ݛܧܺ ݗܺݔ ݗݏ۹ݛ܏۾ اܺ ݄۫ܚ۴ ݀۵ݚ۴ݔ ݗݎܐܕܫ۾ اܺ ܹܾ۴ ݁۸۵۹۸ݔ ݗݎܑܳ۹۾ اܺ ۷ܛۿݎ۴ ݁۸۵ݏ܇݆ݔ

ۻ݇ܲ ݑ݆ ݌ݕ݃۾ ܹݛ݃ܺ ݁ݏ݊ ۻ݇ܲ ݑ݆ ݌ݕ݃۾ ݌أ ݀۵ܦܔ ܘܑܿ۾ ݙݓ݆ۮ ݅ܣݚ ݌۴ ݍܲ ݁۾۴ܓ۸ ݗݏܷ݆۴ ۽ݎ۴ ݗݏ݊ ۻ݇ܲ ݑ݆ ݌ݕ݃۾ ܹݛ݃ܺ ݁ݏ݊ ݗݏܲ۵ݛݏܶ ݌ݕ݃۾ ا ܹݛ݃ܺ ݁ݏ݊ ܱܻݏ݆۴ ݁ݛ݆۴

ۺݕݓܟ݆۴ ܽ۲۵܂ݕ۸ ݖݕݓ݆۴ ݌۴ݔ ݙݏ۹݇ܶ ܑܾ ܔܑ݆ܿ۴ݔ ء۵ܧ݆ܿ۴ ݌أ ݙݓ݆ۮ ݗ۸ܕܣݏ۾ݔ ݗ۸ܕܣݏ۾ݔ ݗݎܕܣݏ۾ ݗۿ܊ ݙ݆ܕݛܣݏ݆۵ۿݎ۴ ݍ݃ܺ ݗݎܕܚ۴ ݗ۹݇ܪ ݍܲ ݁۸ ݗݏܷۿܚ۴ ݗۿ܊ ݁݇ܧܻ۸ ݗݏݏܶ۴ݔ

݀ݕܺܕܲ ݗۿ܊ ݁۲۵ݛ݆ݔأ ۶ݕܾ݇ ݙܺ ܔ۴ݕݎأ۴ ۽ܾܕܞأ ݘܓ݆۴ ۽ݎأ ݆݉ ݗۿ܊ ݁۸۵۹܊۴ ۶ݕܾ݇ ݍ݊ ܔ۵ݛܶا۴ ۽݆ܗݎ۴ ݘܓ݆۴ ۽ݎ۴ݔ ݀ܖܑ܊ݔݔ ܁ݛ܊ ݉ݓ݆ ܙݎۭ݊۵۾ ۽ݎ۴ ݀ܕݛܶ ݗ݆۴ ۴ݔ۫܇݇ݚ ݆݉ݔ ݀۴ݕܚ ۴ݕ۹܋۸ ݆݉۴ݕ݆ܳ۴ ݉ݓ݆ ۽ݎ۵۹ۿܚ۴ ݗۿ܊ ݉ݓۿݚܑݒ ݖܓ݆۴ ۽ݎ۴ݔ ݆݉۴ݕ݆ܳ۴ ݉ݓۿܟ܊ݔ۴

ݍ݊ ۶۵خ ܑ݆ܿ ܑ݀܆ݔ ݍ݊ ܑܿܺ ݖܓ݆۴ ۵݊ݔ ܑ݀ܿܺ ݍ݊ ܑ܆ݔ ۴ܒ۵݊ اݕ܋ۿ݊ ݁ݏܲ ݗܷ۸ ݍ݊ ܕܛخ ܑ݆ܿݔ اܑ۸ ݁ݎݔܐ ݗܦܔ

۷݇ܫݚ ܹݛ݂ݔ ݌۵ܛ܊ا۴ ۽ܳܫܾ۵݊ ۽ݎ۴ݔ ݀۴ݕܚ ݗ܆ܕݚ ܹݛ݂ ݙݓ݆۴ ݌۵ݏۿ݊ا۴ ۺܐ۵ܲ ۽ܑ݆۸ ۵݊ ۽ݎ۴ݔ ݀ܕݛܶ ݍ݊

ݍݛܿ݇݋ۿ݊ ݑݚܑݚ ݍݛ۸ ۴ݕ݋ܿܺ ݑۿܛݎ۴ۭ݊ ۺݔا܊ ݑ۸۵۹܊أ ܼ۴ܒأ ݍ݊ ۵ݚ ݍݚܗܳۿܛ݊ ݑ۾ܗܳ۸ ۴ݕ݊۵ܿܺ ݑۿ۹ݛݒ ܙ۸ا݊ ݐء۵ݛ݆ݔ۴ ܙ۹݆۴ ݍ݊۵ݚݔ

݅۹ܾ ݍ݊ ݌۵ܛ܊ا۵۸ ۰ܐ۵۹݆۴ ۽ݎ۴ݔ ݍݚܕ݂۴ܓ݆۴ ݅۹ܾ ݍ݊ ܕ݂۴ܓ݆۴ ۽ݎأ ݍݛ۹݆۵ܫ݆۴ ۷݇ܪ ݅۹ܾ ݍ݊ ء۵ܫ݆ܳ۵۸ ܐ۴ݕ܇݆۴ ۽ݎ۴ݔ ݍݚܑ۸۵݆ܳ۴ ݑ܆ݕ۾ ݍݛܦܕܿۿܛ݋݆۴ ݍ݊ ۵ݏۿ۹ݒݔ ۵݋݆ ۽ݎ۴ ݉܂ ۶۵ݒݕ݆۴ ۽ݎ۴ݔ

ݗۿ܊ ݁ۿݏ݋۸ ݗݏ۸ܓ܆۴ݔ ݁ݛ݆۴ ݅ܢ۴ ݗۿ܊ ݁ۿ݋܊ܕ۸ ݙݏ۹݇ܪ۴ ݙݓ݆۴ ݁ݛ݇ܲ ݅۹ܾ۴

ݗܺݕخ ݌۴ ۵݋݂ ݁ۿݛܣܲ ݌۴ݔ ݁ݏܲ ܱܫܿݏݚ ا ݙ۲۵܆ܔ ݙݓ݆۴ ݁ۿܳܪ۴ ݌۴ݔ ݗݏ݇ݚ۴ܗݚا


(38)

݁ݛ݇ܲ ݁݊ܕ݃۸ ݗ݋݇ܲ ݗݏܿܺݔ۴ ܑܾݔ ݁ݛ݆۴ ݆݉۴ݕ݆ܳ۴ ݗݏۿܳܺܐ ܑܾ ݙݓ݆۴

ݙ݇݃ۿ݊ ݁ݛ݇ܲݔ ݌۵ݒ۴ ܹݛ݂ ݈۴ ݙ݇݊۴ ۽ݎ۴ݔ ۷ݛخ۴ ܹݛ݂ ݙݓ݆۴

ܗܳۿܚ۴ا ܹݛ݂ ݈۴ ݗݏ۾ܗ݂ܔ۴ ۻ݆ܓ݆۴ ݗܺ ۽ݎ۴ݔ ܗܳۿܚ۴ ܹݛ݂ ݙݓ݆۴ ݙݏۿݛݏܶ۴ ݀ܐݕ܇۸ ݖܓ݆۴ ۽ݎ۴ݔ ܕܿۿܺ۴ ا ܹݛ݂ ݈۴ ݗݏۿ۹ܛݎ ݁ݛ݆۴ݔ

۽ݎ۴ݔ ۱ݛܞ ݁݇ݓ܆ ۵݋ܺ ۱ݛܞ ݆݅݃ ۽ܺܕܳ۾ ݀ܕݛܶ ݑ݆۴ا ݘܓ݆۴ ۽ݎ۴ ۱ݛܞ ݂݅ ݗܺ ۴ܕݒ۵ظ ݁ۿݚأܕܺ ۱ݛܞ ݂݅ ݗܺ ݙ݆۴ ۽ܺܕܳ۾ ݘܓ݆۴ ۱ݛܞ ݆݅݃ ܕݒ۵ܯ݆۴ ۽ݎ۵ܺ

ݗܺ ۵۹ݛܶ ܜܕ݆ܳ۴ ܔ۵ܣܺ ݑܞܕܲ ݗ݇ܲ ݑۿݛݎ۵݋܊ܕ۸ ݖݕۿܚ۴ ݍ݊ ۵ݚ ܔ۵܂ا۴ ۽ܿ܋݊ ݑܞܕܲ ݗܺ ۵۹ݛܶ ݆݉۴ݕ݆ܳ۴ ۼܔ۵ܢ ۵݋݂ ݑۿݛݎ۵݋܊ܔ ܔ۴ݕݎا۴ ݀اܺ۴ ۼ۵ܫݛ܋݋۸ ܔ۵ݛܶا۴ ۼݕ܋݊ݔ ܕ܂ا۵۸

ݍ݊ ۵ݚ ܔ۵ܣ۸ا۴ ݑ݂ܔܑ۾ ݌۴ ݍܲ ݐܗܲ ۼ۵ܾܐ۴ܕܚ ݗܺ ۷܇ۿ܊۴ ݍ݊ ۵ݚ ۽ݎ۴ݔ ݗܻ܏۾ ܹݛ݂ ܔ۴ܕܚا۴ ݑۿ݋ܯܲ ۽ܿܿ܋ۿܺ ݉۲۵ݓ۸ ݄۵݋݃۸ ݗ݇܇۾ ݑ۸ݔ ܽܺݕ݋݆۴ ه۴ݔ ܕܦ۵܋݆۴ ۷ݛܾܕ݆۴ ۽ݎ۴ݔ ۷ݛܷ۾ ܹݛ݂ ݈۴ ܕݒ۵ܯ݆۴ ݍݛܳۿܛݎ

Data-data tersebut diolah dan dianalisis sesuai dengan jenis data yang terkumpul. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif yaitu dengan memaparkan atau menggambarkan pesan-pesan dakwah dalam kitab al-Hikam.

Tujuan menggunakan rumus ini adalah untuk melakukan penjumlahan pada kategorisasi pesan terhadap kitab al-Hikam, selain itu juga untuk mencari pesan dakwah yang paling dominan dalam kitab al-Hikam.

Setelah terkumpul data, maka maka menentukan atau mengklasifikasi judul-judul dalam kitab al-Hikam. Analisa dilakukan dengan cara mengkategorisasikan ke dalam pesan yang sudah ditentukan oleh peniliti yaitu

aqidah, syari‟ah dan akhlak. Kemudian dianalisis untuk mencari isi pesan dan judul-judul dakwah apa yang terkandung didalamnya.


(39)

C. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah penulisan ini, maka penulis mengacu kepada buku pedoman penulisan karya ilmiah skripsi, tesis dan disertasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dan skripsi ini akan dibahas dalam beberapa bab yang diuraikan sebagai berikut :

BAB I : Bab pendahuluan ini diuraikan mengenai latar belakang, pembatasan dan perumusan masalah, pernyataan penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, bingkai penelitian, metodologi penelitian, teknik pengumpulan data dan diakhiri dengan sistematika penulisan.

BAB II : Bab ini menjelaskan Pengertian Analisis isi Pesan,berbagai teori tentang analisis isi, penerapan teori analisis isi, essensi tasawuf, konsep-konsep tasawuf dan relevansi antara tasawuf dengan dakwah.

BAB III : Bab ini membahas mengenai Biografi Ibnu Atha‟illah, kandungan dan tujuan kitab Al Hikam, dan corak ketasawufan.

BAB IV : Bab ini tentang menganalisis isi pesan ketasawufan dalam kitab Al-Hikam karya Ibn Atha‟illahyang mengandung akidah, syari‟ah dan akhlak serta isi pesan yang paling dominan.

BAB V : Bab ini adalah yang terakhir dari karya ilmiah yang penulis buat kesimpulan, saran-saran,daftar pustaka dan lampiran-lampiran.


(40)

A. Analisis Isi

1. Pengertian Analisis Isi

Content Analysis, yaitu penelitian yang dimaksudkan untuk meneliti isi pesan yang disampaikan dalam suatu proses komunikasi. Metode analisis isi sangat tepat digunakan dalam bidang ilmu komunikasi karena yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah isi pesan yang disampaikan oleh suatu media komunikasi. Prosedur kerja metode ini hampir sama dengan metode survei, yang membedakan hanyalah objek penelitiannya.

Putranto menyatakan analisis isi (content analysis) berhubungan dengan komunikasi, tepatnya, berhubungan dengan isi komunikasi. Penelitian dengan menggunakan tehnik analisis isi merupakan tehnik penelitian alternatif bagi kajian komunikasi yang pada umunya cenderung lebih banyak mengarah pada penelitian sumber (souce) maupun penerima

(receiver).

Berger menyatakan bahwa, analisis isi adalah tehnik penelitian yang melibatkan pengukuran suatu pesan. Seperti menghitung kekerasan, menentukan persentase orang kulit hitam, wanita profesional atau apapun secara acak dari beberapa bentuk komunikasi seperti: komik, komedi


(41)

situasi, opera sabun, berita, dan sebagainya. 1

Menurut Wazer dan Wiener (1978) analisis isi adalah suatu prosedur sistematika yang disusun untuk menguji isi informasi yang terekam. Krippendorf (1980) mendefinisikan analisis isi suatu penelitian untuk membuat referensi-referensi valid dan dapat ditiru dari data kekonteks. Kerlinger (1986) agak khas, yaitu analisis komunikasi secara sistematis, obyektif, dan secara kuantitatif untuk mengukur variabel. Dalam definisi Kerlinger ada tiga konsep yang tercakup di dalamnya.

Pertama, analisis ini bersifat sistematis. Hal ini berarti isi yang akan di analisis dipilih menurut aturan-aturan yang ditetapkan secara implisit misalnya: cara penentuan sample. Kedua, analisis isi bersifat

Obyektif.Ketiga, analisis isi bersifat kuantitatif.

Pengertian content analysis menurut Berelson, 1952, yaitu content

analysis sebagai suatu teknik penelitian yang obyektif, sistematik, dan menggambarkan secara kuantitatif isi-isi pernyataan suatu komunukasi. 2 2. Berbagai Teori Tentang Analisis Isi

Ada beberapa penadapat tentang tahapan-tahapan yang dapat dilakukan dalam melaksanakan analisis isi, sebagai berikut:

Tahapan-tahapan analisis isi menurut Gozali sekurang-kurangnya harus melewati empat tahapan metodologis yaitu:

1

Jumroni, Metode-Metode Penelitian Komunikasi, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta dengan UIN Jakarta, 2006), cet ke-1, hal. 66-69.

2

Andi Bulaeng, Metode Penelitian komunikasi Kontemporer, (Yogyakarta: Andi offset, 2004), hal.164 & 171.


(42)

a. Pemilihan satuan analisis b. Konstruksi kategori c. Penarikan sampel d. Reabilitas koding

Menurut Bulaeng tahapan-tahapan penelitian dalam analisis isi ada sepuluh tahapan, sebagai berikut:

a. Merumuskan pertanyaan penelitian atau hipotesis b. Mendefinisikan populasi yang diteliti

c. Memilih sampel yang sesuai populasi d. Memilih dan menentukan unit analisis e. Menyusun kategori-kategori isi f. Membuat sistem hitungan

g. Melatih para pengkode dan melakukan percobaan h. Mengkode isi menurut definisi yang telah ditentukan i. Menganalisa data yang sudah dikumpulkan

j. Menarik kesimpulan-kesimpulan dan mencari indikasi.

Adapun menurut Rakhmat, tahapan-tahapan dalam penelitian analisis isi pada umumnya terdiri dari enam tahapan, sebagai berikut: a. Perumusan masalah

b. Perumusan hipotesis c. Penarikan sampel d. Pembuatan alat ukur e. Pengumpulan data


(43)

f. Analisis data.

Penggunaan analisis isi dilakukan bila ingin memperoleh keterangan dari isi komunikasi yang disampaikan dalam bentuk lambang. Analisisi isi dapat digunakan untuk menganalisis semua bentuk komunikasi seperti: surat kabar, buku, puisi, lagu, cerita, lukisan, pidato, surat, peraturan, undang-undang, musik, iklan, dsb. 3

3. Penerapan Teori Analisis Isi

Berdasarkan teori atau tahapan-tahapan di atas, maka penulis berniat untuk menggunakan teori yang ketiga yaitu menurut Rakhmat, yaitu:

Adapun menurut Rakhmat, tahapan-tahapan dalam penelitian analisis isi pada umumnya terdiri dari enam tahapan, sebagai berikut: a. Perumusan masalah

b. Perumusan hipotesis c. Penarikan sampel d. Pembuatan alat ukur e. Pengumpulan data f. Analisis data.

Penggunaan analisis isi dilakukan bila ingin memperoleh keterangan dari isi komunikasi yang disampaikan dalam bentuk lambang. Analisisi isi dapat digunakan untuk menganalisis semua bentuk komunikasi seperti: surat kabar, buku, puisi, lagu, cerita, lukisan, pidato,

3

Jumroni, Metode-Metode Penelitian Komunikasi, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta dengan UIN Jakarta, 2006), cet ke-1, hal. 70-72.


(44)

surat, peraturan, undang-undang, musik, iklan, dsb.

B. KETASAWUFAN 1. Essensi Tasawuf

Tasawuf adalah suatu kehidupan rohani yang merupakan fitrah manusia dengan tujuan untuk mencapai hakikat yang tinggi, berada dekat atau sedekar mungkin dengan Allah dengan jalan mensucikan jiwanya, dengan melepaskan jiwanya dari kungkungan jasadnya yang menyadarkan hanya kepada kehidupan kebendaan, disamping juga melepaskan jiwanya dari noda-noda sifat dan perbuatan yang tercela.

Syaikhul Islam zakari Al-Anshari menyebutkan, tasawuf adalah ilmu yang menerangkan hal-hal tentang cara-cara mensucibersihkan jiwa, tentang cara pembinaan kesejahteraan lahir dan batin untuk mencapai kebahagiaan yang abadi. Hakikat tasawuf adalah perpindahan sikap mental, keadaan jiwa dari suatu keadaan kepada keadaan yang lain yang lebih baik lebih tinggi dan lebih sempurna, suatu perpindahan dari alam kebendaan kepada alam rohani.

Dalam rangka mensucikan jiwa demi tercapainya kesempurnaan dan kebahagiaan hidup tersebut, maka diperlukan suatu riyadah (latihan) dari satu tahap ke tahap lain yang lebih tinggi. Jadi untuk mencapai kesempurnaan rohani tidaklah dapat dicapai secara spontan dan sekaligus. Memang semua sufi sependapat bahwa untuk dapat mencapai tujuan dekat atau berada di hadirat Allah, satu-satunya jalan hanyalah dengan “kesucian


(45)

sendiri memerlukan pendidikan dan latihan mental yang panjang dan bertingkat.4

Beberapa ayat di dalam Al-Qur‟an mengatakan bahwa manusia dekat sekali pada Tuhan, di antaranya:

a. Surat Al-Baqarah ayat 186:

۱۸٦

Artinya:

“Dan apabila hmba-hamba- ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang-orang yang mendoa apabila ia berdoa kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah)-Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu

berada dalam kebenaran”.(Q.S. Al-Baqarah: 186) b. Surat Thaha ayat 84:

۸٤

Artinya:

“Berkata Musa: Itulah mereka sedang menyusuli aku dan aku

bersegera kepada-Mu. Ya Tuhanku agar supaya engkau rida (kepadaku). (Q.S. Thaha: 84).

2. Konsep-konsep Ketasawufan

a. Maqamat

Secara bahasa kata maqâmât bentuk jamak, bentuk tunggalnya

maqâm. Artinya tempat berdiri, posisi, atau kedudukan

Yang dimaksud dengan Maqam (tingkatan) oleh para sufi ialah tingkatan seorang hamba Allah di hadapan-Nya, dalam hal ibadah dan latihan-latihan jiwa yang dilakukannya. Maqam merupakan hasil dari

4


(46)

kesungguhan dan perjuangan terus-menerus, ini berarti bahwa seorang

salik baru dapat berpindah dan naik dari satu maqam ke maqam berikutnya setelah melalui latihan-latihan dan menanamkan kebiasaan-kebiasaan yang lebih baik lagi, dan telah pula menyempurnakan syarat-syarat maqam yang ada dibawahnya.

Menurut Harun Nasution, maqamat adalah jalan ruhani yang harus di lewati oleh calon sufi, dan jalan tersebut dibagi dalam beberapa tingkatan, tempat seorang sufi menunggu sambil berusaha keras membersihkan dirinya agar dapat melanjutkan ke tingkatan berikutnya. Sedangkan menurut jalaludin Rakhmat, maqamat lebih merupakan derajat ruhani yang harus dilewati oleh seorang salik ketika menuju pada Allah.5

Untuk berada dekat dengan Tuhan, seseorang yang sufi harus menempuh jalan panjang yang berisis stasiun-stasiun, yang disebut maqamat dalam istilah Arab, atau stages dan stations dalam istilah Inggris. Buku-buku tasawuf tidak selamanya memberikan angka dan susunan yang sama tentang stasiun-stasiun ini. Sama halnya tentang jumlah tingkatan maqam tidak disepakati ulama tasawuf. Perbedaan tersebut sangat;ah beralasan, karena maqam-maqam yang dilalui tersebut terkait erat dengan pengalaman religius seseorang.

Istilah Maqamat dalam Al-Qur‟an

5

Ismail, Asep Usman. Sajarah, Wiwit St. Sururin. Tasawuf, (Jakarta: Pusat studi Wanita, 2005), hal111-112


(47)

Artinya :

“Di sana terdapat tanda-tanda yang jelas, (di antara-nya)

maqam Ibrahim.Barangsiapa memasukinya (Baitullah) amanlah dia. Dan (di antara) kewajiban manusia terhadap Allah adalah melaksanakan ibadah haji ke Baitullah, yaitu bagi orang-orang yang mampu mengada-kan perjalanan ke sana. Barangsiapa meng-ingkari kewajiban haji, maka ketahuilah bahwa Allah Mahakaya (tidak memerlukan sesuatu) dari seluruh alam”. (Q.S.Ali Imran/3: 97)

Tahapan Maqamat menurutpara Ahli Tasawuf yaitu:

MAQÂMÂT

MENURUT AL-SARRAJ

MAQAMAT

MENURUT HUJWIRI Kedudukan

hamba

Tingkatan hamba dihadapan Allah

ۼ۵݊۵ܿ݊

Berada di jalan Allah

Memenuhi kewajiban

Menjaga hak Allah

Meraih al-Kamal


(48)

MAQAMAT

MENURUT AL-GHAZALI

MAQAMAT

MENURUT IBN AL-QAYYIM

ۼ۵݊۵ܿ݊

ܸܔ۵ܳ݋݆۴

۶ݕ݆݇ܿ۴ ݄۴ݕ܊أ

۴

܉݆۵ܣ݆ا۵݋ܲأ

ۺ

ۼ۵݊۵ܿ݊

ۻܯܿݚ

ܕݛܻ݃۾

ۺܑݒ۵ܟ݊


(1)

(2)

(3)

fnou

Athoillah

Al"Iskanda

**.'d-;@*qlry'1i'ig,ii

H

rrlil:'

;lr,..l,rl


(4)

.-1.,

.r; , :ir

'Iiar' :1 d

""t:

a

1


(5)

I AilSr

KEMENTERIAN

AGAMA

UNIVERSITAS

ISLAM

NEGERI

(UIN)

SYARIF

HIDAYATULLAH JAKARTA

W

$

H

g

I

FAKUI,TAS

ILMU DAKI'VAH DAN ILMU KOMUNIKASI

-**-._-v__-_ Telepon/Fax : (021) 7 432728 / 7 4703580

Jl. Ir. H. juanda No. 95 Ciputat L5412 Indonesia website: www.ftlkuinjakarta.iit:.id, E-nail

; dakwah@fdk uirjakarta ac id

Nomor

:

Un.01/F5/KM'A1 3l

nY

A

ncn

Lamp :1(satu)bundel

Hal

:

Bimbingan SkriPsi

Jakafta,

>3iuni

201 I

Kepada Yth.

nr.

g. Asep Usman lsmail, MA

Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilniu Komunikasi

UIN Syarif HidaYatullah Jakarta

A s s al amu' c! ai lanm Wrr - Wb.

Bersama

ini

kami sampaikan sebuah out line skripsi yang diajukan oleh mahasiswa

Fakultas

ilmu

Dakwah dan

ilnu

Komunikasi

UIN

Syarif

Hidayatullah Jakarta sebagai

berikut,

Rubiyatul AdawiYah n7a51000140

Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPD /

VIII

Analisis Isi Pesan Ketasawufan dalam Kitab Al-Hikam Karya

Ibn Atha'illah.

Nama

Nomor Pokok

Jurusan /Semestei

Judul Skripsi

Kami

mohon

kesediaannya

untuk

membimbing

mahasiswa

tersebut

dalam

penyusunan dan penyelesaian skripsinya pada waktu yang tidak terlalu lama'

Atas perhatian dan kesediaannya kami sampaikan tel'ima kasih.

Was s alamu' alaikum Wr. Wb.

Drs. df.rrP.

an.

Tembusan :

l. Dekan

2. Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran islam (KPI)

Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Bidang Akademik

idin

Saputra'

MA


(6)

DEPARTEMEN

AGAMA

LINIVERSITAS ISLAM NEGEzu

(UIN)

SYARIF

HIDAYATULLAH JAKARTA

,

FAKULTAS

ILMU DAKWAH

DAN

ILMU

KOMLTNIKASI

Xn. Ir. Juanda no 95 Ciputar I 5412 tndonesi4 telp/ fu, : (021) 7472728 I 7 4703580. Email : dakwah(Ofdk'uidkt'aeid

Jakarta,l3-12'2010 Nomor

Lampiran Hal

:Istimewa

: 1 (satu) Berkas

: Permohonan Pengajuan Judul Skripsi

Kepada Yth.

Ketua Jurusan komunikasi Penyiaran Islam

Fakultas

Ilmu

Dakwah dan

Ilmu

Komunikasi Di

Tempat

AssalamuolaikumWr.l|tb

I

Salam sejahtera teriring doa dan harapans-em9g" P:P,a.Y Ibu beserta segenap Civitas akademia

Fakultas Ilmu Dakwah dan llmu

Komunituri

uN

Si*{

iridayatullah Jakarta, senantiasa mendapat

lindungan-Nyu,

b"ruju

Cliu-

k;;"G; a-

ait.*ufti

dalam mlngemban tugas dan amanat' Amien'

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama

: RobiYatul AdawiYah

NIM

: 107051000140

Fakultas

: Ilmu Dakwah dan llmu Komunikasi

iurusan

: Komunikasi penyiaran Islam

Semester :VII

(tujuh)

Dengan

ini

bermaksud ingin mengajukan proposal

tqpti

yang-berjudul'

("Anulisis

Isi Pesan

Dakwah

Metatui

irj;;-T;r;rf,ut

iotii iii;

syarah

et-Hiiam

Kg,rangay

lbnu Atho'ifiah" ).

Sebagai bahan pertimbangan, berikut saya lampirkan:

1.

Outline SkriPsi

2.

ProPosal SkriPsi

3.

Daftar Pustaka (sementara)

Demikianlah surat permohonan

ini

saya buat, semoga dapat menjadi

b4*

pertimbangan oleh

Bapak/Ibu. Atas perhatian

ian

ke{asamanyu iuyu ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya'

Vfrl s s alamu' alaikum Wr. Wb

Mengetahui: Pembimbing Akademik

Prof. Dr. Andi Faisal Bakti.

MA

NIP: 150236319

Pemohon

Robiyatul Adawiyalt