Beberapa Karya Utama SKETSA BIOGRAFIS NURCHOLISH MADJID

C. Beberapa Karya Utama

Nurcholish Madjid tidak bedanya dengan pemikir-pemikir lainnya, bahwa setiap buah pemikirannya tertuang dalam goresan tinta. Buku adalah sarana untuk mengenalkan dan menyampaikan ide dan gagasannya kepada manusia-manusia yang gandrung dengan disiplin ilmu yang dimilikinya, dan bukulah yang pantas untuk menggoreskan tinta pemikiran seorang tokoh. Oleh karena itulah, Nurcholish berusaha mengabadikan pemikirannya di setiap lembaran-lembaran dalam buku. Adapun buku-buku yang sudah diterbitkan di Indonesia merupakan kompilasi dari artikel, makalah bahan kuliah, bahan ceramah dan materi khutbah yang pernah ditulisnya. Lain halnya dengan buku Khazanah Intelektual Islam, karena buku itu merupakan suntingan karya-karya pemikir muslim klasik yang sudah diterjemahkan Nurcholish ke dalam bahasa Indonesia. Dalam pembahasan ini, karya-karya Nurcholish tidak bisa diungkapkan secara keseluruhan, namun hanya sebagian saja karyanya yang dianggap sudah cukup mewakili. Adapun karya-karyanya antara lain: Khazanah Intelektual Islam, buku terbitan PT. Bulan Bintang, Jakarta 1984 ini adalah langkah awal mengabadikan pemikirannya lewat tulisan disaat Nurcholish melewati hari-harinya di Chicago University, Amerika Serikat. Maksud buku suntingan ini adalah untuk memperkenalkan bidang pemikiran yang merupakan salah satu segi kejayaan Islam bagi para generasi Islam dan para pembaca lainnya. Selain itu dalam buku ini Nurcholish juga memperkenalkan kepada para pembaca tentang corak pemikiran para tokoh klasik. Adapun tokoh- tokoh yang disebut Cak Nur dalam buku ini adalah: al-Kindi 258 H870 M, al- Asy’ari w. 300 H913 M, al-Farabi w. 337 H950 M, Ibn Sina 370 H-428 H980 M-1037 M, al-Ghazali w. 505 H111 M, Ibn Rusyd w. 594 H1198 M, Ibn Taymiyyah w. 728 H1328 M, Ibn Khaldun w. 808 H1406 M, Jamaluddin al-Afghani 1255 H-1315 H1839 M-1897 M, dan Muhammad Abduh 1262 H- 1323 H1845 M-1905 M. penulis tegaska kemabli tentang buku ini, seperti yang diungkapkan Nurcholish sendiri bahwa buku ini hanya sekedar pengantar pemikiran kepada kajian yang lebih luas dan mendalam tentang khazanah kekayaan pemikiran Islam. Islam Kemodernan dan Keindonesiaan, buku ini pertama kali diterbitkan oleh penerbit Mizan, Bandung 1987. dalam isi buku ini membincangkan tentang permasalahan-permasalahan dan juga isu-isu yang aktual saat itu, dan di sisi lain juga kontribusi penulis buku ini dalam mewujudkan beberapa solusi keagamaan dan keindonesiaan, sekitar tahun 70-an permasalahan-permasalahan menjadi wacana yang mengegerkan dan penuh dengan pandangan-pandangan yang controversial. Dengan sebab itulah, buku ini telah mengalami beberapa kali cetak ulang, yakni sampai mengalami cetak ulang hingga 12 kali. Bilik-Bilik Pesantren, Sebuah Potret Perjalanan, Paramadina adalah penerbit dari buku ini, Jakarta 1992. Nurcholish Madjid dalam buku ini menyinggung lembaga pendidikan tradisional pesantren. Kritikan Nurcholish tertuju pada kurikulum pesantren yang ada di Indonesia. Menurutnya, bahwa materi keagamaan masih mendominasi di lingkungan pesantren yang disajikan hanya dan selalu dalam bahasa Arab, seperti Fiqh, ‘Aqa’id, Nahwu-Sharaf. Padahal menurutnya, ada yang lebih penting pada tataran praktis di saat seorang muslim berinteraksi dengan sesame, yakni semangat religiusitas dan juga Tasawuf yang merupakan inti dari kurikulum keagamaan. Sedangkan di sisi lain, pengetahuan umum kenyataannya masih dilaksanakan secara setengah-setengah, akibatnya kemampuan santri sangat terbatas dan kurang mendapat pengakuan dari masyarakat dalam ilmu-ilmu eksak. Dalam buku ini tidak hanya tulisan Nurcholish yang membicarakan lembaga pendidikan tradisional pesantren tapi juga tulisannya Malik Fadjar serta laporan tim kompas. Islam, Doktrin dan Peradaban, sebuah telaah kritis tentang masalah keimanan, kemanusiaan, dan kemodernan. Diterbitkan oleh penerbit Paramadina 1992. dalam buku ini, Nurcholish Madjid memaparkan tentang bagaimana manusia mempunyai tujuan hidup yang transendental berdasarkan iman yang dinyatakan dalam bentuk amal, kebajikan sosial, menciptakan masyarakat egaliter dan inklusif dalam mencari kebenaran dan keadilan. Sebenarnya, buku ini hanya kumpulan sebagian makalah dari kelompok kajian agama yang diselenggarakan oleh Yayasan Wakaf Paramadina yang diadakan sekali dalam sebulan dengan beranggotakan 200 orang. Islam; Agama Peradaban, Membangun Makna dan Relevansi Doktrin Islam dalam Sejarah. Paramadina 1995. dalam buku ini yang menjadi tema besar adalah pada reinterpretasi dan rekonstruksi ajaran pokok Islam yang selama ini telah mengalami pendangkalan dan salah kaprah umat dalam memandang ajarannya, mengakibatkan umat mengidentikkan dengan hasil penafsiran Ulama semata. Nurcholish Madjid dalam buku ini menghendaki agar umat Islam Indonesia khususnya menjadikan Islam bisa kembali menjadi ajaran yang lebih aspiratif terhadap perubahan dan perkembangan zaman. Pintu-Pintu menuju Tuhan. Paramadina 1994. isi buku ini merupakan kumpulan tulisan Nurcholish Madjid yang tercecer, yang telah dimuat pada Harian Pelita dan Majalah Tempo. Di sini Nurcholish menjelaskan bahwa umat Islam jangan hanya melihat satu pintu untuk menuju Tuhan, karena Islam telah menyediakan banyak pintu untuk menuju dan meraih perkenan Tuhan. Islam Agama Kemanusiaan, Membangun Tradisi dan Visi Baru Islam Indonesia, Jakarta, Paramadina 1995. Kajian pokok dalam buku ini ada pada pembahasan tentang wajah Islam yang kosmopolit dan Universal, yang menampilkan nilai humanisme, keadilan, inklusivitas, pluralitas juga egaliter, tetapi pada saat yang bersamaan menampilkan Islam yang menampung nilai-nilai dan kultur parsial. Sehingga Islam sebagai ajaran yang universal dan kosmopolit tetap menjadi ajaran yang relevan di setiap perjalanan zaman. Tradisi Islam, Peran dan Fungsinya dalam Pembangunan di Indonesia, Paramadina 1997. dalam buku ini memuat pikiran-pikiran Nurcholish Madjid tentang peran Intelektual Indonesia dalam membangun etos keilmuan dan tradisi intelektual, mengembangkan demokratisasi serta membangun sumber daya manusia yang siap memasuki era industrialisasi dan era tinggal landas. Masyarakat Religius, buku terbitan Paramadina 1997 ini mengetengahkan tentang Islam dan konsep kemasyarakatan, komitmen pribadi dan sosial, dan konsep pendidikan agama Islam di lingkungan keluarga. Dalam hal itu, Nurcholish menerangkannya dengan bahasa yang sederhana dan menarik, tapi tidak berarti substansi permasalahan diabaikan. Cita-Cita Politik Islam Era Reformasi, 1999. dalam buku ini Nurcholish mengetengahkan gagasan politiknya, demokrasi, kebangsaan dan kenegaraan. Ia menyampaikan persoalan-persoalan tersebut dengan argumentasi yang fresh dan jernih. Di mana dalam uraiannya mengaitkan dengan persoalan-persoalan kontemporer yang tengah menghadang bangsa Indonesia, seperti cita-cita politik bangsa dan persoalan keadilan. Selain buku-buku di atas yang sudah dipaparkan, masih banyak pula karya Nurcholish yang sudah beredar di pasaran dan tidak sempat dimuat dalam bab ini. Buku-buku itu antara lain: Pesan-Pesan Takwa Nurcholish Madjid, Fatsoen Nurcholish Madjid, Atas Nama Pengalaman Beragama dan Berbangsa di Masa Transisi, Dialog Keterbukaan Artikulasi Nilai Islam dalam Wacana Sosial Politik Kontemporer, Perjalanan Religius Umrah dan Haji, Kaki Langit Peradaban Islam, Islam Kerakyatan dan Keindonesiaan, Dialog Ramadhan dan Fiqh Lintas Agama. Berdasarkan uraian tentang beberapa karya dan buah pikiran Nurcholish Madjid di atas, dapatlah disimpulkan bahwa Cak Nur sosok pemikir yang handal dan julukan pun melekat padanya, yakni seorang teolog, filosof, sejarawan, konseptor dan pembaharu yang selalu mengedepankan toleransi pada setiap perbedaan dan menjaga nilai-nilai kemanusiaan yang berpijak pada ajaran Islam. 1 28

BAB III HUMANISME SEBUAH DESKRIPSI UMUM