10
10
1. Karbon monoksida CO
2. Nitrogen oksida NOx
3. Hidrokarbon HC
4. Sulfur oksida SOx
5. Partikel
1. Karbon Monoksida CO
Karbon monoksida CO merupakan suatu komponen gas tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak mempunyai rasa. Komponen ini mempunyai berat sebesar 96,5
dari berat air dan tidak larut di dalam air Kristanto, 2004. Karbon Monoksida CO dihasilkan dari pembakaran yang tidak sempurna dari
bahan bakar yang mengandung karbon dan oleh pembakaran pada tekanan dan suhu tinggi yang terjadi pada mesin. Karbon Monoksida dapat juga dihasilkan dari reaksi
oksidasi gas metana oleh radikal hidroksil dan dari perombakanpembusukan tanaman meskipun tidak sebesar yang dihasilkan pembakaran bensin. Pada jam-jam sibuk di
daerah perkotaan konsentrasi gas CO bisa mencapai 50-100 ppm. Tingkat kandungan CO di atmosfir berkorelasi positif dengan padatnya lalu-lintas, tetapi berkorelasi
negatif dengan kecepatan angin Achmad, 2004.
Transportasi menghasilkan CO yang paling banyak di antara sumber-sumber CO lainnya, terutama dari kendaraan bermotor yang menggunakan bensin sebagai
bahan bakarnya. Sumber CO yang ke dua terbanyak adalah pembakaran hasil-hasil
Marlinang I. Silalahi : Analisis Pemanfaatan Air Mancur Taman Kota Di Daerah Padat Lalu Lintas Terhadap Konsentrasi Polutan..., 2008 USU e-Repository © 2008
11
11
pertanian, seperti sampah, sisa-sisa kayu di hutan. Sumber CO ke tiga adalah proses- proses di dalam industri. Dua jenis industri yang menjadi sumber CO terbesar adalah
industri besi dan baja Kristanto, 2004. Karena kendaraan bermotor merupakan sumber polutan CO yang utama sekitar
60, maka daerah-daerah yang berpenduduk padat dengan lalu-lintas yang ramai memperlihatkan tingkat pencemaran CO yang tinggi Kristanto, 2004.
Konsentrasi CO di udara pada tempat tertentu dipengaruhi oleh kecepatan emisi pelepasan CO di udara dan kecepatan dispersi pembersihan CO dari udara. Pada
daerah perkotaan kecepatan dispersi CO dari udara sangat lambat. Kecepatan dispersi dipengaruhi langsung oleh faktor-faktor meteorologis, seperti kecepatan dan arah
angin, turbulensi udara, serta stabilitas atmosfer Kristanto, 2004. Karbon Monoksida CO dapat mengikat oksigen dari hemoglobin
menghasilkan karboksi hemoglobin, yaitu : O
2
Hb + CO å COHb + O
2
Pengaruh dari reduksi ini mengakibatkan kapasitas darah mengangkut oksigen menurun. Tingkat kandungan COHb dalam darah naik dengan kenaikan CO atmosfir
dan aktivitas fisik individu. Adanya gas CO dalam darah memberikan berbagai pengaruh atau gangguan yang sesuai dengan tingkat konsentrasinya. Kenaikan CO
mengakibatkan menurunnya fungsi sistem saraf sentral, perubahan-perubahan fungsi jantung dan paru-paru, mengantuk, koma, sesak nafas dan akhirnya meninggal
Achmad, 2004.
Marlinang I. Silalahi : Analisis Pemanfaatan Air Mancur Taman Kota Di Daerah Padat Lalu Lintas Terhadap Konsentrasi Polutan..., 2008 USU e-Repository © 2008
12
12
Sedangkan karbon dioksida CO
2
terdapat di udara sekitar 0,033 dari volume udara. Dapat berupa gas, cair atau solid. Sumbernya secara alami terdapat di atmosfir,
hasil respirasiekspirasi manusia dan hewan, sumur gas dan hasil pembusukan materi organik. Sedangkan hasil buatan manusia, merupakan hasil fermentasi, hasil
pembakaran bahan bakar karbon, hasil dari proses kimia dalam produksi amonia, gasolin dan lain-lain. Konsentrasi CO
2
di dalam air mengurangi konsentrasi oksigen di dalam air Gabriel, 2001.
Kontribusi utama manusia terhadap jumlah CO
2
dalam atmosfir berasal dari pembakaran bahan bakar fosil, yaitu batu bara, minyak bumi, dan gas alam.
Pembakaran bahan-bahan tersebut menambahkan 5 miliar CO
2
ke atmosfir tiap tahun Foley, 1993.
2. Nitrogen Oksida NOx