Ruang Terbuka Hijau RTH

26 26 4. Angin Angin adalah udara yang bergerak. Akibat pergerakan udara maka akan terjadi statu proses penyebaran yang dapat mengakibatkan pengenceran dari bahan pencemar udara, sehingga kadar statu pencemar pada jarak tertentu dari sumber akan mempunyai kadar yang berbeda. Demikian juga halnya dengan arah dan kecepatan angin juga dapat mempengaruhi konsentrasi bahan pencemar. 5. Keadaan awan Keadaan awan dapat mempengaruhi keadaan cuaca, termasuk juga banyaknya sinar matahari yang menyinari bumi. Kedua hal ini dapat mempengaruhi reaksi kimia pencemar udara dengan zat-zat yang ada di udara. 6. Sinar matahari Dengan adanya sinar dan panas matahari maka pencemar udara dapat dipercepat atau diperlambat reaksinya dengan zat-zat lain di udara sehingga kadarnya dapat berbeda menurut banyaknya sinar dan panas matahari yang menyirami bumi. 7. Curah hujan Adanya curah hujan yang merupakan suatu partikel air di udara yang bergerak di atas lalu jatuh ke bumi, dapat menyerap pencemaran gas tertentu ke dalam partikel air, serta dapat menangkap partikel debu yang akan menempel pada partikel air dan dibawa jatuh ke bumi. Dengan demikian pencemar dalam bentuk partikel dapat berkurang konsentrasinya dengan jatuhnya hujan.

2.2. Ruang Terbuka Hijau RTH

Marlinang I. Silalahi : Analisis Pemanfaatan Air Mancur Taman Kota Di Daerah Padat Lalu Lintas Terhadap Konsentrasi Polutan..., 2008 USU e-Repository © 2008 27 27 Penghijauan perkotaan yaitu menanam tumbuh-tumbuhan sebanyak-banyaknya di halaman rumah atau dilingkungan sekitar rumah maupun dipinggir jalan, apakah itu berbentuk pohon, semak, perdu, rumput atau penutup tanah lainnya, di setiap jengkal tanah yang kosong yang ada dalam kota dan sekitarnya, sering disebut sebagai ruang terbuka hijau RTH. RTH sangat penting, mengingat tumbuh- tumbuhan mempunyai peranan sangat penting dalam alam, yaitu dapat dikategorikan menjadi fungsi lansekap sosial dan fisik, fungsi lingkungan ekologi dan fungsi estetika keindahan. Berdasarkan kepada fungsi utama RTH dapat dibagi menjadi : 1. Pertanian perkotaan, fungsi utamanya adalah untuk mendapatkan hasilnya untuk konsumsi yang disebut dengan hasil pertanian kota seperti hasil hortikultura. 2. Taman kota, mempunyai fungsi utama untuk keindahan dan interaksi sosial. 3. Hutan kota, mempunyai fungsi utama untuk peningkatan kualitas lingkungan Irwan, 2007. Ruang Terbuka RT, tak harus ditanami tetumbuhan, atau hanya sedikit terdapat tetumbuhan, namun mampu berfungsi sebagai unsur ventilasi kota, seperti plaza dan alun-alun. Tanpa RT, apalagi RTH, maka lingkungan kota akan menjadi ‘Hutan Beton’ yang gersang, kota menjadi sebuah pulau panas heat island yang tidak sehat, tidak nyaman, tidak manusiawi sebab tidak layak huni Purnomohadi, 2001. Ruang terbuka yang disebut Taman Kota park, yang berada di luar atau di antara beberapa bangunan di lingkungan perkotaan, semula dimaksudkan pula sebagai halaman atau ruang luar, yang kemudian berkembang menjadi istilah Ruang Marlinang I. Silalahi : Analisis Pemanfaatan Air Mancur Taman Kota Di Daerah Padat Lalu Lintas Terhadap Konsentrasi Polutan..., 2008 USU e-Repository © 2008 28 28 Terbuka Hijau RTH kota, karena umumnya berupa ruang terbuka yang sengaja ditanami pepohonan maupun tanaman, sebagai penutup permukaan tanah. Tanaman produktif berupa pohon bebuahan dan tanaman sayuran pun kini hadir sebagai bagian dari RTH berupa lahan pertanian kota atau lahan perhutanan kota yang amat penting bagi pemeliharaan fungsi keseimbangan ekologis kota Purnomohadi, 2001. Dalam masalah perkotaan, RTH merupakan bagian atau salah satu subsistem dari sistem kota secara keseluruhan. RTH sengaja dibangun secara merata di seluruh wilayah kota untuk memenuhi berbagai fungsi dasar yang secara umum dibedakan menjadi : 1. Fungsi bio-ekologis fisik, yang memberi jaminan pengadaan RTH menjadi bagian dari sistem sirkulasi udara ’paru-paru kota’, pengatur iklim mikro, agar sistem sirkulasi udara dan air secara alami dapat berlangsung lancar, sebagai peneduh, produsen oksigen, penyerap air hujan, penyedia habitat satwa, penyerap pengolah polutan media udara, air dan tanah, serta penahan angin. 2. Fungsi sosial, ekonomi produktif dan budaya yang mampu menggambarkan ekspresi budaya lokal, RTH merupakan media komunikasi warga kota, tempat rekreasi, tempat pendidikan, dan penelitian. 3. Ekosistem perkotaan; produsen oksigen, tanaman berbunga, berbuah dan berdaun indah, serta bisa mejadi bagian dari usaha pertanian, kehutanan, dan lain-lain. 4. Fungsi estetis, meningkatkan kenyamanan, memperindah lingkungan kota baik dari skala mikro: halaman rumah, lingkungan permukiman, maupun makro, lansekap kota secara keseluruhan. Mampu menstimulasi kreativitas dan Marlinang I. Silalahi : Analisis Pemanfaatan Air Mancur Taman Kota Di Daerah Padat Lalu Lintas Terhadap Konsentrasi Polutan..., 2008 USU e-Repository © 2008 29 29 produktivitas warga kota. Juga bisa berekreasi secara aktif maupun pasif, seperti: bermain, berolahraga, atau kegiatan sosialisasi lain, yang sekaligus menghasilkan ’keseimbangan kehidupan fisik dan psikis’. Dapat tercipta suasana serasi, dan seimbang antara berbagai bangunan gedung, infrastruktur jalan dengan pepohonan hutan kota, taman kota, taman kota pertanian dan perhutanan, taman gedung, jalur hijau jalan, bantaran rel kereta api, serta jalur biru bantaran kali Purnomohadi, 2001. Secara umum ruang terbuka publik open spaces di perkotaan terdiri dari ruang terbuka hijau dan ruang terbuka non-hijau. Ruang Terbuka Hijau RTH perkotaan adalah bagian dari ruang-ruang terbuka open spaces suatu wilayah perkotaan yang diisi oleh tumbuhan, tanaman dan vegetasi endemik maupun introduksi guna mendukung manfaat ekologis, sosial budaya dan arsitektural yang dapat memberikan manfaat ekonomi kesejahteraan bagi masyarakatnya Lokakarya RTH, 30 November 2005. Sementara itu ruang terbuka non-hijau dapat berupa ruang terbuka yang diperkeras paved maupun ruang terbuka biru RTB yang berupa permukaan sungai, danau, maupun areal-areal yang diperuntukkan khusus sebagai area genangan retensiretention basin. Di dalam Ruang terbuka non-hijau yang diperkeras paved inilah pada umumnya didirikan air mancur Purnomohadi, 2001.

2.3. Air Mancur