Health Belief Model Model Kepercayaan Kesehatan

47 digunakan untuk mengukur kemampuan bayar individu atau keluarga untuk pelayanan kesehatan mereka. 5. Sumber daya manusia, variabel yang digunakan adalah penyediaan pelayanan kesehatan dan ketercapaian pelayanan kesehatan serta sumber masing-masing dalam masyarakat. 6. Organisasi, hal ini mencerminkan perbedaan bentuk-bentuk sistem pelayanan kesehatan tersebut. 7. Sistem Kesehatan, model ini mengintegrasikan keenam hal diatas menjadi satu yang sempurna. Menurut Lapau 1997 kebutuhan akan pelayanan kesehatan terdiri atas kebutuhan yang tidak dirasakan dan kebutuhan yang dirasakan felt need. Kebutuhan Perceived need dan Evaluated need yang dirasakan membuat individu mengambil kebutuhan untuk mencari pelayanan kesehatan atau tidak terhadap pelayanan kesehatan adalah merupakan penggunaan dari pelayanan kesehatan

2.2. Health Belief Model Model Kepercayaan Kesehatan

Pendekatan teori Model Kepercayaan Kesehatan Health Belief Model dari Wolinsky dalam Kalangie, 1994, menyebutkan beberapa faktor yang mempengaruhi seseorang bertindak untuk mencari pengobatan atas penyakitnya yang menunjukkan tingkat permintaan pelayanan kesehatan, yaitu: 1 kerentanan, 2 keseriusan, 48 3 manfaat dan 4 hal yang memotivasi. Health Belief Model HBM seringkali dipertimbangkan sebagai kerangka utama dalam perilaku yang berkaitan dengan kesehatan manusia dan telah mendorong penelitian perilaku kesehatan sejak tahun 1950-an. HBM diuraikan dalam usaha menerangkan perilaku yang berkaitan dengan kesehatan, dimulai dari pertimbangan orang-orang mengenai kesehatan. HBM digunakan untuk meramalkan perilaku peningkatan kesehatan. HBM merupakan model kognitif, yang berarti bahwa khususnya proses kognitif dipengaruhi oleh informasi dari lingkungan. Menurut HBM, kemungkinan individu akan melakukan tindakan pencegahan tergantung secara langsung pada hasil dari dua keyakinan atau penilaian health beliefs yaitu ancaman yang dirasakan dari sakit atau luka percieved threat of injury or illness dan pertimbangan tentang keuntungan dan kerugian benefits and costs. Penilaian pertama adalah ancaman yang dirasakan terhadap resiko yang akan muncul. Hal ini mengacu pada sejauh mana seseorang berfikir penyakit atau kesakitan betul-betul merupakan ancaman kepada dirinya,. Asumsinya adalah bila ancaman yang dirasakan tersebut meningkat maka perilaku pencegahan juga akan meningkat. Penilaian tentang ancaman yang dirasakan ini berdasarkan pada: a. Ketidak-kebalan yang dirasakan perceived vulnerability yang merupakan kemungkinan bahwa orang-orang dapat mengembangkan masalah kesehatan menurut kondisi mereka. 49 b. Keseriusan yang dirasakan perceived severity. Orang-orang yang mengevaluasi seberapa jauh keseriusan penyakit tersebut mereka atau membiarkan penyakitnya tidak ditangani. Penilaian kedua yang dibuat adalah perbandingan antara keuntungan dengan kerugian dari perilaku dalam usaha untuk memutuskan melakukan tindakan pencegahan atau tidak.Tambahan untuk penilaian yang terdahulu, petunjuk untuk berperilaku cues to action diduga tepat untuk memulai proses perilaku, disebut sebagai keyakinan terhadap posisi yang menonjol salient position. Hal ini dapat berupa berbagai macam informasi dari luar atau nasehat mengenai permasalahan kesehatan. Ancaman, keseriusan, ketidak-kebalan dan pertimbangan keuntungan dan kerugian, dipengaruhi oleh: a. variabel demografis usia, jenis kelamin, latar belakang budaya, b. variabel sosio psikologis kepribadian, kelas sosial, tekanan sosial, c. variabel struktural pengetahuan dan pengalaman tentang masalah. Fokus asli dari HBM adalah perilaku pencegahan yang berkaitan dengan dunia medis, dan mencakup berbagai ancaman penyakit berdasarkan perilaku yang dirasakan sehingga memerlukan pemeriksaan penyakit cek-up untuk pencegahan atau pemeriksaan awal screening. HBM saat ini telah menggunakan ketertarikan dalam kebiasaan seseorang dan sifat-sifat yang dikaitkan dengan perkembangan dari kondisi kronis: termasuk gaya 50 hidup tertentu seperti merokok, diet, olah raga, perilaku keselamatan, penggunaan alkohol, penggunaan kondom untuk pencegahan AIDS dan gosok gigi. Penekanan pada promosi kesehatan dan pencegahan penyakit telah diganti kontrol dari resiko dan HBM telah diterapkan pada perilaku itu sendiri maupun yang lebih penting, untuk mencegah perubahan dalam perilaku. Perluasan yang berarti dari HBM melebihi pencegahan telah terjadi ketika keterangan disusun untuk keadaan kesakitan dan ‘perilaku peran sakit’. Penelitian tentang ‘terjadinya gejala’ symptom occurrence dan respon terhadap gejala symptom response menggambarkan secara lebih lengkap bagaimana orang-orang menginterpretasikan keadaan tubuh dan bagaimana berperilaku selektif. Model keyakinan-kesehatan menurut Rosenstoch dan Becker dalam Potter, 2005 menyatakan hubungan antara keyakinan seseorang dengan perilaku yang ditampilkan. Model ini memberikan cara bagaimana klien akan berperilaku sehubungan dengan kesehatan mereka dan bagaimana mereka mematuhi terapi kesehatan yang diberikan. Terdapat tiga komponen dari model Keyakinan-Kesehatan antara lain: a. Persepsi individu tentang kerentanan dirinya terhadap suatu penyakit. Misalnya seseorang perlu mengenal adanya pernyakit malaria melalui riwayat keluarganya, apalagi kemudian ada keluarganya yang meninggal maka orang tersebut mungkin merasakan resiko mengalami penyakit malaria. b. Persepsi individu terhadap keseriusan penyakit tertentu. Hal ini dipengaruhi oleh variabel demografi dan sosiopsikologis, perasaan terancam oleh penyakit, anjuran 51 untuk bertindak misal: kampanye media massa, anjuran keluarga atau dokter dll c. Persepsi individu tentang manfaat yang diperoleh dari tindakan yang diambil. Seseorang mungkin mengambil tindakan preventif, dengan mengubah gaya hidup, meningkatkan kepatuhan terhadap terapi medis, atau mencari pengobatan medis.

2.3. Konsep Sehat-Sakit