Jenis Penelitian Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel Variabel dan Definisi Operasional

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis Penelitian ini merupakan penelitian survai bersifat analitik dengan tipe explanatory research yang bertujuan menjelaskan hubungan kausal antara variabel- variabel melalui pengujian hipotesis Singarimbun, 1985, yaitu untuk menjelaskan tentang pengaruh karakteristik Individu, dan sistem imbalan terhadap aktivitas supervisi pelaksanaan MTBS di Kabupaten Aceh Timur .

3.2. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian

3.2.1. Lokasi penelitian Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Aceh Timur dengan pertimbangan masih tingginya angka kematian bayi dan balita di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Timur, masih rendahnya cakupan MTBS puskesmas se Kabupaten Aceh Timur dan belum pernah dilakukan penelitian serupa di Kabupaten Aceh Timur. 3.2.2. Waktu penelitian Penelitian ini dilakukan mulai dari persetujuan judul penelitian, studi pendahuluan, studi kepustakaan, konsultasi, kolokium, penelitian lapangan, seminar hasil dan komprehensif membutuhkan waktu selama 9 sembilan bulan terhitung bulan Oktober 2007 sd Juni 2008. 42 Said Hanafiah : Pengaruh Karakteristik Individu dan Sistem Imbalan Terhadap Aktivitas Supervisi Pada Pelaksanaan Manajemen Terpadu Balita Sakit MTBS di Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Timur. USU e-Repository © 2008.

3.3. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh supervisor MTBS yang berjumlah 69 orang yang terdiri dari 66 orang petugas Puskesmas dan 3 orang petugas Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Timur dan sekaligus menjadi sampel pnelitian.

3.4. Metode Pengumpulan data

Data primer adalah data yang diperoleh dari responden langsung melalui wawancara yang berpedoman pada kuesioner yang telah disusun yang mencakup data karakteristik responden, dan sistem imbalan dan variabel dependen yaitu aktivitas supervisi pada pelaksanaan MTBS. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari catatan atau dokumen di Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Timur, seluruh puskesmas, puskesmas pembantu, dan polindes di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Timur tentang data cakupan kesehatan ibu dan anak, jumlah desa, jumlah bidan di desa, serta data lainnya yang dianggap relevan dengan tujuan penelitian.

3.4.1. Uji validitas dan reliabilitas

Sebelum melakukan penelitian oleh peneliti pada responden, terlebih dahulu dilakukan Uji validitas dan reliabilitas instrumen kuesioner kepada 20 tenaga supervisor MTBS di Kabupaten lain yaitu tenaga supervisor di Dinas Kesehatan Kota Langsa, uji validitas kuesioner dengan membandingkan nilai r tabel dengan nilai r hasil. Nilai r tabel dengan mengunakan rumus df = n-2, pada tingkat kemaknaan 5 maka didapat angka r tabel adalah : Said Hanafiah : Pengaruh Karakteristik Individu dan Sistem Imbalan Terhadap Aktivitas Supervisi Pada Pelaksanaan Manajemen Terpadu Balita Sakit MTBS di Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Timur. USU e-Repository © 2008. Df = N-2 = 20 – 2 = 18 maka nilai r tabel adalah =0,468. Nilai r hasil dari masing-masing pertanyaan dibandingkan dengan r tabel, bila r hasil besar dari r tabel maka pertanyaan tersebut dinyatakan valit dan reliabel untuk lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Hasil Analisis Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian No Instrumen Nilai r Nilai Alpha r tabel min max min max =5 df=N-2 1. Pengetahuan supervisor 0,468 MTBS 0,5058 0,9467 0,9158 0,9377 2. Pemberian Tunjangan 0,6550 0,8308 0, 8585 0,8972 3. Pemberian Insentif 0,5372 0,5523 0,8090 0,8858 4 .Pemberian Bonus 0, 5293 0,8152 0, 7734 0,8549 Pada Tabel 6 dapat dilihat bahwa nilai r dan nilai Alpha hasil uji validitas dan reliabilitas. Pengolahan data uji coba kuesioner tersebut menghasilkan nilai r hasil dan nilai Alpha lebih besar dari nilai r tabel.

3.5. Variabel dan Definisi Operasional

3.5.1. Variabel Variabel independen dalam penelitian ini adalah 1. Karakteristik Individu terdiri dari Pelatihan, Masa Kerja dan Pengetahuan. 2. Sistem Imbalan terdiri dari Tunjangan, Insentif dan Bonus. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah aktivitas supervisi pada pelaksanaan Manajemen Terpadu Balita Sakit MTBS, dengan indikator : 1. Perencanaan 2. Pengorganisasian Said Hanafiah : Pengaruh Karakteristik Individu dan Sistem Imbalan Terhadap Aktivitas Supervisi Pada Pelaksanaan Manajemen Terpadu Balita Sakit MTBS di Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Timur. USU e-Repository © 2008. 3. Pendayagunaan Tenaga 4. Pembinaan 5. Pengendalian 3.5.2. Definisi operasional 1 Pelatihan adalah pelatihan MTBS yang pernah diikuti oleh responden selama menjadi tenaga supervisor, dengan kategori : a Tinggi, jika responden pernah mengikuti pelatihan diberi nilai 2. b Rendah, jika responden tidak pernah mengikuti pelatihan diberi nilai 1. 2 Masa Kerja adalah lamanya responden bekerja sebagai supervisor dalam hitungan tahun, dengan kategori : a Tinggi, jika masa kerja responden 2 – 3 tahun diberi nilai 2. b Rendah, jika masa kerja responden 2 tahun diberi nilai 1. 3 Pengetahuan adalah tingkat pengetahuan responden tentang pelaksanaan MTBS dan tugas pokok dan fungsinya sebagai supervisor, dengan katagori : a Tinggi, jika responden memahami dengan baik tentang MTBS dan metode pelaksanaanya, atau memperoleh nilai ≥75 dari total jawaban diberi nilai 3. b Rendah, jika responden tidak memahami dengan baik tentang MTBS dan metode pelaksanaanya, atau memperoleh nilai 50 dari total jawaban diberi nilai 1. 4 Tunjangan adalah bentuk imbalan langsung dari pemerintah daerah dan pimpinan kepada petugas kesehatan supervisor dalam bentuk uang baik Said Hanafiah : Pengaruh Karakteristik Individu dan Sistem Imbalan Terhadap Aktivitas Supervisi Pada Pelaksanaan Manajemen Terpadu Balita Sakit MTBS di Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Timur. USU e-Repository © 2008. tunjangan hari besar atau tunjangan lain yang bersifat langsung dengan kategori: a Tinggi, jika responden pernah mendapatkan tunjangan diberi niali 2 b Rendah, jika responden tidak pernah mendapatkan tunjangan diberi nilai 1. 5 Insentif adalah bentuk imbalan yang diberikan kepada petugas kesehatan supervisor dalam bentuk uang yang diberikan diluar gajiupah dengan batasan waktu kerja lebih dari jam kerja yang seharusnya atau stimul untuk meningkatkan kualitas kerjanya dengan katagori : a Tinggi, jika responden pernah mendapatkan insentif diberi nilai 2 b Rendah, jika responden tidak pernah mendapatkan insentif diberi nilai 1 6 Bonus adalah bentuk imbalan yang diberikan kepada petugas kesehatan supervisor sebagai konsekuensi dari keberhasilan pelaksanaan supervisi dilihat dari cakupan program MTBS, dengan katagori : a Tinggi, jika responden pernah mendapatkan bonusdiberi nilai 2 b Rendah, jika responden tidak pernah mendapatkan bonus diberi nlai 1. Notoadmodjo 2002 Aktivitas supervisi pelaksanaan MTBS adalah tindakan pelaksanaan kegiatan- kegiatan yang dilakukan oleh supervisor yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pendayagunaan, pembinaan dan pengendalian petugas MTBS puskesmas, dengan kategori: Said Hanafiah : Pengaruh Karakteristik Individu dan Sistem Imbalan Terhadap Aktivitas Supervisi Pada Pelaksanaan Manajemen Terpadu Balita Sakit MTBS di Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Timur. USU e-Repository © 2008. a Tinggi, jika responden mampu dan benar dalam penyusunan perencanaan, pengorganisasian, pendayagunaan tenaga, pembinaan dan pengendalian supervisi dengan skor ≥ 75 jawaban benar dari total skor.diberi nilai 2. b Rendah, jika responden tidak mampu dalam penyusunan perencanaan, pengorganisasian, pendayagunaan tenaga, pembinaan dan pengendalian supervisi dengan skor 75 jawaban benar dari total skor, diberi nilai 1. Adapun indiaktor aktivitas supervisi pelaksanaan MTBS adalah: 1 Perencanaan, yaitu rencana yang dibuat oleh supervisor dalam menetapkan tujuan, cara pencapaian tujuan, arah tindakan, serta prosedur supervisi MTBS yang dikategorikan sebagai berikut: a Mampu, jika responden mampu dan benar dalam penyusunan perencanaan supervisi MTBS dengan skor ≥ 75 dari total jawaban diberi nilai 2. b Tidak Mampu, jika responden tidak mampu dalam penyusunan perencanaan supervisi MTBS dengan skor 75 dari total jawaban diberi nilai 1. 2 Pengorganisasian yaitu : melakukan pembagian tugas terhadap petugas MTBS puskesmas dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan MTBS, dengan kategori: a Mampu, jika responden mampu dan benar dalam penyusunan uraian tugas dan wewenang petugas MTBS dengan skor ≥ 75 dari total jawaban diberi nilai 2. Said Hanafiah : Pengaruh Karakteristik Individu dan Sistem Imbalan Terhadap Aktivitas Supervisi Pada Pelaksanaan Manajemen Terpadu Balita Sakit MTBS di Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Timur. USU e-Repository © 2008. b Tidak Mampu, jika responden tidak mampu dalam penyusunan uraian tugas dan wewenang petugas MTBS dengan skor 75 dari total jawaban diberi nilai 1. 3 Pendayagunaan Tenaga, adalah kemampun supevisor dalam mendaya gunakan tenaga kesehatan maupun kader kesehatan diwilayah kerjanya dalam pelaksanaan MTBS, dengan kategori: a Mampu, jika responden mampu dan benar dalam memberdayakan petugas kesehatan dan kader kesehatan dalam pelaksa MTBS dengan sekor ≥ 75 dari total jawaban. diberi nilai 2. b Tidak Mampu, jika responden tidak mampu dalam memberdayakan petugas kesehatan dan kader kesehatan dalam pelaksanaan MTBS dengan skor 75 dari total jawaban.diberi nilai 1. 4 Pembinaan, yaitu kemampuan supervisor dalam melakukan pembinaan tenaga atau petugas MTBS di wilayah kerjanya dalam pelaksanaan MTBS, dengan kategori: a Mampu, jika responden mampu dan benar dalam melakukan pembinaan kepada tenaga kesehatan dan kader kesehatan dalam pelaksanaan MTBS dengan skor ≥ 75 dari total jawaban diberi nilai 2. b Tidak Mampu, jika responden tidak mampu dalam melakukan pembinaan petugas kesehatan dan kader kesehatan dalam pelaksanaan MTBS dengan skor 75 dari total jawaban diberi n ilai 1. Said Hanafiah : Pengaruh Karakteristik Individu dan Sistem Imbalan Terhadap Aktivitas Supervisi Pada Pelaksanaan Manajemen Terpadu Balita Sakit MTBS di Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Timur. USU e-Repository © 2008. 5 Pengendalian, yaitu kemampuan supervisor dalam melakukan pengendalian semua kegiatan-kegiatan yang telah dan akan dilaksanakan oleh petugas MTBS di wilayah kerjanya dengan kategori: a Mampu, jika responden mampu dan benar dalam melakukan pengedalian kegiatan yang dilaksanakan oleh tenaga kesehatan dan kader kesehatan dalam pelaksanaan MTBS dengan skor ≥75 dari total jawaban. diberi nilai 2. b Tidak mampu, jika responden tidak mampu melakukan pengendalian kegiatan yang dilaksanakan oleh tenaga kesehatan dan kader kesehatan dalam pelaksanaan MTBS dengan skor 75 dari total jawaban diberi nilai 1. Said Hanafiah : Pengaruh Karakteristik Individu dan Sistem Imbalan Terhadap Aktivitas Supervisi Pada Pelaksanaan Manajemen Terpadu Balita Sakit MTBS di Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Timur. USU e-Repository © 2008.

3.6 Metode Pengukuran