Pelaksanaan Manajemen Terpadu Balita Sakit MTBS

c. Menyediakan pelayanan preventif d. Petugas mempunyai kemampuan dalam kecepatan merujuk anak dengan penyakit berat. e. Memperbaiki kualitas pelayanan balita sakit pada tingkat, pelayanan rujukan. f. Dapat memberikan pelayanan rumah seperti perbaikan gizi dan pelayanan preventif. g. Penulisan resep pemberian obat yang baik dan tepat

2.3. Pelaksanaan Manajemen Terpadu Balita Sakit MTBS

Pneumonia, diare, malaria, campak dan malnutrisi merupakan penyebab lebih tujuh puluh persen kematian anak umur dibawah lima tahun. Dewasa ini terdapat cara-cara efektif yang dikerjakan untuk mencegah kematian anak, WHO dan UNICEF memperkenalkan pedoman terpadu dalam Manajemen Terpadu Balita Sakit MTBS untuk penanganan penyakit-penyakit tersebut yang harus dilaksanakan oleh petugas puskesmas. Manajemen Terpadu Balita Sakit MTBS merupakan pendekatan terpadu dalam tatalaksana balita sakit yang datang berobat ke fasilitas rawat jalan pelayanan dasar, meliputi upaya kuratif terhadap penyakit pneumonia, diare, campak, malaria, malnutrisi serta upaya preventif dan promotif meliputi imunisasi, pemberian vitamin A dan konseling pemberian makan yang bertujuan untuk menurunkan AKB dan AKBAL serta menekan morbiditas karena penyakit tersebut Departemen Kesehatan dan WHO 2005.Intervensi yang diberikan dalam strategi implementasi Manajemen Terpadu Balita Sakit MTBS dalam tatalaksana balita sakit meliputi pelayanan rumah dan di fasilitas kesehatan dengan tindakan promotif, preventif dan kuratif WHO, 2005, terlihat dalam Tabel 5 : Said Hanafiah : Pengaruh Karakteristik Individu dan Sistem Imbalan Terhadap Aktivitas Supervisi Pada Pelaksanaan Manajemen Terpadu Balita Sakit MTBS di Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Timur. USU e-Repository © 2008. Tabel 5. Intervensi dalam Strategi Manajemen Terpadu Balita Sakit Promotif dan pencegahan penyakit Pelayanan kuratif Pelayanan rumah Masyarakat dan keluarga berbasis intervensi untuk memperbaiki gizi. Obat insektisida dan pemakaian kelambu. Penanganan kasus dini. Pengobatan yang tepat Kepatuhan terhadap pengobatan Pelayanan di fasilitas kesehatan Vaksinasi Konseling untuk asupan gizi dan makanan pendamping ASI Suplemen mikronutrien Tata laksana kasus ISPA, diare, campak, malaria, malnutrisi serta infeksi serius lainnya. Pemberian tablet besi. Pengobatan anti cacing Konseling untuk asupan gizi dan makanan pendamping ASI Sumber : WHO 2003 Menurut WHO dalam IMCI information 1999 pelaksanaan manajemen terpadu balita sakit oleh petugas kesehatan terlatih yang mempunyai kemampuan dalam ketrampilan membuat penilaian awal terhadap balita sakit, klasifikasi penyakit dan tatalaksana balita sakit guna mengurangi kematian balita. Berikut ini Said Hanafiah : Pengaruh Karakteristik Individu dan Sistem Imbalan Terhadap Aktivitas Supervisi Pada Pelaksanaan Manajemen Terpadu Balita Sakit MTBS di Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Timur. USU e-Repository © 2008. adalah alur proses penilaian, klasifikasi dan tindakan dalam tatalaksana balita sakit dalam Gambar 1. Penilaian balita sakit Periksa tanda bahaya Pertanyan 1.Apakah anak batuk dan sukar bernapas? 2.Apakah anak diare? 3.Apakah anak demam? 4.Apakah anak mempunyai masalah telinga? Untuk jawaban ya, pertanyaan selanjutnya lihat, dengar, rasa mengacu pada klasifiksi penyakit 1.Periksa malnutrisi dan anemia pada anak 2.Periksa status imunisasi anak 3.Periksa keluhan lain pada anak Klasifikasi penyakit dan identifikasi tindakan lihat bagan Perawatan pada anak atau dirujuk 1.Mengajari ibu memberikan obat di rumah antibiotik, antimalaria, zat besi, vitamin A, mebendazole. 2.Mengajari ibu perawatan infeksi lokal di rumah mata, telinga, mulut dan tenggorokan 3.Memberikan suntikan intramuskular di klinik kina, cloramphencicol 4.Memberikan cairan tambahan untuk diare dan asupan gizi terus menerus 5.Jika balita perlu dirujukan, berikan tindakan yang tepat sebelum dirujuk Konseling kepada ibu balita tentang: 1.Melalui proses bertanya, memberi pujian dan nasehat serta evaluasi 2.Masalah pemberian makanan dan ASI 3.Pemberian cairan selama anak sakit 4.Kapan harus kontrol 5.Kesehatan ibu Evaluasi: Gambar 1. Alur Proses Penilaian, klasifikasi dan tindakan, IMCI Information 1999 Said Hanafiah : Pengaruh Karakteristik Individu dan Sistem Imbalan Terhadap Aktivitas Supervisi Pada Pelaksanaan Manajemen Terpadu Balita Sakit MTBS di Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Timur. USU e-Repository © 2008. Gambar 1 menjelaskan secara garis besar tatalaksana Manajemen Terpadu Balita Sakit MTBS yang dijalankan mulai saat petugas kesehatan mulai menilai kondisi balita dengan cara memeriksa tanda bahaya dini kemudian menanyakan kepada ibu apakah balita batuk atau sukar bernapas, diare, demam, dan kelainan pada telinga, memeriksa status nutrisi dan status imunisasi serta keluhan lain yang menyertai. Langkah berikutnya adalah petugas mengklasifikasi penyakit balita sesuai standar kemudian dilakukan pengobatan atau bila perlu dirujuk. Jika perlu perawatan di rumah, hanya diberikan dosis obat awal saja, pemberian makanan, pemberian cairan selama sakit serta cara penanganan infeksi lokal di rumah selanjutnya kegiatan ini diakhiri dengan mengevaluasi lagi apakah ada masalah kesehatan yang baru muncul pada balita tersebut. Menurut Departemen Kesehatan Repubik Indonesia dan WHO 2005 salah satu konsekuensi penerapan MTBS di Puskesmas adalah waktu pelayanan menjadi lama, untuk mengurangi waktu tunggu bagi balita sakit, perlu dilakukan penyesuaian alur pelayanan. Penyesuaian alur pelayanan balita sakit disusun dengan memahami langkah-langkah pelayanan yang diterima oleh balita sakit, langkah-langkah tersebut adalah sejak penderita datang hingga mendapatkan pelayanan yang lengkap meliputi: pendaftaran, pemeriksaan dan konseling, tindakan yang diperlukan di klinik, pemberian obat dan rujukan bila diperlukan. Penyesuaian alur pelayanan Manajemen Terpadu Balita Sakit MTBS disusun menggunakan model ban berjalan yaitu balita sakit menjalani langkah-langkah pelayanan yang diberikan oleh petugas yang berbeda. Said Hanafiah : Pengaruh Karakteristik Individu dan Sistem Imbalan Terhadap Aktivitas Supervisi Pada Pelaksanaan Manajemen Terpadu Balita Sakit MTBS di Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Timur. USU e-Repository © 2008. Pada Gambar 2. adalah model ban berjalan pelayanan Manajemen Terpadu Balita Sakit MTBS yang diberikan oleh tiga orang petugas kesehatan yaitu : Sumber : Modul MTBS, 2005 Gambar 2. Model Ban Berjalan Pelayanan MTBS DATANG Petugas 1 di loket, mengisi formulir MTBS : 1.Identitas anak 2.Status kunjungan PENDAFTARAN + memberi formulir MTBS + family folder PEMERIKSAAN : Memeriksa dan membuat klasifikasi identifikasi pengobatan + KONSELING Konseling pemberian obat, kapan kembali dan pemberian makan + PEMBERIAN KODE DIAGNOSA DALAM SP2TP + TINDAKAN YANG DIPERLUKAN: Pengobatan pemberian imunisasi PEMBERIAN OBAT: Memberi obat Petugas 2 diruang periksa melakukan seluruh langkah sejak : 1.Pengukuran suhu badan 2.Penimbangan berat badan hingga konseling Petugas 3 di apotik RUJUK PULANG Said Hanafiah : Pengaruh Karakteristik Individu dan Sistem Imbalan Terhadap Aktivitas Supervisi Pada Pelaksanaan Manajemen Terpadu Balita Sakit MTBS di Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Timur. USU e-Repository © 2008. Gambar 2 menjelaskan alur pelayanan sederhana yang dilakukan oleh tiga orang petugas karena kunjungan balitanya sedikit. Suatu Puskesmas yang memiliki jumlah kunjungan balita sakit banyak perlu menambah petugas dan membagi tugas dimana setiap petugs memiliki kompetensi yang berbeda serta ruangan periksa diperbanyak untuk menghindari keluhan pengunjung karena lamanya waktu tunggu.

2.4. Pengertian Supervisi dan Aktivitas Supervisi