Tes Fungsi Hati TINJAUAN PUSTAKA

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta cedera hati akibat toksin, atau kolaps sirkulasi yang berkepanjangan. Peningkatan yang lebih rendah ditemukan pada hepatitis akut ringan demikian pula pada penyakit hati kronik difus maupun local Podolsky dan Isselbacher, 2000. Kadar mendadak turun pada penyakit akut, menandakan bahwa sumber enzim yang masih tersisa habis. Kalau kerusakan oleh radang hati hanya kecil, kadar SGPT lebih dini dan lebih cepat meningkat dari kadar SGOT Widmann, 1995.

2.5. Tes Fungsi Hati

Fungsi hati mengatur banyak metabolit, ada juga test dan tindakan tertentu yang berkolerasi baik dengan keutuhan structural dan fungsional dari hati. Test-test itu diberi nama test fungsi hati TFH Widmann, 1995. Penyakit hati yang berbeda akan menyebabkan kerusakan yang berbeda dan tes fungsi hati dapat menunjukkan perbedaan ini. Hasil tes fungsi hati dapat memberikan gambaran mengenai penyakit apa yang mungkin menyebabkan kerusakan, tetapi tes ini tidak mampu mendiagnosa akibat penyakit hati. Hasil tes ini juga bermanfaat untuk memantau perjalanan penyakit hati, tetapi sekali lagi, mungkin tidak memberi gambaran yang tepat. Namun, biasanya hasil tes fungsi hati memberi gambaran mengenai tingkat peradangan Anonim, 2007. Pemeriksaan kimia darah digunakan untuk mendeteksi kelainan hati, menentukan diagnosis, mengetahui berat ringannya penyakit, dan penilaian hasil pengobatan. Pengukuran kadar bilirubin serum, aminotransferase, alkali fosfatase, gamma GT, dan albumin sering disebut sebagai tes fungsi hati atau LFTs. Tes-tes ini dapat dikelompokkan dalam 3 kategori utama Amirudin, 2006, antara lain : 1 Peningkatan enzim aminotransferase juga dikenal sebagai transaminase, SGPT, SGOT, biasanya mengarahkan pada perlukaan hepatoselular atau inflamasi. 2 Keadaan patologis yang mempengaruhi system empedu intra dan ekstra hepatis dapat menyebabkan peningkatan alkali fosfatase dan gamma GT. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 3 Kelompok ketiga merupakan kelompok yang mewakili fungsi sintesis hati, seperti produksi albumin, urea, dan faktor pembekuan. Produk yang biasanya diukur sebagai bagian dari tes fungsi hati Anonim, 2007 : 1 SGPT Serum Glutamic Pyruvic Transaminase atau ALT alanin aminotransferase 2 SGOT Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase atau AST aspartat aminotransferase 3 Alkalin fosfatase 4 GGT gamma-glutamil transpeptidase, atau gamma GT 5 Bilirubin 6 Albumin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan eksperimental laboratorik. Penelitian mengadakan perlakuan terhadap sampel yang telah ditentukan yaitu berupa hewan coba di laboratorium.

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian

3.2.1. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di Laboratorium Farmakologi, Laboratorium Pangan PLT, Animal House, Laboratorium Biokimia Klinik, Laboratorium Kimia Obat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3.2.2. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan selama 4 bulan dari bulan Maret 2015 hingga Juni 2015.

3.3. Alat dan Bahan Penelitian

3.3.1. Alat Penelitian

Timbangan hewan, kandang hewan percobaan, neraca analitik AND GX-200, lumpang dan alu, blender, gelas ukur, beaker glass, batang pengaduk, sentrifugator Eppendorf, freeze dry, mikropipet 100-1000 µl, Eppendorf, pipet tetes, water bath TRW-42 TP, sonde oral, spuit, silet, seperangkat alat bedah hewan scalpel, pinset, gunting, jarum, dan meja lilin, hot plate, kuvet 1 cm x 1 cm. Pengukuran aktivitas SGPT dan SGOT : spektrofotometer Vis Genesys 20.

3.3.2. Bahan Penelitian

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sarang burung walet putih diperoleh dari Palu, Sulawesi Tengah, Hepa-Q ® sebagai hepatoprotektor dari PT. Pyridam, parasetamol sebagai hepatotoksik dari PT. Brataco, tikus putih jantan galur Sprague dawley sebagai hewan uji yang diperoleh dari Institut Pertanian Bogor, makanan hewan percobaan pellet, 17

Dokumen yang terkait

Analisis Profil Protein dan Asam Amino Ekstrak Sarang Burung Walet (Collocalia fuciphaga) Asal Painan

0 4 1

Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 70% Daun Pacing (Costus spiralis) terhadap Diameter Tubulus Seminiferus, Motilitas, dan Spermisidal pada Tikus Jantan Strain Sprague-Dawley

0 10 95

Uji Efek Antifertilitas Serbuk Bawang Putih (Allium Sativum L.) Pada Tikus Jantan (Rattus Novergicus) Galur Sprague Dawley Secara In Vivo Dan In Vitro

3 25 115

Analisis Profil Protein dan Asam Amino Sarang Walet Putih (Collocalia fuciphago) dengan Menggunakan SDS-PAGE dan KCKT

3 21 68

Uji Antifertillitas Ekstrak Metanol Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L) pada Tikus Jantan Strain Sprague Dawley Secara In Vivo

4 11 134

Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 96% Daun Sambiloto (Andrographis paniculata (Burm.f.) Nees) Terhadap Kualitas Sperma Pada Tikus Jantan Galur Sprague- Dawley Secara In Vivo dan Aktivitas Spermisidal Secara In Vitro

0 15 104

Aktivitas antifertilitas ekstrak etanol 70% daun pacing (costus spiralis) pada tikus sprague-dawley jantan secara in vivo

1 32 0

EFEK HEPATOPROTEKTIF SARANG BURUNG WALET PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) GALUR Sprague dawley YANG DIINDUKSI DENGAN ALKOHOL

1 9 77

Deteksi kandungan enzim lisozim sebagai bahan antibakteri pada kelenjar air liur burung walet sarang putih (collocalia fuciphaga)

0 2 1

Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 90% Daun Kelor (Moringa Oleifera Lam) Terhadap Konsentrasi Spermatozoa, Morfologi Spermatozoa, Dan Diameter Tubulus Seminiferus Pada Tikus Jantan Galur Sprague-Dawley

4 34 116