UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan eksperimental laboratorik. Penelitian mengadakan perlakuan terhadap sampel yang telah ditentukan yaitu berupa
hewan coba di laboratorium.
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian
3.2.1. Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di Laboratorium Farmakologi, Laboratorium Pangan PLT, Animal House, Laboratorium Biokimia Klinik, Laboratorium
Kimia Obat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3.2.2. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan selama 4 bulan dari bulan Maret 2015 hingga Juni 2015.
3.3. Alat dan Bahan Penelitian
3.3.1. Alat Penelitian
Timbangan hewan, kandang hewan percobaan, neraca analitik AND GX-200, lumpang dan alu, blender, gelas ukur, beaker glass, batang
pengaduk, sentrifugator Eppendorf, freeze dry, mikropipet 100-1000 µl, Eppendorf, pipet tetes, water bath TRW-42 TP, sonde oral, spuit, silet,
seperangkat alat bedah hewan scalpel, pinset, gunting, jarum, dan meja lilin, hot plate, kuvet 1 cm x 1 cm. Pengukuran aktivitas SGPT dan SGOT :
spektrofotometer Vis Genesys 20.
3.3.2. Bahan Penelitian
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sarang burung walet putih diperoleh dari Palu, Sulawesi Tengah, Hepa-Q
®
sebagai hepatoprotektor dari PT. Pyridam, parasetamol sebagai hepatotoksik dari PT.
Brataco, tikus putih jantan galur Sprague dawley sebagai hewan uji yang diperoleh dari Institut Pertanian Bogor, makanan hewan percobaan pellet,
17
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
aquadest, Gom Arab yang diproduksi oleh PT. Brataco, reagen SGOT dan SGPT merk ST Reagen.
3.3.3. Hewan Uji
Hewan uji yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah tikus putih galur Sprague dawley yang sehat, berjenis kelamin jantan, dan berumur 3-6
bulan dengan berat badan 200-300 gram yang diperoleh dari Animal Facility and Modeling Provider Institut Pertanian Bogor IPB.
3.4. Desain Penelitian
3.4.1. Jumlah Sampel dan Cara Pengambilan Sampel
Jumlah sampel ditentukan menurut WHO, yaitu minimal lima ekor tikus untuk setiap kelompok. Penelitian ini menggunakan enam kelompok
tikus tiap masing-masing terdiri dari lima ekor. Cara pengambilan sampel dilakukan dengan metode randomisasi sederhana dari populasi yang ada.
3.4.2. Dosis Perlakuan
Dosis ekstrak air sarang burung walet putih yang digunakan pada tikus berdasarkan skrining dosis yaitu 1mgkgBB, 10mgkgBB, dan 100mgkgBB.
3.4.3. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian ini adalah The Pre and Post Test Control Group Design. Metode hepatoprotektif dilakukan selama 16 hari
.
Tabel 3.1. Desain Pembagian Kelompok Percobaan
Klp Perlakuan Hari ke-
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
16 17
K0 -
⩟ ⩟ ⩟ ⩟ ⩟ ⩟ ⩟ ⩟ ⩟ ⩟ ⩟ ⩟ ⩟ ⩟ £
£ -
KN -
⩟ ⩟ ⩟ ⩟ ⩟ ⩟ ⩟ ⩟ ⩟ ⩟ ⩟ ⩟ ⩟ ⩟ √
√ -
KP -
β β β β β β β β β β β β β β + √ β + √ -
KU1 - α
α α α α α α α α α α α α α + √ α + √ - KU2 - µ µ µ µ µ µ µ µ µ µ
µ µ
µ µ
µ + √ µ + √ - KU3 - ¥ ¥ ¥ ¥ ¥ ¥ ¥ ¥ ¥
¥ ¥
¥ ¥
¥ ¥ + √ ¥ + √ -
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Keterangan : K0 : Tikus normal
- : Tanpa diberi perlakuan apapun KN : Kontrol negatif
⩟ : Aquadest KP
: Kontrol positif β : Hepa-Q
KU
1
: Kelompok uji I Hepatoprotektif α : Sarang burung walet dosis rendah
sarang burung walet dosis rendah KU
2
: Kelompok uji II Hepatoprotektif µ : Sarang burung walet dosis sedang
sarang burung walet dosis sedang KU
3
: Kelompok uji III Hepatoprotektif ¥ : Sarang burung walet dosis tinggi
sarang burung walet dosis tinggi √ : Parasetamol
£ : Gom Arab : Pengambilan sampel darah
:Terminasi, pengambilan sampel untuk uji SGPT dan SGOT
darah untuk uji SGPT dan SGOT
a. K0 : Tikus normal, diberi Gom Arab 5 pada hari ke-15 dan 16.
b. KN : Sebagai kontrol negatif diberi suspensi parasetamol 15
2gkgBB p.o pada hari ke-15 dan 16.
c. KP : Sebagai kontrol positif diberi Hepa-Q
®
dengan dosis 150 mgkgBB p.o setiap hari selama 16 hari. Pada hari ke-15, kemudian
hewan uji diberi suspensi parasetamol 2gkgBB p.o dosis tunggal pada hari ke-15 dan 16. Darah dianalisa pada hari ke 0, 15 dan 17
untuk mengamati aktivitas enzim SGPT dan SGOT.
d. KU1 : Sebagai kelompok uji 1 Hepatoprotektif sarang burung walet dosis rendah
diberikan larutan sarang burung walet dengan dosis 1 mgkgBB p.o setiap hari selama 16 hari. Pada hari ke-15,
kemudian hewan uji diberi suspensi parasetamol 2gkgBB p.o dosis tunggal pada hari ke-15 dan 16. Darah dianalisa pada hari ke 0, 15 dan
17 untuk mengamati aktivitas enzim SGPT dan SGOT.
e. KU2 : Sebagai kelompok uji 2 Hepatoprotektif sarang burung walet dosis sedang
diberikan larutan sarang burung walet dengan dosis 10 mgkgBB p.o setiap hari selama 16 hari. Pada hari ke-15,
kemudian hewan uji diberi suspensi parasetamol 2gkgBB p.o dosis tunggal pada hari ke-15 dan 16. Darah dianalisa pada hari ke 0, 15 dan
17 untuk mengamati aktivitas enzim SGPT dan SGOT.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
f. KU3 : Sebagai kelompok uji 3 Hepatoprotektif sarang burung walet dosis tinggi
diberikan larutan sarang burung walet dengan dosis 100 mgkgBB p.o setiap hari selama 16 hari. Pada hari ke-15,
kemudian hewan uji diberi suspensi parasetamol 2gkgBB p.o dosis tunggal pada hari ke-15 dan 16. Darah dianalisa pada hari ke 0, 15 dan
17 untuk mengamati aktivitas enzim SGPT dan SGOT.
3.5. Prosedur Penelitian