Pengukuran perilaku Proses Adopsi Perilaku

2.3.3 Pengukuran perilaku

Pengukuran perilaku dapat dilakukan secara tindakan, yakni dengan wawancara terhadap kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan beberapa jam, hari, atau bulan yang lalu recall. Pengukuran juga dapat dilakukan secara langsung yakni dengan mengobservasi tindakan atau kegiatan responden Notoatmodjo, 2007. Dalam penelitian, observasi merupakan prosedur yang berencana, yang antara lain meliputi melihat, mendengar, dan mencatat sejumlah aktivitas tertentu atau situasi tertentu yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti Notoatmodjo, 2012. Jenis pengukuran observasi dibedakan menjadi dua yaitu terstrukutr dan tidak terstruktur Nursalam, 2008. A. Terstruktur Observasi terstruktur adalah observasi yang telah dirancang secara sistematis, tentang apa yang akan diamati, kapan dan dimana tempatnya. Dalam melakukan pengamatan peneliti menggunakan instrument penelitian yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya Sugiyono, 2012. B. Tidak terstruktur Observasi tidak terstruktur adalah observasi yang tidak dipersiapkan secara sistematis tentang apa yang akan diobservasi. Dalam melakukan pengamatan penelitian tidak menggunakan instrument yang telah baku, tetapi hanya berupa rambu-rambu pengamatan Sugiyono, 2012.. Pengukuran perilaku manusia dapat dikategorikan menjadi tiga Azwar, 2012 yaitu : a. Baik : jika skor jawaban x ≥ µ+1.0σ b. Cukup : jika skor jawaban µ- 1. 0σ≤xµ+1.0σ c. Kurang : jika skor jawaban x µ- 1. 0σ Dengan ketentuan : µ = ½ Xmaks+Xmin x total item pertanyaan σ = 16 Imaks-Imin Xmaks = skor tertinggi pada 1 item pertanyaan Xmin = skor terendah pada 1 item pertanyaan Imaks = jumlah total skor tertinggi Imin = jumlah total skor terendah

2.3.4 Proses Adopsi Perilaku

Penelitian Rogers 1974 dalam Efendi, Ferry Makhfudli, 2009 mengungkapkan bahwa sebelum seseorang mengadopsi perilaku yang baru berperilaku baru, di dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, diantaranya : a. Timbul kesadaran awareness, yakni orang tersebut menyadari mengetahui stimulus terlebih dahulu. b. Ketertarikan interest, yakni orang tersebut mulai tertarik kepada stimulus. c. Mempertimbangkan baik tidaknya stimulus evaluation, yakni sikap orang tersebut sudah lebih baik lagi. d. Mulai mencoba trial, yakni orang tersebut memutuskan untuk mulai mencoba perilaku baru. e. Mengadaptasi adoption, yakni orang tersebut telah berperilaku baru sesuai dengn pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.

2.4 PESANTREN

Dokumen yang terkait

Gambaran Pengetahuan dan Perilaku Personal Hygiene pada Penderita Skabies di Pesantren Modern Ta’dib Al-Syakirin Medan Tahun 2016

10 52 76

HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN SKABIES DI PONDOK PESANTREN AS-SALAM Hubungan Personal Hygiene Dengan Kejadian Skabies Di Pondok Pesantren As-Salam Surakarta 2013.

0 1 14

HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN SKABIES DI PONDOK PESANTREN AS-SALAM Hubungan Personal Hygiene Dengan Kejadian Skabies Di Pondok Pesantren As-Salam Surakarta 2013.

0 2 15

Gambaran Pengetahuan dan Perilaku Personal Hygiene pada Penderita Skabies di Pesantren Modern Ta’dib Al-Syakirin Medan Tahun 2016

0 0 14

Gambaran Pengetahuan dan Perilaku Personal Hygiene pada Penderita Skabies di Pesantren Modern Ta’dib Al-Syakirin Medan Tahun 2016

0 0 2

Gambaran Pengetahuan dan Perilaku Personal Hygiene pada Penderita Skabies di Pesantren Modern Ta’dib Al-Syakirin Medan Tahun 2016

0 0 4

Gambaran Pengetahuan dan Perilaku Personal Hygiene pada Penderita Skabies di Pesantren Modern Ta’dib Al-Syakirin Medan Tahun 2016

0 0 15

Gambaran Pengetahuan dan Perilaku Personal Hygiene pada Penderita Skabies di Pesantren Modern Ta’dib Al-Syakirin Medan Tahun 2016

1 2 3

SKRIPSI HUBUNGAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN FLUOR ALBUS PADA SANTRIWATI DI PESANTREN PUTRI AL-MAWADDAH PONOROGO

0 1 21

HUBUNGAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN SCABIES PADA SANTRI PUTRA DAN PUTRI DI PONDOK PESANTREN AN- NUR NGRUKEM SEWON BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - HUBUNGAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN SCABIES PADA SANTRI PUTRA DAN PUTRI DI

0 0 14