1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian laterbelakang dan perumusan masalah di atas, penelitian
ini memiliki beberapa tujuan, yaitu :
1. Menganalisis potensi pariwisata Kabupaten Karo
2. Menganalisis kontribusi sektor pariwisata terhadap perekonomian
Kabupaten Karo. 1.4
Manfaat Penelitian
Adapun penelitian ini dilakukan agar dapat memberi manfaat sebagai berikut :
1. Bagi Dinas pariwisata Kabupaten Karo, sebagai bahan pertimbangan
dalam mendukung peningkatan pariwisata di Kabupaten Karo. 2.
Bagi penulis, sebagai sarana mengimplikasikan imu pengetahuan yang diperoleh selama perkuliahan.
3. Sebagai bahan pustaka, informasi dan referensi bagi para yang
memerlukan serta sebagai bahan rujukan untuk penelitian selanjutnya.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pariwisata
Dalam usaha untuk mengetahui peranan pariwisata dalam pembangunan suatu negara, tentu harus meninjau kembali khasanah kepustakaan yang
membicarakan pembangunan ekonomi baik yang khusus menekankan pada pembangunan ekonomi di negara-negara maju developed countries maupun di
negara-negara sedang berkembang under developed countries. Maka dapat ditarik beberapa hal penting yang harus ada supaya pembangunan ekonomi bisa
berhasil dengan baik. Dengan begitu dapat dilihat peranan dan potensi yang dimiliki oleh sektor pariwisata dalam pembangunan ekonomi pada umumnya, dan
khususnya pembangunan ekonomi di negar-negara berkembang seperti Indonesia atau Kabupaten Karo.
John M. Bryden Nyoman, 1994; 42 mengemukakan berbagai alasan mengapa industri pariwisata akhir-akhir ini dianggap merupakan alat yang
menarik untuk mensukseskan pembanguna ekonomi pada umumnya yaitu: 1.
Karena negara-negara sedang berkembang dihadapkan pada masalah pemasaran ekspor barang-barang tradisionalnya sebagai akibat lambatnya
permintaan, adanya saingan barang-barang hasil pertanian di negara- negara industri dengan segala macam proteksinya, adanya saingan dari
barang-barang subtitusi yang bersifat sintetis, karena perbedaaan struktural antara negara-negara maju dengan negara-negara sedang berkembang yang
mengakibatkan produktivitas di negara yang pertama tersebut naik dan
diikuti oleh tingkat upah yang lebih tinggi sedangkan di negara yang kedua justru keadaan sebaliknya yang terjadi.
2. Keinginan untuk mendiversifikasikan ekspor barang-barang hasil
pertanian trandisional mereka dengan jalan mengekspor barang-barang yang sudah diolah banyak menemui kegagalan karena adanya proteksi
oleh negara-negara maju disamping terbatasnya pasar negara-negara ini yang diakibatkan oleh adanya produksi dalam negeri sendiri.
3. Dipihak lain pariwisata menghadapi kondisi permintaan yang berbda yakni
merupakan industri yang akhi-akhir ini pertumbuhannya sangat pesat dan mempunyai elastisitas pendapatan dari permintaan yang tinggi, disamping
itu industri pariwisata kelihatanya belum dikenakan pembatasan yang berarti di berbagai negara.
Disamping alasan-alasan tersebut Robert Clevedon Nyoman, 1994 ; 43 menambahkan bahwa pariwisata sebagai alat penting dalam pembangunan
ekonomi di negara berkembang, yaitu dapat mengurangi ketimpangan kesempatan kerja dan ketimpangan pendapatan antar daerah didalam suatu negara. Karena
daerah yang cocok dengan pengembangan pariwisata umumnya terletak jauh dari pusat-pusat aktivitas perekonomian.
Industri pariwisata telah berkembang pesat dari masa ke masa terbukti dari semakin banyaknya orang yang melakukan kegiata wisata dan juga jumlah uang
yang di belanjakan untuk kegiatan tersebut. Suwantoro 2004 mengemukakan bahwa yang harus menjadi perhatian dalam menunjang pengembangan pariwisata
di daerah tujuan wisata yang menyangkut perencanaan, pelaksanaan pembangunan dan pengembangannya meliputi 5 unsur, yaitu:
1. Obyek dan daya tarik wisata
2. Prasaranan wisata
3. Sarana wisata
4. Tata laksanaInfaraktruktur
5. MasyarakatLingkunagn.
2.1.1 Pengertian pariwisata
Istilah pariwisata dalam bahasa sansekerta terdiri dari dua suku kata yaitu: “pari” dan “wisata”. Pari yang berarti banyak, berkali-kali, berputar-putar ataru
berkeliling-keliling. Sedangkan Wisata berarti berpergian, dari pengertian tersebut maka dapat diartikan secara garis besar bahwa “pari-wisata” adalah suatu perjalan
yang dilakukan berkali-kali dari satu tempat ke tempat lain. Robert McIntosh bersama Shashikant Gupta Kusmayadi dan Edar Sugiarto,
2000 :5 mencoba mengungkapkan bahwa parawisata adalah gabungan gejala dan hubungan yang timbul dari interaksi wisatawan, bisnis, pemerintah tuan rumah
serta masyarakat tuan rumah dalam proses menarik dan melayani wisatawan- wisatawan serta para pengunung lainnya.
Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu dari suatu tempat ke temapat lain dengan maksud bukan mencari nafkah dari
tempat yang dikunjungi, tetapi semata-mata untuk menikmati perjalanana guna bertamasya atau rekreasi untuk memenuhi keinginan yang beragam Wahap :
2006 pengertian ini sejalan dengan yang dikemukakan Prof.Hunzuker dan Kraft
Pandit,2003 mengemukakan bahwa pariwisata adalah keseluruhan hubungan dengan gejala-gejala atau peristiwa yang timbul dari adanya perjalanan dan
tingkahnya orang asing dimana perjalanan tidak untuk bertempat tinggal, menetap dan tidak ada hubungan dengan kegiatan untuk mencari nafkah.
Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009, pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas
serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan pemerintah daerah sedangkan kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang
terkait dengan pariwisata yang bersifat multidimensi serta multi disiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan negara serta intraksi antara
wisatawan dengan masyarakat dengan masyarakat setempat, sesama wisatawan, pemerintah, pemerintah daerah dan pengusaha.
Pariwisata memiliki beberapa tujuan yakni : 1.
Meningkatkan pertumbuhan ekonomi. 2.
Meningkatkan kesejahtraan rakyat. 3.
Mengapus kemiskinan. 4.
Mengatasi pengangguran. 5.
Melastarikan alam, lingkungan dan sumber daya. 6.
Memajukan kebudayaan. 7.
Mengangkat citra bangsa. 8.
Memperkukuh jati diri dan persatuan bangsa. 9.
Menumpuk rasa cinta tanah air, mempererat persahabatan antara bangsa.
Berdasarkan daari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa pariwisata adalah kegiatan perjalanan dari pada wisatawan yang dilakukan secara
sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati obyek dan daya tarik. Menurut Rahardjo dalam bukunya pembangunan kawasan dan tata ruang
Pariwisata meliputi berbagai jenis, karena keperluan dan motif perjalanan wisata yang dilakukan bermacam-macam, yaitu :
1. Pariwisata Pantai Marine Tourism
Yaitu merupakan kegiatan pariwisata yang ditunjang oleh sarana dan prasarana untuk berenang, memancing, menyelam dan olahraga air
lainnya, Termasuk sarana dan prasarana akomodasi, makan dan minum. 2.
Pariwisata Etnik Ethnic Tourism Yaitu merupakan perjalanan untuk mengamati perwujudan kebudayaan
dan gaya hidup masyarakat yang di anggap menarik. 3.
Pariwisata Budaya Culture Tourism Yaitu perjalanan untuk meresapi suatu gaya hidup yang telah hilang dari
ingatan manusia. 4.
Pariwisata Rekreasi Recreational Tourism Yaitu kegiata wisata yang pada olahraga, menghilangkan ketegangan, dan
melakukan kontak sosial dalam suasana yang santai. 5.
Pariwisata Alam Ecotourism Yaitu perjalanan ke suatu tempat yang relatif masih asli belum tercemari,
dengan tujuan untuk mempelajari, mengagumi, menikmati pemandangan
alam, tumbuhan dan binatang liar, serta perwujudan budaya yang ada pernah ada di tempat tersebut.
6. Pariwisata Kota City Tourism
Yaitu perjalanan dalam suatu kota untuk melihat atau mempelajari menikmati objek, sejarah dan daya tarik yang terdapat dikota tersebut.
7. Pariwisata Agro Agro Tourism = Rural Tourisme = Farm Tourism
Yaitu merupakan perjalanan untuk meresapi dan mempelajari kegiatan pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan. Jenis wisata ini bertujuan
untuk mengajak wisatawanuntuk ikut memikirkan sumber daya alam dan kelestariannya. Wisatawan tinggal bersama keluarga petani atau tinggal di
perkebunan untuk ikut merasakan kehidupan dan kegiatannya. 8.
Pariwisata Perkotaan Urban Tourism Bentuk pariwisata yang umum terjadi di kota-kota besar, dimana
pariwisata merupakan kegiatan yang cukup penting namun bukan merupakan kegiatan utama dari kota tersebut.
9. Pariwisata Sosial Social Tourism
Yaitu merupakan pendekatan untuk menyelenggarakan liburan bagi kelompok masyarakat berpenghasilan rendah serta orang-orang yang tidak
memiliki inisiatif untuk melakukan perjalanan serta orang-orang yang belum mengerti bagaimana cara mengatur suatu perjalanan wisata.
10. Pariwisata Alternatif Alternative Tourism
Yaitu merupakan suatu bentuk pariwisata yang sengaja disusun dalam skala kecil, memperhatikan kelestarian lingkungan dan segi-segi sosial.
2.1.2 Wiasatawan
Wisatawan adalah oarang-oramg yang melakukan kegiatan wisata atau
melakukan perjalanan rekreasi Peters, 1969 dalam Wirdiyanto, 2011. dengan
batasan demekian maka wisatawan tidak termasuk pelaku perjalanan dengan ciri sebagai berikut :
1. Orang-orang yang datang dengan baik dengan dasar kontrak maupun
tidak, untuk mencari kerja atau yang bekerja di suatu negara. 2.
Orang-orang yang datang menetap untuk menjadi penduduk di suatu negara.
3. Pelajar
Di dalam Intruksi Presiden RI No. 9, 1969 bab 1 pasal 1 dijelaskan bahwa “... wisatawan ialah setiap orang yang bepergian dari tempat tinggal untuk
berkunjung ke tampat lain dngan menikmati perjalanan dan kunjungan itu”. Jenis-jenis wisatawan menurut asalnya dapat dibedakan atas :
1. Wisatawan asing Foreign Tourist yaitu swisatawan dari suatu negara
yang masuk ke negara lain. 2.
Wisatawan domestik Domesticc Tourist yaitu wisatawan dari setiap daerah pariwisata yang masuk ke provinsi yang lain dalam satu negara.
3. Wisatawan lokal Local Tourist yaitu wisatawan yang berada dalam
daerah pariwisata yang mengadakan kunjungan pada obyek wisata di daerah itu sendiri.
2.1.3 Potensi Obyek wisata
Menurut Spillane 1989 Potensi wisata adalah segala tempat atau lokasi wisata yang mengandung berbagai unsur yang saling bergantung yang dapat
menarik wisatawan untuk datang dan menikmati obyek wisata tersebut. Menurut Cholil dalam Yoety 2006 potensi wisata adalah obyek atau
atraksi wisata yang dapat dipublikasikan, dipasarkan, dikelolah serta dikembangkan menjadi tempat peristerahatan atau bersenang-senang dalam
sementara waktu dan dapat diambil manfaatnya dari obyek wisata tersebut. Potensi wisata terdiri dari dua faktor, yaitu :
1. Faktor fisik
Yang dimaksud dengan faktor fisik adalah faktor yang menunjang sebagai obyek wisata yang merupakan elemen alam. Yang termasuk ke dalamnya
adalah air, pepohonan, udara, pegunungan, pantai, bentang alam, vegetasi dan sebagainya yang bergunan bagi para wisatawan.
2. Faktor non fisik
Yang dimaksud dengan faktor non fisik adalah sebagai pendukung untuk pengembangan obyek wisata . yang dimaksudkan dalam faktor fisik adalah
sarana dan prasarana, peran pemerintah serta pengelolah sapta pesoana. Menurut Rumaini 1992 Umumnya yang menjadi daya tarik obyek wisata
berdasarkan pada : a.
Adanya ciri khusus atau spesifik yang bersifat langka. b.
Adanya sumber daya yang dapat menimbulkan rasa senang, indah, bersih c.
Adanya aksesibilitas yang tinggi untuk dapat di kunjungi.
d. Adanya sarana dan prasarana penunjang untuk melayani para wisatawan
yang hadir Menurut Marioti dalam Yoenty : 1996 yang termasuk potensi dalam
obyek wisata adalah : 1.
Benda-benda yang tersedia dan terdapat di alam semesta, yang istilah kepariwisataan disebut dengan natural animitites. Yang termasuk dalam
kelompok ini adalah: a.
Iklim, misalnya cuaca, cahaya matahari, dan sebagainya. b.
Hutan belukar the sylvan element. c.
Flora dan fauna, tanaman-tanaman, burung-burung, cagar alam, dan sebagainya.
d. Bentuk tanah dan pemandangan land configuration and land space,
misalnya lahan yang datar, lembah, pegunungan, danau, pantai, dan air terjun.
e. Pusat-pusat kesehatan healt center misalnya sumber air panas, air
mineral, dimana semuanya ini diharapkan dapat menyembuhkan macam-macam penyakit.
2. Hasil cipta manusia man made Suplly yaitu beberapa benda-benda
bersejarah sisa-sisa peradapan masa lalu, kebudayaan dan keagamaan, misalnya :
a. Monumen bersejarah dan sisa peradapan masa lampau.
b. Rumah-rumah ibadah seperti, mesjid, gereja, kuil, candi dan pura.
c. Acara tradisional, pameran, festival, upacara perkawinan dan
sebagainya. d.
Museum, perpustakaan dan keseniaan rakyat 3.
Tata cara hidup masyarakat the way of life. Tata cara hidup yang dimaksud adalah tata cara hidup tradisional dari sumber masyarakat yang
merupakan salah satu sumber penting yang ditawarkan kepada para wisatawan. kebiasaan hidup, adat istiadat, dan tata cara masyarakat
misalnya, pembakaran mayat ngaben di Bali, upacara pemakaman rakyat di Tanah Toraja, dan lain-lainnya merupakan daya tarik utama wisatawan
untuk datang dan tinggal lebih lama di daerah tersebut.
2.2 Potensi Wilayah
2.2.1 Keunggulan Komperatif
Istilah comparative advantage keunggulan komparatif mula-mula dikemukakan oleh David Ricardo 1917 sewaktu membahas perdagangan antara
dua negara. Ricardo membuktikan bahwa apabila ada dua negara saling berdagang dan masing-masing negara mengkonsentrasikan untuk mengekspor
barang yang mempunyai keunggulan komperatif maka negara tersebut akan beruntung. Pemikiran Ricardo tentang keunggulan komperatif tidak hanya berlaku
pada perdagangan internasional saja tetapi juga pada ekonomi regional. Keunggulan komperatif suatu daerah dapat digunakan untuk menentukan
kebijakan yang mendorong perubahan struktur perekonomian daerah ke arah sektor yang mengandung keunggulan komperatif.
Competitive advantage keunggulan kompetitif adalah kemampuan suatu daerah untuk memasarkan produknya diluar daerah atau luar negeri bahkan pasar
global. dalam keunggulan kompetitif dapat dilihat apakah suatu daerah dapat menjual produknya diluar negeri secara menguntungkan, tidak lagi
membandingkan potensi komoditi yang sama di suatu negara dengan negara lain, melainkan membandingkan komoditi suatu negara terhadap komoditi semua
negara pesaingnya di pasar global. Menurut Tarigan 2005 suatu daerah memiliki keunggulan komperatif
comperative advantage karena salah satu faktor atau gabungan dari beberapa faktor. Adapun faktor-faktor yang dapat membuat suatu wilayah memiliki
keunggulan komperatif dapat dikelompokkan sebagai berikut : 1.
Pemberian alam, yaitu karena kondosi akhirnya wilayah tersebut memiliki keunggulan untuk menghasilkan produk tertentu.
2. Masyarakanya menguasai teknologi mutakhir menemukan hal-hal baru
atau jenis produk tertentu. 3.
Masyarakatnya menguasai keetrampilan khusus. 4.
Wilayah itu dekat dengan pasar. 5.
Wilayah dengn aksebilitas yang tinggi. 6.
Daerah konsentrasisentral dari suatu kegiatan sejenis. 7.
Daerah aglomerasi dari berbagai kegiatan. 8.
Upah buruh yang rendah dan tersedia jumlah yang cukup serta didukung oleh ketrampilan memadai dan mentalitas yang mendukung.
9. Mentalitas masyarakat yang sesuai untuk pembangunan.
10. Kebijakan pemerintah.
2.2.2 Kuosien Lokasi Location Quotient
Location quotient kuosien lokasi disingkat dengan LQ adalah suatu perbandingan tentang besarnya peranan suatu sektor atau komoditi di suatu daerah
kabupatenkota terhadap peranan sektor atau komoditi di daerah yang lebih tinggi provinsinasional. Dengan kata lain LQ menghitung share output sektor I
di kabupaten dengan share output sektor I di provinsi.
Dengan rumus :
��� =
�� ��
� �
� �
=
�� �
� ��
� �
Keterangan : LQi
= Nilai LQ pada sektor i Si
= Besaran dari suatu kegiatan tertentu sektor atau komoditi yang akan diukur dikawasan perencanaan
Ni = Besaran total dari suatu kegiatan tertentu sektor atau komoditi yang akan diukur di daerah yang lebih luas
S = Besaran total dari seluruh kegiatan sektor atau komoditi yang akan di ukur di kawasan perencanaan
N = Besaran total dari seluruh kegiatan sektor atau komoditi yang akan di ukur di daerah yang lebih luas
Apabila LQ 1 artinya peranan sektor atau komoditi tersebut di daerah itu lebih menonjol dibandingkan dengan peranan peranan sektor atau komoditi secara
nasional atau lebih luas. Sebaliknya, apabila LQ 1 maka peranan sektor itu di daerah tersebut lebih kecil dari pada peranan sektor atau komoditi secara nasional.
Ada beberapa keuntungan menggunakan metode LQ antara lain : 1.
Metode LQ meperhitungan ekspor langsung dan ekspor tidak langsung.
2. Metode LQ sederhana serta dapat digunakan untuk data historis untuk
mengetahui trend Analisis LQ sesuai dengan rumusanya memang sederhana dan apabila
digunakan dalam bentuk one shot analysis, manfaatnya juga tidak begitu besar, yaitu hanya melihat apakah LQ berada di atas 1 atau tidak. Akan tetapi, analisis
LQ dapat dibuat menarik apabila digunakan dalam bentuk time-seriestrend, artinya dianalisis dalam kurun waktu tertentu. Dalam hal ini perkembangan LQ
bisa dilihat untuk suatu sektor pada kurun waktu yang berbeda, apakah terjadi kenaikan atau penurunan. Hal ini dapat memancing analisis lebih lanjut, misalnya
apabila naik maka dapat dilihat faktor-faktor yang membuat daerah tersebut tumbuh lebih cepat dari rata-rata nasional.demikian juga sebaliknya. Apabila
turun dapat dilihat faktor-faktor yang membuat daerah tersebut tumbuh lebih lambat dari rata-rata nasional. Hal ini dapat membantu untuk melihat
kekuatakelemahan wilayah tersebut dibandingkan secara relatif dengan wilayah yang lebih luas. Potensi yang positif digunakan untuk strategi pengembangan
wilayah. Adapun faktor-faktor yang membuat potensi sektor di suatu wilayah lemah, perlu dipikirkan apakah perlu ditanggulangi atau dianggap tidak prioritas
Robinson Tarigan, 2005.
2.2.3 Analisis Shift-Share Shift Share Analisys
Analisis shift-share membandingkan perbedan laju pertumbuhan berbagai sektor di daerah dengan wilayah nasional. Metode ini lebih tajam dibandingkan
dengan metode LQ. Metode LQ tidak memberikan penjelasan penyebab
perubahan sedangkan metode shift-share memberikan penjelasan penyebab perubahan tersebut.
Menurut Tambunan 2005 metode analisis ini dapat digunakan untuk memproyeksikan pertumbuhan ekonomi suatu daerah dan sebagai alat analisis
dalam riset pembangunan pedesaan. Analisis ini juga digunakan untuk menganalisis sumbangan share kecamatan ke kabupaten dan sektor yang
mengalami kemajuan selama pengukuran. Hasil analisis ini juga dapat menunjukkan keunggulan kompetitif suatu wilayah. Penyebab pergrseran ada tiga
yaitu : 1.
Komponen share, menunjukkan kontribusinya terhadap pergeseran total seluruh sektor di total wilayah agregat yang lebih luas.
2. Komponen proportional shift, menunjukkan pergeseran total sektor
tertentu di wilayah agregat yang lebih luas. 3.
Komponen differential shift, menunjukkan pergeseran suatu sektor tertentu di suatu wilayah tertentu.
Suatu wilayah dianggap memiliki keunggulan kompetitif bila komponen differential shift bernilai positif karena secara fundamental masih memiliki potensi
untuk terus tumbuh meskipun faktor-faktor ekternal komponen share dan proportional shift tidak mendukung.
1. Komponen Pertumbuhan Nasional National share
Komponen pertumbuhan nasional adalah perubahan produksi atau kesempatan kerja suatu wilayah yang disebabkan oleh perubahan produksi
atau kesempatan kerja nasional, perubahan kebijakan ekonomi nasional
dan perubahan dalam hal-hal yang mempengaruhi perekonomian semua sektor dan wilayah.
2. Komponen Pertumbuhan Proporsional Proportional shift component
Komponen pertumbuhan proporsional tumbuh karena perbedaan sektor dalam permintaan produk akhir, perbedaan dalam ketersediaan bahan
mentah, perbedaan dalam kebijakan industri seperti kebijakan perpajakan, subsidi dan price support serta perbedaan dalam struktur dan keragamana
pasar. 3.
Komponen Pertumbuhan Pangsa Wilayah Differential shift component Komponen pertumbuahn pangsa wilayah timbul karena peningkatan atau
penurunan PDRB atau kesempatan kerja dalam suatu wilayah dibandingkan dengan wilayah lainnya.
2.3 Dampak Pengembangan Pariwisata
Manfaat lain dari pengembangan pariwisata dapat langsung diperoleh oleh pemerintah daerah melalui pajak daerah maupun pajak lainnya. Sektor pariwisata
memberikan kontribusi kepada daerah melalui pajak daerah, laba Badan Usaha Milik Daerah, serta pendapatan lain-lain yang sah berupa pemberian hak atas
tanah pemerintah. Dari pajak daerah sendiri, sektor pariwisata memberikan kontribusi berupa pajak hotel dan restoran, pajak hiburan, pajak reklame, pajak
minuman beralkohol serta pajak pemanfaatan air bawah tanah. Pengembangan pariwisata pada dasarnya dapat membawa berbagai manfaat
bagi masyarakat di daerah diantaranya adalah : 1.
Pendapatan dari penukaran valuta asing
2. Pendapatan dari usaha atau bisnis pariwisata
3. Penyerapan tenaga kerja
Berdasarkan Undang-Undang Nomor tahun 1990 tentang pariwisata, tujuan dari pengembangan pariwisata adalah untuk menciptakan multipler effect, yakni :
1. Memperluas dan meratakan kesempatan berusaha dan lapangan kerja.
2. Meningkatkan pendapatan nasional dalam rangka meningkatkan
kesejahtraan dan kemakmuran rakyat. 3.
Mendorong pendaya gunaan produksi nasional.
2.4 Penelitian Terdahulu
Jenny, 2013. Potensi Obyek Wisata Batu Hoda di Desa Tigaras Kecamatan Dolok Perdamean Kabupaten Simalungun. Masalah yang diteliti adalah
bagaimana potensi fisik dilokasi obyek wisata Batu Hoda Di Desa Tigaras Kecamatan Dolok Pardamean Kabupaten Simalungun. Menggunakan data Primer
dan Sekunder dan wawancara. Metode yang digunakan untuk menganalisa data menggunakan teknik deskriptif kualitatif. Hasil Penelitian menunjukkan Potensi
fisik yang dimiliki oleh lokasi obyek wisata Batu Hoda untuk menjadi suatu daerah tujuan wisata sudah cukup memadai, namun masih memerlukan beberapa
pengembangan agar dapat meningkatkan kenyamanan pengunjung yang akan datang berkunjung dan menjaga kondisi kebersihan di lokasi obyek wisata Batu
Hoda. Pardede, 2011. Potensi dan Peluang Pengembangan Sektor Pariwisata di
Kota Tebing Tinggi. Hasil penelitian menunjukkan sektor pariwisata di Kota Tebing Tinggi sangat berpotensi, yang disebabkan adanya lahanyang dapat
dimanfaatkan untuk dijadikan objek wisata, strategisnya Kota Tebing Tinggi yang dikarenakan sebagai jalur transit lintas timur dan lintas tengah berpotensi untuk
dibangun objek wisata baru. Sektor pariwisata di Kota Tebing tinggi memiliki peluang untuk mengembangkan objek wisata yang ada di Kota Tebing Tinggi
terlihat dari tingginya keinginan masyarakat Kota Tebing Tinggi yang menginginkan adanya objek wisata sebagai tempat untuk merileksasikan pikiran
dan bersantai yang kemudian mendapat dukungan dari pemerintah yang langsung berbenah dan membuat perogram pembangunan beberapa objek wisata di Kota
Tebing Tinggi. Trilolorin, 2013. Analisis Daya saing Sektor Pariwisata Kota Medan.
Masalah yang diteliti adalah 1. Bagaimana potensi sektor pariwisata kota medan, 2. Bagaimana daya saing sektor pariwisata kota medan?, penelitian ini
menggunakan metode LQ dan shift share dalam menganalisis masalah tersebut. Hasil penelitian menunjukkan. Berdasarkan perhitungan alat analisis potensi
wilayah yaitu indeks Location Quotient dari alat analisis menunjukkan bahwa sektor pariwisata Kota Medan merupakan sekor unggulan dan kreteria tergolong
ke dalam sektor yang maju atau berpotensi dan tumbuh dengan pesat dan merupakan sektor basis, dan dilihat dari hasil analisis Shift Share untuk kontribusi
sektor pariwisata terhadap PDRB Kota Medan menunjukkan nilai positif. Artinya sektor pariwisata Kota Medan memiliki daya saing yang kuat.
2.5 Kerangka Konseptual