Proses keperawatan adalah satu pendekatan untuk mendapatkan pemecahan masalah yang memampukan perawat untuk mengatur dan memberikan
asuhan keperawatan Potter Perry, 2005.
2.3.2. Standar Asuhan Keperawatan
American Nurses Association telah menetapkan Standards for Care Standar Asuhan dan Standards of Professional Performance Standar Perilaku
Profesional. Untuk metode Standards for Care Standar Asuhan menyajikan proses lima langkah :
Skema 2.2 Proses Asuhan Keperawatan 2.3.2.1.
Standar I : Pengkajian Pengkajian adalah suatu proses kontinu yang dilakukan semua fase
pemecahan masalah dan menjadi dasar untuk pengambilan keputusan. Untuk mendapat
pengkajian yang
akurat dan
koprehensif, perawat
harus
Analisis Pengkajian
Diagnosa
Perencanaan Implementasi
Evaluasi
Universitas Sumatera Utara
mempertimbangkan informasi mengenai latar belakang biofisik, psikologis, sosiokultural, dan spiritual pasien Wong, 2009.
Potter dan Perry 2005 memaparkan bahwa pengkajian adalah proses sistematis dari pengumpulan, verifikasi, dan komunikasi data tentang klien.
Dalam proses pengkajian mencakup dua langkah : pengumpulan data dari sumber primer klien dan sumber sekunder keluarga, tenaga kesehatan, dan analisis
data sebagai dasar untuk diagnosis keperawatan. PPNI
2005 juga
menjelaskan dalam
pengkajian perawat
mengumpulkan data tentang status kesehatan klien secara sistematis, menyeluruh, akurat, singkat dan berkesinambungan. Menurut PPNI rasionalnya pengkajian
keprawatan merupakan aspek yang penting dalam proses keperawatan yang bertujuan menetapkan data dasar tentang tingkat kesehatan klien yang digunakan
untuk merumuskan masalha klien dan rencana tindakan. Perawat akan mendapakan dua tipe data saat melakukan pengkajian,
data subjektif dan objektif. Data subjektif adalah persepsi klien tentang masalah kesehatan mereka. Dalam data subjektif hanya klien yang dapat memberikan
informasi tentang frekuensi, lokasi, dan intensitas nyeri. Walaupun hanya klien yang dapat memberikan data subjektif yang relevan, perawat harus waspada
bahwa masalah ini dapat terjadi pada perubahan fisiologis yang terindentifikasi melalui pengumpulan data objektif. Data objektif adalah pengamatan atau
pengkuran yang dibuat oleh pengumpul data. Contoh data objektif yang teramati adalah pengkajian tekanan darah klien dan identifikasi ukuran ruam tubuh
setempat. Pengkajian data objektif didasarkan pada standar yang diterima, seperti
Universitas Sumatera Utara
ukuran Fahrenheit atau Celsius pada thermometer atau sentimeter pada pita pengukuran. Ini termasuk contoh data objektif yang dapat diukur Potter Perry,
2005. Data yang didapat dari pengkajian bisa berasal klien, keluarga dan
orang terdekat, anggota tim perawatan kesehatan, catatan medis, catatan lainnya, tinjauan literatur, dan pengalaman perawat Potter Perry, 2005.
Metode pengumpulan data dalam pengkajian dapat menggunakan: 1.
Wawancara adalah pola komunikasi yang dilakukan untuk tujuan spesifik dan difokuskan pada area dengan isi yang spesifik. Tujuan utama
wawancara adalah mendapatkan riwayat kesehatan keperawatan, mengidentifikasi kebutuhan kesehatan dan faktor resiko serta menentukan perubahan speifik dalm
tingkat kesejahteraan dan pola kehidupan. Dalam melakukan wawancara perawat harus membina hubungan yang baik dengan klien dan membina kepercayaan agar
saat melakukan wawancara klien lebih merasa nyaman untuk menceritakan masalah kesehatannya.
2. Riwayat kesehatan keperawatan adalah data yang dikumpulkan
tentang tingkat kesejahteraan klien saat ini dan masa lalu, riwayat keluarga, perubahan dalam pola kehidupan, riwayat sosial budaya, kesehatan spiritual, dan
reaksi mental serta emosi terhadap penyakit.
Universitas Sumatera Utara
Skema 2.3 Riwayat Kesehatan 3.
Pengkajian fisik adalah mengukur tanda-tanda vital dan pengukuran lainnya serta pemeriksaan semua bagian tubuh dengan menggunakan
teknik inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi. Tetapi sebelum melakukan pengkajian fisik, perawat menyiapkan klien, lingkungan dan peralatan yang
diperlukan. Perawat menginformasikan klien tentang proses pemeriksaan fisik,
Riwayat Kesehatan
Fisik dan perkembangan
- Persepsi tentang status kesehatan
- Masalah kesehatan dan terapi di masa lalu
- Terapi kesehatan saat ini - Faktor resiko
- Aktivitas dan koordinasi - Tinjauan tentang sistem
- Tahap perkembangan - Efek status kesehatan pada
tahap perkembangan - Masalah perkawinan anggota
tumah tangga - Pertumbuhan dan kedewasaan
- Pekerjaan - Kemampuan menyelesaikan
aktifitas kehidupan sehari-hari
Intelektual
- Kinerja intelektual - Pemecahan masalah
- Tingkat pendidikan - Pola komunikasi
- Rentang perhatian - Ingatan jangka panjang
dan ingatan terbaru
Spiritual
- Keyakinan dan makna
- Pengalaman keagamaan
- Ritual dan praktik - Kekerabatan
- Dorongan
Sosial
- Status finansial - Aktivitas rekreasi
- Bahasa utama - Peran kultural
- Pengaruh kultural - Sumber komunitas
- Faktor resiko lingkungan
- Hubungan sosial
Emosional
- Status perilaku dan emosi - Sistem pendukung
- Konsep diri - Citra tubuh
- Alam perasaan - Seksualitas
- Mekanisme koping
Universitas Sumatera Utara
secara spesifik tentang tujuan, peran perawat, peran klien, dan perkiraan waktu yang dibutuhkan.
4. Data diagnostik dan laboratorium merupakan metode terakhir
dalam pengkajian. Data laboratorium dapat membantu untuk mengidentifikasi masalah perawatan kesehatan actual atau potensial yang sebelumnya tidak
diketahui oleh klien atau pemeriksaan. Bell 2008 mengatakan bahwa saat perawat merawat pasien harus
mengumpulkan data yang relevan berkaitan dengan kesehatan dan situasi klien. Kriteria pengukuran :
1. Data yang dikumpulkan dari klien, keluarga, penyedia layanan kesehatan
lainnya dan masyarakat. 2.
Data yang bersangkutandan cukup dikumpulkan menggunakan sesuai dengan bukti teknik penilaian.
3. Prioritas kegiatan pengumpulan data didorong oleh karakteristik pasien
berhubungan dengan kondisi langsung dan kebutuhan antisipasi. 4.
Model analitis dan alat pemecah masalah yang digunakan. 5.
Keputusan dibuat dengan mencocokkan pengetahuan formal dengan temuan klinis.
6. Data yang didokumentasikan harus relevan.
7. Data yang relevan dikomunikasikan kepada penyedia layanan kesehatan
lainnya Proses pengkajian ada beberapa kriteria struktur, proses, dan hasil
menurut PPNI 2005. Kriteria struktur :
Universitas Sumatera Utara
1. Metode pengumpulan data yang digunakan dapat menjamin; pengumpulan data yang sistematis dan lengkap, diperbaharuinya data dalam
pencatatan yang ada, kemudahan memperoleh data, dan terjaganya kerahasiaan. 2. Tatanan praktek mempunyai system pengumpulan data keperawatan
yang merupakan bagian integral dari system pencatatan pengumpulan data klien. 3. Sistem pencatatan berdasarkan proses keperawatan yaitu singkat,
menyeluruh, akurat dan berkesinambungan. 4. Praktek mempunyai sistem pengumpulan data keperawatan yang
menjadi bagian dari system pencatatan kesehatan klien 5. Ditatanan praktek tersedia system pengumpulan data yang dapat
memungkinkan diperoleh kembali bila diperlukan. 6. Tersedia sarana dan lingkungan yang mendukung.
Kriteria proses dalam pengkajian keperawatan menurut PPNI 2005 : 1. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara, observasi,
pemeriksaan fisik dan mempelajari data penunjang pengumpulan data penunjang diperoleh dari hasil pemeriksaan laboratorium dan uji diagnosis, serta
mempelajari catatan lain. 2. Sumber data adalah klien, keluarga atau orang terkait, tim
kesehatan, rekam medis, serta catatan lain. 3. Klien berpartisipasi dalam proses pengumpulan data.
4. Data yang dikumpulkan, difokuskan, untuk mengidentifikasi; status kesehatan klien saat ini, status kesehatan klien masa lalu, status biologis atau
fisiologis, status psikologis atau pola koping, status sosial kultural, status spiritual,
Universitas Sumatera Utara
respon terhadap terapi, harapan terhadap tingkat kesehatan yang optimal, dan resiko masalah potensial.
Hasil yang didapatkan dalam pengkajian; data dicatat dan dianalisis sesuai standar dan format yang ada, dan data yang dihasilkan akurat, terkini, dan
relevan sesuai kebutuhan klien. 2.3.2.2.
Standar II : Diagnosis Diagnosis keperawatan merupakan penganalisisan data pengkajian.
Yang dimana sebagai dasar pengembangan rencana intervensi keperawatan dalam rangka mencapai peningkatan, pencegahan, dan penyembuhan penyakit serta
pemulihan kesehatan klien PPNI, 2005. Tahap setelah melakukan pengkajian adalah identifikasi masalah dan
diagnosis. Dalam diagnosis perawat harus menginterpretasi dan membuat keputusan tentang data yang dikumpulkan. Lalu mengkategorikan untuk
mengidentifasikan area signifikan dan membuat salah satu keputusan : tidak ada data masalah kesehatan disfungsional, tidak ada intervensi yang diindikasikan,
ada resiko masalah kesehatan disfungsional, intervensi diperlukan untuk memfasilitasi peningkatan kesehatan, dan data masalah kesehatan fungsional
actual, intervensi diperlukan untuk memfasilitasi kesehatan Wong, 2009. Perawat merawat klien dengan menganalisa data penilaian dalam
menentukan masalah dan perawatan klien Bell, 2008 : 1.
Diagnosis dan masalah perawatan berasal dari data penilaian
Universitas Sumatera Utara
2. Diagnosis dan masalah perawatan divalidasi diseluruh interaksi
keperawatan dengan pasien, keluarga, penyedia kesehatan lain, masyarakat, dan seluruh sistem kesehatan
3. Diagnosis dan masalah perawatan diprioritaskan dan
didokumentasikan dengan cara yang memfalitasi hasil dan mengembangkan atau memodifikasi rencana
Kriteria struktur dalam diagnosis keperawatan menurut PPNI 2005 yakni memberi kesempatan; kepada teman sejawat, klien untuk melakukan
validasi diagnosis keperawatan, adanya mekanisme pertukaran informasi tentang hasil penelitian dalam menetapkan diagnosis keperawatan diagnosis keperawatan
yang tepat, untuk akses sumber-sumber dan program pengembangan professional yang terkait, dan adanya pencatatan yang sistematis tentang diagnosis klien.
Dalam kriteria proses melakukan diagnosis yaitu; proses diagnosis terdiri dari analasis dan interpretasi data, indentifikasi masalah klien dan perumusan
diagnosis keperawatan, komponen diagnosis keperawatan terdiri dari masalah P, penyebab E, gejala atau tanda S, bekerjasama dengan klien, dekat dengan
klien, petugas kesehatan lain untuk memvalidasi diagnosis keperawatan, dan melakukan kaji ulang dan revisi diagnosis berdasarkan data terbaru. Hasil yang
diharapkan untuk diagnosis keperawatan yakni diagnosis keperawatan divalidasi oleh klien bila memungkinkan, diagnosis keperawatan yang dibuat diterima oleh
teman sejawat sebagai diagnosis yang relevan dan signifikan, dan diagnosis didokumentasikan untuk memudahkan perencanan, implementasi, evaluasi dan
penelitian PPNI, 2005.
Universitas Sumatera Utara
2.3.2.3. Standar III : Intervensi
Perawat harus membuat rencana tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah kesehatan dan meningkatkan kesehatan klien. Yang dimana
rencana tindakan ini berdasarkan dengan diagnosis keperawatan PPNI, 2005. Perawat merawat klien dengan mengembangkan rencana untuk
menentukan intervensi yang dapat mencapai hasil. Kriteria pengukuran : 1.
Perencanaan yang individual dan mempertimbangkan karakteristik klien dan situasi
2. Rencana tersebut dikembangkan bersama dengan klien, keluarga,
dan penyedia layanan kesehatan dengan cara mempromosikan kontribusi masing- masing anggota untuk mencapai hasil
3. Rencana mencerminkan bukti terbaik saat ini
4. Rencana memberikan kontinuitas perawatan, coco kompetensi
perawat dengan pasien karakteristik 5.
Rencana menetapkan prioritas untuk perawatan 6.
Rencana tersebut meliputi strategi untuk promosi dan pemunihan kesehatan pencegahan lebih lanjut sesuai dengan penyakit, cedera, dan semua
perban Kriteria struktur yang disediakan untuk intervensi ini menurut PPNI
2005; sarana yang dibutuhkan untuk mengembangkan perencanaan dan adanya mekanisme pencatatan, sehingga dapat dikomunikasikan. Selain itu, untuk kriteria
proses dalam melakukan intervensi ini ada beberapa yaitu perencanaan terdiri dari penetapan prioritas masalah, tujuan dan rencana tindakan keperawatan,
Universitas Sumatera Utara
bekerjasana dengan klien dalam menyusun rencana tindakan keperawatan, dan perencanaan bersifat indivual sebagai individu, kelompok, dan masyarakat
sesuai dengan kondisi dan kebutuhan klien. Hasil yang diharapkan untuk intervensi ini; tersusunnya suatu rencana asuhan keperawatan klien, perncanaan
mencerminkan penyelesaian terhadap diagnosis keperawatan, perencanaan tertulis dalam format yang singkat dan mudah didapat, dan perncanaan menunjukkan
bukti adanya revisi pencapaian tujuan PPNI, 2005. 2.3.2.4.
Standar IV : Implementasi Tindakan yang dilakukan perawat setelah intervensi adalah
implementasi. Implementasi rencana asuhan keperawatan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan patisipasi klien dalam tindakan keperawatan
berpengaruh pada hasil yang diharapkan PPNI, 2005. Fase implementasi dimulai saat perawat menempatkan intervensi ke
dalam tindakan dan mengumpulkan umpan balik mengenai efeknya. Umpan balik muncul kembali dalam bentuk observasi dan komunikasi serta member dasar data
untuk mengevaluasi hasil intervensi keperawatan. Tahap implementasi, keamanan, dan kenyamanan psikologi pasien berkenaan dengan asuhan
atraumatik tetap harus diperhatikan. Bell 2008 mengatakan bahwa perawat yang merawat klien harus
mengimplementasikan rencana, mengkoordinasikan, pemberian perawatan. Kriteria pengukuran :
1. Intervensi disampaikan dengan cara yang meminimalkan
komplikasi dan situasi yang mengancam jiwa
Universitas Sumatera Utara
2. Pasien dan keluarga berpartisipasi dalam pelaksanaan rencana
sesuai dengan tingkat partisipasi mereka dan pengambilan keputusan 3.
Intervensi yang responsive tentang keunikan klien dan keluarga dengan menciptakan sebuah belas kasih dan terapeutik lingkungan dengan tujuan
untuk mempromosikan kenyamanan dan mencegah penderitaan 4.
Rencana dan modifikasi yang diterapkan akan didokumentasikan 5.
Kolaborasi untuk melakukan rencana tersebut terjadi penyedia pasien, kelurga, kesehatan, dan system kesehatan
6. Rencana memfasilitasi pembelajaran bagi klien, keluarga, staf
perawat, anggota lain dari kesehatan, dan masyarakat termasuk namun tidak terbatas pada pengajaran kesehatan promosi kesehatan
PPNI 2005
menjelaskan bahwa
kriteria struktur
praktek menyediakan; sumber daya untuk pelaksanaan kegiatan, pola ketenagaan yang
sesuai kebutuhan, ada mekanisme untuk mengkaji dan merevisi pola ketenagaan secara periodik, pembinaan dan peningkatan keterampilan klinis keperawatan, dan
sistem konsultasi keperawatan. Kriteria proses dalam implementasi; bekerjasama dengan klien dalam pelaksanaan tindakan keperawatan, kolaborasi dengan profesi
kesehatan lain untuk meningkatkan status kesehatan klien, melakukan tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah klien, melakukan supervivi terhadap tenaga
pelaksana keperawatan dibawah tanggung jawabnya, menjadi koordinator pelayanan dan advokasi terhadap klien untuk mencapai tujuan kesehatan,
menginformasikan kepada klien tentang status kesehatan dan fasilitas-fasilitas pelayanan kesehatan yang ada, memberikan pendidikan pada klien dan keluarga
Universitas Sumatera Utara
mengenai konsep dan keterampilan asuhan diri serta membantu klien memodifikasi lingkungan yang digunakannya, dan mengkaji ulang dan merevisi
pelaksanaan tindakan keperawatan berdasarkan respon klien. Hasil yang diharapkan untuk implementasi; terdokumentasi tindakan keperawatan dan respon
klien secara sistematik dan dengan mudah diperoleh kembali, tindakan keperawatan dapat diterima klien, dan ada bukti-bukti yang terukur tentang
pencapaian tujuan. 2.3.2.5.
Standar V : Evaluasi Perawat melakukan evaluasi untuk melihat perkembangan kesehatan
klien terhadap tindakan yang diberikan. Selain itu, untuk melihat pencapaian tujuan sesuai rencana yang telah ditetapkan dan merevisi data dasar dan
perencanaan PPNI, 2005. Evaluasi adalah langkah terakhir dalam proses pembuatan keputusan.
Perawat mengumpulkan, menyotir, dan menganalisis data untuk menetapkan apakah tujuan telah tercapai, rencana memerlukan modifikasi, atau alternatif baru
harus dipertimbangkan. Tahap evaluasi memenuhi proses keperawatan atau berperan sebagai dasar untuk pemilihan alternatif lain untuk intervensi dalam
pemecahan masalah spesifik. Bell 2008 mengatakan bahwa perawat merawat pasien dengan
mengevaluasi pencapaian. Kriteria pengukuran : 1.
Evaluasi sistematis dan berkelanjutan menggunakan teknik berbasis bukti dan instrument
2. Tim perawat, klien dan penyedia layanan kesehatan lain dalam proses evaluasi
Universitas Sumatera Utara
3. Efektifitas evaluasi intervensi untuk mencapai hasil yang diinginkan terjadi
4. Evaluasi terjadi dalam jangka waktu yang tepat setelah intervensi dimulai
5. Data penelitian berkelanjutan yang digunakan untuk merevisi diagnosis, hasil
dan rencana yang diperlukan 6.
Hasil evaluasi akan didokumentasikan Kriteria struktur dalam evaluasi ini: tantanan praktek menyediakan
sarana dan lingkungan yang mendukung terlaksananya proses evaluasi, adanya akses informasi yang dapat digunakan perawat dalam penyempurnaan
perencanaan, dan adanya supervisi dan konsultasi untuk membantu perawat melakukan evaluasi secara efektif dan mengembangkan alternatif perncanaan
yang tepat. Proses dalam melakukan evaluasi: menyusun rencanaan evaluasi hasil tindakan secara komprehensif, tepat waktu dan terus menerus, menggunakan data
dasar dan respon klien dalam mengukur perkembangan kearah pencapaian tujuan, memvalidasi dan menganalisis data baru dengan sejawat dan klien, bekerjasama
denga klien, keluarga untuk memodifikasi rencana asuhan keperawatan, mendokumentasikan hasil evaluasi dan memodifikasi perencanaan, dan
melakukan supervisi dan konsultasi klinik. Kriteria hasil yang diharapkan untuk evaluasi: diperolehkan hasil revisi data, diagnosis, rencana tindakan berdasarkan
evaluasi, klien berpartisipasi dalam proses evaluasi dan revisi rencana tindakan, hasil evaluasi digunakan untuk mengambil keputusan, dan evaluasi tindakan
terdokumentasikan sedemikian rupa yang menunjukkan kontribusi terhadap efektifitas tindakan keperawatan dan penelitian.
Universitas Sumatera Utara
2.3.2.6. Standar VI : Dokumentasi
Potter and Perry 2005 menjelaskan bahwa setiap perawatan kesehatan, dokumentasi adalah salah satu yang paling penting. Dokumentasi
adalah segala sesuatu yang tertulis atau tercetak yang diandalkan sebagai catatan tentang bukti bagi individu yang berwenang. Pendokumentasian yang baik tidak
hanya mencerminkan
kualitas perawatan
tetapi juga
membuktikan pertanggunggugatan setiap anggota tim perawatan dalam mencerminkan
perawatan. Walaupun setiap lembaga rumah sakit berbeda dalam menggunakan
format pencatatan tetapi secara mendasar semua catatan mengandung informasi sebagai berikut menurut Potter and Perry 2005: identifikasi klien dan data
demografi klien, surat izin untuk pengobatan dan prosedur, riwayat keperawatan saat masuk, diagnosa keperawatan atau masalah keperawatan, rencana asuhan
keperawatan dan multidisiplin, catatan tentang tindakan asuhan keperawatan dan evaluasi keperawatan, riwayat medis, diagnosis medis, pesanan terapeutik,
catatan perkembangan medis dan disiplin kesehatan, laporan tentang pemeriksaan fisik, laporan tentang pemeriksaan diagnostic, dan ringkasan pemulangan dan
ringkasan tentang pemulangan.
Universitas Sumatera Utara
30
BAB 3 KERANGKA PENELITIAN
3.1. Kerangka Konseptual
Berdasarkan tujuan penelitian serta tinjauan kepustakaan maka, kerangka konsep dapat digambarkan sebagai berikut :
Skema 3.1. Kerangka konseptual Peran Perawat dalam Memberikan Asuhan Keperawatan pada Anak di Ruang Inap Anak Rumah Sakit Umum
Pusat Haji Adam Malik Medan. Peran Perawat
- Pemberi asuhan
keperawatan -
Advokat -
Edukator -
Koordinator -
Kolaborator -
Konsultan -
Pembaharu peneliti
30
Universitas Sumatera Utara