Sejarah Perlindungan Konsumen di Barat

18

1. Sejarah Perlindungan Konsumen di Barat

Pada awalnya hukum perlindungan konsumen di barat dimulai dengan lahirinya gerakan perlindungan konsumen consumers movement , yang disebut sebagai era pertama pergerakan konsumen. Amerika Serikat tercatat sebagai Negara yang banyak memberikan sumabangan dalam masalah perlindungan konsumen.Di New York pada tahun 1891 terbentuk liga konsumen yang pertama kali, dan pada tahun1898 terbentuk liga konsumen nasional di Amerika Serikat. Organisasi ini kemudian tumbuh dan berkembang dengan pesat, sehingga pada tahun 1903 Liga Konsumen Nasional di Amerika Serikat telah berkembang 64 cabang yang meliputi20 negara bagian. 14 Perjuangan untuk mewujudkan perlindungan konsumen ini juga mengalami hambatan dan rintangan.Untuk meloloskan The Food and Drugs Act dan The Meat Inspection Act telah mengalami kegagalan berulang- ulang.Hal ini terbukti dengan kegagalan Parlemen Amerika Serikat untuk meloloskan Undan-Undang tersebut pada tahun 1892. Usaha tersebut di coba lagi pada tahun 1902 dengan mendapat dukungan bersama-sama oleh Liga Konsumen Nasional, The General Federation of Women’s Club dan State Food and Diary Chemits, namun tetap juga gagal. Akhirnya The Food and Drugs Act dan The Meat Isnspection Act lahir pada tahun 1906 15 14 Gunawan Widjaja dan Ahmad Yani, Op. cit., hal. 13. 15 Munir Fuady, Hukum Bisnis dalam Teori dan Praktik, Buku Kedua, Bandung : Citra aditya Bakti, 1994, hal.185 . Perkembagan selanjutnya terjadi pada tahun 1914, dengan dibukanya kemungkinan untuk terbentuknya komisi yang bergerak dalam perlindungan 19 konsumen, yaitu FTC FederalTrade Comission, dengan The Federal Trade Comission Act. Era kedua pergerakan konsumen di pentas internasional terjadi sekitar tahun 1903-an. Para pendidik melihat tentang urgensi pendidikan konsumen yang baik. Pada era ini telah dimulai pemeriksaan terhadap barang-barang yang akan dipasarkan kepada konsumen, diantaranya dengan menulis beberapa buku. Pada tahun 1927, Stuart Chase dan F.J. Schlink menulis buku Your Money’s worth dengan subtitle A Study in the Waste of the Consumen Dollar”. Pada tahun 1934 F.J. Schlink kembali menerbitkan beberapa buku, yaitu; “100.000.000 Guinea Pigs, Skin Deep, American Chamber of Horrors, dan Counterfeit, Not Your Money but What It Buys. Tragedi elixir sulfalinamide, sejenis obatan dari bahan sulfa, pada tahun 1937 menyebabkan 93 orang konsumennya di Amerika Serikat meninggal dunia. Tragedi ini ternyata mendorong terbentuknya The Food, Drug and Cosmetics Act pada tahun 1938, yang merupakan amandemen dari The Food and Drugs Act tahun 1906. 16 Era ketiga dari pergerakan perlindungan konsumen terjadi pada tahun 1960-an, era ini melahirkan satu cabang hukum yang baru, yaitu hukum konsumen consumers law . Pada tanggal 15 Maret 1962 John F. Kennedy menyampaikan consumers message di hadapan Kongres Amerika Serikat, dan sejak itu dianggap sebagai era baru perlindungan konsumen. Pesan tersebut kemudian didukung oleh mantan presiden Amerika Serikat Lyndon Johnson dan Richard Nixon, dalam preambul consumers massage ini dicantumkan 16 Gunawan Widjaja Dan Ahmad Yani, Op. cit., hal. 14 20 formulasi pokok-pokok pikiran yang sampai sekarang terkenal sebagai hak- hak konsumen consumers bill of right. 17 Perhatian dan apresiasi yang besar terhadap masalah-masalah perlindungan konsumen juga dilakukan oleh Jimmy Carter.Pandangan Carter mengenai isu perlindungan konsumen sebagai a breath of fresh air 18 .Sehingga Gunawan Widjaja dan Ahmad Yani menyebutkan, bahwa Jimmy Carter juga dapat dipandang sebagai pendekar perlindungan konsumen karena perhatian dan apresiasinya yang besar. 19 Di India, prinsip-prinsip perlindungan konsumen juga telah lahir sebelum era ketiga, antara lainIndian Contract Act tahun 1872, The Specific Relief Act tahun 1877, yang kemudian diganti dengan The Specific Relief Act tahun 1963, dan lain-lain. Namun pengaturan perlindungan Konsumen di India Consumers Protection Act baru muncul pada tahun 1986. Di Negara-negara lain selain Amerika Serikat, baik di Negara maju maupun di Negara berkembang, aspek perlindungan terhadap hak-hak konsumen bangkit dan berkembang setelah era ketiga. Kendatipun sebelumnya telah lahir undang-undang yang berikaitan dengan perlindungan konsumen di bebrapa Negara tersebut. Inggris telah memberlakukan Hops Prevention of Frauds Act tahun 1866, The Sale of Goods Act, tahun 1893, Fabrics Misdescription Act, tahun 1913, The Food and Drugs Act, yakni the Consumers Protection Act baru muncul pada tahun 1961 yang kemudian diamandemir pada tahun 1971. 20 17 Zulham , Hukum Perlindungan Konsumen, Medan : Kencana, 2012, hal 28 18 Munir Fuady, Op. cit., hal. 187 19 Gunawan Widjaja dan Ahmad Yani, Op. cit., hal. 14 20 Zulham, Op. cit, hal 30 21 Adapun di Meksiko, pertama kali meneluarkan hukum perlindungan konsumen pada tahun 1975 melalui Mexico’s Federal Concumer Protection Act FCPA. Sebelumnya pengaturan perlindungan konsumen di Meksiko pada dasarnya tidak ada. Era ketiga ini menyadarkan dunia internasional untuk membentuk Undang-Undang Perlindungan Konsumen, beberapa diantaranya: 21 b. Thailand : Consumers Act, tahun 1979; a. Singapura: The Consumers Protection Trade Description and Safety Requirement Act, tahun 1975; c. Jepang : The Consumers Protection Fundamental Act, tahun 1968; d. Australia : Consumers Affairi, tahun 1978; e. Irlandia: Consumers Information Act, tahun1978; f. Finlandia:Consumers Protection Act, tahun 1978; g. Inggris: The Consumers Protection Act tahun 1961, diamandemir tahun 1971; h. Kanada: The Consumers ProtectionAct dan The Consumer Protection Amendement Act, tahun 1971; dan i. Amerika Serikat: The Uniform Trade Practieces and Consumer Protection Act UTPCP tahun 1967, dimandemir tahun 1969 dan 1970, kemudian Unfair Trade Practices and Consumers Protection Louisana Law, tahun 1973. 21 Gunawan Widjaja dan Ahmad Yani, Op. cit., hal. 15 22 Masyarakat Eropa menempuh melalui dua tahap program terkait dengan gerakan perlindungan konsumen, yaitu ; program pertama pada tahun 1973 dan program kedau pada tahun 1981. Fokus program pertama, terkait dengan kecurangan produsen terhadap konsumen, seperti kontrak standar, ketentuan perkreditan, penjualan yang bersifat memaksa, kerugian akibat mengonsumsi produk cacat, praktik iklan yang menyesatkan, serta jaminan setelah pembelian produk. Fokus program kedua, terkait dengan penekanan kembali hak-hak dasar konsumen yang kemudian dilanjutkan dengan pengeluaran tiga kerangka acuan perlindungan konsumen. Pertama, produk yang dipasarkan harus memnuhi standar kesehatan dan keselamatan konsumen. Kedua , Konsumen harus dapat menikmati keuntungan dari pasar bersama dengan masyarakat Eropa. Ketiga, bahwa kepentingan konsumen harus selalu diperhitungkan dalam setiap kebijan-kebijakan yang dikeluarkan masyarakat Eropa. Akhirnya, pada tahun 1985 Persatuan Bangsa-Bangsa PBB dengan surat bulat menerbitkan Resolusi PBB Nomor ARES39248 tanggal 16 April 1985 tentang The Guidelines For Consumer Protection. Dalam Guidelines terdapat enam kepentingan konsumen yang harus dilindungi, yaitu : 22 22 Zulham, Op. cit, hal 32 1 Perlindungan konsumen dari bahaya-bahaya terhadap kesehatan dan keamanannya; 2 Promosi dan perlindungan kepentingan ekonomi sosial konsumen; 23 3 Tersedianya informasi yang memadai bagi konsumen untuk memberian kemampuan mereka melakukan pilihan yang tepat sesuai kehendak dan kebutuhan pribadi; 4 Pendidikan konsumen; 5 Tersedianya upaya ganti rugi yang efektif; dan 6 Kebebasan untuk membentuk organisasi konsumen atau organisasi lainnya yang relevan dan memberikan kesempatan kepada organisasi tersebut untuk menyuarakan pendapatnya dalam proses pengambilan keputusan yang menyangkut kepentingan mereka

2. SejarahPerlindunganKonsumenDiIndonesia

Dokumen yang terkait

PERJANJIAN PENGADAAN SAYUR DAN BUAH OLEH PT AEROFOOD INDONESIA MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN

0 8 61

Pelaksanaan Ganti Kerugian Terhadap Layanan Pos Express Pada PT. Pos Indonesia Persero Dikaitkan Dengan Undang-Undang Nomor 8 tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen.

0 1 11

PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP BARANG-BARANG YANG HILANG DI KAMAR HOTEL DI KAITKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NO. 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN.

0 0 1

Pertangggungjawaban Pos Express terhadap Gugatan Konsumen Pengguna Jasa Pos Express Ditinjau Dari Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.

0 0 2

Pertangggungjawaban Pos Express terhadap Gugatan Konsumen Pengguna Jasa Pos Express Ditinjau Dari Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.

0 6 146

Undang Undang No. 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN

1 1 45

PERLINDUNGAN BARANG KIRIMAN KONSUMEN DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NO. 08 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN (Studi Kasus di PT. Pos Indonesia Cabang Ungaran) - Test Repository

0 0 96

PELAKSANAAN PERLINDUNGAN KONSUMEN ATAS KEHILANGAN BARANG PADA PENGIRIMAN OLEH JASA EKSPEDISI BARANG BERDASAR UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN (Studi pada Kantor Pos Solo) - UNS Institutional Repository

0 0 17

PELAKSANAAN TANGGUNG JAWAB PT POS INDONESIA CABANG SEMARANG TERHADAP KONSUMEN POS EXPRESS DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN SKRIPSI

0 1 9

PELAKSANAAN TANGGUNG JAWAB PT POS INDONESIA CABANG SEMARANG TERHADAP KONSUMEN POS EXPRESS DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN SKRIPSI

0 0 9